4 research outputs found

    Fungal Peritonitis Pada Pasien Dengan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis

    Full text link
    Fungal peritonitis hanya terjadi pada 3-6% kasus dialysis-related peritonitis namun angka mortalitasnya sangat tinggi. Gambaran klinis tidak spesifik sehingga sulit dibedakan dengan peritonitis bacterial. Analisis dan biakan cairan dialisat berperan penting sebagai pedoman terapi antimikroba.Laki-laki berusia 22 tahun menjalaniCAPD selama 10 tahun, datang ke RS dengan nyeri Perut berat pada saat inflow dan outflow cairan. Pada pemeriksaan analisis cairan didapatkan makroskopis kuning keruh, hitung leukosit 2.580 sel/L dengan PMN sebanyak 90%, dan kadar protein total 1.0mg/dL. Pada pemeriksaan biakan ditemukan Candida Tropicalis.Pemeriksaan analisis cairan dialisat peritoneal belum lazim dilakukan dan sampai saat ini belum terdapat nilai rujukan. Pada pasien ini dijumpai cairan keruh, jumlah leukosit lebih dari 100 sel/L dengan dominasi PMN, serta biakan positif, sehingga memenuhi kriteria diagnosis fungal peritonitis menurut International Society of Peritoneal Dialysis tahun 2009. Pada pasien ini dijumpai kadar protein total 1,0g/dL. Dalam keadaan normal, caira dialisat tidak mengandung protein. Adanya peritonitis menyebabkan pembukaan pori besar pada membrane peritoneum sehingga terjadi kobocoran makromolekul.Analisis caira dialisat penting dilakukan pada kecurigaan infeksi. Diagnosis fungal peritonitis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan analisis cairan serta dipastikan melalui pemeriksaan biakan

    Manfaat Pemeriksaan Interferon-Gamma Release Assay untuk Diagnosis Tuberkulosis di Indonesia

    Full text link
    Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah global di seluruh dunia akibat tingginya angka kesakitan dan kematian meskipun telah dilakukan berbagai usaha peningkatan diagnosis dan tatalaksananya. Uji Mantoux atau tuberculin skin test (TST) telah lebih dari 100 tahun secara luas dipakai sebagai salah satu sarana diagnosis TB meskipun sensitivitas dan spesifisitasnya rendah. Sebagai alternatif, dikembangkan uji berbasis sel T in vitro, yaitu uji pelepasan interferon-gamma (IGRA). Pada IGRA digunakan antigen spesifik TB yang paling imunogenik, yaitu early secreted antigenic target dengan berat molekul 6 kDa (ESAT6), culture filtrate protein dengan berat molekul 10 kDa (CFP10), dan TB7.7. Baik TST maupun IGRA tidak dapat membedakan TB aktif dan TB laten. Saat ini terdapat dua uji komersial IGRA, yaitu QuantiFERON-TB dan T-SPOT.TB yang terutama berbeda dalam hal metodenya. Hasil uji diagnostik tersebut bervariasi karena sangat dipengaruhi oleh prevalensi TB dan HIV. Oleh karena belum ada panduan resmi dari Kementerian Kesehatan, pemanfaatan IGRA di Indonesia sebaiknya mengacu pada Statement Policy dari WHO tahun 2011

    Pemeriksaan Fungsi Membran Peritoneum pada Prosedur Dialisis Peritoneal

    Full text link
    Dialisis peritoneal (DP) adalah suatu proses dialisis menggunakan rongga Perut sebagai penampung cairan dialisat dan peritoneum sebagai membran dialisis semipermeabel. Melalui membran ini, produk buangan akan berdifusi ke cairan dialisat dan cairan tubuh berlebih akan dikeluarkan secara osmosis akibat adanya agen osmotik pada cairan dialisat. Kesuksesan terapi DP tergantung pada integritas membran peritoneum baik secara morfologi maupun fungsional. DP jangka panjang juga dapat menyebabkan Perubahan anatomi jaringan peritoneum sehingga diperlukan suatu uji fungsi membran peritoneum. Peritoneal equlibration test (PET) adalah uji estimasi laju transpor zat dan kapasitas ultrafiltrasi membran peritoneum. Pada makalah ini akan dipaparkan PET dan interpretasinya, serta contoh kasus terkait.Peritoneal dialysis is a dialysis using peritoneal cavity as a container for dialysis fluid and peritoneal membrane as an endogenous semipermeable dialyzing membrane. Across this membrane, waste products diffuse to the dialysate; excess body fluid is removed by osmosis induced by the osmotic agent in the dialysis fluid. Success of peritoneal dialysis therapy depends on peritoneal membrane integrity, both morphological and functional. Long-term dialysis peritoneal not only decreases peritoneal membrane function, but also changes the peritoneal tissue anatomy; the permeability of peritoneal membrane also affected. It is important to have a test to estimate peritoneal membrane function. Peritoneal equilibration test (PET) yields approximate estimation of peritoneal transport rate of small solutes and ultrafiltration capacity of peritoneal membrane. This paper describe PET, how to interprete the results, and a case example
    corecore