159 research outputs found
Exfoliative Dermatitis (Eritrodermi)
Di antara kelainan kulit yang mayoritas merupakan kelinan yang ringan, ada beberapa kelainan kulit yang termasuk dalam kegawatdaruratan di bidang dermatologi, sehingga tenaga kesehatan perlu mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat. Selain itu, juga perlu memahami waktu dan cara yang tepat dalam merujuk pasien yang mengalami kegawatdaruratan dalam bidang kulit. Dalam makalah ini disajikan penyakit yang termasuk dalam kegawatdaruratan di bidang dermatologi yang memberikan gambaran exfoliative dermatitis yaitu eritrodermi
The Varicella-Zoster Virus Vaccines: Benefits and Risks
Varicella (chickenpox) and herpes zoster (shingles) are distinc clinical entities caused by Varicella-zoster virus (VZV). Varicella is a highly contagious exanthema that occurs most often in children. In normal children, systemic symptoms are usually mild and serious complications are rare. In adult and immunologically compromised persons, varicella is more likely to be associated with life-threatening complications. Herpes zoster (HZ) is a viral disease characterized by a dermatologic and neurologic involvement caused by the reactivation of the latent varicella zoster virus (VZV) acquired during primary infection (varicella). HZ incidence increases with age and is related to waning specific cell-mediated immunity (CMI). Pain is an important clinical manifestation of herpes zoster, and the most common debilitating complication is chronic pain or post-herpetic neuralgia (PHN) characterized by chronic pain lasting at least 30 days, with impact on patients’ quality of life. Available treatments are quite unsatisfactory in reducing pain and length of the disease. The evaluation of the epidemiology, the debilitating complications of varicella and HZ, the sub-optimal available treatments and the costs related to the diagnosis and clinical/therapeutic management of varicella and HZ patients have been rationale for the search of an adequate preventive measure against these diseases. The use of varicella vaccine reduces the incidences, hospitalization, and complications of varicella. Zoster vaccine reduces the incidence of herpes zoster by one-half and the incidence of PHN by two-thirds. Clinical studies show a good level of efficacy and effectiveness, particularly against the burden of illness and PHN in all age classes. Herpes zoster vaccine is needed for older person to reduce the incidences, hospitalization, and complications of herpes zoster, especially PHN
Gonorrhea Superbug: a Major Concern in Gonococcal Infection Management
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya menyebabkan tingginya insidensi infeksi akut dan komplikasi tetapi juga memainkan peran utama dalam memfasilitasi transmisi human immunodeficiency virus (HIV). Salah satu kebutuhan kesehatan masyarakat yang utama untuk mengontrol gonore adalah pengobatan yang efektif dan sesuai. Namun, pilihan pengobatan untuk gonore berkurang oleh karena telah berkembang resistensi Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antimikrob seperti sulfanilamide, penicillin, tetracycline, dan floroquinolone. Bahkan telah dibuktikan di beberapa negara terjadi penurunan kepekaan terhadap
cephalosporins. Pedoman pengobatan saat ini merekomendasikan penggunaan dual terapi golongan cephalosporin dan azythromicyn. Munculnya dan penyebaran strain N. gonorrhoeae yang resisten terhadap cephalosporin dan multidrug-resistance sehingga menghasilkan “gonorrhea superbug”, merupakan tren yang mengkhawatirkan yang memerlukan pemantauan dan penelitian. Laboratorium klinis rutin perlu waspada untuk mendeteksi strain tersebut sehingga strategi untuk pengendalian dan pencegahan dapat ditinjau dan direvisi dari waktu ke waktu. Penting untuk menjelaskan mekanisme genetik yang bertanggung jawab dalam penurunan kepekaan dan terjadinya resistensi di masa
depan. Diperlukan juga penelitian yang aman, senyawa antigonokokus alternatif yang dapat diberikan secara oral dan memiliki potensi yang efektif, yang memungkinkan keberhasilan terapi yang tinggi (angka kesembuhan lebih besar dari 95,0%)
Terapi Telomere Pada Aging
Pemendekan telomer dianggap sebagai salah satu karakteristik utama dari penuaan (aging) sel karena membatasi pembelahan sel. Pemendekan telomer yang progesif mengarah ke penuaan, apoptosis, atau transformasi onkogenik, berefek terhadap kesehatan dan usia individu, peningkatan insidensi penyakit dan daya hidup yang rendah. Disamping keuntungan fundamental dari pemahaman tentang telomer dan telomerase, proteksi telomer merupakan wilayah penting. Kini, sudah terbukti bahwa penelitian tentang protein yang berkaitan dengan telomer memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dasar gambaran penuaan yang berkaitan dengan telomer. Masih perlu penelitian di masa mendatang yang bertujuan untuk perlindungan telomer dan menghambat respons kerusakan DNA di kulit manusia termasuk penelitian tentang telomere binding protein. Masih sedikit hal yang diketahui tentang ekspresi telomere binding protein pada kulit manusia dan modulasi ekspresinya dikaitkan dengan proses penuaan, hal tersebut masih merupakan hal menarik dari penelitian kulit dan merupakan area penting untuk proteksi kulit dan perkembangan antiaging
Folikulitis
Infeksi kulit karena bakteri yang disebut pioderma terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus sp. (Craft, 2012; Foster, 2005). Folikulitis merupakan pioderma di folikel rambut terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Folikulitis diklasifikasikan menurut kedalaman invasi Staphylococcus aureus (folikulitis superfisial dan deep foliculitis), dan menurut etiologi. Biasanya mengenai folikel rambut pada kelopak mata, aksila, pubis, dan paha
Steven-Johnsons Syndrome (SJS) Dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
Rash dan keluhan kulit sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan beberapa diantaranya termasuk dalam kegawatdaruratan dermatologi, sehingga tenaga kesehatan perlu mengetahui tipe-tipe kelainan yang termasuk dalam kegawatdaruratan dalam bidang dermatologi yang dapat mengancam keselamatan pasien. Selain itu juga perlu memahami penatalaksanaan yang tepat dalam menangani kasus-kasus tersebut. Tidak kalah penting adalah memahami waktu dan cara yang tepat dalam merujuk pasien yang mengalami kegawatdaruratan dalam bidang kulit. Dalam makalah ini disajikan tentang beberapa kondisi yang termasuk dalam kegawatdaruratan khususnya yang memberikan gambaran nekrolisis epidermal yaitu Steven-Johnsons Syndrome (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
Furunkel Dan Karbunkel
Furunkel (boil) merupakan keradangan aku yang dalam di folikel rambut dan sekitarnya, membentuk nodul nyeri, biasanya didahului atau berkembang dari folikulitus superfasialis dan sering berkembang menjadi abses. Karbunkel merupakan lesi infiltrat yang ekstensif dan dalam yang berkembang menjadi lesi supuratif (Craft, 2012;James et al., 2016
STIs and HIV/AIDS Counseling: Skills and Strategies
Counseling for sexually transmitted infections (STIs) AND HIV/AIDS patients has been ignored for a long time. After the incidence of HIV / AIDS infection increases and has a wide impact for patients, families, and the wider community, counseling becomes one of the important and meaningful processes in tackling the disease. Counseling is a process of applying a communication strategy in helping a person to know and learn to resolve interpersonal and emotional issues well, and motivate the individual to decide certain things or change his behavior. The role of counselor in counseling is to help and facilitate the client to build ability theirself in making wise and realistic decisions, guiding their behavior, and be able to bear the consequences of their choices, and provide up to date information. Counseling consists of pre-tes counseling and post-test counseling. If needed, counseling should be continued by countinous and advanced counseling depend on the clients problems. HIV testing is the most important "entrance" to prevention, care, support, and treatment services.Counseling is an important part of STIs and HIV/AIDS management and is included in disease management and prevention and should be supported by testing, prevention, treatment, care and support services related to STIs and HIV / AIDS, as well as effective post-test referral and counseling mechanisms, medical and psychosocial support
Infeksi Menular Seksual Pada HIV/AIDS: Sifilis, Herpes Simpleks Genitalis, Dan Kondiloma Akuminata
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Jenis IMS banyak sekali, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. IMS merupakan merupakan kofaktor IMS. Pasien IMS yang koinfeksi HIV biasanya memberikan gambaran klinis yang tidak khas, lebih luas, lebih berat dibandingkan pasien IMS non-HIV, juga sering rekuren dan memerlukan terapi lebih lama atau lebih agresif. IMS yang termasuk paling sering sebagai koinfeksi dengan HIV dan dapat memiliki manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan/atau hal yang berbeda jika IMS disertai dengan infeksi HIV/AIDS dibandingkan dengan pasien IMS non-HIV/AIDS antara lain Sifilis, Herpes Simpleks, dan Kondiloma akuminata
A rare case report: Acquired vulva lymphangioma in a young female post tubercular lymphadenitis
Lymphangioma are rare benign proliferations of the lymphatic system. Acquired lymphangioma circumscriptum of the vulva is a superficial lymphatic malformation, presenting as lymph-filled micro-to macroscopic vesicles. We describe a rare case of acquired vulva lymphangioma resulting from tubercular lymphadenitis. A 20-year-old female came to Dermatology and Venereology Outpatient Clinic of Dr. Soetomo General Hospital with chief complain there were multiple clusters vesicles on her genitalia since three months ago. The vesicles followed with discomfort and slightly itchy. There was a lymphedema on both of her inguinal since 5 years ago. She was diagnosed with tubercular lymphadenitis in 13 years old of age. No history of sexual transmitted disease. She had 5 times of cryotherapy and it nearly got remission
- …