14 research outputs found

    Perencanaan Gedung Rumah Sakit Empat Lantai (+ 1 Basement) Dengan Sistem Daktail Parsial Di Karanganyar

    Get PDF
    Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencanakan gedung rumah sakit empat lantai (+ 1 basement) di daerah Karanganyar (wilayah gempa 3) yang berdiri di atas tanah lunak dan berdasarkan pada SNI 03-1726-2002 dengan nilai faktor daktalitas (ÎŒ) = 2,5 dan R = 4,0 sehingga termasuk pada daktail parsial. Perencanaan struktur beton bertulang digunakan mutu bahan yang digunakan meliputi mutu beton f’c = 25 MPa, mutu baja tulangan fyl = 350 MPa dan mutu begel fys : 300 MPa. Peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan meliputi PPIUG-1983, untuk penentu besarnya beban suatu material terhadap gedung. SNI-03-1729-2000, untuk pembebanan pada rangka atap baja. PPBBI-1984, untuk perhitungan rangka atap baja. PBI-1971, untuk perhitungan plat dan tangga. SNI-1726-2002, untuk mencari besar gaya geser akibat gempa pada gedung. SNI-03-2847-2002, untuk pembebanan pada struktur gedung. SNI-03-2847-2002, untuk perhitungan beton bertulang struktur gedung. Analisis mekanika struktur untuk mencari gaya-gaya dalam yang terjadi pada portal struktur gedung menggunakan program “SAP 2000” 8 non linear. Perhitungan matematis agar mendapat hasil yang cepat dan akurat menggunakan program ”Microsoft Excel 2007”. Sedangkan penggambaran menggunakan program ”AutoCAD 2008”. Hasil yang diperoleh dari perencanaan Tugas Akhir ini yaitu struktur atap menggunakan kuda-kuda rangka baja profil 40.50.4.. Ketebalan plat atap 10 cm, plat lantai 12 cm, bordes 12 cm, dan badan tangga 12 cm. Balok dengan dimensi 450/650 dan kolom dengan dimensi 650/650. Pondasi menggunakan pondasi tiang pancang dengan dimensi poer dengan ukuran (4 x 4) m2 dengan tebal 1 m, dan sedangkan sloof berdimensi (0,45 x 0,65 ) m2

    Hitungan Balok Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013 Dengan Program Python 2.7.13

    Get PDF
    The efforts to offset the rate of development of science and technology needs to be made computer programs to simplify and speed up calculations with high accuracy count. This calculation program of reinforced concrete beam is made using Python 2.17.13 programming language with method of calculation design based on SNI-2847-2013. The step of design include literature studies, calculations and drawings, application identification and modeling, application planning, application creation and testing of beam count application programs. This program is named Scode Beam with version 1. Validation of calculation program is compared by manual calculation. For longitudinal reinforcement design of SRPMM beam with data f'c=20 MPa, fy=300 MPa, fyt=300 MPa, initial dimension of beam 300/500, dp=8 mm, D=19 mm, Mu(+)=65,92 kNm, Mu(-)=110,03 kNm, Tu=14,233 kN, obtained by the upper reinforcement =4, the lower reinforcement =3, Md(+)= 96,555 kNm, Md(-)=124,597 kNm, torque longitudinal reinforced =2, The result of this count is the same as the result of manual calculation. For reinforced shear reinforcement SRPMK 3 span section with data f'c=35 MPa, fy=350 MPa, fyt=320 MPa, initial dimension of beam 250/400, dp=10 mm, D=19 mm, Tu=9,24 kN, Vu1=57,557 kN, Vu2= 156,381 kN, clean span 1 (L1) = 1 m, clean span 2 (L2) = 3,5 m, clean span 3 (L3) = 1 m, the result of clean span 1 (L1) Av,u = 1855,02 mm2, s=75 mm, clean span 2 (L2) Av,u=737,104 mm2, s=170 mm, clean span 3 (L3) Av,u=1855,02 mm2, s=75 mm, the result after the combination of clean span torque 1 (L1) Av,u=2509,64 mm2, s=60 mm, clean span 2 (L2) Av,u=1339,84 mm2, s=115 mm, clean span 3 (L3) Av,u=2509,64 mm2, s=60 mm. The result of this count is the same as the result of manual calculation, it can be concluded that Scode Beam is valid compared manual calculation and is suitable for beam planning

    Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Penambahan Kawat Yang Dipasang Longitudinal Di Bagian Tulangan Tarik

    Get PDF
    Beton bertulang sebagai elemen balok umumnya diberi tulangan memanjang (tulangan lentur) dan tulangan sengkang (tulangan geser). Tulangan lentur untuk menahan beban momen lentur yang terjadi pada balok, sedangkan tulangan geser untuk menahan beban gaya geser. Balok sebagai elemen struktur yang sekarang dijumpai, dalam aplikasi di lapangan merupakan elemen yang cukup besar peranannya dalam memikul beban, terutama untuk memikul beban lentur. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat jalan keluar, yaitu dengan pengembangan pembuatan balok beton bertulang dengan penambahan kawat galvanis yang dipasang longitudinal di bagian tulangan tarik. Kawat galvanis mempunyai kelenturan dan keuletan yang cukup tinggi, sehingga tepat bila digunakan untuk meningkatkan momen lentur balok beton bertulang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar dan kenaikan momen lentur balok beton bertulang baja biasa dan balok beton bertulang baja dengan penambahan kawat galvanis yang dipasang longitudinal dibagian tulangan tarik. Pada penelitian yang diajukan ini, tulangan balok (pada tulangan tarik) perlu diperkuat dengan kawat galvanis yang dipasang longitudinal untuk menambah momen lentur balok tersebut. Bahan yang digunakan dalam penelitian balok beton bertulang ini adalah pasir, semen, kerikil, air, tulangan baja dan kawat galvanis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Mkap.uji ratarata balok beton bertulang baja biasa sebesar 11,917 kN.m, sedangkan Mkap.teori rata-rata balok beton bertulang baja sebesar 12,351 kN.m. Dengan demikian besarnya momen kapasitas secara pengujian adalah 3,64 % dari momen kapasitas secara teori. Mkap.uji ratarata dengan penambahan kawat berdiameter 1,02 mm yang dipasang longitudinal dibagian tulangan tarik diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 16,521 kN.m. Mkap.uji rata- rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,29 mm yang dipasang longitudinal dibagian tulangan tarik diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 18,265 kN.m. Mkap.uji rata- rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,63 mm yang dipasang longitudinal dibagian tulangan tarik diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 19,101 kN.m. Sehingga selalu ada peningkatan momen lentur tiap penambahan kawat

    Pengaruh Variasi Pemakaian Larutan Gula Pasir Terhadap Ikatan Awal Semen Dan Kuat Tekan Beton

    Get PDF
    Dalam dunia konstruksi, beton sangat banyak dipakai sebagai salah satu bahan bangunan. Beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan seputar penggunaan beton antara lain berhubungan dengan tingkat kemudahan pengerjaan beton (workability) atau tingkat kelecakan atau nilai slump dari adukan beton segar, serta faktor air semen (fas). Selain itu,juga masalah dengan waktu reaksi ikatan beton (setting time), yaitu ada beberapa pekerjaan yang memerlukan waktu dipercepat, tetapi beberapa pekerjaan lain menuntut diperlambat.Apabila terjadi jarak antar tempat pengadukan dan tempat penuangannya yang sulit dicapai dalam waktu singkat, maupun pada pekerjaan besar yang waktu antara mulai pencampuran hingga penuangan dan dipadatkan sulit dicapai sebelum satu jam, maka diperlukan bahan tambah (admixture) yang dapat memperlambat waktu reaksi beton. Tujuan penggunaan larutan gula pasir diharapkan dapat memberikan alternative bahan tambah yang relatif mudah didapatkan. Penambahan gula pasir pada campuran beton dengan dilarutkan pada air yang digunakan sebagai bahan tambahan sehingga larutnya lebih merata dibandingkan dengan mencampur langsung pada semen ataupun kerikil. Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan hasil pengujian Vicat aparatus waktu ikatan awal semen adalah 1,5 jam namun penambahan larutan gula pasir 0,10% memundurkan ikatan awal hingga jam ke 10. Dan pada larutan gula 0,20% hingga lebih dari 24 jam. Metode penelitian yang digunakan untuk perencanaan campuran adukan beton dengan metode SK.SNI.T-15-1990-03, dengan menggunakan fas 0,35 dan 0,45 masing – masing 30 sampel sehingga total sampel adalah 60 buah menggunakan variasi gula pasir 0,1%, 0,15%, 0,20%, 0,25%, 0,30% dari berat semen yang digunakan. Penigkatan kuat tekan rata – rata terbesar didapatkan pada gula 0,20% sebesar 33,68% fas 0,35 dan 27,01% pada fas 0,45. Penggunaan gula pasir juga dapat meningkatkan workability beton pada larutan gula dibawah 0,2 %, untuk larutan gula pasir di atas 0,2 % nilai slump yang sudah melampaui slump yang di syaratkan antara 25 cm hingga 10,16 cm . Hasil ini membuktikan pengunaan gula pasir dapat meningkatkan kuat tekan beton dan menambah workability beton sehingga dapat mempermudah pengerjaan

    Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Tiga Lantai Dengan Sistem Daktail Parsial Di Wilayah Gempa Empat

    Get PDF
    Tujuan perencanaan ini adalah untuk mengetahui dimensi struktur portal gedung tiga lantai yang kokoh dan aman di wilayah gempa 4 dengan sistem daktail parsial, dan mengetahui jumlah kebutuhan material (bersih) beton dan baja tulangan yang dibutuhkan pada perencanaan struktur portal gedung dengan sistem tersebut. Perencanaan portal ini menggunakan faktor reduksi gempa R = 4,8 dan faktor daktilitas ÎŒ = 3,0. Perhitungan perencanaan ini dibantu dengan menggunakan program SAP 2000 v.8 nonlinear, Microsoft Excel 2007, dan AutoCad 2007. Dari perhitungan perencanaan ini diperoleh hasil struktur beton portal bertulang, meliputi : balok Lantai Atap dengan dimensi 200/450 mm, Lantai 3 dengan dimensi 300/500 mm, dan Lantai 2 dengan dimensi 300/500. Pada balok digunakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser Ø8. Kolom Lantai 3 dengan dimensi 480/480 mm, Lantai 2 dengan dimensi 520/520 mm, Lantai 1 dengan dimensi 610/610 mm. Pada kolom digunakan tulangan D28, dan tulangan geser Ø8. Struktur fondasi menggunakan fondasi telapak menerus, meliputi : pelat fondasi dengan ukuran lebar B = 1,10 m setebal 30 cm, menggunakan tulangan pokok D10-75 mm dan tulangan bagi D8-80 mm. Sloof dengan dimensi 610/850 mm, menggunakan tulangan pokok D22, tulangan geser Ø10 dan Ø12. Kebutuhan material untuk beton dan baja tulangan pada portal meliputi : Balok, total volume beton yaitu : 5,602 m3, dan total berat tulangan 1210 kg. Kolom, total volume beton yaitu : 13,314 m3, dan total berat tulangan 3929 kg. Fondasi, total volume beton yaitu : 2,442 m3, dan total berat tulangan 385 kg. Sloof, total volume beton yaitu : 8,612 m3, dan total berat tulangan 857 kg

    Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Beton Bertulang Dengan Sistem Daktail Parsial Di Wilayah Gempa 2

    Get PDF
    Tugas akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan secara aman dan ekonomis portal beton bertulang dengan sistem daktail parsial yang didesain sebagai gedung perkantoran 3 lantai serta menghitung kebutuhan material yang diperlukan pada portal. Perencanaan portal tersebut terletak di wilayah gempa 2, dengan faktor reduksi gempa R = 4,8 dan faktor daktailitas ÎŒ = 3,0. Peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 untuk perhitungan momen plat. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) untuk analisis beban hidup. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI-1726-2002) untuk analisis beban gempa. SNI 03-2847-2002 untuk perhitungan struktur beton. Analisis gaya dalam menggunakan program “SAP 2000 v.8 nonlinear”. Untuk mendapatkan hasil yang cepat dan akurat dalam perhitungan matematis digunakan program “Microsoft Excel 2007” sedangkan untuk penggambaran menggunakan program “AutoCad 2007”. Hasil yang diperoleh dari prhitungan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1). Struktur portal beton bertulang, meliputi : a). Balok Lantai Atap dengan dimensi 200/400 mm, Lantai 3 dengan dimensi 250/500 mm, dan Lantai 2 dengan dimensi 300/500 mm, menggunakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser ϕ8. b). Kolom Lantai 3 dengan dimensi 420/420 mm, Lantai 2 dengan dimensi 450/450 mm, dan Lantai 1 dengan dimensi 450/450 mm, menggunakan tulangan pokok D28 dan tulangan geser ϕ10. 2). Struktur fondasi menggunakan fondasi telapak menerus, meliputi : a). Pelat fondasi dengan ukuran B = 1,00 m setebal 30 cm, menggunakan tulangan pokok D12 – 100 mm dan tulangan bagi ϕ8 – 100 mm. b). Sloof dengan dimensi 450/900 mm, menggnakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser sendi plastis ϕ12 dan diluar sendi plastis ϕ10. 3). Kebutuhan material untuk beton dan baja tulangan pada portal meliputi : a). Balok, total volume beton yaitu 5,21 m3, total berat tulangan 1048,00 kg. b). Kolom, total volume beton yaitu 8,70 m3, total berat tulangan 3578,00 kg. c). Fondasi, total volume beton yaitu 2,81 m3, total berat tulangan 255,00 kg. d). Sloof, total volume beton yaitu 6,66 m3, total berat tulangan 820,00 kg. Kata kunci : Daktail parsial, perencanaan portal, kebutuhan materia

    Perbandingan Analisis Faktor Keberhasilan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan (Studi Kasus Proyek Pembangunan Super Market Lion Super Indo, Surakarta dan Semarang Jawa Tengah)

    Get PDF
    Proyek Pembangunan Super Market Lion Super Indo merupakan proyek yang membutuhkan sumber daya besar. Sumber Daya Proyek yang terdiri dari man, money, materials, machine, and methode merupakan indikator keberhasilan proyek jika dimanfaatkan secara baik. Permasalahan penelitian ini: Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan?.Bagaimana pengaruh Sumber Daya Proyek terhadap keberhasilan?. Bagaimana mengantisipasi masalah agar tidak melanggar kontrak?. Bagaimana perbandingan faktor internal dengan faktor external pada pelaksanaan?. Tujuan penelitian ini: Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan, mengetahui pengaruh Sumber Daya Proyek terhadap pelaksanaan, mengantisipasi permasalahan pelaksanaan agar tidak menjadi perselisihan. Metode penelitian yang digunakan adalah menentukan lokasi, pengumpulan data, alat penelitian, tahapan penelitian, dan bagan alir penelitian. Studi kasus yang dibahas antara lain: menyelesaikan permasalahan pada Sumber Daya Proyek dari fungsi pekerjaan yang tidak siap menjadi siap, kemudian dilakukan Analisis SWOT untuk mendapatkan strategi penyelesaiannya. Dengan membandingkan faktor keberhasilan pelaksanaan kedua proyek dari fungsi pekerjaan yang tidak siap menjadi siap yakni di Surakarta yang pertama, keterlambatan pengiriman beton. Penyelesaian: melengkapi prosedur surat jalan. Kedua, pekerjaan pengecoran, anggaran biaya yang berhubungan keterlambatan pengiriman beton berdampak biaya operasional pelaksanaan lembur. Penyelesaian: audit biaya pengeluaran serta pengawasan pembelian bahan bakar alat bantu. Ketiga, tidak maksimalnya kerja 1 dari 3 vibrator. Penyelesaian: memperhatikan berapa lama waktu pemakaian serta memaksimalkan 2 dari 3 vibrator yang kondisinya baik. Sedangkan di Semarang yang pertama, minim jumlah tenaga kerja pekerjaan mecanical electrical. Penyelesaian: memaksimalkan tenaga lama dengan memberi pelatihan, memberi jaminan kesehatan, memberi uang insentif. Kedua, membengkaknya biaya yang berhubungan dengan perawatan excavator. Penyelesaian: menggunakan excavator seperlunya agar meminimalisir pengeluaran karena bahan bakar mahal. Ketiga, tidak maksimalnya kerja excavator pada pekerjaan galian tanah. Penyelesaian: meminimalisir kerusakan pada bucket diakibatkan penggunaan yang tidak sesuai

    Kontrol Ulang Perencanaan Portal As-7 Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Dengan Prinsip Daktail Penuh

    Get PDF
    Tugas akhir ini dimaksudkan untuk mengontrol ulang perencanaan portal as-7 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kontrol ulang ini bertujuan untuk mengetahui dimensi dari balok, kolom, sloof, dan fondasi serta mengetahui luas tulangan dari balok, kolom, sloof, dan fondasi yang kemudian hasil dari kontrol ulang dibandingkan dengan yang terpasang dilapangan. Perhitungan kontrol ulang ini menggunakan sistem daktail penuh. Peraturan yang digunakan meliputi SPKGUSBG (SNI–1726-2002), PPKGURG (SKBI- 1.3.53.1987), TPSBUBG (SNI-03-2847-2002). Mutu bahan yang digunakan untuk struktur gedung f’c = 25 MPa, fyl = 350 MPa, dan fyv = 240 MPa. Analisis perhitungan struktur gedung menggunakan bantuan program SAP 2000 versi 14, Microsoft excel 2007, dan Autocad 2007 digunakan untuk menggambar dalam proses menghitung dan hasil kontrol ulang. Hasil yang diperoleh berupa hasil dimensi dan tulangan serta nilai banding dari hasil kontrol ulang dengan yang terpasang di lapangan sebagai berikut. Dimensi balok yang digunakan berukuran 400x750 mm, 400x700 mm, 400x650 mm, 300x450 mm, 300x400 mm, dan 250x350 mm. Tulangan memanjang balok yang digunakan adalah D25, D10 dan tulangan geser menggunakan 210. Dimensi kolom yang digunakan berukuran 540x540 mm, 500x500 mm, dan 450x450 mm. Tulangan memanjang kolom yang digunakan D28 dan tulangan geser menggunakan 210. Dimensi sloof yang digunakan 400x600 mm. Tulangan memanjang sloof yang digunakan D25, D10, dan tulangan geser yang digunakan 210. Dimensi dari fondasi tiang pancang adalah 400x400x6000 mm, dan dimensi poer 3500x3500x1250 mm. Tulangan poer yang digunakan D30 dan D19. Hasil perbandingan keseluruhan dimensi antara portal asli dengan portal ulang pada Portal As-7 adalah 1 : 0,7645, sedangkan perbandingan keseluruhan luas tulangan, meliputi tulangan memanjang, tulangan geser, tulangan pokok, dan tulangan bagi pada Portal As-7 antara portal asli dengan portal ulang sebesar 1 : 1,0300

    Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Beton Bertulang Dengan Sistem Daktail Parsial Di Wilayah Gempa 3

    Get PDF
    Tugas akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan secara aman struktur portal beton bertulang dengan sistem daktail parsial yang didesain sebagai gedung perkantoran 3 lantai serta menghitung kebutuhan material pada portal tersebut. Perencanaan portal dengan sistem daktail parsial ini terletak di wilayah gempa 3, dengan faktor reduksi gempa R = 4,8 dan faktor daktilitas ÎŒ = 3,0. Peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 untuk perhitungan momen lentur plat. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI 03-1727-1989 untuk analisis beban hidup. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI-1726- 2002 untuk analisis beban gempa. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 untuk perhitungan struktur beton. Analisis gaya dalam menggunakan program “SAP 2000 v.8 nonlinear”. Untuk perhitungan matematis digunakan program ”Microsoft Excel 2007”. Sedangkan penggambaran menggunakan program ”AutoCAD 2007”. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1).Struktur portal beton bertulang meliputi : a).Balok Lantai Atap dengan dimensi 250/400 mm, Lantai 3 dengan dimensi 350/500 mm, dan Lantai 2 dengan dimensi 350/500 mm, menggunakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser 2 8. b).Kolom Lantai 3 dengan dimensi 420/420 mm, Lantai 2 dengan dimensi 470/470 mm, dan Lantai 1 dengan dimensi 470/470 mm, menggunakan tulangan pokok D28 dan tulangan geser 2 10. 2).Digunakan struktur fondasi telapak menerus meliputi : a). Pelat fondasi dengan ukuran B = 0,95 m setebal 25 cm, menggunakan tulangan pokok D10 – 95 mm dan tulangan bagi D8 – 100 mm. b).Sloof dengan dimensi 440/880 mm, menggunakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser 2 12. 3).Kebutuhan material untuk beton dan baja tulangan pada portal meliputi : a). Total volume beton pada balok yaitu 6,581 m3, total berat tulangan longitudinal yaitu 1232,648 kg dan total berat tulangan begel yaitu 208,496 kg. b).Total volume beton pada kolom yaitu 9,238 m3, total berat tulangan longitudinal yaitu 4449,937 kg dan total berat tulangan geser yaitu 226,381 kg. c). Total volume beton pada fondasi yaitu 2,100 m3, total berat tulangan pokok yaitu 117,358 kg dan total berat tulangan bagi yaitu 36,810 kg. d).Total volume beton pada sloof yaitu 6,366 m3, total berat tulangan longitudinal yaitu 731,569 kg dan total berat tulangan geser yaitu 138,580 kg. 4).Total kebutuhan volume beton yaitu 24,284 m3 dan total kebutuhan berat tulangan yaitu 7141,779 k

    Kontrol Ulang Perencanaan Portal AS-7 Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial

    Get PDF
    Tugas akhir ini dimaksudkan untuk mengontrol ulang perencanaan portal as-7 Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kontrol ulang ini bertujuan untuk mengetahui dimensi dari balok, kolom, sloof, dan fondasi serta mengetahui luas tulangan dari balok, kolom, sloof, dan fondasi yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan kondisi terpasang di lapangan. Perhitungan kontrol ulang ini menggunakan sistem daktail parsial. Peraturan yang digunakan meliputi SPKGUSBG (SNI–1726-2002), PPKGURG (SKBI-1.3.53.1987), TPSBUBG (SNI-03-2847-2002). Mutu bahan yang digunakan untuk struktur gedung f’c = 25 MPa, fyl = 350 MPa, dan fyv = 240 MPa. Analisis perhitungan struktur gedung menggunakan bantuan program SAP 2000 versi 14, Microsoft Excel 2007, dan Autocad 2007 digunakan untuk menggambar detail hasil kontrol ulang. Hasil yang diperoleh, digunakan dimensi balok berukuran 400x800 mm, 400x750 mm, 350x750 mm, 300x700 mm, 300x500 mm, 250x500 mm, 250x450 mm, 200x400 mm. Tulangan memanjang balok mengggunakan D22, D10, dan untuk tulangan geser menggunakan 2ϕ10. Dimensi kolom yang digunakan berukuran 550x550 mm, dan 500x500 mm. Tulangan memanjang kolom menggunakan D30, D25 dan untuk tulangan geser menggunakan 2ϕ10. Dimensi sloof yang digunakan 400x600 mm. Tulangan memanjang sloof menggunakan D25, D10, dan tulangan geser menggunakan 2ϕ10. Dimensi dari fondasi tiang pancang adalah 400x400x6000 mm, dan dimensi poer 3500x3500x1250 mm. Tulangan poer yang digunakan D30 dan D19. Perbandingan luas tulangan antara portal hasil kontrol ulang dan portal asli keseluruhan sebesar 1,060:1. Sedang perbandingan luas dimensi antara portal hasil kontrol ulang dan portal asli keseluruhan sebesar 0,895:1
    corecore