3 research outputs found

    Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Beton Bertulang Dengan Sistem Daktail Parsial Di Wilayah Gempa 2

    Get PDF
    Tugas akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan secara aman dan ekonomis portal beton bertulang dengan sistem daktail parsial yang didesain sebagai gedung perkantoran 3 lantai serta menghitung kebutuhan material yang diperlukan pada portal. Perencanaan portal tersebut terletak di wilayah gempa 2, dengan faktor reduksi gempa R = 4,8 dan faktor daktailitas μ = 3,0. Peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 untuk perhitungan momen plat. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) untuk analisis beban hidup. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI-1726-2002) untuk analisis beban gempa. SNI 03-2847-2002 untuk perhitungan struktur beton. Analisis gaya dalam menggunakan program “SAP 2000 v.8 nonlinear”. Untuk mendapatkan hasil yang cepat dan akurat dalam perhitungan matematis digunakan program “Microsoft Excel 2007” sedangkan untuk penggambaran menggunakan program “AutoCad 2007”. Hasil yang diperoleh dari prhitungan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1). Struktur portal beton bertulang, meliputi : a). Balok Lantai Atap dengan dimensi 200/400 mm, Lantai 3 dengan dimensi 250/500 mm, dan Lantai 2 dengan dimensi 300/500 mm, menggunakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser ϕ8. b). Kolom Lantai 3 dengan dimensi 420/420 mm, Lantai 2 dengan dimensi 450/450 mm, dan Lantai 1 dengan dimensi 450/450 mm, menggunakan tulangan pokok D28 dan tulangan geser ϕ10. 2). Struktur fondasi menggunakan fondasi telapak menerus, meliputi : a). Pelat fondasi dengan ukuran B = 1,00 m setebal 30 cm, menggunakan tulangan pokok D12 – 100 mm dan tulangan bagi ϕ8 – 100 mm. b). Sloof dengan dimensi 450/900 mm, menggnakan tulangan pokok D22 dan tulangan geser sendi plastis ϕ12 dan diluar sendi plastis ϕ10. 3). Kebutuhan material untuk beton dan baja tulangan pada portal meliputi : a). Balok, total volume beton yaitu 5,21 m3, total berat tulangan 1048,00 kg. b). Kolom, total volume beton yaitu 8,70 m3, total berat tulangan 3578,00 kg. c). Fondasi, total volume beton yaitu 2,81 m3, total berat tulangan 255,00 kg. d). Sloof, total volume beton yaitu 6,66 m3, total berat tulangan 820,00 kg. Kata kunci : Daktail parsial, perencanaan portal, kebutuhan materia

    Analisis Perbandingan Metode Pelaksanaan, Mutu Dan Biaya Konstruksi Gedung Menggunakan, Bata Press Dan Bata Konvensional Di Atmi Surakarta

    Get PDF
    Semakin pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu untuk dapat meningkatkan pembangunan yang lebih berkualitas. Salah satu alasan masyarakat masih mempercayai batu bata adalah dari segi estetikanya terlihat lebih berseni dibanding batako. Penelitian ini untuk mengetahui perbandingan metode pelaksanaan, perbandingan mutu dan perbandingan biaya pelaksanaan pembangunan gedung bata press dan bata konvensional. Batu bata konvensional tekstur kasar, tidak rapi dan kadar kekerasannya tergantung pada kualitas bahan serta teknik pembakarannya, sedangkan bata press teksturnya lebih halus, ukurannya sama dan kekuatannya lebih baik. Berdasarkan analisis perhitungan di dapat metode pelaksanaan batu bata press untuk pemotongan batu bata press menggunakan gerenda/cutter, waktu pemasangannya lebih cepat dan hasilnya lebih rapi, membutuhkan lebih banyak pekerjaan, untuk metode pelaksanaan batu bata konvensional pemotongan batu bata konvensional menggunakan cetok, waktu pemasangan kurang cepat, hasilnya kurang rapi karena tekstur batanya yang tidak sama, membutuhkan lebih sedikit pekerja. Dilihat dari kuat tekan bata konvensional merk Gendhit sebesar 1,645 N/mm², sedangkan kuat tekan bata press merk Gendhit sebesar 6,934 N/mm². Biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding menggunakan material bata press per m² adalah sebesar Rp 78.952,13 sedangkan biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding menggunakan material bata konvensional adalah sebesar Rp 71.202,13, adapun selisihnya adalah Rp 7.750,00 per m², lebih mahal menggunakan batu bata press

    Karakteristik Mekanik High Volume Fly Ash Concrete Yang Menggunakan Air Kapur Sebagai Air Campuran Beton

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan fly ash dari PLTU Jepara dan fly ash pasaran produk UD. Sinar Mandiri, Mojosongo sebagai bahan pengganti semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan sumber fly ash terhadap karakteristik mekanik beton dengan pemakaian high volume fly ash yaitu pemakaian fly ash sebesar 50 % dengan menggunakan air kapur yang didapatkan dari hasil perendaman batu gamping di dalam air dengan perbandingan 3 kg gamping : 21 liter air. Benda uji terbentuk dari kubus ukuran 15 cm3, silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 5 cm dan balok ukuran panjang 60 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 20 cm. Karakteristik mekanik yang dimaksud adalah kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik belah, berat volume/isi dan serapan air beton. Metode yang digunakan adalah metode dengan menggunakan suatu percobaan guna mendapatkan suatu hasil yang menegaskan dan menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang diselidiki. Setelah dilakukan penelitian dan pengujian hasilnya menunjukkan bahwa fly ash PLTU Jepara termasuk kelas C. Dari hasil pengujian diketahui persentase penurunan / kenaikan karakteristik mekanik beton fly ash PLTU Jepara (F1) dan beton fly ash produk UD. Sinar Mandiri, Mojosongo (F2) bila dibandingkan dengan beton normal (K1) pada setiap umur pengujian sebagai berikut : (1) Kuat Tekan beton dari hasil uji didapat data yaitu (a)Umur 14 hari, F1 mengalami penurunan 59,77 %, F2 mengalami penurunan 45,41 %. (b) Umur 28 hari, F1 mengalami penurunan 38,43 %, F2 mengalami penurunan 35,48 %. (c) Umur 56 hari, F1 mengalami penurunan 48,60 %, F2 mengalami penurunan 47,92 %. (2) Kuat lentur beton F1 mengalami penurunan 46,91 %, F2 mengalami penurunan 40,74 %. (3) Kuat tarik belah beton F1 mengalami penurunan 42,08 %, F2 mengalami penurunan 29,86 %. (4) Serapan air beton, F1 mengalami penurunan 9,62 %, F2 mengalami penurunan 21,57 %. (5) Persentase berat volume/isi beton, F1 mengalami kenaikan 1,29 %, F2 mengalami penurunan 4,35 %. Kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur pada beton normal hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan beton pemakaian fly ash. Serapan air beton normal lebih menyerap air dari pada beton yang ditambah dengan high volume fly ash dari PLTU dan pasaran. Berat volume/isi menunjukkan beton dengan pemakaian fly ash PLTU dan pasaran mengalami kenaikan berat volume/isi bila dibandingkan dengan beton normal
    corecore