23 research outputs found
Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda untuk Berperilaku Anti Koruptif melalui Pendidikan Anti Korupsi
Artikel ini berjudul Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda Untuk Berperilaku Anti Koruptif melalui Pendidikan Anti Korupsi yang didasarkan pada hasil penelitian tentang Kesadaran Hukum Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana dalam Mengembangkan Perilaku Anti Koruptif pada tahun 2016. Secara garis besar, masalah yang ingin dibahas adalah kesadaran generasi muda akan perannya sebagai agent of change bagi persoalan korupsi di Indonesia dan peran penting pendidikan anti korupsi dalam menumbuhkan kesadaran hukum generasi muda. Metode yang dipergunakan dalam penelitian tersebut adalah metode empiris dengan menggunakan pendekatan fakta dan pendekatan konsep serta disajikan secara deskriptif analitis. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah generasi muda memiliki cukup pengetahuan tentang korupsi, bentuk-bentuk korupsi serta bentuk-bentuk perilaku anti koruptif. Hanya saja pengetahuan yang cukup itu belum diikuti oleh kehendak untuk berperilaku anti koruptif. Ini artinya ada kelemahan dalam diri generasi muda terkait kesadaran untuk mengembangkan budaya anti koruptif dalam dirinya sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu diadakan pendidikan anti korupsi bagi generasi muda agar dapat membantu menumbuhkan kesadaran hukum mereka untuk berperilaku anti koruptif
Kedudukan Saksi Instrumentair Akta Notaris dalam Kaitannya dengan Pasal 16 Ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014. Notaris sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris wajib merahasiakan isi akta yang dibuatnya. Namun dalam akta notaris terdapat pula peranan 2 (dua) orang saksi yaitu saksi instrumentair yang dalam hal ini adalah karyawan notaris. Permasalahan yang dihadapi yaitu bagaimanakah kedudukan hukum saksi instrumentair dalam kaitannya dengan adanya kewajiban notaris untuk merahasiakan segala sesuatu yang berkenaan dengan akta yang dibuatnya dalam Pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN Perubahan? dan sejauhmana tanggungjawab saksi instrumentair akta notaris sejalan dengan Pasal 16 ayat (1) huruf m UUJN Perubahan?
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif Penelitian hukum Normatif mencakup penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum dan penelitian perbandingan hukum. Penelitian ini beranjak dari terjadinya konflik norma antara Pasal 16 ayat (1) huruf f dengan Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN Perubahan. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Saksi instrumentair dalam kaitannya dengan adanya kewajiban notaris untuk merahasiakan segala sesuatu yang berkenaan dengan akta yang dibuatnya dalam Pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN Perubahan, oleh undang-undang tidak diwajibkan secara tegas kepada para saksi untuk merahasiakan isi akta tersebut, sehingga apabila saksi instrumentair ini membocorkan isi dari suatu akta, maka perbuatan tersebut merupakan suatu perbuatan melawan hukum. dalam hal melakukan pengetikan dan penyusunan rancangan akta, karyawan notaris bertanggung jawab terhadap hasil pengetikan tersebut. Dalam peresmian akta, karyawan notaris memiliki tanggung jawab terhadap apa yang diperintahkan atau ditugaskan atau diminta oleh notaris untuk menjadi saksi dalam peresmian akta. Dengan demikian karyawan notaris tidak bertanggung jawab terhadap isi akta yang ditandatanganinya sebagai saksi, mengingat dari sifat kedudukannya sebagai karyawan yang hanya ditugaskan oleh notaris yaitu hanya sebatas untuk mempersiapkan akta tersebut
Kedudukan Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Seumur Hidup yang Dibuat oleh Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara Asing (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 2785k/pdt/2011)
UUPA tidak mengatur tentang jangka waktu pemberian hak sewa untuk bangunan. Jangka waktu pemberian hak sewa untuk bangunan hanya didasari oleh kesepakatan pihak pemberi sewa dengan pihak penyewa. Merujuk pada Pasal 1548 KUHPerdata disebutkannya “waktu tertentu” menimbulkan pertanyaan terkait apa yang dimaksud dengan waktu tertentu karena pada sewa menyewa tidak perlu disebutkan untuk berapa lama barang itu disewanya, asalkan sudah disetujui harga sewanya untuk satu hari, satu bulan atau satu tahun. Karenanya juga terdapat kekaburan terhadap rumusan Pasal 1548 KUHPerdata terkait dengan apa yang dimaksud “waktu tertentu” dan terhadap mutlak atau tidaknya suatu waktu didalam perjanjian sewa menyewa. Dalam praktek terdapat perjanjian sewa menyewa tanah tertanggal 5 Januari 2005 dengan mencantumkan kalausula seumur hidup dan terhadap perjanjian tersebut telah diputus dan dinyatakan sah oleh Mahkamah Agung dalam putusannya Nomor 2785K/Pdt/2011. Sementara itu menurut Pasal 1339 KUHPerdata suatu perjanjian mengikat juga terhadap kepatutan, kebiasaan dan Undang-Undang.
Permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah apakah pencantuman klausula seumur hidup di dalam perjanjian sewa-menyewa tanah tertanggal 5 januari 2005 tidak bertentangan dengan asas kepatutan dalam ketentuan pasal 1339 KUHPerdata dan apakah dasar pertimbangan hakim di dalam memutus perkara perjanjian sewa-menyewa tanah yang dilangsungkan seumur hidup pada putusan Mahkamah Agung No. 2785 K/Pdt/2011 telah mencerminkan syarat sahnya perjanjian menurut ketentuan pasal 1320 KUHPerdata
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan jenis pendekatan yang digunakan meliputi pendekatan Perundang-undangan, pendekatan kasus dan pendekatan analisis konsep hukum. Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum menggunakan sistem kartu.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pencantuman klausula seumur hidup pada perjanjian sewa menyewa tertanggal 5 Januari 2005 tidaklah patut atau bertentangan dengan asas kepatutan didalam Pasal 1339 KUHPerdata dan dasar pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perjanjian sewa menyewa tertanggal 5 Januari 2005belum mencerminkan syarat sahnya perjanjian didalam Pasal 1320 KUHPerdata. Oleh karenan itu kedudukan perjanjian sewa menyewa tertanggal 5 Januari 2005 menurut hukum perjanjian yang berlaku adalah batal demi hukum sehingga tidak memiliki kekuatan untuk mengikat para pihak.
Kata Kunci : perjanjian, sewa menyewa, seumur hidup, asas kepatutan
Aspek Semantik Pembangun Bahasa Humor Verbal dalam Kartun "Negara 1/2 Gila"
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan aspek semantik: 1) praanggapan, 2) implikatur, 3) pertuturan, dan 4) dunia kemungkinan dalam membangun bahasa humor verbal dalam kartun Negara ½ Gila, dan 5) efek yang dirasakan pembaca humor dalam kartun tersebut. Sumber data penelitian ini adalah buku kartun Negara ½ Gila karya Dody, Mujik, dan Rumrum Setiadi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data keterlibatan aspek semantik. Sementara itu, metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data efek pembaca humor. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan aspek semantik: (1) praanggapan, (2) implikatur, (3) pertuturan, dan (4) dunia kemungkinan sebagai pembangun bahasa humor verbal dalam kartun Negara ½ Gila dibangun melalui beberapa unsur penting yakni: unsur gambar, ujaran tokoh kartun, keterangan kartunis, kombinasi gambar dan ujaran tokoh kartun, kombinasi gambar dan keterangan kartunis, dan kombinasi gambar dengan ujaran tokoh kartun dan keterangan kartunis, dan (5) terdapat dua efek yang dirasakan pembaca kartun humor Negara ½ Gila. Pertama, efek tersenyum, tertawa, dan senang. Kedua, efek bingung dan kesal bagi pembacanya. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca humor, peneliti, kartunis, dan dunia pendidikan. Jika menginginkan hasil yang lebih maksimal, peneliti lain hendaknya melakukan penelitian yang lebih mendalam daripada penelitian yang telah dilakukan ini.Kata Kunci : semantik, humor, kartun Negara ½ Gila This qualitative descriptive study aimed to describe the involvement of semantic aspects: 1) presuppositions, 2) implicature, 3) speech act, 4) possible world, and 4) the possibility of building a world language in the verbal humor Negara ½ Gila cartoon, and 5) the perceived effects of humor in the cartoon reader. The data source of this research is a cartoon book entitled Negara ½ Gila by Dody, Mujik, and Rumrum Setiadi. Methods used to collect data documentation involvement semantic aspects. Meanwhile, the interview methods used to collect data on the effects of humoe readers. Data analysis was perfomed through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that involvement of semantic aspects: 1) presuppositions, 2) implicature, 3) speech act, 4) possible world, and 4) possible world as builder of verbal humor language in Negara ½ Gila cartoon was created through substances, such as: elements of image, utterance cartoon, cartoonist description, the combination of image and speech cartoon character, a combination of image and caption cartoonist, and a combination of cartoon character images with speech and information cartoonist. There are two effects that was appeared by reader of Negara ½ Gila humor cartoon. First, the effects of smiling, laughing, and happy. Secondly, the effect for the reader confused and irritated. The results of this study useful for humor readers, researchers, cartoonists, and education. If you want maximum results, other researchers should conduct more in depth study of this research
A Method for Scriptio Continua Management on the Transliteration to the Balinese Script
This research proposed a method for scriptio continua management on the learning application-based transliteration to the Balinese Script. It has not been conducted yet and is important since the proposed method eases the learning of the Balinese Script as the transliteration output. This research is a technological preservation effort to the endangered Balinese local language knowledge in Indonesia through the multi-discipline collaboration between Engineering (especially on applied Computer Science) and Language discipline. The proposed method took care of two related aspects, i.e.: (1) The Balinese Script uses scriptio continua as a style of writing without spaces, so do its transliteration result to the Balinese Script; and (2) A switching management between scriptio continua and non-scriptio continua style is needed by the learning application for the ease of learning through the visual analysis of the transliteration output which is the Balinese Script. This study was conducted on the pioneering web-based transliteration learning application, BaliScript, with the Latin text as the input and the Balinese Script as the output. Through the experiment, the proposed method gave the expected transliteration result on scriptio continua management, which can switch between three styles of writing, i.e.: (1) scriptio continua; (2) unconditional non-scriptio continua; and (3) conditional non-scriptio continua
Correlation Between Serum Albumin Level and Degree of Esophageal Varices in Patients with Liver Cirrhosis
Background: It has not been clear about how often the patient should have esophago- gastroduodenoscopy (EGD) screening for esophageal varices (EV) detection and there is only some data that demonstrates the correlation between the degree of EV and non-endoscopic variables. It is assumed that the presence of EV detected though examination of serum albumin level may trim down the unnecessary endoscopy. This study was aimed to recognize the correlation between albumin level and the degree of EV in patients with liver cirrhosis. Method: A retrospective analysis was performed for 61 patients with liver cirrhosis who had EGD at Sanglah hospital between January and December 2008. Spearman test was used to analyze the correlation between albumin level and the degree of EV. Results: There were 61 patients of 45 (73.8%) male and 16 (26.2%) female. The range age of patients was 13–77 years (average 49.98 ± 1.62 years). Serum albumin level ranged between 1.10-3.60 mg/dL, the average value was 2.21 ± 0.451 mg/dL. We also found 8 (13.1%) patients without EV, 14 (23.0%) patients with EV grade I, 21 (34.4%) patients with grade II and 18 (29.5%) patients with grade III. A negative correlation was found between serum albumin level and the degree of EV (r = - 0.587; p = 0.000, p < 0.01). Conclusion: Serum albumin level can predict the presence and the degree of EV in patients with liver cirrhosis
Normal Histological Appearances of the Duodenum Jejunum and Terminal Ileum in Indonesian People
Background: There is no literature specifically on the normal appearance of small bowel mucosa amongst Indonesians. Diseases of the small bowel can cause chronic diarrhea. Chronic diarrhea is common in Indonesia. Methods: Thirty seven patients with normal stomach and small bowel on endoscopic and histopathologic examination were included in this study. Biopsies were taken from the duodenal bulb, descending part of duodenum, jejunum and terminal ileum. The scoring Method for the inflammatory cells (lymphocytes, plasma cells and eosinophil cells) was carried out using the symbols 0 (negative), +, ++, and +++. Results: The mean height of the villi of the duodenal bulb was 265.00 ± 81.89 mm, the mean height of the crypts of the duodenal bulb was 196.67 ± 56.01 mm, the mean width of the villi were 59.14 ± 74.14 mm. The mean height of the villi of the duodenum pars descendens was 317.27 ± 99.66 mm and the mean height of the crypts was 218.79 ± 84.66 mm. The mean height of the villi of the jejunum was 341.76 ± 76.06 mm and the mean height of the crypts was 189.41 ± 58.15 mm. The mean height of the villi of the terminal ileum was 235.41 ± 73.32 mm, and the mean height of the crypts was 186.22 ± 64.09 mm. Conclusion: Histologically, the mean height of the villi of the normal small bowel was between 235.41 ± 73.32 to 341.76 ± 76.06 mm and the mean height of the crypts of the normal small bowel was between 186.22 ± 64.09 to 218.79 ± 84.66 mm
The Design of Digital Book Content for Assessment and Evaluation Courses by Adopting Superitem Concept Based on Kvisoft Flipbook Maker in era of Industry 4.0
Functionally, Assessment and Evaluation digital book based on kvisoft flipbook
maker can attract students to read and make them easier to gain knowledge about the concepts
of assessment and evaluation courses quickly whenever and wherever they are. Yet sometimes
the material content contained in Assessment and Evaluation digital book is still not able to
direct the mindset of students gradually from the basic level to high level. Therefore,
Assessment and Evaluation digital book made using the kvisoft flipbook maker application, also
needs to develop its content by adopting the superitem concept, so that it can improve students’
thinking through the exploration of their mindset from simple to complex levels. Based on
those problems, this research aims to provide an overview of the digital book content design
for Assessment and Evaluation courses created with Kvisoft Flipbook Maker application by
adopting the super item concept. The approach used was the development research with the
Borg and Gall development design, which focuses on the stages of designing. The research
subjects involved in this research were four experts to conduct an initial trial on the design of
digital book content. They are two information technology education experts and two
education evaluation experts. Data collection techniques were carried out by distributing
questionnaires. The analytical technique used was descriptive statistics, by determining the
percentage description. The results of this research indicated that a quality level in the design
of digital book material content included in the good category
Diseases in Chronic Non-infective Diarrhea
Background: Chronic diarrhea is common in Indonesia. The chronic non-infective diarrhea cases seem to be increasing recently. The aim of this study is to reveal the pattern of diseases that can cause chronic non-infective diarrhea. Methods: We examined all patients suffering from chronic non-infective diarrhea over a six years period. The patients underwent physical examination and performed laboratory tests, colon enema X-ray, colonoscopy, ileoscopy, upper gastrointestnal endoscopy and small bowel X-ray. Result: Chronic non-infective diarrhea was observed in 107 (51.7%) cases from 207 chronic diarrhea cases respectively. The frequently found abnormalities that had caused chronic non-infective diarrhea were carbohydrate maldigestion (62.61%), colorectal cancer (14.01%), Crohn's disease (11.21%), ulcerative colitis (9.34%), irritable bowel syndrome (8.41%), colorectal polyp (8.41%) etc. Conclusion: The most frequent abnormality found in chronic non-infective diarrhea was maldigestion