7 research outputs found

    PENGARUH JUMLAH KATALIS DAN TEMPERATUR PADA PRODUKSI BAHAN BAKAR CAIR DARI BAN BEKAS DENGAN METODE PERENGKAHAN KATALITIK

    Get PDF
    Production of the domestic tyre industries in 2019 reached 150,2 million units. With a five-year lifespan for car tire and two-year lifespan for motorcycle tire, it is estimated that millions of used tires are waste and have the potential to damage the environment. Therefore some effort is needed to recycle and convert used tyres to be more useful product. Pyrolysis (catalytic cracking), that is thermal treatment method, can degrade polystyrene which is the constituent material of tyres back into hyrocarbon compounds. This research was conducted to see the effect of temperature and catalyst percentage on liquid fuel that have obtained by using two type of catalysts. From this study it is known that entire samples meet SNI 8220:2017 for diesel fuel 48 where the sample with - Al2O3 catalyst at a temperature of 350 °C gives the best result with density of 0.83204 gram/cm3, viscosity of 3.41908 cSt, and flash point of 62 °C

    PERBANDINGAN PENGARUH EM4 DENGAN RAGI (SACCAROMYCES CEREVISIAE) TERHADAP KADAR BIOETANOL DARI MOLASES

    Get PDF
    Kebutuhan energi dunia saat ini dapat disubstitusi dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif. Bahan baku produksi etanol dapat menggunakan molases yang merupakan sisa pembuatan gula tebu namun masih mengandung glukosa dan nutrisi tinggi. Penelitian ini memanfaatkan limbah pabrik gula/molasess sebagai bahan dasar pembuatan etanol. Tetes tebu berupa cairan kental dan diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula. Molases masih mengandung gula dengan kadar 50-60%, asam amino dan mineral. Tingginya kandungan gula dalam molases sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Dalam penelitian konversi molases menjadi bioetanol pada bioreaktor menggunakan variabel konsentrasi berat Saccaromyces cerevisiae sebagai variabel bebas. Variabel tetap yang digunakan adalah pH 5, temperatur ruangan, kecepatan pengadukan sebesar 50 rpm, komposisi nutrisi ragi, dan bahan utama (molases) yang digunakan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai densitas yang paling mendekati fuel grade densitas bioetanol yaitu sebesar 0,808 gr/mL pada saat menggunakan EM4 sebanyak 17 mL. Namun jika dilihat dari kadar bioetanol yang dihasilkan, hasil yang paling optimum justru terjadi pada saat penambahan ragi sebanyak 13 gram dengan kadar bioetanol sebesar 80 %. Sedangkan untuk nilai kalor yang dihasilkan, hasil yang paling optimum tejadi pada saat menggunakan EM4 sebanyak 17 mL dengan nilai kalor sebesar 8584,364 cal/gr

    Pengaruh Persen Katalis Zeolit Alam Terhadap Yield Bahan Bakar Cair Proses Pirolisis dari Limbah Plastik Polypropylene

    Get PDF
    Meningginya konsumsi energi tidak terbarukan tiap tahun terutama minyak bumi sedangkan cadangan minyak bumi di Indonesia semakin menipis dan meningkatnya penggunaan plastik yang tidak seimbang dengan pengolahan limbah merupakan masalah yang dihadapi saat ini. Salah satu upaya yang dapat menangani permasalahan tersebut adalah dengan metode pirolisis. Melalui pirolisis, plastik dapat diolah dengan aman menjadi produk cair yang bisa menjadi alternatif sumber bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh katalis zeolit alam terhadap yield yang dihasilkan dan karakteristik dari yield tersebut. Bahan baku yang digunakan berupa plastik jenis polypropylene dan katalis zeolit alam dengan variasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%, pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh variasi katalis zeolit dengan temperatur 200±10oC dan waktu 180 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan %yield terbanyak didapatkan pada persen katalis 8% sebanyak 88,93%. Katalis zeolit alam berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Semakin besar persen zeolit alam berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dimana semakin besar persen zeolit alam maka nilai persen yield, densitas dan viskositas yang dihasilkan akan semakin naik, akan tetapi berbanding dengan nilai oAPI dan nilai kalor yang menurun seiring dengan bertambahnya persen zeolit alam. Nilai yield tertinggi didapatkan pada zeolit alam 8% sebesar 88,93% sedangkan terendah pada zeolit alam 0% dengan persentase yield sebesar 65,96%. Karakteristik produk yang dihasilkan mendekati standar bensin dengan nilai densitas 0,7889–0,7967 gr/ml, viskositas sebesar 0,9712–1,1126 cSt, oAPI sebesar 45,78–47,33o, nilai kalor sebesar 11.067,1–11.093,0 kal/gr dan titik nyala sebesar 23oC

    Pengaruh pH Fermentasi dan Putaran Pengadukan pada Fermentasi Molasses terhadap Produksi Bioetanol

    Get PDF
    Bioetanol merupakan bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan juga bahan bakar alternatif. Salah satu bahan baku yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bioetanol adalah molase atau tetes tebu yang merupakan sisa pembuatan gula tebu namun masih mengandung glukosa yang tinggi. Komposisi yang penting dalam molase adalah TSAI (Total Sugar as Inverti) yaitu gabungan dari sukrosa dan gula reduksi. Molases memiliki kadar TSAI antara 50 – 65 %. Konversi molase menjadi bioetanol dilakukan dengan cara fermentasi didalam fermentor. Fermentor berpengaduk merupakan salah satu tipe fermentor yang banyak digunakan. Pengadukan berfungsi untuk meratakan kontak sel dan substrat, menjaga agar mikroorganisme tidak mengendap dibawah bagian bioreaktor. Kualitas dan kuantitas hasil fermentasi dapat dipengaruhi oleh derajat keasaman, pH yang terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa) dapat memicu tingkat kematian sel mikroba. Selain itu, kecepatan pengadukan juga berpengaruh terhadap kontak substrat dalam fermentor untuk mengonversi molase. Artikel ini membahas tentang kengaruh pH fermentasi (4, 4,5, 5, 5,5, dan 6) dan kecepatan pengadukan (15, 35, 55, 75, 95rpm) terhadap kualitas dan kuantitas produksi bioetanol menggunakan fermentor berpangaduk. Dari penelitian ini didapatkan Ph optimal termentasi mulai dari pH fermentasi 5,5 sampai dengan 6 dan kecepatan pengadukan optimum pada penelitian ini adalah 95 rp

    PRODUKSI GAS HIDROGEN BERDASARKAN PENGARUH LUAS PENAMPANG TERHADAP KONSENTRASI LARUTAN ELEKTROLIT DAN SUPLAI ARUS DENGAN METODE ELEKTROLISIS

    Get PDF
    Pengembangan energi terbarukan menjadi fokus perhatian saat ini penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan dan zero emission dengan pemanfaatan air untuk prosess pembuatan hidrogen melalui proses elektrolisis. Hidrogen adalah gas ringan (lebih ringan dari udara), tidak berwarna dan tidak berbau, jika terbakar tidak menunjukkan adanya nyala dan akan menghasilkan panas yang sangat tinggi, sehingga hidrogen mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh luas penampang dan  konsentrasi larutan elektrolit dengan variasi suplai arus listrik terhadap produksi gas hidrogen dengan metode  elektrolisis. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan air garam (NaCl) dengan berlandaskan pada kadar salinitas air laut.  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan elektrolit , semakin besar luas penampang dan semakin tinggi arus yang disuplai maka volume gas yang dihasilkan akan semakin banyak. Hasil yang diperoleh yaitu volume gas H2 tertinggi pada konsentrasi salinitas 35 ppt , elektroda ukuran 0,5 in dan kuat arus 35 ampere sebesar 2,118693 liter gas H2 dalam waktu 120 detik. efisiensi tertinggi didapat pada ukuran elektroda 2,0 in ,salinitas 35 ppt dengan kuat arus 15 ampere nilai yang didapat 99,16% dan daya tertinggi dicapai pada 406 watt pada ukuran elektroda 2,0 in, salinitas 35 ppt pada kuat arus 35 ampere   The development of renewable energy is currently the focus of attention on the use of environmentally friendly energy sources and zero emission by utilizing water for the hydrogen production process through the electrolysis process. Hydrogen is a light gas (lighter than air), colorless and odorless, if it burns it does not show a flame and will produce very high heat, so hydrogen has enormous potential to be developed as an alternative energy source. This study aims to analyze the effect of cross-sectional area and concentration of electrolyte solution with variations in the supply of electric current to the production of hydrogen gas by electrolysis method. The electrolyte solution used is a salt water solution (NaCl) based on the salinity of seawater. Based on the research that has been done, it is proven that the higher the concentration of the electrolyte solution, the greater the cross-sectional area and the higher the current supplied, the more gas volume will be produced. The result obtained is the highest H2 gas volume at salinity concentration of 35 ppt, electrode size of 0.5 inchi and current strength of 35 ampere of 2.118693 liters of H2 gas in 120 seconds. the highest efficiency is obtained at the electrode size of 2.0 inchi ,salinity 35 ppt with a current strength of 15 ampere the value obtained 99.16% and the highest power achieved at 406 Watts at the electrode size of 2.0 inchi, salinity 35 ppt at the current strength of 35 amper

    RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS TEH TEMPURUNG KELAPA DITINJAU DARI WAKTU KARBONISASI TERHADAP NILAI KALOR DAN KADAR AIR

    Get PDF
    Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya pengembangan energi alternatif yang murah dan bersifat kontinyu serta dapat diperbaharui. Salah satu bahan baku yang dapat dijadikan sumber energi alternatif yaitu ampas teh dan tempurung kelapa. Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun alat pencetak biobriket dengan sistem pneumatik yang menggunakan udara bertekanan sebesar 7 bar dari kompresor dengan 2 lubang cetakan yang berukuran diameter 32 mm dan tinggi 16 mm, menghasilkan gaya diberikan pada piston pneumatik untuk mencetak biobriket sebesar 562,688 N. Gaya dorong silinder atau gaya yang diberikan untuk mendorong silinder sehingga silinder bergerak maju sebesar 48,7714 kgf sedangkan gaya tarikan silinder sehingga silinder bergerak mundur sebesar 5,9059 kgf dengan kecepatan pergerakan maju mundur silinder yaitu 0,0561 m/s. Diameter silinder pneumatik yang di 32 mm dengan double acting cylinder karena diperlukan gerakan maju mundur. Untuk menggerakaan silinder pneumatik tersebut dibutuhkan udara sebesar 3,5596 liter/menit dengan energi atau daya kompresor yang dibutuhkan sebesar 71,9 watt. Pembuatan biobriket campuran ampas teh tempurung kelapa menjadi biobriket dilakukan melalui proses karbonisasi dengan variabel tetap temperatur karbonisasi 400°C dan variabel tidak tetap yaitu waktu karbonisasi 40, 50, 60, 70 dan 80 menit. Dari hasil penelitian, nilai kalor tertinggi dan telah memenuhi standar SNI 01-6235-2000 pada waktu karbonisasi 80 menit sebesar 5673,2129 cal/gr sedangkan kadar air yang telah memenuhi standar SNI 01-6235-2000 sebesar 6,87% dengan waktu karbonisasi yang sama

    VARIASI JUMLAH DAN JENIS KATALIS PADA PRODUKSI BAHAN BAKAR CAIR DARI LEMAK SAPI MENGGUNAKAN REAKTOR BATCH

    No full text
    As we know, growing energy needs are not comparable with the growing availability of fuel thinning day. Therefore it is necessary for an investigation to obtain alternative source of renewable energy by utilizing animal waste such as animal fat. Utilization of beef fat potential when processed into a fuel because it can reduces the environmental impact caused by NOx emmision. In this research the fuel is made of beef tallow using a batch reactor. The aim of this research was to obtain liquid fuel in accordance Indonesian standard and determine the effect of catalyst variations and its amount. Liquid fuel was made through several stages of preparation such as raw materials, the catalysts, catalytic cracking and also final analysis,diesel product. The result of this research that the density obtained is 0,83 – 0,89 gr/ml, viscosity 2,72 – 4,92 cSt, and flash point 47,8 – 63,5 °C
    corecore