11 research outputs found

    ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TAMBAK MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)

    Get PDF
    ABSTRAK Kesesuaian lahan merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan kegiatan budidaya tambak di wilayah pesisir. Budidaya tambak memiliki komponen keruangan serta perbedaan karakteristik biofisik dan sosial-ekonomi dari setiap lokasi. Banyak tambak intensif belum memanfaatkan kelebihan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam melakukan pemilihan lokasi dan pengelolaan budidaya, dimana hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari kegagalan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengambilan data parameter kualitas air (keasaman/pH, suhu, salinitas, oksigen terlarut/DO, nitrat, dan fosfat). Untuk analisis kesesuaian lahan tambak menggunakan metode skoring, parameter kualitas air masing-masing diberi bobot dan skor yang kemudian dibedakan menjadi 4 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S1 (Sangat Sesuai), S2 (Cukup Sesuai), S3 (Sesuai Bersyarat), dan N (Tidak Sesuai). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa lahan tambak di Kecamatan Brangsong berada di kelas S1 (Sangat Sesuai) dan S2 (Cukup Sesuai), dengan luas S1 sebesar 85,41 ha (39,68%) dan S2 129,84 ha (60,32%). Dari perhitungan persentase jumlah produksi ikan per luas wilayah tambak menunjukkan bahwa tambak di Kecamatan Brangsong cocok untuk budidaya lele. Namun, dengan perawatan tambak yang memadai, tambak di Brangsong sangat potensial untuk budidaya bandeng dan udang yang bernilai ekonomis tinggi. Ditinjau dari data jumlah produksi ikan tahun 2009-2012 menunjukkan produksi ikan tidak mengalami kenaikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain : kondisi area tambak yang kotor, kondisi ekonomi petani tambak yang kurang memadai, dan kondisi cuaca yang buruk. Kata kunci : SIG, kesesuaian lahan, budidaya tamba

    ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TAMBAK MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)

    No full text
    ABSTRAK Kesesuaian lahan merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan kegiatan budidaya tambak di wilayah pesisir. Budidaya tambak memiliki komponen keruangan serta perbedaan karakteristik biofisik dan sosial-ekonomi dari setiap lokasi. Banyak tambak intensif belum memanfaatkan kelebihan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam melakukan pemilihan lokasi dan pengelolaan budidaya, dimana hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari kegagalan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengambilan data parameter kualitas air (keasaman/pH, suhu, salinitas, oksigen terlarut/DO, nitrat, dan fosfat). Untuk analisis kesesuaian lahan tambak menggunakan metode skoring, parameter kualitas air masing-masing diberi bobot dan skor yang kemudian dibedakan menjadi 4 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S1 (Sangat Sesuai), S2 (Cukup Sesuai), S3 (Sesuai Bersyarat), dan N (Tidak Sesuai). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa lahan tambak di Kecamatan Brangsong berada di kelas S1 (Sangat Sesuai) dan S2 (Cukup Sesuai), dengan luas S1 sebesar 85,41 ha (39,68%) dan S2 129,84 ha (60,32%). Dari perhitungan persentase jumlah produksi ikan per luas wilayah tambak menunjukkan bahwa tambak di Kecamatan Brangsong cocok untuk budidaya lele. Namun, dengan perawatan tambak yang memadai, tambak di Brangsong sangat potensial untuk budidaya bandeng dan udang yang bernilai ekonomis tinggi. Ditinjau dari data jumlah produksi ikan tahun 2009-2012 menunjukkan produksi ikan tidak mengalami kenaikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain : kondisi area tambak yang kotor, kondisi ekonomi petani tambak yang kurang memadai, dan kondisi cuaca yang buruk. Kata kunci : SIG, kesesuaian lahan, budidaya tamba

    Optimization of Li4Ti5O12 (LTO) performance through the addition of ZnO-Nanorods using sol-gel solid-state method process as half-cell lithium-ion battery anode

    No full text
    Lithium-ion batteries have been a substantial power source for most electrical devices nowadays. Performance optimization for anode of lithium-ion batteries (LIBs) can be conducted by adding ZnO through sol-gel solid-state reaction. In this research, the Li4Ti5O12 (LTO) used was synthesized through sol-gel solid-state process and directly added with ZnO-nanorods obtained from aging and annealing process. LTO-ZnO obtained was characterized to determine the main phase and chemical composition by XRD and SEM-EDS respectively. Electrochemical performance of LTO-ZnO was tested by EIS, CV, and CD. ZnO-nanorods characterization with SEM-EDS results shows that the ZnO inside the LTO dispersed homogeneously. Characterization using XRD revealed that the ZnO successfully enter the LTO with the variation of amount of 4, 7, and 10 wt % of ZnO. Electric conductivity test shows improvement at an optimum addition amount of ZnO at 4 wt%, although BET result shows at the optimum amount of surface area with 96.459 m2/g. Electrochemical performance result shows optimum performance in ZnO at 4 wt% for its ability to withstand EIS test at 20C compared to 7 wt% and 10 wt%. Also, capacity of 4 wt% added is 150.8 mAh/g compared to 7 wt% with 134.1 mAh/g and 10 wt% with 118.3 mAh/g

    Optimization of Li

    No full text
    Lithium-ion batteries have been a substantial power source for most electrical devices nowadays. Performance optimization for anode of lithium-ion batteries (LIBs) can be conducted by adding ZnO through sol-gel solid-state reaction. In this research, the Li4Ti5O12 (LTO) used was synthesized through sol-gel solid-state process and directly added with ZnO-nanorods obtained from aging and annealing process. LTO-ZnO obtained was characterized to determine the main phase and chemical composition by XRD and SEM-EDS respectively. Electrochemical performance of LTO-ZnO was tested by EIS, CV, and CD. ZnO-nanorods characterization with SEM-EDS results shows that the ZnO inside the LTO dispersed homogeneously. Characterization using XRD revealed that the ZnO successfully enter the LTO with the variation of amount of 4, 7, and 10 wt % of ZnO. Electric conductivity test shows improvement at an optimum addition amount of ZnO at 4 wt%, although BET result shows at the optimum amount of surface area with 96.459 m2/g. Electrochemical performance result shows optimum performance in ZnO at 4 wt% for its ability to withstand EIS test at 20C compared to 7 wt% and 10 wt%. Also, capacity of 4 wt% added is 150.8 mAh/g compared to 7 wt% with 134.1 mAh/g and 10 wt% with 118.3 mAh/g
    corecore