73 research outputs found

    The Relationship Between Adversity Intelligence and Sensation Seeking Among Nature Lovers College Students in Semarang

    Full text link
    This study aims to determine the relationship between Adversity Intelligence andSensation Seeking in Nature Lovers Students in Semarang. Study population asmuch as 258 students from 18 University nature lovers organizations in Semarangwith as many as 149 students as a sample. Sampling technique using proportionalrandom sampling. Methods of data collection in this study using AdversityIntelligence Scale and the Sensation Seeking Scale. Analysis of data using simplelinear regression analysis.Simple linear regression analysis showed a positive and significant relationshipbetween Adversity Intelligence and Sensation Seeking on nature lovers student. Itcan be seen from the magnitude of the rxy = 0.277 p = 0.001 (p <0,05). Rxy valuesindicate positive direction of the correlation between the two variables, meaningthat the higher Adversity Intelligence, the higher Sensation Seeking, andconversely the lower Adversity Intelligence, the lower Sensation Seeking.Adversity Intelligence give 7.7% effective contribution value of the SensationSeeking. This result indicates that the level of Sensation Seeking consistency7.7% can be predicted by Adversity Intelligence, while the remaining 92.3% isdetermined by other factors that are not revealed in this study such as age,environment, education and sosioeconomic conditions

    Penyesuaian Diri Atlet Tenis Meja Pplp (Pusat Pembinaan Dan Latihan Olahraga Pelajar) Jawa Tengah

    Full text link
    Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan kententraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. Sementara itu, tenis meja merupakan salah satu bentuk olahraga yang juga sering dijadikan hobi bagi sebagian orang. Di Indonesia, tenis meja telah menjadi bagian dari olahraga keatletan yang cukup menjanjikan, sehingga mulai dari kalangan remaja sekolah pun mengikutinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenologikal Analysis (IPA), pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang sistematis dan terperinci. Penelitian ini menggunakan tiga subjek yang memiliki profesi sebagai atlet tenis meja PPLP, yang masih berstatus sebagai siswa sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang dialami ketiga subjek berkaitan erat dengan proses awal menuju keatletan, penyesuaian dengan dunia keatletan itu sendiri, Perubahan selama menjadi atlet, dan akhirnya orientasi keatletan. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh ketiga subjek menurut hasil penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengalaman-pengalaman para subjek untuk menyeimbangkan antara harapan dan Kenyataan yang berkaitan dengan dunia keatletan dalam konteks bahwa para subjek masih berstatus sebagai siswa sekolah

    Pengalaman Psikologis Pelukis Kaki: Studi Kualitatif Fenomenologi Pada Association of Mouth and Foot Painting Artist Di Indonesia

    Full text link
    Tuna daksa berusaha melawan perasaan rendah diri akibat ketidaksempurnaan fisik yang dimilikinya, perasaan tersebut mendorong tuna daksa untuk mencapai keberhasilan di suatu bidang. Penelitian ini bermaksud memahami pengalaman psikologis pelukis kaki pada Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, DFI (Deskripsi Fenomenologi Individual) karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci mulai dari episode sebelum menjadi pelukis hingga sudah menjadi pelukis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Subjek penelitian berjumlah dua orang yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Hasil riset menunjukan bahwa pengalaman psikologis subjek melalui tiga episode: 1) Episode sebelum menjadi pelukis subjek mengalihkan perasaan rendah diri dengan menggambar menggunakan kaki, membaca buku dan mengembangkan keterampilan; 2) Episode awal berisi tentang USAha subjek unggul di bidang seni lukis dengan menjadi pribadi yang kreatif, yaitu giat berlatih, fokus dan menikmati proses, banyak mencari referensi ide, serta mampu meningkatkan kualitas hasil lukisan; 3) Episode setelah menjadi pelukis berisikan bagaimana subjek memaknai karya lukisan. SS memaknai karya seni sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan dalam membangun arti pada hidup, sedangkan SH memaknai karya lukisan sebagai daya motivasi yang membangkitkan semangat untuk bisa meraih keberhasilan

    Relationship Between the Perception of the Role of Father with Interpersonal Competence in Students at Fransiskus Junior High School Semarang

    Full text link
    Interpersonal competence supports academic achievement and success in business, so that students are required to have adequate interpersonal competence. Meanwhile, the phenomenon shows the many social problems faced by teenagers, such as delinquency and criminality in adolescents, which showed inadequate interpersonal competence. This study aims to determine the relationship between perceptions of the role of fathers with interpersonal competencies in students. The research hypothesis is that there is a positive relationship between perceptions of the role of fathers with interpersonal competencies in students.The subjects were students of class VII-VIII Fransiskus Junior High School Semarang obtained by cluster random sampling. Data were obtained using the Interpersonal Competence Scale and the Perceptions of Role of Fathers in Student Scale, and then analyzed using simple regression analysis.The result is a positive relationship between perceptions of the role of fathers with interpersonal competencies in students. The more positive perception of the role of the father, the higher the students\u27 interpersonal competence, and vice versa. Perceptions of the role of fathers the influence on interpersonal competencies in students by 39%

    Resiliensi Pada Wirausahawan Penyintas Gempa Bumi 27 Mei 2006 Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

    Full text link
    Peristiwa alam berupa bencana tentu menjadi sebuah pengalaman luar biasa bagi individu. Bencana yang pernah dialami oleh wirausahawan penyintas, diterima sebagai stimulus yang memberikan pengalaman dan mempengaruhi tingkat kesiapan dalam menghadapi bencana. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk tidak menyerah dalam berbagai persoalan hidup yang sulit dan beradaptasi dengan keadaan tersebut untuk tetap pada kondisi stabil sehingga dapat meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik lagi. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk memahami dan menggambarkan proses resiliensi pada wirausahawan penyintas gempa bumi 27 Mei 2006 di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Subjek berjumlah tiga orang dengan karakteristik wirausahawan yang memiliki tempat USAha yang roboh akibat gempa 27 Mei 2006 di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi pada subjek terbangun karena karakteristik dasar dari sifat subjek sebagai wirausahawan, jenis dan skala USAha, serta jarak waktu kejadian yang tergolong lama, selain faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi secara umum, religiusitas ternyata menjadi faktor yang membantu subjek bangkit yang nampak dari subjek 3. Resiliensi harus ada pada wirausahawan agar dapat bangkit dan bertahan dari keterpurukan yang dialami akibat adanya gempa
    • …
    corecore