1 research outputs found

    Pengaruh Diaphragmatic Breathing Exercise Terhadap Frekuensi Serangan Sesak Nafas Pada Penderita Asma di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang: Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan peningkatan hiperresponsif yang menimbulkan gejala episodic berulang berupa mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. Ada berbagai faktor pencetus timbulnya serangan asma, antara lain adalah olahraga, alergen, infeksi, perubahan suhu udara yang mendadak, atau pajanan terhadap iritan repiratorik seperti asap rokok dan lain sebagainya. Diaphragmatic breathing exercise dapat sebagai alternatif dalam penanganan asma untuk mencegah resiko kambuhnya asma karena dengan terapi pernapasan tersebut dapat melatih bagaimana cara bernapas yang benar, melenturkan serta memperkuat otot pernapasan, melatih ekspektorasi yang efektif, meningkatkan sirkulasi, mempercepat asma yang terkontrol, mempertahankan asma yang terkontrol dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita asma. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh diaphragmatic breathing exercise terhadap frekuensi serangan sesak nafas pada penderita asma di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Metode penelitian: dengan pendekatan quasi experiment dan desain penelitianone group pre and post test without control design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien asma yang berobat di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Total sampel 9 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Wilcoxon Test. Hasil penelitian: uji Wilcoxon Test menunjukkan hasil p = 0,007 < 0,05 yang berarti ada pengaruh diaphragmatic breathing exercise terhadap frekuensi serangan sesak nafas pada penderita asma. Kesimpulan: diaphragmatic breathing exercise mampu menurunkan frekuensi serangan sesak nafas pada penderita asma
    corecore