14 research outputs found

    Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Nilai Ph Sediaan Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Herba Pegagan (Centella Asiatica) Dan Daun Gaharu (Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke)

    Full text link
    Nilai pH sediaan merupakan salah satu faktor penentu stabilitas dari sediaan cold cream. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perubahan pH yang terjadi selama penyimpanan sediaan cold cream kombinasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), herba pegagan (Centella asiatica) dan daun gaharu (Gyrinops versteegii (gilg) Domke). Berdasarkan hasil pengujian, terjadi Perubahan nilai pH sedian selama penyimpanan. Penurunan pH terjadi mulai dari minggu pertama sampai dengan minggu ke empat. Perubahan pH yang terjadi masih memenuhi rentang pH fisiologis 4-7. Perubahan nilai pH menandakan sediaan cold cream kombinasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), herba pegagan (Centella asiatica) dan daun gaharu (Gyrinops versteegii (gilg) Domke) kurang stabil

    Perbandingan Profil Penggunaan Terapi Kombinasi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (Rsup) Sanglah

    Full text link
    Kombinasi insulin kerja menengah (Neutral Protamine Hagedorn/NPH) dengan insulin kerja pendek (Regular Human Insulin/RHI) dan kombinasi insulin kerja panjang (insulin glargine) dengan insulin kerja cepat (insulin aspart) adalah jenis kombinasi insulin yang paling sering digunakan untuk mengobati pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat inap di RSUP Sanglah. Namun sampai saat ini belum ada penelitian evidence based di RSUP Sanglah mengenai perbandingan profil penggunaan kedua jenis kombinasi insulin ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan profil penggunaan antara kombinasi insulin NPH dengan RHI dan kombinasi insulin glargine dengan insulin aspart. Profil penggunaan ini akan dinilai dari karateristik pasien berdasarkan jenis kelamin, umur, dan lama rawat inap, serta dinilai dari pola penggunaan insulin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Pasien DM tipe 2 di unit rawat inap RSUP sanglah lebih didominasi pasien laki-laki sebesar 60%, dengan umur terbanyak > 45 tahun sebesar 80% dan lama rawat inap rata-rata 4-8 hari sebesar 40%. Jenis kombinasi yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi insulin glargine dengan insulin aspart yaitu sebesar 53%

    Uji Ketahanan Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Kimchi terhadap Ph Rendah

    Full text link
    Probiotik merupakan mikroba hidup yang bermanfaat bagi kesehatan inangnya bila dikonsumsi dalam jumlah memadai. Beberapa jenis bakteri asam laktat (BAL) diketahui memiliki potensi sebagai probiotik. Kimchi merupakan salah satu produk makanan yang melibatkan beragam BAL dalam proses fermentasinya, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai sumber bakteri probiotik. Probiotik ketika dikonsumsi secara oral akan melalui lambung yang memiliki pH rendah (pH 2 saat puasa) dan harus mampumempertahankan jumlah koloninya untuk mencapai usus besar. Sehingga, dalam pengembangannya sebagai probiotik potensial, dilakukan uji ketahanan BALyang diisolasi dari kimchi pada pH rendah. Isolasi dilakukan dengan menggunakan metode dilusi sebar pada MRS agar yang telah ditambahkan BCP.Isolat BAL dipilih melalui uji konfirmasi dengan hasil negatif pada uji katalase, bersifat homofermentatif, Gram positif, dan berbentuk batang. Semua isolat BAL diuji ketahanannya pada kondisi pH 4, 3, dan 2. Ketahanan isolat BAL ditunjukkan oleh meningkatnya kekeruhan pada media MRS broth setelah diukur Optical Density (OD) pada panjang gelombang 660 nm. Apabila nilai OD ? 0,1 maka strain BAL tersebut dikategorikan tahan terhadap pH rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 66 isolat BAL yang berhasil diisolasi dalam penelitian ini, dan sebanyak 15 isolat diuji ketahanannya terhadap pH rendah. Sebanyak 15 isolat yang diuji menunjukkan sifat tahan terhadap kondisi 4, 3, dan 2

    Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah (Arachis Hypogeae L.) dengan Metode Maserasi Panas terhadap Profil Lipid Tikus Sprague Dawley Diet Lemak Tinggi

    Full text link
    Kulit kacang tanah (Arachis hypogeae L.) secara empiris telah dimanfaatkan untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Kandungan kimia kulit kacang tanah seperti polifenol, saponin, dan serat diduga memiliki aktivitas yang berhubungan dengan dislipidemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol 96% kulit kacang tanah yang diperoleh dengan metode maserasi panas serta pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap profil lipid tikus Sprague Dawley yang diinduksi diet lemak tinggi. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: induksi diet lemak tinggi yang dilakukan selama 14 hari sebelum perlakuan. Kelompok penelitian dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kontrol positif (simvastatin 0,9 mg/kgBB), dan perlakuan yang diberikan tiga variasi dosis ekstrak etanol 96% kulit kacang tanah yaitu 300 mg/kgBB, 600 mg/kgBB dan 1200 mg/kgBB selama 14 hari dengan pembawa CMC Na 0,5%. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL menggunakan reaksi ezimatis. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan analisis paired t-test dan ANOVA-one way dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil skrining fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% kulit kacang tanah mengandung senyawa golongan polifenol dan serat. Ekstrak etanol 96% kulit kacang tanah pada dosis 300 mg/kgBB, 600 mg/kgBB, dan 1200 mg/kgBB yang diperoleh dengan metode maserasi panas tidak berpengaruh terhadap profil lipid darah pada tikus sprague dawley yang diinduksi diet lemak tinggi

    Pengaruh Dosis Minuman Gambir terhadap Peningkatan Daya Ingat Mencit Galur Balb/c

    Full text link
    Radikal bebas merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan daya ingat. Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) mempunyai kandungan katekin yang terbukti memperbaiki kerusakan oksidatif akibat radikal bebas, sehingga diduga dapat meningkatkan daya ingat. Dengan karakteristik gambir yang khas, gambir sangat cocok untuk dijadikan olahan minuman gambir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis minuman gambir terhadap peningkatan daya ingat mencit galur Balb/c. Model T-maze dan induksi dengan ECS (50 mA, 20 detik) digunakan dalam menguji kemampuan peningkatan daya ingat mencit dengan mengamati Perubahan perilaku mencit secara spontan. Terdapat 5 kelompok perlakuan dalam penelitian ini yaitu kontrol normal, kontrol negatif dan 3 kelompok perlakuan yang diberi minuman gambir dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Parameter yang diamati adalah waktu tempuh yang dibutuhkan mencit melewati T-maze, 45 menit setelah diinduksi ECS. Data dianalisis secara statistik dengan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dosis minuman gambir mempengaruhi kemampuan peningkatan daya ingat mencit. Minuman gambir dengan dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB memiliki kemampuan meningkatkan daya ingat mencit (P<0,05). Dosis 200 mg/kg BB ditentukan sebagai dosis minuman gambir yang paling efektif meningkatkan daya ingat mencit

    Kajian Kelengkapan Informasi Mengenai Indikasi dan Dosis Obat Antihipertensi Tunggal yang Digunakan secara Peroral pada Berbagai Sumber Literatur Tersier

    Full text link
    Sumber informasi obat tersier dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan maupun pencarian informasi obat guna mendukung pengobatan yang rasional pada pasien. Sumber informasi obat yang baik harus menyediakan sumber informasi yang lengkap, diantaranya adalah informasi indikasi dan dosis obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat kelengkapan indikasi dan kesesuaian dosis pada sumber informasi tersier. Penelitian dilaksanakan dengan metode studi pustaka melalui pengumpulan informasi indikasi dan dosis obat pada sumber informasi tersier ISO, MIMS, dan IONI serta Drug Information Handbook sebagai acuanya. Nilai dari kelengkapan indikasi menggunakan sistem skoring. Interval 1 s/d 2 adalah klasifikasi rendah, > 2 s/d 3 adalah klasifikasi sedang, dan > 3 s/d 4 adalah klasifikasi tinggi. Kesesuaian dosis dihitung dengan presentase yang menunjukkan kesesuaian dosis literatur rujukan terhadap literatur acuan. Hasil analisis nilai kelengkapan indikasi untuk ketiga sumber informasi tersier ISO, MIMS, dan IONI berturut-turut sebesar 2,629; 2,854; dan 2,920 yang termasuk kedalam klasifikasi sedang. Sedangkan hasil analisis kesesuaian dosis mulai dari yang presentase kesesuaianya paling tinggi adalah IONI sebesar 74,67%; kemudian MIMS sebesar 72,50%; dan terakhir ISO sebesar 58,23%

    Uji Iritasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)

    Full text link
    Bahan baku dari bahan alam sebelum diformulasi dalam bentuk sediaan farmasi atau kosmetik harus memenuhi persyaratan uji keamanan. Pengujian efek iritasi kulit dari bahan baku merupakan elemen penting dari prosedur keamanan. Ekstrak kulit buah manggis merupakan bahan baku yang saat ini banyak dikembangkan dalam sediaan farmasi maupun kosmetik.Dalam Material Safety Data Sheet disebutkan kandungan saponin dalam tanaman merupakan bahan yang dapat menginduksi munculnya efek iritasi kulit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji iritasi ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan metode human 4-hour patch test. Uji iritasi dilakukan pada 6 sukarelawan uji yang terdiri dari pria dan wanita berusia 20-35 tahun yang masing-masing ditempelkan bahan uji yaitu 0,5% ekstrak, dan tanpa zat uji. Bahan uji ditempel selama 4 jam pada lengan kanan atas masing-masing sukarelawan uji secara tertutup dan diamati pada 0 jam sebelum penempelan bahan uji dan 24, 48, 72 jam setelah bahan uji dilepaskan kemudian dihitung nilai derajat iritasi. Semua bahan uji dari pengujian iritasi diperoleh skor derajat iritasi adalah 0 yang berarti semua bahan uji tidak mengiritasi. Hasil uji iritasi ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada konsentrasi 0,5% tidak menyebabkan reaksi iritasi kulit

    Gambaran Terapi Layanan Jkn pada Pasien Hipertensi Stage I dan Diabetes Melitus Tipe 2 di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Udayana

    Full text link
    Diabetes melitus dan hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis dengan tingkat prevalensi tinggi di Indonesia. Pengobatan penyakit kronis membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu panjang serta teratur sehingga biaya pengobatan yang diperlukan menjadi tinggi. JKN membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pengobatan sehingga masyarakat Indonesia dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik.Tujuan penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran keberhasilan terapi pada pasien Hipertensi Stage I dan diabetes Melitus Tipe 2 pada layanan JKN di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Udayana Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan analitik dari bulan Oktober 2015-Maret 2016. Subjek penelitian adalah 36 pasien DM tipe 2 dan 10 Pasien Hipertensi pada Layanan JKN yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Subjek DM diberikan pengobatan metformin atau glikazid sedangkan subjek hipertensi diberikan amlodipin selama 6 bulan. Keberhasilan terapi diabetes melitusdinilai dari tercapainya target KGDP <126 mg/dL, KGDPP <200 mg/dL, tidak adanya efek samping (hipoglikemia, mual, muntah, diare dan alergi), keberhasilan terapi hipertensi dinilai dengan tekanan darah pasien <140/90. Data pada subjek DM memiliki sebaran normal dan dianalisis dengan uji t berpasangan. Data pada subjek hipertensi memiliki sebaran tidak normal dan dianalisis dengan uji non-parametrik Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada KGDP dan KGDPP pada subjek dengan DM, terdapat perbedaan bermakna TDD dan tidak terdapat perbedaan bermakna TDS pada subjek dengan hipertensi (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian, keberhasilan terapi tercapai pada subjek dengan diabetes melitus tipe 2 namun belum tercapai pada subjek dengan hipertensi stage 1
    corecore