13 research outputs found

    Kapasitas Lentur Lantai Grid Dengan Menggunakan Tulangan Wire Mesh

    Get PDF
    KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH Pelat lantai merupakan bagian struktur yang terpasang mendatar dan umumnya mempunyai ketebalan yang ukurannya relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan panjang bentangnya sehingga sifat kaku dari pelat sangat kurang. Kekakuan ini akan mengakibatkan lendutan yang besar. Lendutan yang besar ini dapat dicegah dengan memanfaatkan bentuk atau sistem kisi-kisi (grid structure) yang secara umum dikenal dengan struktur grid. Struktur grid ini menggunakan bahan dari konstruksi beton bertulang dengan ketebalan pelat yang tipis dan memakai tulangan yang lebih hemat. Tulangan yang digunakan kawat baja las (wire mesh) dengan diameter 5,2 mm dan jarak spasi 150 mm. Penggunaan tulangan baja ini untuk memperbesar kuat lentur pelat karena baja jenis ini mempunyai kuat tarik yang tinggi, bentuknya yang seperti jala memudahkan untuk dipasang, harganya relatif murah dan ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk kapasitas lentur yang terjadi pada ketiga bentuk variasi pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh, untuk mengetahui seberapa besar beban hidup yang terjadi pada ketiga pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh dan untuk mengetahui seberapa besar lendutan yang terjadi pada ketiga pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh. Ukuran dimensi untuk benda uji silinder beton diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 3 benda uji, sedangkan untuk benda uji pelat beton normal berukuran 100 x 50 x 8 cm3, pelat beton grid A berukuran 100 x 50 x 8 cm3 (tebal/lebar balok grid = 3 cm), pelat beton grid B berukuran 100 x 50 x 8 cm3 (tebal/lebar balok grid = 4 cm), dan pelat beton grid C 100 x 50 x 8 cm3 (tebal/lebar balok grid = 5 cm). Mix design menggunakan metode SK SNI T-15-1990-03 dengan fas 0,5. Setiap variasi dibuat 3 benda uji, sehingga jumlah total ada 12 benda uji. Pengujian dilakukan ketika benda uji berumur 28 hari. Momen lentur rata – rata pengujian laboratorium pada pelat beton dengan variasi bentuk pelat normal ; pelat grid A ; pelat grid B ; pelat grid C berturut-turut adalah 3,845 kN.m ; 3,662 kN.m ; 3,892 kN.m ; 3,826 k.Nm. Momen lentur rata – rata analisis teoritis pada pelat beton dengan variasi bentuk pelat normal ; pelat grid A ; pelat grid B ; pelat grid C berturutturut adalah 2,956 kNm; 2,331 kNm ; 2,339 kNm ; 2,345 kNm. Persentase selisih momen lentur hasil uji laboratorium dan analisis untuk pelat beton dengan variasi pelat normal ; pelat grid A ; pelat grid B ; pelat grid C berturut-turut adalah 23,06 ; 21,38 % ; 25,88 % ; 24,26 %. Beban hidup maksimal pengujian (qL,pengujian) pelat beton lebih kecil dari beban hidup maksimal untuk bangunan kantor (qL,teoritis = 2,5 kN/m2). Persentase selisih lendutan maksimum rata – rata hasil uji laboratorium dan analisis untuk pelat beton dengan variasi bentuk pelat normal ; pelat grid A ; pelat grid B ; pelat grid C berturut-turut adalah 93,07 % ; 88,49 % ; 90,61 % ; 87,55 %. Dari penelitian ini, pelat grid dengan tulangan kawat baja las ( wire mesh ) diameter 5,2 mm dapat digunakan sebagai alternatif untuk pelat lantai beton yang tipis tetapi kuat

    Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton dengan Serat Kawat Bendrat Berbentuk “W” Sebagai Bahan Tambah

    Get PDF
    Beton adalah bagian terpenting dari suatu konstruksi. Beton dapat digunakan untuk berbagai bangunan, misalnya pada bangunan gedung, bangunan air, jalan raya, dan lain lain. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan serat kawat berbentuk “W” terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton pada umur 28 hari dengan fas 0,55, metode perancangan menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI T-15-1990-03). Persentase penambahan kawat bendrat berbentuk “W” : 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,0%, dari berat total benda uji beton silinder dengan variasi panjang serat kawat adalah 4 cm, 6 cm, dan 8 cm, dimensi benda uji berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil pengujian pada variasi panjang serat kawat bendrat berbentuk W 4 cm (BF 1) nilai kuat tekan maksimum terjadi pada persentase 0,5 %, sebesar 21,62 MPa. Pada variasi panjang serat kawat bendrat berbentuk W 6 cm ( BF 2 ) nilai kuat tekan maksimum terjadi pada persentase 0,75 %, sebesar 23,14 MPa. Pada variasi panjang serat kawat bendrat berbentuk W 8 cm ( BF 3 ) nilai kuat tekan maksimum terjadi pada persentase 0,75 %, sebesar 26,03 MPa. Dari semua variasi, kuat tekan maksimum beton terjadi pada variasi panjang kawat 8 cm (BF 3) dengan persentase 0,75 %, mengalami penambahan kuat tekan sebesar 26,03 MPa. Ditinjau dari beton normal, kuat tekan maksimum mengalami penambahan kuat tekan sebesar 36,37 %. Pada variasi panjang serat kawat bendrat berbentuk W 4 cm (BF 1) nilai kuat Tarik belah maksimum terjadi pada persentase 0,5 %, sebesar 7,037 MPa. Pada variasi panjang serat kawat bendrat berbentuk W 6 cm (BF 2) nilai kuat Tarik belah maksimum terjadi pada persentase 0,75 %, sebesar 7,556 MPa. Pada variasi panjang serat kawat bendrat berbentuk W 8 cm (BF 3) nilai kuat Tarik belah maksimum terjadi pada persentase 0,75 %, sebesar 8,252 MPa. Dari semua variasi, kuat tarik belah maksimum beton terjadi pada variasi panjang kawat 8 cm (BF 3) dengan persentase 0,75 %, mengalami penambahan kuat tarik belah sebesar 8,252 MPa. Ditinjau dari beton normal, kuat tarik belah maksimum, mengalami penambahan kuat terik belah sebesar 65,282%. Dengan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penambahan serat kawat bendrat berbentuk W pada campuran beton, dapat meningkatkan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton

    Tinjauan Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Kuat Lentur Beton Menggunakan Tras Jatiyoso Sebagai Pengganti Pasir Untuk Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

    Get PDF
    Pembangunan jalan raya di Indonesia selalu meningkat dari waktu ke waktu, sesuai dengan tuntutan jaman dan permasalahannya. Terjadinya krisis bahan baku yang berkepanjangan terutama bahan baku utama pembuat beton jalan yaitu pasir mengakibatkan harga pasir meningkat dan ketersediaanya semakin menipis. Maka perlu dicari bahan baku alternatif pengganti pasir yang lebih ekonomis. Tras memiliki peluang yang besar sebagai pengganti pasir dan mudah untuk dikembangkan secara luas penggunaannya. Tras merupakan batuan gunung berapi yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Berdasar hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton maksimum, kuat lentur balok beton maksimum, dan kuat tarik belah beton maksimum yang menggunakan campuran tras sebagai pengganti pasir pada umur 28 hari. Persentase tras adalah 0%, 15%, 30%, 45%, dan 100% dari total agregat halus terhadap pasir. Tinjauan analisis penelitian ini adalah kuat tekan dan kuat tarik belah, dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan untuk kuat lentur menggunakan benda uji balok beton dengan ukuran lebar 15 cm, tebal 15 cm, dan panjang 53 cm. Metode perencanaan campuran beton menggunakan metode American Concrete Institute. Setelah dilakukan pengujian dan penelitian, maka didapat hasil bahwa hasil pengujian kuat tekan silinder beton pada beton normal menghasilkan kuat tekan sebesar 27,304 MPa. Kuat tekan beton maksimal tercapai pada variasi penambahan tras 15% sebesar 28,577 MPa atau mengalami peningkatan sebesar 4,45% dari beton normal. Dan hasil pengujian kuat tarik belah silinder beton pada beton normal menghasilkan kuat tarik belah sebesar 6,500 MPa. Kuat tarik belah beton maksimum tercapai pada variasi penambahan tras 15% sebesar 7,444 MPa atau mengalami peningkatan sebesar 15,7% dari beton normal. Hasil pengujian kuat lentur balok beton pada beton normal menghasilkan kuat lentur sebesar 3,983 MPa. Kuat lentur balok beton maksimum tercapai pada variasi penambahan tras 15% sebesar 4,567 MPa atau mengalami peningkatan sebesar 12,7% dari beton normal

    Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serbuk Gergaji Kayu Akasia

    Get PDF
    Latar belakang penelitian ini adalah kualitas genteng beton telah dilakukan secara multivariet, karena variabel kualitas yang diukur lebih dari satu kualitas pembuatan genteng beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu akasia ke dalam adukan genteng beton terhadap : (1) sifat tampak genteng beton, (2) ukuran genteng beton, (3) beban lentur genteng beton, (4) penyerapan air (porositas) genteng beton, (5) rembesan (permeabilitas) genteng beton, (6) penyerapan panas genteng beton. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode penelitian menggunakan variabel bebas adalah komposisi campuran, variabel terikat adalah kualitas genteng beton, dan variabel pengendali adalah bahan-bahan yang digunakan. Pengumpulan data dilakukan dengan uji Laboratorium berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum, 2007 (SNI 0096) dan Departemen Pekerjaan Umum, 1982 (PUBBI). Jenis penelitian meliputi : (1) sifat tampak genteng beton, (2) ukuran genteng beton, (3) beban lentur genteng beton, (4) penyerapan air (porositas) genteng beton, (5) rembesan (permeabilitas) genteng beton, (6) penyerapan panas genteng beton. Analisis data dilakukan dengan menghitung rata-rata hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan SNI dan PUBBI. Hasil penelitian genteng beton menggunakan bahan tambah serbuk gergaji kayu akasia untuk campuran 1 semen : 2 kapur mill: 2,5 pasir adalah : Hasil penelitian sifat tampak luar genteng beton permukaan atasnya mulus, tidak terdapat retak atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakain dan juga siku, tidak berongga dan kuat. Hasil uji ukuran genteng beton P = 420 mm, L = 335 mm, tebal bagian yang rata = 13,60 mm, tebal penumpangan = 9,22 mm, panjang kaitan = 420 mm, lebar kaitan = 13 mm, tinggi kaitan = 16,2 mm, lebar penumpangan = 78,3 mm, ke dalam alur penumpangan= 34,2 mm, jumlah alur penumpangan 2. Beban lentur rata-rata pada penambahan serbuk gergaji kayu akasia 0% = 220 kg; 5% = 196 kg; 10% = 198 kg; 15%= 200 dan 20% = 204 kg. Hasil penelitian penyerapan air (porositas) rata-rata genteng beton pada penambahan serbuk gergaji kayu akasia 0% = 8,763%; 5% = 8,805%; 10% = 8,876%; 15% = 8,898 dan 20% = 9,407%. Hasil penelitian rembesan (permeabilitas) pada penambahan serbuk gergaji kayu akasia 0% tidak rembes, 5% tidak rembes, 10% tidak rembes, 15% tidak rembes dan 20% juga tidak rembes. Hasil penelitian penyerapan panas pada penambahan serbuk gergaji kayu akasia 0% = 84,33%; 5% = 83,31%; 10% = 86,56%; 15% = 80,38% dan 20% =85,64%. Dari penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak serbuk gergaji kayu akasia yang ditambahkan dalam adukan genteng beton maka ratarata beban lentur yang dihasilkan semakin besar

    Perencanaan Gedung Rumah Sakit Empat Lantai (+ 1 Basement) Dengan Sistem Daktail Parsial Di Karanganyar

    Get PDF
    Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencanakan gedung rumah sakit empat lantai (+ 1 basement) di daerah Karanganyar (wilayah gempa 3) yang berdiri di atas tanah lunak dan berdasarkan pada SNI 03-1726-2002 dengan nilai faktor daktalitas (μ) = 2,5 dan R = 4,0 sehingga termasuk pada daktail parsial. Perencanaan struktur beton bertulang digunakan mutu bahan yang digunakan meliputi mutu beton f’c = 25 MPa, mutu baja tulangan fyl = 350 MPa dan mutu begel fys : 300 MPa. Peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan meliputi PPIUG-1983, untuk penentu besarnya beban suatu material terhadap gedung. SNI-03-1729-2000, untuk pembebanan pada rangka atap baja. PPBBI-1984, untuk perhitungan rangka atap baja. PBI-1971, untuk perhitungan plat dan tangga. SNI-1726-2002, untuk mencari besar gaya geser akibat gempa pada gedung. SNI-03-2847-2002, untuk pembebanan pada struktur gedung. SNI-03-2847-2002, untuk perhitungan beton bertulang struktur gedung. Analisis mekanika struktur untuk mencari gaya-gaya dalam yang terjadi pada portal struktur gedung menggunakan program “SAP 2000” 8 non linear. Perhitungan matematis agar mendapat hasil yang cepat dan akurat menggunakan program ”Microsoft Excel 2007”. Sedangkan penggambaran menggunakan program ”AutoCAD 2008”. Hasil yang diperoleh dari perencanaan Tugas Akhir ini yaitu struktur atap menggunakan kuda-kuda rangka baja profil 40.50.4.. Ketebalan plat atap 10 cm, plat lantai 12 cm, bordes 12 cm, dan badan tangga 12 cm. Balok dengan dimensi 450/650 dan kolom dengan dimensi 650/650. Pondasi menggunakan pondasi tiang pancang dengan dimensi poer dengan ukuran (4 x 4) m2 dengan tebal 1 m, dan sedangkan sloof berdimensi (0,45 x 0,65 ) m2

    Tinjauan Kuat Geser Balok Beton Dengan Tulangan Model Rangka Dari Kayu Meranti

    Get PDF
    Concrete is a construction material that is now commonly used and is a building material that has been chosen by experts of the structure. The amount of concrete due to the use of concrete made from materials that are easy to obtain, processed, treated, formed, the price is relatively cheap and has a high compressive strength. Reinforced concrete is a construction that is not foreign in the field of civil engineering. reinforced concrete structure is designed to be able to receive the internal forces, which form the normal force, bending moments, torsion moments, and styles latitude / shear. With the internal forces, will provide resistance of structural elements in the form of normal stress, bending stress, stress torsion and shear stress. Shear strength is also influenced by the shear reinforcement that is attached, in the form of shear reinforcement stirrups or slant / oblique. Reinforcement of meranti wood frame models in this study were selected because of the type of reinforcement is considered suitable models and is expected to add to the shear strength on concrete beams. Reasons for meranti wood on the building because it is easy to come by, have a high aesthetic value and are cheaper when compared to teak. Meranti wood used as a substitute for iron reinforcement using wood lath size 2/3, Reinforcement lengthwise using plain reinforcement diameter (dp) 8 mm, Reinforcement begel using plain reinforcement diameter (dp) 4 mm. Test specimen in the form of a beam with a size of 20 cm x 30 cm x 60 cm with 4 pieces. Concrete testing done after 28 days. The test includes testing the compressive strength of concrete. Tests conducted to determine the compressive strength of concrete cylinder compressive strength, then load testing to determine the shear strength of reinforced concrete beams with spaces begel 8 cm and 10 cm. The results of testing the strength of concrete cylinders obtained an average of 18.96 MPa compressive strength. The test results loading concrete beams obtained shear force par for concrete beams with steel reinforcement spacing begel 8 cm 85.06 kN and spaced begel 10cm 78.13 kN, while the concrete beams with reinforcement of the model order of meranti spaces begel 8 cm 81.13 kN and for space begel 10 cm 75.00 kN. The difference between the nominal shear force concrete beam using steel reinforcement and reinforcement of meranti wood frame models for space begel 8 cm is 3.93 kN or 4.61% and spaced 10 cm begel is 3:13 kN or 3.99%

    Tinjauan Kualitas Batako Dengan Pemakaian Bahan Tambah Serbuk Halus Ex Cold Milling

    Get PDF
    Batako adalah suatu jenis unsur bangunan yang berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air dan agregat, dengan atau tanpa bahan tambah lainnya yang tidak merugikan sifat beton itu. Seiring perkembangan zaman dan teknologi serta inovasi atau alternatif dalam pembuatan penelitian dengan judul Tinjaun Kualitas Batako Dengan Pemakaian Bahan Tambah serbuk halus ex cold milling, yang bertujuan sebagai inovasi atau alternatif. Bahan tambah dan beberapa presentase optimal penambahan serbuk halus ex cold milling baik untuk Uji bahan. Dalam penelitian ini mempergunakan benda uji berupa batako dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 10 cm. Bahan-bahan yang digunkan adalah pasir dari Klaten, serbuk halus ex cold milling, Semen merk holcim, air di ambil dari Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, bahan tambah serbuk halus ex cold milling, dengan variasi penambahan 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dari berat adukan batako. Jumlah sampel benda uji 5 untuk setiap presentase penambahan, sehingga total benda uji adalah 147 buah. Perencanaan campuran mengacu pada Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI 03-0348-1989) dengan faktor air semen (fas) 0,5. Pengujian dilakukan pada umur 28 hari di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara benda uji batako dengan penambahan serbuk halus ex cold milling dalam Uji bahan, benda uji batako lebih baik dibanding dengan bata ringan merk elephant. Sedangkan uji kuat lentur batako TB. Bintang Terang dengan benda uji batako pada penambahan serbuk halus ex cold milling masih di bawah kualitas kuat lenturnya dengan batako TB. Bintang Terang

    Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Balok Tanpa Tulangan Beton Ringan Menggunakan Batu Apung Sebagai Agregat Kasar Dengan Bahan Tambah Kapur Dan Aluminium Pasta

    Get PDF
    Perkembangan teknologi konstruksi semakin pesat, untuk mengatasi berat sendiri bangunan ketika terkena beban gempa sekarang ini banyak dilakukan penelitian untuk menghasilkan beton ringan yang dapat diaplikasikan dalam infrastruktur yang ada. Di Indonesia beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995 saat didirikannnya PT.Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat dengan hasil produksinya dinamakan Hebel. Karena di Indonesia banyak material yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai campuran beton ringan salah satunya yaitu batu apung, dalam penelitian ini akan dilakukan percobaan yaitu batu apung sebagai agregat kasar beton ringan yang akan dikombinasikan dengan bahan tambah kapur dan bahan pengembang beton yaitu aluminium pasta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kuat tekan dan kuat lentur balok tanpa tulangan beton ringan menggunakan batu apung sebagai agregat kasar dengan bahan tambah aluminium pasta dan kapur. Untuk mengetahui kuat lentur beton ringan Hebel. Untuk mengetahui perbandingan kuat lentur beton ringan menggunakan batu apung dan beton ringan Hebel. Persentase variasi bahan tambah aluminium pasta dan kapur yaitu 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dari berat semen dan setiap variasi 5 benda uji. Untuk uji kuat tekan menggunakan cetakan silinder dengan dimensi diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 25 benda uji. Untuk uji kuat lentur balok tanpa tulangan menggunakan cetakan balok dengan dimensi panjang 60 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm sebanyak 25 benda uji ditambah 5 benda uji Hebel. Mix design menggunakan metode road note no.4. pengujian dilakukan ketika benda uji berumur 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan silinder beton pada kode benda uji BN; BR-2,5; BR-5,0; BR-7,5; BR-10 berturut-turut diperoleh rata-rata nilai kuat tekannya yaitu 8,205 MPa; 4,131 MPa; 3,339MPa; 3,056 MPa; 2,829 MPa. Pertambahan tinggi pada benda uji silinder akibat beton mengembang diperoleh tinggi maksimum 97 mm dari tinggi awal 30 cm pada BR-10. Hasil pengujian kuat lentur balok tanpa tulangan pada kode benda uji BN; BR- 2,5; BR-5,0; BR-7,5; BR-10 berturut- turut diperoleh nilai kuat lenturnya yaitu 2,695 MPa; 1,728 MPa; 1,400 MPa; 1,145 MPa, 1,112 MPa. Pertambahan tinggi pada benda uji balok akibat beton mengembang dengan kode BR-2,5; BR-5,0; BR-7,5; BR-10 berturut-turut diperoleh 29 mm; 56 mm; 75 mm; 89 mm, hal ini berbanding lurus dengan variasi penambahan aluminium pastanya. Hasil uji kuat lentur beton ringan Hebel yaitu 0,914 MPa. Perbandingan kuat lentur beton ringan menggunakan batu apung sebagai agregat kasar dengan bahan tambah aluminium pasta dan kapur dengan beton ringan Hebel diperoleh persentase 52,9% pada BR-2,5; 65,3% pada BR-5,0; 79,8% pada BR-7,5; 82,2% pada BR-10

    ANALISIS KUAT TEKAN,KUAT TARIK,DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH SIKA VISCOCRETE-10 DAN FLY ASH( TINJAUAN ANALISIS PADA UMUR DELAPAN JAM SAMPAI DENGAN DUA PULUH EMPAT JAM)

    Get PDF
    Concrete is the most widely used material on construction development today, both in buildings, bridges, dams, and other construction. The various development of implementation methods and materials used created various types of concrete and methods of implementation, one of them is the Quick Method of Hardened Concrete. This study was conducted to analyze the power / strength of concrete in effort to improve the quality and durability of concrete by the minimum age hardening of concrete, and by the replacement of sand with dust / stone dust and using addition material in the form of Sika Viscocrete-10 0.1% and fly ash 12.5 %, fas 0.35 and f'cr 20 MPa, the maximum strength of concrete is expected to be achieved only in a time between 8 to 24 hours. The overview of analysis in this study is the compressive strength and tensile concrete cylinder with diameter of 15 cm and height of 30 cm and flexural strength of concrete beams with length of 50 cm, 15 cm high and 15cm wide. Concrete mix design method using the method of SNI 03-2834-2000. After testing and research, the results obtained in concrete life of 8 - 24 hours, with additional sika viscocrete -10 and fly ash added into concrete increase its compressive strength of 23% -29% tensile strength of 24% -30% and a flexural strength of 24 % -33% of normal concrete. Keywords: concrete, dust, fly ash, sika viscocrete-10, compressive strength, tensile strength, flexural strength

    Analisis Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton Dengan Perawatan Dalam Lumpur Dan Air Laut

    Get PDF
    Beton merupakan suatu material yang secara harfiah menjadi kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur konstruksi yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman, maka dari itu pemilihan beton sebagai bahan baku utama konstruksi bangunan sangatlah penting. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Termasuk didalamnya lingkungan lumpur dan lingkungan laut. Kontak dengan lumpur dan air laut tidak dapat dihindarkan apabila pekerjaan tersebut dilakukan di lingkungan pegunungan dan laut atau pantai. Kontak dengan lumpur dan air laut tidak hanya terjadi pada saat beton sudah jadi namun juga pada saat perawatannya (curing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kuat tekan optimum dan kuat tarik optimum beton dengan perawatan dalam lumpur dan air laut terhadap beton dengan perwatan normal dengan durasi perendaman selama 28 hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata untuk beton dengan perawatan normal yaitu 21,989 MPa dan 2,951 MPa. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata beton dengan perawatan dalam lumpur yaitu 19,361 MPa dan 2,698 MPa atau terjadi penurunan 0,119% dan 0,0856% dari kuat tekan beton normal. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata beton dengan perawatan dalam air laut yaitu 18,021 MPa dan 2,506 MPa atau terjadi penurunan 0,180% dan 0,151% dari nilai kuat tekan dan kuat tarik beton normal
    corecore