13 research outputs found

    ULASAN Kajian Filogenetika Molekuler Dan Peranannya Dalam Menyediakan Informasi Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Genetik Anggrek

    Full text link
    Early informationresulted from molecular phylogenetic studies of many importantornamental crops is often less attention to manygrowers and farmers. Phylogenetics is one of the most preferablemethod in systematics to reconstruct evolutionaryrelationships of groups of biological organisms in order tounderstand their biodiversities. This has been revolutionizedby DNA sequences data. In this method, a group of organismsthat shares many identical characteristics are consideredto be closely related; deriving from a commonancestor and is assumed to have similar genetic patternsand biochemical properties. By these basic principles,molecular phylogenetics plays important roles in revealing abasic knowledge on pattern of relationships to whichgenetic resources can be improved. Over the past decade,botanists have done several thousand phylogenetic analysesbased on molecular data of economically and horticulturallyimportant crops. Orchids are the best example for this.There is no doubt that most orchid plants had played roles inhorticulture and hybridization. At present, many infragenericand intergeneric hybrids are available commercially. Successfulhybridization can be achieved if two or more individualplants understudy are closely related in respect to theirgenetics and evolution

    Analisis Progeni F1 Hasil Persilangan Intra dan Inter-Spesies Durian (Durio SP.) Menggunakan Marka Mikrosatelit [Analysis Of F1 Progenies Of Intra And Inter-Species Crossing Of Durian (Durio SP.) Using Microsatellite Markers]

    Full text link
    Keragaman genetik tetua dan progeni menjadi informasi dasar untuk pelaksanaan kegiatan seleksi dan persilangan lanjutan dalam program pemuliaan durian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaman genetik enam tetua dan empat populasi progeni F1 hasil persilangan intra dan inter-spesies durian di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. DNA diisolasi dari daun berdasarkan protokol berbasis CTAB. Amplifikasi 10 lokus mikrosatelit dilaksanakan menggunakan teknik PCR berlabel fluoresense. Analisis hasil dilakukan menggunakan perangkat lunak Genemarker 2.20, Cervus 3.0.3 dan GenAlex 6.3. Enam dari 10 lokus yang digunakan menunjukkan kemampuan tinggi sebagai penanda yang informatif untuk analisis tetua dan populasi progeni F1 hasil persilangan intra dan inter-spesies durian. Lima tetua dari spesies Durio zibethinus terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Otong, Kani, dan Sitokong berada dalam satu kelompok, serta Matahari dan Petruk di satu kelompok lainnya, sedangkan Lai Mas (D. kutejensis) berada diluar kedua kelompok. Empat populasi progeni F1 memiliki perbedaan genetik yang signifikan antarpopulasi dan antarindividu dalam populasi. Populasi progeni F1 hasil persilangan inter-spesies Lai Mas x Matahari menunjukkan heterozigositas yang paling tinggi dibandingkan populasi lainnya. Sebaliknya, populasi-populasi persilangan intra-spesies cenderung memiliki heterozigositas yang rendah. Hasil ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan seleksi dan kegiatan persilangan berikutnya.KeywordsDurio sp.; Intra dan inter-species; Progeni F1; Marka mikrosateli

    Analisis Diversitas Dan Paternitas Progeni F1 Hasil Persilangan Arumanis 143 X Mangga Merah Menggunakan Marka Mikrosatelit

    Full text link
    Preferensi pasar terhadap mangga (Mangifera indica L.) yang bergeser dari buah berkulit hijau ke buah berkulit merah, telah mendorong dilakukannya program pemuliaan untuk merakit varietas yang sesuai. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah melaksanakan kegiatan persilangan Arumanis 143 x mangga merah dan telah menghasilkan 63 progeni F1. Penelitian ini bertujuan menganalisis diversitas dan paternitas tetua dan progeni menggunakan marka mikrosatelit. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Tumbuhan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung dari bulan Mei 2009 sampai April 2010. Enam pasang primer berlabel 6-FAM dirancang dan disintesis untuk mengamplifikasi daerah mikrosatelit pada genom mangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokus yang digunakan memiliki tingkat informasi yang tinggi dan sesuai untuk studi keragaman mangga. Persilangan tetua berjarak genetik jauh menghasilkan progeni dengan keragaman yang tinggi antarprogeni maupun dengan tetua. Persilangan antara pasangan tetua yang berjarak genetik dekat menghasilkan progeni yang memiliki kedekatan jarak genetik terhadap salah satu tetua. Persilangan tetua resiprokal menghasilkan progeni yang memiliki jarak genetik berdekatan. Populasi tetua mangga menunjukkan tingkat heterozigositas yang tinggi sehingga secara umum progeni F1 hasil persilangan memiliki keragaman yang tinggi dan berpotensi menghasilkan varietas baru dari penggabungan karakter unggul Arumanis 143 dan mangga merah

    Overexpression of Hydroxynitrile Lyase in Cassava Roots Elevates Protein and Free Amino Acids while Reducing Residual Cyanogen Levels

    Get PDF
    Cassava is the major source of calories for more than 250 million Sub-Saharan Africans, however, it has the lowest protein-to-energy ratio of any major staple food crop in the world. A cassava-based diet provides less than 30% of the minimum daily requirement for protein. Moreover, both leaves and roots contain potentially toxic levels of cyanogenic glucosides. The major cyanogen in cassava is linamarin which is stored in the vacuole. Upon tissue disruption linamarin is deglycosylated by the apolplastic enzyme, linamarase, producing acetone cyanohydrin. Acetone cyanohydrin can spontaneously decompose at pHs >5.0 or temperatures >35°C, or is enzymatically broken down by hydroxynitrile lyase (HNL) to produce acetone and free cyanide which is then volatilized. Unlike leaves, cassava roots have little HNL activity. The lack of HNL activity in roots is associated with the accumulation of potentially toxic levels of acetone cyanohydrin in poorly processed roots. We hypothesized that the over-expression of HNL in cassava roots under the control of a root-specific, patatin promoter would not only accelerate cyanogenesis during food processing, resulting in a safer food product, but lead to increased root protein levels since HNL is sequestered in the cell wall. Transgenic lines expressing a patatin-driven HNL gene construct exhibited a 2–20 fold increase in relative HNL mRNA levels in roots when compared with wild type resulting in a threefold increase in total root protein in 7 month old plants. After food processing, HNL overexpressing lines had substantially reduced acetone cyanohydrin and cyanide levels in roots relative to wild-type roots. Furthermore, steady state linamarin levels in intact tissues were reduced by 80% in transgenic cassava roots. These results suggest that enhanced linamarin metabolism contributed to the elevated root protein levels

    Localisation of cyanogenic #Beta#-glucosidase gene expression in Manihot esculenta Crantz (Cassava)

    No full text
    Available from British Library Document Supply Centre- DSC:DX177649 / BLDSC - British Library Document Supply CentreSIGLEGBUnited Kingdo
    corecore