7 research outputs found

    Pengaruh Percampuran Air Terhadap Oksigen Terlarut Di Sekitar Karamba Jaring Apung, Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat

    Full text link
    Penelitian dilakukan di sekitar keramba apung Waduk Cirata (KJA), Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui fluktuasi ketersediaan oksigen terlarut dalam perairan, melalui percampuran massa air yang diambil dari beberapa kedalaman. Konsentrasi DO di lokasi KJA di Waduk Cirata menurun seiring bertambahnya kedalaman dengan kisaran rata-rata adalah 0,3 - 0,5 mg/l (lapisan dasar) hingga 8,0 - 8,4 mg/l (permukaan). Distribusi vertikal oksigen terlarut menggambarkan tipe perairan clinograde. Kedalaman zona eufotik mencapai 3,81 m. Terdapat variasi ketersediaan oksigen terlarut dari pencampuran massa air meromictic dan holomictic. Pada perlakuan 1 (meromictic hingga 12 m) nilai rata-rata DO yaitu 7,00 - 7,41 mg/l. Perlakuan 2 (meromictic hingga 24 m) nilai rata-rata DO 5,28 - 5,48 mg/l. Perlakuan 3 (holomictic hingga 42 m) memiliki nilai rata-rata DO sebesar 2,44 - 2,84 mg/l. Jika terjadi percampuran meromictic hingga kedalaman 12 m dan 24 m maka kegiatan budidaya ikan masih dianggap layak, karena nilai DO >5 mg/l. Akan tetapi, pencampuran holomictic mengakibatkan DO melewati ambang batas, sehingga tidak dapat menopang budidaya perikana

    Produktivitas Primer Fitoplankton dan Keterkaitannya dengan Unsur Hara dan Cahaya di Perairan Teluk Banten

    Full text link
    Pada ekosistem perairan, keberadaan cahaya dan unsur hara di kolom air merupakan faktor utama yang mengontrol laju produktivitas primer fitoplankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara produktivitas primer fitoplankton dengan keberadaan intensitas cahaya dan unsur hara di kolom perairan Teluk Banten. Pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan metode oksigen botol terang dan gelap. Pengambilan contoh air laut untuk pengukuran produktivitas primer dan unsur hara dilakukan pada dua stasiun dengan empat titik kedalaman. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas primer fitoplankton pada setiap kedalaman inkubasi berkisar dari 13.56-29.59 mg C/m3/jam di kedua stasiun pengamatan. Terdapat kecenderungan kolom perairan di lokasi penelitian termasuk massa airnya tercampur. Hal ini terlihat dari distribusi vertikal unsur hara yang homogen. Disamping itu, cahaya cenderung berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Terdapat hubungan yang sangat erat antara cahaya yang ada di kolom air dengan produktivitas primer (82% dan 64%) dan sebaliknya, unsur hara dengan produktivitas primer berkorelasi lemah (berkisar antara 0.9%-16.5%). Cahaya lebih bersifat sebagai pembatas dibanding unsur hara bagi produktivitas primer

    Karakteristik Kualitas Air Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

    Full text link
    Pada bagian hulu Sungai Cihideung terdapat aktivitas pertanian, ladang, budidaya perikanan, dan jarang ditemukan pemukiman penduduk. Limpasan aktivitas pertanian dan budidaya perikanan, limpasan dari bengkel, dan limpasan dari pemukiman penduduk, akan berpengaruh terhadap karakteristik kualitas air sungai. Penelitian dilakukan di Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengambilan contoh dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui status kualitas air Sungai Cihideung, mulai dari Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, yang merupakan bagian hulu, hingga hilir yakni di belakang gedung Unit Satwa Harapan, Fakultas Peternakan, IPB di Desa Babakan. Karakteristik kualitas air sungai dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengelolaan kualitas air sungai yang berkaitan dengan masukan dari lingkungan sekitarnya. Perairan Sungai Cihideung memiliki suhu 24-280C. Kekeruhan berkisar 11-32,3 NTU. TSS 0,67-32,67 mg/l. TDS 40,93-65,53 mg/l. Debit air 0,24-2,07 m3/detik. Perairan Sungai Cihideung memiliki kisaran pH 5,83-7,36. DO 8,34-10,58 mg/l. BOD5 0,20-4,12 mg/l. NH3-N 0,005-0,23 mg/l. NO3-N 0,06-0,70 mg/l. NO2-N 0,01-0,03 mg/l, dan total fosfat 0,48-1,07 mg/l. Indeks Storet memperlihatkan bahwa stasiun 1,3,4,5, Sungai Cihideung termasuk dalam kategori tercemar ringan (skor -8 sampai -10). Stasiun 2 tercemar sedang (skor -12). Hal ini karena telah terlampauinya baku mutu pH, NH3-N, dan total fosfa

    Produktitvitas Diatom Perifitik Yang Ditumbuhkan Pada Tipe Subtrat Berbeda Sebagai Alternatif Penyediaan Pakan Alami Udang

    Full text link
    The Productivity of Periphytic Diatom Grown on Different Types of Substrates asan Alternative on Providing Natural Feed for shrimp. Providing natural feed is anattempt to support fisheries culture in a polite way for the sustainability of environment.Periphytic community is living aquatic resources that have a potential value for thispurpose. The major component of saline water periphytic community is diatom.The study was emphasized on diatom presentation grown on two types of artificialsubstrates: biocrete (sand, palm fiber, cement) and zeocrete (zeolite, palm fiber, cement).The reseach was conducted in laboratory with an experimen design follows split splitplot in times. The aim of the research is to study the ecological factor and availablenutrients to support the growth of periphitic diatoms (Amphora, Cyclotella, Melosira,Navicula, Phaeodactylum, and Thallassiosira) on two different substrates. Theproductivity of diatom, and the effect of shrimp larvae on the diatom productivity werealso analyzed. Two fertilized materials (biocrete and zeocrete) with two main treatmentsand three levels of treatments each, and unfertilized materials were used as artificialsubstrates for periphitic diatoms. The results show that all treatment could give sufficientbiological available nutrient for the diatoms. The highest diatom productivity was achievedby the population on third level ratio of fertilized biocrete and zeocrete (added by fertilizedwith N:P ratio of 30:l). Diatom productivity follows the shrimp larvae grazing. Theshrimp larvae could grow well on the media with diatom that were grown on fertilizedbiocrete

    Hubungan antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter Fisik-kimiawi Perairan di Teluk Jakarta

    Full text link
    Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu perairan, selain sebagai dasar dari rantai pakan (primary producer) juga merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur komunitas dan kelimpahan fitoplankton di Perairan Teluk Jakarta serta mempelajari hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan beberapa parameter fisik-kimiawi perairan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus, September, dan November 2009 di Teluk Jakarta, pada 9 (sembilan) stasiun dengan metode pengendapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 47 genera dari 4 (empat) kelas fitoplankton yang terdiri atas 26 genera kelas Bacillariophyceae, 8 genera kelas Chlorophyceae, 7 genera kelas Cyanophyceae, dan 6 genera kelas Dinophyceae. Kelimpahan yang diperoleh berkisar antara 194.000 - 20.132.143 sel/l. Kisaran nilai indeks-indeks biologi yang ditemukan adalah indeks keanekaragaman (H') = 0,6148 - 2,2375, indeks keseragaman (E) = 0,2397 - 0,8614, dan indeks dominansi (D) = 0,1316 - 0,7498. Parameter fisika-kimia perairan berturut-turut adalah nitrat 0,0072 - 0828 mg/l, ortofosfat 0,0114 - 0,3480 mg/l, silika 0,2787 - 5,9946 mg/l, pH 7,59 - 8,73, suhu 26,40 - 31,80oC, dan salinitas 28,00 - 33,00. Hasil analisis regresi linear berganda ditemukan bahwa terdapat keterkaitan yang sangat erat antara parameter fisika-kimia perairan dengan kelimpahan fitoplankton (R2 = 0,739) dengan persamaan regresi Y = - 53190202 + 330084 suhu - 199740 salinitas + 6103042 pH - 10442291 nitrat - 3275245 ortofosfat + 2545042 silika
    corecore