5 research outputs found

    Evaluasi Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Tanaman Kopi Robusta di Kelompok Tani Bina Karya, Kabupaten Pesawaran

    Full text link
    Kopi Robusta (Coffea canephora) merupakan salah satu tanaman Perkebunan yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Pesawaran. Budidaya tanaman kopi Robusta dinilai sangat menguntungkan. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai evaluasi lahan baik secara fisik (kualitatif) maupun ekonomi (kuantitatif). Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman kopi robusta di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran pada bulan Juni 2012. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dengan pendekatan evaluasi lahan secara paralel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanaman kopi Robusta di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Pesawaran berdasarkan potensi fisik lingkungan menurut kriteria Djaenuddin dkk. (2003), masuk ke dalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas suhu (S2 tc), dan secara finansial layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV sebesar Rp 240.966.516,50, Net B/C sebesar 1,89, IRR sebesar 31 %, dan BEP (titik impas) akan dicapai pada tahun ke-10, bulan ke-10, hari ke-21

    Distribuição e ciclo de vida das espécies de peixes mais abundantes da laguna de Marapendi, Rio de Janeiro, Brasil

    No full text
    <abstract language="eng">Monthly sampling from march 1981 to april 1983 using beach seines, cast nets and gill nets indicated six species, Xenomelaniris brasiliensis, Brevoortia pectinata, Geophagus brasiliensis, Gerres aprion, Genidens genidens and Achirus lineatus, as the most abundant fishes in the Marependi Lagoon, Rio de Janeiro, BraziL The species presented a long reproductive period and the recruitment distributed throughout the year. Analysis of the mean catch per unit effort in relation to month, sampling areas, and environmental factors along with analysis of the length frequency distribution by depth strata indicated that the spatial distribution, related to depth and occurrence of submerged aquatic vegetation seem to be the main factors regulating the species distribution. Alteration of the environmental conditions in the lagoon due to the opening of the Marapendi channel in 1984 caused significative modification in the distribution and abundance patterns of the main species. The impact of these alterations in the Marapendi Lagoon fish community has yet to be determined
    corecore