525 research outputs found

    Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Modeling Instruction Pada Siswa SMA Kelas XI

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dalam modeling instruction. Penelitian ini menggunakan mixed method desain embedded experimental model. Hasil penelitian menunjukkan modeling instruction meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika dibandingkan pembelajaran konvensional. Hal ini karena modeling instruction menekankan pada pembangunan pemahaman konsep melalui pemodelan yang ditunjukkan dengan diagram, grafik, dan gambar sebelum siswa menyajikan dalam representasi matematis. Modeling instruction memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pemecahan masalah melalui kegiatan yang ilmiah. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa lebih baik setelah belajar dengan modeling instruction. Perkembangan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa setelah belajar dengan modeling instruction ditunjukkan dengan perkembangan yang lebih baik dalam mengenali masalah berdasarkan konsep, membuat representasi dari masalah, dan evaluasi terhadap solusi dan konsep yang digunakan. Kegiatan modeling instruction yaitu seperti meminta siswa memberikan penjelasan konseptual terhadap pendapat dan jawaban secara lisan atau tulis dan pemberian masalah untuk dikelompokkan berdasarkan konsep mampu memberikan alternatif lain dalam penilaian dari hanya sekedar paper and pencil test. The purpose of this study was to determine the students' problem-solving ability in modeling the physics instruction. This study used a mixed method design of embedded experimental models. The results showed a modeling instruction improves problem-solving ability than conventional learning physics. This is because the modeling instruction emphasizes the development of conceptual understanding through modeling that indicated by diagrams, graphs, and images before the student presents the mathematical representation. Modeling instruction facilitates students in constructing knowledge and solving problems through scientific activities. Physics students' problem solving skills through learning by modeling instruction. The development of problem-solving ability of students after studying physics at modeling the instruction indicated by the development of better identify problems based on the concept , making the representation of the problem , and the evaluation of the solutions and concepts used. Activity modeling instruction is like asking students to give a conceptual explanation of the opinions and answer orally or in writing and giving problems to be grouped based on the concept able to provide another alternative in the assessment of just a paper and pencil test

    Studi Bedengan Kompos Permanen untuk Budidaya Kentang di Pekarangan

    Full text link
    . Sumiati, E. dan A. Hidayat. 2000. Studi Bedengan Kompos Permanen untuk Budidaya Kentang di Pekarangan.Kebutuhan pupuk buatan/kimia untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil umbi kentang, sebagian dapat disubstitusi melaluipemanfaatan bahan limbah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengomposan dan efektivitas bedengan komposuntuk budidaya tanaman kentang di lahan kering. Penelitian dilakukan di dataran tinggi Samarang-Garut, Jawa Barat. Rancanganpercobaan digunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 6 ulangan. Perlakuan pada bedengan permanen terdiri atas 4 macam for -mula, yaitu menggunakan komposisi berbagai macam campuran limbah organik, serta pupuk kandang sapi sebagai kontrol. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa bedengan permanen yang digarit dan diisi limbah organik pupuk kandang sapi 20 tha-1 ditambah NPK(15-15-15) 40 kgha-1, memberikan pertumbuhan serta hasil dan kualitas umbi kentang kultivar Gra nola yang tertinggi. Selain itu,proses dekomposisi limbah organik pupuk kandang sapi, sangat cepat yang tercermin dari nilai C/N yang terendah setelah 1 bulanterjadi proses pengomposan

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan Kabupaten Kuningan

    Full text link
    Merokok merupakan suatu kebiasaan yang merugikan bagi kesehatan dan jembatan ke penyalahgunaan napza. Rokok diketahui banyak mengandung racun/bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker. Menurut WHO (2009) saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan perokok aktif terbanyak di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jenis penelitan ini adalah explanatory study dengan pendekatan cross sectional. Total populasinya adalah 2616 orang dengan sampel sebanyak 347 orang dipilih dengan pendekatan simple random sampling. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dan analisis multivariat dengan regresi logistik metode enter. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada pengaruh yang signifikan (p<0,05) antara variabel bebas dengan variabel terikat (perilaku merokok). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja SMK adalah pengetahuan remaja tentang rokok dengan nilai eksp (β) = 8.842. Karena nilai eksp (β) > 2 menjadikan hasil analisis ini sah untuk diintepretasikan dalam analisis pengaruh bersama-sama (multivariat)

    Strategi Pengembangan SDM Industri Kreatif Indonesia dalam Menghadapi Masyakarat Ekonomi ASEAN pada Tahun 2016

    Full text link
    The purpose of this study was to determine the development strategy of the Human Resources (HR) Indonesia's creative industries in the ASEAN Economic Community in 2016. The method used is a method of qualitative research, source of research data used documents, books and Internet data. The data used is secondary data. Data collection techniques used were document. Data analysis techniques used through the stages of data collection, data reduction, data display, and decision-making. Human resource development strategy of creative industry in Indonesia can be conducted by: 1) increasing the quality and quantity of creative educational institutions and 2) increasing the capacity of creative labor. Improving the quality and quantity of creative educational institutions marked by the increasing number of creative educational institutions, improving the quality of education of creative educational institutions as well as the increase of graduates from educational institutions were absorbed in the world of creative work. Increasing the capacity of creative labor is characterized by increasing creative labor force that has a globally-recognized certification as well as their system of labor protection for workers in the creative industry sector. Keywords: Human Resources, Industrial, Creative, AEC Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri kreatif Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, sumber data penelitian menggunakan dokumen, buku dan data internet. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumen. Teknik analisis data yang digunakan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, display data dan pengambilan keputusan. Strategi pengembangan SDM Industri kreatif di Indonesia dapat dilaksanakan dengan cara : 1) peningkatan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan kreatif serta 2) peningkatan kapasitas tenaga kerja kreatif. Peningkatan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan kreatif ditandai dengan bertambahnya jumlah lembaga pendidikan kreatif, meningkatnya mutu pendidikan lembaga pendidikan kreatif serta meningkatnya lulusan dari lembaga pendidikan kreatif yang terserap didunia kerja. Peningkatan kapasitas tenaga kerja kreatif ditandai dengan meningkatnya tenaga kerja kreatif yang memiliki sertifikasi yang diakui secara global serta adanya adanya sistem perlindungan tenaga kerja bagi tenaga kerja di sektor Industri kreatif

    Using Word Grid Games to Increase the Vocabulary Achievement of the Second Grade Students of SMP N 8 Pekanbaru

    Full text link
    Vocabulary plays an important role in learning a foreignlanguage. It is an element that links the four language skills: speaking,listening, reading and writing. In order to communicate well in aforeign language, students need to have sufficient vocabulary. Afterthat, they need to understand the structure, function, etc. Toenrichtheirvocabulary.There are many useful approaches can be used. Oneof them is using games

    Pengaruh Penambahan Nano Zn Fitogenik Dalam Ransum Ayam Pedaging Terhadap Histomorfometri Usus

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek penambahan Nano Zn Fitogenik (NZF) terhadap histomorfometri (tinggi, lebar, kedalaman kripta dan luas permukaan) vili usus halus (jejunum) ayam pedaging. Penelitian ini menggunakan 360 ekor ayam broiler strain Lohman umur satu hari (Day Old Chick/DOC). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan; masing-masing unit percobaan terdiri dari 12 ekor DOC (6 jantan dan 6 betina). Perlakuan pakan yang diberikan, yatu ; R1 = pakan basal; R2 = R1 + Zn Sulfat (90 mg Zn/kg) + 5,32 mg/kg tepung daun jambu biji; R3 = R1 + NZF (45 mg Zn/kg); R4 = R1 + NZF (90 mg Zn/kg); R5 = R1 + NZF (135 mg Zn/kg); R6 = R1 + NZF (180 mgZn/kg). Variabel yang diamati adalah tinggi, lebar, kedalaman kripta dan luas permukaan vili usus halus (jejunum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menambahkan Nano Zn-Fitogenik (NZF) hingga dosis 180 mg Zn/kg dalam ransum ayam pedaging tidak mempengaruhi (P> 0,05) tinggi, lebar, kedalaman kripta dan luas permukaan) vili halus (jejunum). Dapat disimpulkan bahwa penambahan Nano Zn Fitogenik (NZF) sampai dosis 180 mg Zn/kg dalam ransum ayam pedaging tidak berdampak negatif terhadap histomorfometri (tinggi, lebar, kedalaman kripta dan luas permukaan) vili usus halus (jejunum) ayam pedaging

    Perbaikan Teknologi Produksi Umbi Benih Bawang Merah dengan Ukuran Umbi Benih, Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh, dan Unsur Hara Mikroelemen

    Get PDF
    Bawang merah untuk benih umumnya diperbanyak dengan menggunakan umbi. Penelitian bertujuan untukmemperbaiki cara perbanyakan umbi untuk benih yang berkualitas. Penelitian dilakukan di Desa Tambakan, Cagak,Subang ± 600 m dpl. Rancangan percobaan menggunakan petak terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama ada tiga,yaitu ukuran umbi benih <3 g, 3-5 g, dan >5 g per umbi. Anak petak ada lima buah yaitu zat pengatur tumbuh enzimkarbonil 0,2 ml/l+ppc mikroelemen metalik 1,0 ml/l, enzim karbonil 0,2 ml/l + metalik 1,5 ml/l, triakontanol 0,2 ml/l +metalik 1,0 ml/l, triakontanol 0,2 ml/l + metalik 1,5 ml/l, dan kontrol. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aplikasiukuran umbi benih >5 g per umbi yang diberi zat pengatur tumbuh triakontanol 0,2 ml/l + ppc mikroelemen metalik 1,5ml/l nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi bobot to tal umbi bawang merah untuk benih.Ame lio ra tion of seed production technology ofshal lot by ap pli ca tion of proper size of mother bulb, plant growth regulators, and microelement nutrient.Shal lot for seed generally are propagated by using the mother bulb. The aim of this experiment was to improve seedproduction technology to find out high quality and quantity of shallot mother bulbs. Research was conducted atTambakan, Cagak, Subang ± 600 m asl. A split plot design with three replication was set up in the field. Main plot wassize of mother bulbs, viz. : <3 g, 3-5 g, and >5 g per bulb, respectively. Subplot was plant growth regulators treatmentin combination with microelement nutrient, viz. : plant growth regulaor en zyme carbonyl 0.2 ml/l + microelementmetalic 1.0 ml/l, en zyme car bonyl 0.2 ml/l + metalic 1.5 ml/l, triakontanol 0.2 ml/l + metalic 1.0 ml/l, triakontanol 0.2ml/l + metalic 1.5 ml/l, and check. Research results revealed that application of size of mother bulb >5 g per bulb incombination with pgr triacontanol 0.2 ml/l + metalic 1.5 ml/l significantly increased growth and total production ofshallot bulbs for seed
    • …
    corecore