83 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Taburia Terhadap Pertumbuhan Pada Anak 6-24 Bulan Di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo

    Get PDF
    Taburia merupakan tambahan multivitamin dan multimineral untuk memenuhi kebutuhan gizi dan perkembangan balita. Pemberian taburia untuk membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, dan mencegah kekurangan gizi. Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Wirun ada ibu memberikan taburia secara rutin dan tidak rutin.Tujuan penelitian: Mengetahui perbedaan pertumbuhan anak usia 6-24 Bulan yang diberi taburia secara rutin dan tidak rutin di Desa Wirun. Metode penelitian: Jenis penelitian ini yang dilakukan merupakan kuantitatif dengan metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian menggunakan deskriptif komparatif dengan rancangan restospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 6-24 bulan yang di mendapatkan program Taburia di Posyandu desa Wirun yang berjumlah 164 anak. Teknik Pengambilan Sampel penelitian ini menggunakan teknik pemilihan Sampel dengan cara multi level sebanyak 15 yang diberi rutin dan 15 yang di beri tidak rutin anak 6-24 Bulan. Teknik analisis data yang digunakan dengan Uji Wilcoxon Test Hasil penelitian: Setelah diberi taburia menunjukan kategori tingkat pertumbuhan: Gemuk 13% atau 2, Normal 66,7% atau 10, Kurus 20,0% atau 3 dan taburia tidak rutin Gemuk 6,7% atau 1, Normal 33,3% atau 5, Kurus 46,7% atau 7, Sangat Kurus 13,7% atau 2 jadi Tedapat perbedaan pertumbuhan anak usia 6-24 Bulan yang diberi taburia secara rutin dan tidak rutin di Desa Wirun (p= 038)

    Asuhan Keperawatan Pada An. I dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Malformasi Anorektal Post Posterio Sagital Ano Recto Plasty (PSARP) di Ruang Melati 2 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Background: Incidents of anorectal malformation are ranged from 1500-5000 live births with slightly more for male. About 20% - 75% of infants with anorectic malformation are also suffering other anomaly. Most frequent cases occurring in male and female are imperforate anus with fistula in distal urethra for male and vestibulum vagina for female. Purpose: To know the nursing care for patient with anorectal malformation consisting of examination, intervention, implementation and evaluation of nursing. Results: It was found that pain relieved, the client was more comfortable and he was no fussy again. Conclusion: Collaboration between health team and patient/family of the patient is very important for . Good therapeutic communication between nurse and family, and then the family transmits the communication to patient will provide great contribution for a successful nursing care

    Asuhan Keperawatan Pada An. A dengan Penyakit Jantung Bawaan: Paten Duktus Arteriosus (PDA) di Ruang Melati II Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Background of Study: Congenital heart disease is an abnormality of structure or function of the cardiovascular system were found at birth, although it can found in the next day. It can be caused due to lack of knowledge of parents, low education, and a supportive environment. Goal: To know the nursing care in patients with Patent ductus arteriosus include assessment, intervention, implementation and evaluation of nursing. Results: After the 3x24 hour nursing care available during coughing spasms and has not diminished, increased appetite, and yet showed excessive activity. Conclusion: Based on the results of the physical examination assessment data lungs are retracted, auscultation of breath sounds: Ronchi wet rough, pigeon chest shape chest, cardiac examination obtained thrill at apex, heart suit limits evaluated, and there are noisy systolic grade III / VI of the median II linea of the steralis sinistra

    Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Gangguan Sistem Vaskuler : Hemangioma Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi

    Get PDF
    Latar Belakang: Hemangioma merupakan penyakit tumor jaringan lunak yang terjadi pada anak usia di bawah 12 tahun. Banyaknya kasus hemangioma yang terjadi dan kurangnya informasi masyarakat tentang penyakit hemangioma. Membuat penulis mengangkat kasus tersebut. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Hemangioma meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil: Diagnosa yang muncul pada kasus adalah rasa aman : cemas, Nyeri akut, dan resiko infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil cemas pada klien sudah berkurang, nyeri berkurang, dan tidak terjadi infeksi.. Kesimpulan: Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien adalah dengan memberikan informasi masalah tindakan yang akan dilakukan kepada klien, memberikan teknik relaksasi untuk menurunkan stimulus nyeri, dan mencegah terjadi nya infeksi

    Asuhan Keperawatan Pada An.R Dengan Gangguan Sistem Persarafan : Post Kraniofaringioma Di Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang : Tumor intracranial termasuk juga lesi desak ruang, (lesi organ yang karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada di sekitarnya, sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan) jinak maupun ganas yang tumbuh di otak meningan dan tengkorak. Masalah yang muncul pada pasien dengan tumor otak adalah gangguan penglihatan, gangguan vokal, ansietas dan nyeri akibat dari peningkatan tekanan intrakranial. Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien post operasi kraniofaringioma yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil pasien yang sudah tidak muntah lagi, pasien sudah tidak kejang lagi, dan tanda-tanda infeksi menghilang. Kesimpulan : Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien dapat lebih kooperatif, posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri

    Asuhan Keperawatan Pada An.R Dengan Gangguan Sistem Persarafan : Post Raniofaringioma Di Melati Ii Rsud Dr. Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang : Tumor intracranial termasuk juga lesi desak ruang, (lesi organ yang karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada di sekitarnya, sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan) jinak maupun ganas yang tumbuh di otak meningan dan tengkorak. Masalah yang muncul pada pasien dengan tumor otak adalah gangguan penglihatan, gangguan vokal, ansietas dan nyeri akibat dari peningkatan tekanan intrakranial. Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien post operasi kraniofaringioma yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil pasien yang sudah tidak muntah lagi, pasien sudah tidak kejang lagi, dan tanda-tanda infeksi menghilang. Kesimpulan : Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien dapat lebih kooperatif, posisiyang nyaman dapat mengurangi nyeri

    Asuhan Keperawatan Pada An. B Dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Pneumonia Di Ruang Anggrek RSUD Surakarta

    Get PDF
    NURSING CARE On CHILD. B WITH RESPIRATORY SYSTEM DISORDERS OF PNEUMONIA ON ANGGREK ROOM HOSPITAL SURAKARTA (Endang Wahyuningsih, 2015, 68 pages) ABSTRACT Background : Pneumonia is a disease due to an infection that can cause death at the age of five. Every year, pneumonia kills about 1.6 million children under five. (WHO, 2009). The percentage of pneumonia in Indonesia in 2008 increased to 49.45%. Year 2009 was 49.23% and in 2010 dropped by nearly 39.38% of the number of children under five in Indonesia (Depkes RI, 2012). In Central Java, the coverage of cases of pneumonia each year toddler fell from the national target. In 2009 the discovery of cases of pneumonia be 25.69% and the discovery of cases of pneumonia national targets by 86%. (Dinkes Jateng, 2009) Objective: To know the nursing care Pneumonia with the Clients include assessment, intervention, implementation, and evaluation of nursing. Results: The taxable income do nursing care 3 x 24 hours findings obtained, ineffective airway clearance resolved partially, breathing pattern effective not resolved partially, partially resolved risk development disorders. Conclusion: Cooperation between the health care team Clients with or Family Indispensable for success nursing care, therapeutic communication can encourages Client And Family more Cooperative, nebulizer therapy can reduce shortness of breath so that the airway back effectively, train exhibit rather client and baby massage can reduce risk the development disorders. Keywords: Pneumonia, ineffective airway clearance, Pattern way not effectively, risk development disorders

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Penanganan Diare Pada Balita Selama Di Rumah Sebelum Dibawa Ke Rumah Sakit Islam Surakarta

    Get PDF
    Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena memiliki insidens dan mortalitas yang tinggi. Tingginya angka kejadian diare dapat dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kurangnya pengetahuan ibu sebagai orang tua balita tentang penyakit diare dan penanganan yang masih kurang baik. Hasil studi pendahuluan diperoleh data bahwa masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakit diare dan penanganan yang kurang sebelum balita yang sakit diare dibawa ke rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan diare pada balita selama di rumah sebelum dibawa ke Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif. Sampel penelitian ibu yang mempunyai balita yang mengalami diare yang dirawat di bangsal Al Arof kelas I, II dan III sebanyak 33 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner pengetahuan tentang diare dan checklist penanganan diare selama di rumah. Data penelitian diuji dengan uji Fisher exact. Hasil penelitian adalah 15 orang (45.5 %) mempunyai pengetahuan yang baik, 18 orang (54,5%) mempunyai pengetahuan kurang. Delapan belas responden (54,4%) penanganan diare dengan baik, sedangkan 15 responden (45.5%) penanganan diare masih kurang. Hasil uji Fisher exact diperoleh p = 0,013 (p<0,05) dan disimpulkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan diare pada balita selama di rumah sebelum dibawa ke Rumah Sakit Islam Surakarta

    Hubungan Frekuensi Hospitalisasi Anak Pre School Dengan Kemampuan Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Penderita Leukemia Di RSUD Dr. Moewardi

    Get PDF
    Kanker merupakan masalah utama penyakit di dunia. Leukemia limfositik akut paling lazim dijumpai pada anak, insiden tertinggi terdapat pada usia 3-7 tahun. Jika anak positip menderita Leukemia limfositik akut, anak harus dilakukan terapi pemeliharaan yang cukup panjang (2-3 tahun), sehingga anak harus mengalami hospitalisasi berulang. Hospitalisasi yang berulang yang harus dijalani menjadikan anak berkurang dalam kesempatan melakukan aktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan frekuensi hospitalisasi dengan kemampuan perkembangan motorik halus pada anak pra sekolah penderita leukemia di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah Anak penderita leukemia usia pra sekolah 3-6 tahun. Tehnik pengambilan dilakukan dengan purposive sampling dengan sampel sebanyak 12 responden. Pengujian statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan (25%) dengan frekuensi hospitalisasi jarang, (66,7%) dengan frekuensi hospitalisasi sedang, dan (8,3%) dengan frekuensi hospitalisasi sering. Sebanyak (75%) dengan kategori normal, (16,7%) dengan kategori suspect dan (8,3%) dengan kategori untestable, maka disimpulkan sebagian besar responden mengalami hospitalisasi dengan intensitas sedang dan memiliki perkembangan motorik halus dalam kategori normal. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai χ2 = 4.694 dengan p = 0,320 atau (p > 0,05) artinya tidak terdapat hubungan frekuensi hospitalisasi anak pre school dengan kemampuan perkembangan motorik halus pada anak penderita leukemia di RSUD Dr. Moewardi

    Gambaran Tindakan Orang Tua Yang Mempunyai Anak Dengan Penderita Leukemia Di Ruang Melati II RSUD DR. Moewardi

    Get PDF
    Perawatan anak leukemia yang membutuhkan waktu cukup lama menjadikan orang tua mempunyai pengalaman tersendiri selama anak mengalami berbagai gangguan seperti demam, batuk pilek, rasa nyeri, ataupun anak mengalami mimisan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengalaman orang tua yang mempunyai anak dengan penderita leukemia di Ruang Melati II RSUD Dr. Moewardi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian adalah 5 orang tua yang mempunyai anak leukemia limfositik akutyang dirawat di ruang Melati II RSUD Dr.Moewardi. Instrumen penelitian yang digunakan wawancara mendalam dan menggunakan alat perekam. Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pasien leukemia mengalami gangguan perdarahan dan lebam-lebam. Tindakan orang tua jika anak mengalami mimisan dengan memberi anak buah semangka. Sementara tindakan orang tua kepada anak yang mengalami lebam-lebam adalah dengan memberi obat. Pasien yang mengalami nyeri pada bagian tangan dan mengalami nyeri pada bagian kaki. Tindakan orang tua dengan memberi minyak kayu putih dan mimijat dengan gerakan halus. Pasien yang mengalami demam panas oleh orang tua diberikan kompres air hangat dibagian dahi dan ketiak dan memberikan obat penurun panas dari rumah sakit. Pasien dengan sakit batuk pilek. Tindakan orang tua dengan memberi obat dan memberi campuran jeruk nipis dan kecap. Pasien yang mengalami anemia, menjadikan anak sering cepat lelah, dan sering terlihat pucat. Tindakan orang tua saat anak sering anemia adalah dengan menyuruh anak istirahat dan dengan memberi obat
    corecore