13 research outputs found

    Identifikasi Senyawa Antosianin Dan Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Etanol Beras Ketan Hitam (Oryza Sativa L.) Dalam Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Pengobatan Demam Berdarah Dengue

    Full text link
    Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat  adalah beras ketan hitam yang diduga mengandung senyawa antosianin, hal ini terlihat dari warna ungu pekat yang diperlihatkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa antosianin, jenis antosianin apa yang terkandung dalam beras ketan hitam Beras ketan hitam diekstraksi dengan pelarut etanol 80% yang diasamkan dengan asam sitrat 3%. Identifikasi senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan metode skrining fitokimia, sedangkan identifikasi senyawa antosianin dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis menggunakan eluen Forestal (HCL pekat-asam asetat-air) dengan perbandingan 3:30:10 dan BAA (n-Butanol-asam asetat-air) dengan perbandingan 4:1:5. Hasil penelitian menunjukkan melalui uji skrining fitokimia diperoleh hasil bahwa beras ketan hitam positif mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, tanin dan triterpenoid. Dari hasil kromatografi lapis tipis analitik, ekstrak beras ketan hitam mengandung senyawa antosianin. Pada eluen Forestal tidak menghasilkan noda yang jelas dan eluen korosif terhadap plat KLT sedangkan pada eluen BAA menghasilkan noda berwarna merah lembayung dengan nilai Rf sebesar 0,467. Berdasarkan nilai Rf  yang didapat, disimpulkan bahwa beras ketan hitam positif mengandung antosianin dengan jenis pelargonidin 3-glukosida

    Aktivitas Antioksidan Daun Magenta (Peristrophe Bivalvis (L.) Merr) Sebagai Salah Satu Kandidat Pengobatan Bahan Berbasis Herbal Serta Bioaktivitasnya Sebagai Analgetik

    Full text link
    Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan karena kemampuannya menangkap molekul radikal bebas. Antioksidan mampu mendonorkan elektron sehingga radikal bebas tidak reaktif. Daun Magenta  (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia khususnya di Bali. Daun magenta  memiliki kandungan metabolit sekunder yang merupakan senyawa yang dapat berfungsi sebagai  antioksidan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas antioksidan dari daun Magenta  (Peristrophe bivalvis (L.) Merr ini. Penelitian ini diawali dengan penyiapan sampel berupa ektrak etanol daun Magenta  (Peristrophe bivalvis (L.) Merr lalu dimaserasi dengan pelarut etanol 96%. Kemudian dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Hasil persentase peredaman tersebut diplotkan dalam sebuah kurva regresi linear sehingga diperoleh nilai IC50. Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan diperoleh kurva regresi linear dengan persamaan, y = 2,9398x + 3,9518 dan R2= 0,9878 sehingga diperoleh nilai IC50 sebesar 15,675 ppm dan tergolong aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Penelitian ini juga menguji bioaktivitas ekstrak etanol daun magenta sebagai analgetik  dengan menguji presentase proteksi terhadap paparan dari penginduksi nyeri yaitu asam asetat 1%. Persentase proteksi dari ekstrak daun magenta menunjukkan hasil terbaik pada dosis pemberian 2g/KgBB dengan proses proteksi sebesar : 77,161%

    Phytochemical Identification of Magenta Leaf Extract (Peristrophe Bivalvis (L.) Merr) and Acute Toxicity Test on Male White Mice with LD50 Determination

    Full text link
    Magenta leaves (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) are used as natural dyes for the food and pharmaceutical industries. Apart from acting as decorations in food ingredients, Magenta leaves have many biological activities in the pharmaceutical field including treatment of blood diseases, anti-hypertension, anti-hyperlipidemia, fungistatic and antibacterial properties. For the safety of the utilization of magenta leaves if used as a treatment, it is necessary to conduct research to determine the content of secondary metabolites and conduct acute toxicity tests of Magenta leaf extract in male white mice measured quantitatively with LD50. This type of research is experimental with a randomized post-test only control group design. Samples of 25 male white mice divided into 1 control group and 4 treatment groups, each consisting of 5 mice. The control group (P1) give a placebo, treatment group 2 (P2), 3 (P3), 4 (P4) and 5 (P5) were given a solution of Magenta leaf extract with successive doses with a dose of 1 g / KgBB, 2 g / KgBB, 4 g / KgBB and 8 g / KgBB. The test preparation was given orally with only one administration at the beginning of the study period. Extraction was carried out using 80% ethanol by maceration. Testing the content of secondary metabolites in Magenta leaf extract was carried out by tube reaction. After identification of secondary metabolites, the extract of the positive Magenta plant contains alkaloid compounds, flavonoids, saponins, triterpenoids, and tannins. The LD50 value of Magenta leaf extract is greater than 8 g / kgBB. Magenta leaf extract is a material that is practically non-toxic based on Loomis criteria (1978) and no significant clinical symptoms of acute toxicity were found in all experimental animals

    Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor) Sebagai Diuretik Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Novergicus)

    Full text link
    Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal. Salah satu tumbuhan yang secara empirik berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun bayam merah (Amaranthus tricolor). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun bayam merah pada tikus putih jantan galur wistar. Hewan uji sebanyak 24 ekor tikus jantan galur wistar dibagi menjadi 4 kelompok dipuasakan selama 5-6 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi CMC Na 0,5%, kelompok II kontrol positif diberi suspensi furosemid dosis 0,72mg/ 200gBB, kelompok III diberi suspensi ekstrak 25% dan kelompok IV suspensi ekstrak 40%. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi 5 ml air minum secara per oral tiap 3 jam. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p < 0,05) antara kontrol negatif dan kontrol positif serta konsentrasi ekstrak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan ekstrak etanol daun bayam merah memiliki efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar

    Uji Efektivitas Afrodisiaka dari Ekstrak Etanol Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-sinensis L.) pada Tikus (Rattus Norvegicus L.) Putih Jantan

    Full text link
    Afrodisiaka adalah semua bahan baik obat dan makanan yang dapat membangkitkan gairah seksual. Di Indonesia terdapat begitu banyak bahan tanaman obat herbal alami yang dapat digunakan sebagai afrodisiaka. Salah satu tanaman yang dipercaya mempunyai khasiat sebagai afrodisiaka adalah tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) sebagai afrodisiaka pada tikus (Rattus norvegicus L.) putih jantan. Ekstrak bunga kembang sepatu diberikan secara oral setiap hari selama 8 hari. Terdapat 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol yang diberikan akuades, kelompok perlakuan I diberikan ekstrak bunga kembang sepatu dengan dosis 1 g/KgBB, dan kelompok perlakuan II diberikan ekstrak bunga kembang sepatu konsentrasi 2g/KgBB, Parameter pengukuran berupa introduction (pendekatan), climbing (menunggang), dan coitus (kawin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga kembang sepatu dapat meningkatkan libido tikus putih jantan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak bunga kembang sepatu secara oral selama 8 hari efektif meningkatkan libido tikus jantan pada dosis 1g/KgBB

    Formulasi Spray Gel Minyak Atsiri Kayu Cendana (Santalum Album L.): sebagai Salah Satu Kandidat Sediaan Anti Inflamasi

    Full text link
    Secara empiris Cendana (Santalum album L.) digunakan sebagai antidepresan, antiinflamasi, antijamur, astringent, obat penenang, insektisida, dan antiseptik. Penggunaan tanaman obat dapat ditingkatkan Kenyamanannya dengan memformulasikan dalam bentuk sediaan obat. Salah satu sediaan topikal yang cocok untuk inflamasi adalah spray gel. Sediaan spray ini lebih praktis dalam penggunaannya dan juga lebih aman sebab tingkat kontaminasi mikroorganisme lebih rendah karena penggunaannya yang disemprotkan tanpa kontak langsung dengan tangan seperti halnya sediaan topikal lainnya. Konsistensi gel yang memiliki daya lekat cukup tinggi membuat waktu kontak obat yang relatif lebih lama dibanding sediaan lainnya. Pada pembuatan spray gel dengan kandungan minyak atsiri diperlukan adanya emulsifying agent. Carbopol sebagai emulsifying agent yang dipilih dalam formulasi spray gel minyak atsiri cendana, akan dapat menstabilkan zat aktif berbentuk minyak dalam basis berair dengan cara menurunkan tegangan permukaan Fase air dan Fase minyak. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium murni dengan observasional eksperimental. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan skala pengamatan dan pengukuran. Pengamatan diakukan terhadap organoleptik dan homogenitas sediaan, serta pengukuran dilakukan terhadap pH, pola penyemprotan, daya sebar lekat dan stabilitas mekanik. Dilakukan analisis statistik terhadap data hasil uji bobot pola penyemprotan dan dilanjutkan dengan uji independent t-test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi spray gel minyak atsiri kayu cendana (Santalum album L.) dengan variasi carbopol 0,1% (F1) memiliki pola penyemprotan yang baik, dan dengan carbopol 0,3% (F2) memiliki daya lekat yang baik

    Phytochemical Screening and in Vivo Test of Dewandaru (Eugenia Uniflora L) Fruit Extract on Mice Exposed to Cigarette Smoke

    Full text link
    Cigarette smoke contains various toxic chemical compounds which can trigger oxidative stress. Biomarkers to show the degree of oxidative stress that occurs are levels of malondialdehyde (MDA) The n-Butanol extract of Eugenia uniflora fruit contains compounds that have antioxidant activity of phenolic and non-phenolic compounds. The purpose of this study was phytochemical screening and the effect of giving n-Butanol extract of fruit Eugenia uniflora L on oxidative stress mice exposed to cigarette smoke. The research design was an experimental randomized post-test control group design, The control group of mice was only given exposure to cigarette smoke 1 stick per day (K), the second group was given exposure to cigarette smoke 1 stick per day P1 dose of 100 mg /KgBB, the third group was given exposure to cigarette smoke 1 stick per day P2 dose 200 mg /KgBB, n-Butanol Dewandaru fruit extract. The treatment of experimental animals was given for 30 days, malondialdehyde was analyzed using the Elisa method

    Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit Jantan (Mus Musculus L.)

    Full text link
    Kulit merupakan perlindungan pertama pada tubuh. Kulit mempunyai fungsi yang begitu penting untuk melindungi tubuh dari gangguan cuaca, mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan zat-zat kimia sehingga sering kali kulit mudah terkena luka. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena melibatkan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling berkesinambungan yang terbagi dalam tiga Fase yaitu Fase inflamasi, Fase poliferasi dan Fase maturasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized control group pretest posttest design. Pengujian menggunakan 18 ekor mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kontrol negatif, ekstrak belimbing wuluh 200 mg/Kg BB dan ekstrak belimbing wuluh 400 mg/Kg BB. Semua mencit disayat pada daerah punggung menggunakan scalpel sepanjang 2 cm. Pengamatan luka dilakukan setiap hari selama 10 hari, panjang luka sayat diukur menggunakan jangka sorong. Analisis data diuji secara statistik dengan menggunakan metode SPSS ver.16. Hasil uji Wilcoxon pada masing-masing kelompok diperoleh nilai sig. 0,000 (p<0,005), hal ini menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada penyembuhan luka sayat sebelum dan setelah perlakuan. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok ekstrak 200 mg/Kg BB dan 400 mg/Kg BB, diperoleh nilai sig. sebesar 0,038 dan 0,002 (secara berurutan) (p<0,005). Hal ini menunjukkan ada perbedaan efektivitas ekstrak belimbing wuluh dengan kontrol negatif (aquadest). Pada kelompok ekstrak 200 mg/Kg BB dengan kelompok ekstrak 400 mg/Kg BB diperoleh nilai sig. 0,317 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas ekstrak belimbing wuluh 200 mg/Kg BB dengan 400 mg/Kg BB tidak ada perbedaan secara bermakna dalam menyembuhkan luka sayat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh dengan 200 mg/Kg BB dapat menyembuhkan luka sayat pada mencit

    Efektivitas Bunga Kenanga (Cananga Odorata Hook.f & Th) Sebagai Hepatoprotektor Pada Tikus Putih ( Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Carbon Tetra Chloride

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang dimiliki oleh ekstrak Bunga kenanga (Cananga odorata Hook.F & TH) terhadap penurunan kadar SGOT dan SGPT tikus yang diinduksi Carbon Tetra Chloride dan untuk mengetahui seberapa besar pemberian ekstrak Bunga kenanga (Cananga odorata Hook.F & TH) dapat menghambat kerusakan hati dengan mengamati gambaran histopatologi pada tikus yang diinduksi oleh Carbon Tetra Chloride. Dosis yang terbukti efektif sebagai hepatoprotektor yaitu dosis 400mg/kg dan dosis 800mg/kgBB dengan p<0,05 serta ditandai dengan penurunan kadar SGOT dan SGPT. Sedangkan hasil histopatologi hepar tikus, menunjukkan rerata jumlah nekrosis yang berbeda antara kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga, dan kelompok empat secara berturut-turut menggunakan uji kemaknaan One Way ANOVA 16,7 (p=0,001), 32,75 (p=0,001), 28,8 (p=0,001), 15,5 (p=0,001), 12 (p=0,001). Dilanjutkan dengan uji komparasi menggunakan One Way ANOVA untuk melihat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan, sehingga diperoleh hasil P1:P2 (p=0,001), P1:P3 (p=0,001), P1:P4 (p=0,157), P1:P5 (p=0,001). Hasil penelitian rerata nekrosis menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga kenanga Bali dosis 200 mg/kg BB (P3) belum efektif sebagai hepatoprotektor. Dosis yang terbukti efektif sebagai hepatoprotektor adalah dosis 400 mg/kg BB (P4) karena memiliki efek yang sama seperti obat hepatoprotektor yang beredar di pasaran (P1) dan dosis 800 mg/kg BB. Namun, setelah dianalisis berdasarkan histopatologi hepar tikus, dosis 800 mg/kg BB menunjukkan hasil yang lebih baik

    Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium Flagelliforme) Dengan Metode Dpph (1,1- Diphenyl-2-picryhidrazyl)

    Full text link
    Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) suku Araceae merupakan salah satu tanaman obat Indonesia, yang diduga berkhasiat membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker, menekan efek negatif dari proses pengobatan modern (khemoterapi) seperti rambut rontok, nafsu makan hilang, rasa mual dan rasa nyeri di tubuh, bersifat antivirus dan anti bakteri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun keladi tikus yang terdapat di Sidakarya, Denpasar, Bali. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etanol daun keladi tikus dilakukan dengan metode penangkapan radikal DPPH. Pengujian ini diawali dengan penyiapan sampel, kemudian diekstraksi dengan metode ultrasonik dengan pelarut etanol. Uji aktivitas antioksidan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil persentase peredaman diplotkan untuk mendapat kurva regresi linier. Sehingga didapat persamaan y = bx + a dan nilai IC50 dihitung dari persamaan regresi linier yang diperoleh. Uji aktivitas antioksidan etanol daun keladi tikus diukur pada panjang gelombang 518 nm. Dari kurva regresi diperoleh persamaan regresi adalah y = 0.527x + 9.891 dan R2= 0,985. Nilai IC50 yang diperoleh sebesar 76.10 ppm. Antioksidan yang terkandung dalam ekstrak etanol daun keladi tikus dikatagorikan dalam antioksidan kuat
    corecore