86 research outputs found
Model Numerik 2-Dimensi Perambatan Gelombang Pada Perairan Dalam Sampai Peraiaran Dangkal Menggunakan Persamaan Boussinesq
. Two-Dimensional model of wave propagation from relatively deep water to shallow water has been developed in this study. The model was based on the extended Boussinesq equations derived by Nwogu [1993]. The Equations were solved using a time splitting technique in which the two-dimensional Boussinesq equations were split into several one-dimensional initial value problems including convection, propagation and dispersion problems respectively. The convection and propagation problems were solved using Explicit MacCormack scheme while dispersion problems were solved using fourth order central scheme. The model has been used to simulate shoaling, refraction and diffraction of regular wave setup in laboratories by previous authors, including, effect of bathymetric variation to wave refraction-diffraction by Berkhoff et al in 1982 [Wei and Kirby, 1998], wave refraction-diffraction by Whalin in 1971 [Wei and Kirby, 1998] and shoaling experiment by Chawla [1995]. omparisons between the model predictions and data show good agreement. Thus, the model is capable of predicting wave transformation due to varying bathymetry
Evaluasi Sistem Drainase Di Daerah Simo Gunung, Simo Mulyo Barat, Simo Mulyo, Darmo Satelit, Dan Darmo Indah Yang Berada Di Surabaya Barat
Salah satu kawasan yang sering terjadi banjir di Surabaya yaitu berada di Surabaya Barat. Penyebab terjadinya banjir pada kawasan ini yaitu karena kurangnya daerah resapan air, terjadi Perubahan tata guna lahan dan kurangnya kapasitas tampungan dari saluran drainase khususnya saluran sekundernya. Daerah yang sering terjadi banjir berada di Simo Gunung, Simo Mulyo Barat, Simo Mulyo, Darmo Satelit dan Darmo Indah. Analisis yang dilakukan pada skripsi ini yaitu analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Analisis hidrologi antara lain perhitungan curah hujan wilayah, perhitungan curah hujan rencana dengan metode log pearson III dan perhitungan debit banjir maksimum dengan metode rasional. Adapun analisis hidrolika yang dilakukan antara lain perhitungan kapasitas eksisting saluran sekunder, mengevaluasi saluran sekunder dengan membandingkan debit banjir maksimum dengan kapasitas eksisting saluran sekunder, dan melakukan desain ulang saluran sekunder. Hasil dari evaluasi sistem drainase beberapa saluran sekunder yang masih terjadi banjir antara lain saluran sekunder Darmo Indah ruas 5-2 dengan Qkap. dan Qmaks. masing–masing sebesar 2,49 m3/det dan 9,727 m3/det;Darmo Harapan ruas 4-5 dengan Qkap. dan Qmaks. masing–masing sebesar 2,90 m3/det dan 4,719 m3/det;Darmo Satelit ruas 7-8 dengan Qkap. dan Qmaks. masing–masing sebesar 4,08 m3/det dan 4,891 m3/det;Kupang Jaya ruas 10-11 dengan Qkap. dan Qmaks. masing– masing sebesar 7,52 m3/det dan 9,544 m3/det;Simo Mulyo ruas 14-15 dengan Qkap. dan Qmaks. masing–masing sebesar 9,80 m3/det dan 13,484 m3/det;Simo Gunung ruas 18-19 dengan Qkap. dan Qmaks. sebesar 1,31 m3/det dan 6,766 m3/det. Kapasitas eksisting saluran sekunder tidak mampu untuk menampung debit banjir maksimum kala ulang 10 tahun. Solusi yang digunakan untuk mengatasinya yaitu dengan menambah kapasitas saluran dan dibuat long storage pada saluran Darmo Indah
Studi Perencanaan Bangunan Utama Embung Guworejo Di Kabupaten Kediri
Embung Guworejo direncanakan dibangun di desa Guworejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kabupaten Kediri adalah salah satu daerah di Privinsi Jawa Timur dengan perkembangan yang cepat baik dari pertambahan jumlah penduduk maupun dalam pertumbuhan pertanian dan ekonomi. Namun perkembangan tersebut masih menemui hambatan-hambatan yang dapat mengganggu jalannya proses tersebut, yaitu adanya permasalahan kekurangan air pada saat musim kemarau untuk kebutuhan irigasi dan permasalahan banjir pada musim penghujan. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membangun embung (bendungan) yang dapat memberikan solusi pemanfaatan air permukaan dari daerah hulu yang dapat berfungsi sebagai tampungan air pada saat musim penghujan. Dalam kajian ini dilakukan analisis perencanaan tubuh utama embung, stabilitas rembesan, stabilitas lereng dan simulasi embung tersebut. Analisis perencanaan tubuh utama embung dilakukan guna mengetahui dimensi embung yang akan direncanakan tersebut. Perhitungan stabilitas rembesan dilakukan guna mengidentifikasi faktor kehilangan air melalui tubuh embung, sedangkan stabilitas lereng dilakukan guna mengidentifikasi faktor keamanan tubuh embung dari bidang longsor yang potensial pada bagian hulu dan hilir. Dan simulasi embung adalah untuk mengetahui apakah embung tersebut layak dibangun atau tidak. Berdasarkan hasil desain tubuh embung sesuai dengan data penunjang yang didapat, maka didapatkan bahwa tubuh embung Guworejo aman terhadap bahaya yang mungkin ditimbulkan pada bendungan dan sesuai dengan hasil simulasi embung tersebut, embung Guworejo layak dibangun karena dapat menyalurkan ketersediaan air untuk kebutuhan irigasi. Kata Kunci : Bendungan Urugan, Simulasi Waduk, Stabilitas Rembesan, Stabilitas Tubuh Bendungan
Analisis Area Banjir Serta Kerugian Di Kabupaten Gresik Akibat Luapan Sungai Kali Lamong
Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur. Terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Luas dari Kabupaten gresik adalah 1.191,25 km2, yang terdiri dari 18 kecamatan. Di dalamnya, terdapat 26 kelurahan dan 330 desa. Kabupaten Gresik merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 2-12 meter di atas permukaan laut. Sungai Kali Lamong merupakan Sungai utama yang mengalir melewati Kabupaten Gresik. Sungai Kali Lamong merupakan anak dari Sungai Bengawan Solo. Sungai Kali Lamong memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ± 720 km2 dengan panjang alur sungai ± 103 km serta memiliki 7 anak sungai. Pada musim penghujan, sungai Kali Lamong tidak bisa menampung semua debit yang masuk, akibatnya terjadi banjir di sekitar sungai Kali Lamong. Penyebab banjir yang utama adalah curah hujan yang tinggi namun tidak diimbangi oleh kapasitas sungai. Oleh karena itu, banyak pemukiman yang terkena luapan dari Sungai Kali Lamong sehingga mengalami kebanjiran. Selain dari pemukiman, banyak dari persawahan yang terendam banjir. Karena banyaknya pemukiman dan persawahan yang terendam banjir, Kabupaten Gresik mengalami kerugian yang cukup besar. Dengan kondisi dari sungai Kali Lamong yang hampir setiap musim penghujan selalu meluap, maka dibutuhkan prediksi yang akurat untuk mengetahui Lokasi mana saja yang terkena banjir akibat luapan sungai Kali Lamong. Sehingga, bisa dilakukan pencegahan sebelum banjir datang. Dan kerugian yang akan terjadi selanjutnya, dapat terminimalisir. Hasil debit banjir rencana yang digunakan untuk menentukan lokasi banjir dan kerugian yang diterima, yaitu 335,512 m3/dt. Luapan dari sungai Kali Lamong mengakibatkan terendamnya 3,259 km2 persawahan dan terendamnya 201 unit rumah. Kerugian yang didapatkan akibat meluapnya sungai Kali Lamong yaitu sebesar Rp. 17.503.256.500
Studi Alternatif Pemanfaatan Sumber Mata Air Umbulan Untuk Sistem Irigasi Pada Kecamatan Winongan
Pertanian merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Namun masih banyak sawah di Indonesia yang belum dimaksimalkan dikarenakan berbagai hal, salah satunya ketidakmampuan masyarakat memenuhi kebutuhan air irigasi. Ketidakmampuan ini disebabkan sawah yang pemenuhan kebutuhan air dari turunnya hujan (sawah tadah hujan) dan keterbatasan teknologi (pompa).Kekeringan yang terjadi di Indonesia salah satunya terjadi padaDesa Umbulan dan Desa Kedungrejo Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Lokasi sawah tadah hujan berada pada elevasi +120 m di atas permukaan laut, sedangkan elevasi sumber air umbulan berada pada +30 m di atas permukaan laut. Luas sawah tadah hujan 95,48 Ha berada 1,4 km dari sumber air umbulan. Sumber air umbulan memiliki debit sekitar 3068,72 liter/detik hanya 10 % yang digunakan untuk keperluan keperluan tertentu selebihnya terbuang percuma ke laut. Dari Kenyataan ini sangat ironi apabila ada daerah yang berada didekatnya mengalami kekeringan. Kebutuhan air irigasi sawah tadah hujan pada kedua desa tersebut hanya sebesar 171,38 liter/detik dengan dirancang sistem pendistribusian air menggunakan pompa yang diatur penyalaan pompa serta tandon sebesar 400 m
Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Untuk Desaumbulan Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
Permasalahan yang banyak ditemukan dalam lingkup keairan adalah kendala kurang maupun belum tercukupinya kebutuhan air bersih. Kondisi yang ada pada Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan sebagaian besar daerahnya mengalami kekeringan dan ketersediaan air bersih masih belum mencukupi.Faktor topografi yang berupa bukit menyebabkan masyarakat masih terkendala dalam pelayanan kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari.Pada penelitian kali ini dilakukan perencanaan penyediaan air bersih untuk Kecamatan Winongan yang meliputi tiga desa yakni Desa Karangtengah, Kedungrejo dan Umbulan. Tahap awal dalam penelitian ini adalah menetukan jumlah kebutuhan air bersih pada daerah pelayanan air bersih dan kemudian dibandingkan dengan debit ketersediaan air untuk mencukupi kebutuhan air tersebut. Untuk penyediaan air bersih pada tugas akhir ini digunakan air pada mata air Umbulan untuk mencukupi kebutuhan air daerah penyediaan air bersih. Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 451.504 liter/hari sedangkan jumlah debit sumber mata air Umbulan sebesar 168.453.181,4 liter/hari. Dengan demikian maka sumber mata air Umbulan dapat digunakan untuk melayani jumlah kebutuhan air bersih pada tugas akhir ini. Kemudian untuk sistem distribusi air bersih ditempatkan pompa dan reservoir yang sesuai dengan beberapa pertimbangan teknis.Perencanaan penyediaan air bersih dilakukan pembagian daerah pengaliran menjadi 2 wilayah, wilayah pertama merupakan Desa Karangtengah, sedangkan wilayah kedua merupakan Desa kedungrejo dan Desa Umbulan. Pada daerah pengaliran 1 digunakan pompa dengan debit 5 m3/jam dan tampungan reservoir sebesar 40 m3, sedangkan pada daerah pengaliran 2 digunakan pompa dengan debit 10 m3/jam dengan kapasitas reservoir sebesar 40 m3
Optimalisasi Waktu Penyelesaian Pekerjaan Proyek Konsultan Pengawasan Pada Dinas Pekerjaan Umum Di Kota Tarakan
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui waktu optimal pekerjaan proyek dan pengawasan. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Selain itu adanya keterlambatan berakibat kehilangan peluang pekerjaan pengawasan lain. adapun bagi owner keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek akan menyebabkan catatan yang tidak baik, sehingga penggunaan hasil pembangunan proyek menjadi mundur atau terlambat. Dengan metode PERT dan CPM dapat menentukan lintasan kritis (network planning) dalam suatu kegiatan proyek tahap demi tahap secara berurutan untuk penyelesaian kegiatan proyek tersebut.Dengan time schedule dapat menyusun network planning dan menentukan hitungan maju mundur dan kelongaran waktu.Hasil analisa pelaksanan dan pengawasan yang diambil tiga bidang PSDA,Bina Marga dan Cipta Karya terdiri dari 120 hari kalender,150 hari kalender dan 360 hari kalender. Dapat optimalisasi waktu fisik menjadi 91 hari kalender menjadi 118 dan menjadi 280 hari kalender dan Bidang PSDA, Bina Marga dan Cipta Karya pengawasan dapat menyelesaikan 104 hari kalender, 134 dan 300 hari kalender,kesimpulan dari penelitian ini ketiga bidang Optimal waktu dapat menyelesaikan pekerjaan,nilai Z= (99.99%, 98.98%, and 99.99%) dan pengawasan dapat meyelasaikan dilapangan kegiatan proyek tepat pada waktu yang telah ditentukan (95,91%, 93,94%, 99,99%)
Perbandingan Kapasitas Kuat Lentur Pada Balok Tulangan Bambu Pilin Dengan Kulit Dan Tanpa Kulit
Pembangunan konstruksi semakin mengalami peningkatan, begitu pula penggunaan beton bertulang dan baja sebagai tulangannya. Baja merupakan mineral,yang tidak dapat diperbaharui, sehingga perlu adanya alternatif pengganti baja sebagai tulangan. Bambu dapat digunakan sebagai tulanganLbeton pengganti baja, karena bambu mempunyai kuat tarik yang tinggi yang mendekati kekuatan baja.Pemakaian bambu pada tulangan beton perlu dilakukan perlakuan khusus, seperti permasalahan pada lekatan antara bambu dan semen yang kurang baik, kemudian sifat bambu yang higroskopis. Sehingga perlu dilakukan perlakuan khusus dengan menggunakan bambu yang sudah tua usianya,:memanfaatkan bagian kulit sehingga sifat higroskopiknya:rendah, danJmelakukan pilinan untuk memperbaiki lekatan:antara bambu dan beton.Tulangan yang digunakan pada penelitian ini untuk uji kuat lentur dengan membelah bambu menjadi dua bagian, bagian luar dengan kulit dan bagian dalam tanpa kulit. Tulangan bambu memiliki ukuran 18 cm x 25 cm x 160 cm dengan pola pilinan ukuran 0,4 x 0,4 cm dengan”variasi kulit dan tanpa kulit. Hasil pengujian kuat lentur pada variasi kulit didapatkan nilai P Maks:rata-rata:3400 kg dengan lendutan rata-rata 9.25 mm sedangkan pada variasi tanpakulit P Maks rata-rata yang dihasilkan 2400 kg dengan nilai lendutan 1.92 mm. Hasil variasi pada penelitian ini menunjukkan perbedaan yang:signifikan pada P maks dan lendutan, sehingga dapat?disimpulkan kulit berpengaruh pada kuat lentur balok bertulangan}bambu pilin. Namun, hasil pola retak, lebar retak, dan panjang retak menunjukkan hasil yang hampir sama pada setiap benda uji, baik dengan kulit maupun tanpa kulit
- …