35 research outputs found
Pendidikan aqîdah generasi muda dalam al-qur’an (studi q.s. al-an‘am ayat 74-79)
Pendidikan aqîdah generasi muda adalah proses membimbing dan mengarahkan segala potensi yang ada pada generasi muda terutama ketauhidan. Pendidikan aqîdah generasi muda sangatlah penting karena pendidikan aqîdah generasi muda akan menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang tertanam kuat dalam hati sebagai pegangan dan landasan hidup di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu bagaimana pendidikan aqîdah generasi muda dapat dilihat dalam Al-Qur‟ân surat al-An‟âm ayat 74-79.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bentuk pendidikan Aqîdah dalam upaya meningkatkan kualitas aqîdah generasi muda seperti yang terkandung dalam Q.S.Al-An‟âm ayat 74-79. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah menambah wawasan bagi generasi muda bagaimana meningkatkan dan memantapkan aqîdahnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pendidikan aqîdah generasi muda yang terdapat dala Al-Qur‟ân ayat 74-79 adalah mengesakan atau mentauhidkan Allah, yang dapat dibuktikan melalui dalil fitrah dan dalil ‟aqli (akal). Fitrah manusia adalah bertuhan dan menyembah Tuhan yang satu, ketika generasi muda mencari makna hidup, kecenderungannya adalah menemukan Tuhan Yang Maha Esa, seperti yang dialami oleh nabi Ibrahim menjadi contoh untuk generasi muda dalam proses menemukan jati dirinya sehingga tidak terjerumus ke jalan yang salah dengan menjadikan benda-benda yang tidak kekal sebagai tuhan.
Sedangkan dalil akal berbicara bahwa akal yang dimiliki manusia merupakan anugerah yang luar biasa dari Sang Pencipta, dengan mengoptimalkan akal generasi muda akan ditemukan bukti keesaan Allah melalui benda-benda yang diciptakan oleh Sang Pencipta di alam raya ini seperti bintang, bulan, maupun matahari. Dengan akal juga generasi muda dapat menemukan ketidaklogisan benda-benda di alamraya ini dijadikan sebagai tuhan sebab mereka tidaklah kekal padahal diketahui bersama bahwa Allah memiliki sifat kekal.
Metode pendidikan aqîdah generasi muda yang ada pada Q.S. Al-An„am ayat 74-79 yaitu metode nasehat, dan metode keteladanan, sedangkan pendekatan pendidikan yang ditemukan pada ayat tersebut pendekatan rasional dan keteladanan
Konsep Pendidikan Akidah menurut Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
Fenomena kesyirikan dan pindah agama yang diberitakan lewat media elektronik maupun media cetak bukanlah peristiwa biasa karena berakibat fatal bagi pelakunya dalam kehidupan dunia maupun akherat. Di dunia ia akan diberi label kafir dan di akherat akan masuk neraka selama-lamanya dan tidak akan pernah bisa masuk ke surga.
Kondisi di atas menuntut pemikiran keras para pemikir dan praktisi pendidikan Islam untuk mengungkap sebab dan solusinya. Penenelitian dan pengkajian mendalam perlu dilakukan karena diantara pelaku tindak kesyirikan dan pindah agama tersebut pernah mengenyam pendidikan agama sewaktu sekolah, tetapi tetap saja mereka terjerumus. Apa sebabnya? Siapa yang salah? Peserta didik, pendidik, kurikulum, atau siapa?
Dalam skripsi ini, penulis berupaya mengkaji dari sisi kurikulum, yaitu tentang konsep pendidikan akidah. Penulis melakukan ini karena kurikulum memegang peran kuat dalam penanaman akidah, yaitu memuat materi akidah yang harus diyakini dan bagaimana memahamkannya kepada peserta didik. Hal ini karena sepandai apapun peserta didik dan sekreatif bagaimanapun pendidik, kalau konsep pendidikannya salah maka akan salah juga hasilnya. Jadi perbaikan dimulai dari pembenaran konsepnya terlebih dahulu.
Skripsi ini berjudul “Konsep Pendidikan Akidah menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin”. Fokus penelitian pada tujuan, materi dan metode pendidikan akidah. Penulis memilih konsep yang ditawarkan Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin karena beliau merujuk kepada Alquran dan Hadis dengan pemahaman pendahulu umat yaitu Nabi Muhammad s}allalla>hu ‘alaihi wasallam, para sahabat, ta>bi‘i>n (murid sahabat), dan ta>bi‘u> al-ta>bi‘i>n (murid ta>bi‘i>n) dalam menyusun konsepnya. Dengan manhaj (metode) ini, beliau mengikuti petunjuk Nabi Muhammad s}allalla>hu ‘alaihi wasallam dalam mendidik akidah umatnya.
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian pustaka yang bersifat kualitatif. Metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Data yang didokumentasikan diambil dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berupa buku “Nubz\ah Fi> al-‘Aqi>dah al-Isla>miyyah” karangan Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis).
Poin-poin penting dari konsep pendidikan akidah menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dapat disimpulkan sebagai berikut; Tujuan pendidikan akidah adalah untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah semata, membebaskan akal dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah, meraih kebahagiaan dunia dan akherat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok. Materi pendidikan akidah adalah iman kepada Allah, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Adapun metode pendidikan akidah adalah metode ams\a>l (perumpamaan), metode h}iwa>r (percakapan), metode targi>b (motivasi), metode eksperimen, dan metode kisah
Nilai–Nilai Pendidikan Yang Terdapat Dalam Kisah-Kisah Binatang (Telaah Qs. An-Naml Ayat 17-19)
Kisah binatang dalam al-Qur’an merupakan salah satu tanda keagungan Allah Swt yang memiliki peran penting dalam sejarah. Salah satunya kisah nabi Sulaiman dan semut yang kisahnya tertuang dalam Surat An-Naml ayat 17-19 kaya akan makna dan hikmah yang dapat dipelajari dari sisi baiknya.
Pendidikan dalam keluarga dapat diaplikasikan melalui penceritaan kisahkisah yang dapat menginspirasi anak untuk berbuat dan berkembang ke hal-hal yang positif. Bertolak dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu bagaimana kisah nabi Sulaiman dan semut dan juga nilai-nilai pendidikan apa saja yang dapat diambil dalam QS.an-Naml: 17-19?. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kisah nabi Sulaiman dan semut, serta mengetahui, memahami, mencari dan juga mengambil pesan atau nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat an-Naml ayat 17-19. Skripsi ini dikategorikan dalam penelitian kualitatif, termasuk dalam penelitian dokumenter dengan menyelidiki benda-benda tertulis, kajian terhadap al- Qur’an dan buku-buku pendukung. Penggunaan tafsir dengan menggunakan Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Maraghi, dan Tafsir Al-Azhar. Analisis data dengan metode induktif dan penafsiran atau interpreasi yaitu penerapan metode penafsiran dengan menggunaan analisis yang disebut content analysis yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu: 1) nilai pendidikan aqidah: a. keyakinan semut-semut akan Allah swt sebagai Sang pemberi kehidupan dan pelindung dari bahaya. 2) nilai pendidikan ibadah: a. Sikap teladan nabi Sulaiman di mana Allah swt memberikan kelebihan dari manusia-manusia lain.
Beliau selalu berdoa atas apa yang diterima dan tidak sekalipun mengingkari nikmat- Nya. b. Keyakinan nabi Sulaiman terhadap Allah swt yang telah memberinya karunia
yang begitu besar, akan tetapi beliau tidak pernah melupakan pemberian-Nya dan selalu memanjatkan syukur. c. . Masyarakat semut adalah salah satu makhluk Allah yang senantiasa selalu bertasbih kepada-Nya. 3) nilai pendidikan akhlak: a. Semut merupakan hewan yang tidak egois dan saling menolong. b. Semut merupakan jenis hewan cinta sesama. c. Semut, hewan yang penuh kesabaran dan ketabahan. d. Semut merupakan hewan yang tidak mempunyai prasangka buruk
Peran panti asuhan yatim cabang muhammadiyah juwiring klaten dalam membentuk kemandirian anak asuh tahun 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Panti Asuhan Yatim Cabang Muhammadiyah dan faktor-faktor pendukung serta penghambat dalam membentuk kemandirian anak asuh. Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif, dengan penarikan kesimpulan yaitu metode induktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk peran Panti Asuhan Yatim Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten dalam membentuk kemandirian anak asuh berupa upaya penyelenggaraan pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Bentuk dari pendidikan formal yaitu dengan memberikan pendidikan yang layak bagi anak asuh melalui memasukkan mereka ke berbagai sekolah. Adapun bentuk pendidikan nonformal berupa penyelenggaraan pembinaan keterampilan yang meliputi pembinaan memasak, pelatihan kerja, dan kewirausahaan. Sedangkan bentuk pendidikan informal berupa pembinaan shalat farḍu berjamā‘ah, tahajud, kajian keislaman, taḥsīn, hafalan al-Qur’an, murāja‘ah , serta pengadaan piket. Adapun faktor pendukung dalam pembentukan kemandirian anak asuh antara lain antara lain (1) tersedianya asrama atau tempat, (2) adanya pengasuh dan anak asuh, (3) tersedianya dana yang memadai, (4) adanya sarana yang menunjang, (5) pola makan yang teratur dan bergizi. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain (1) setiap anak mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda, (2) lingkungan luar dan sekolah
Pendidikan Model Halaqah Dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam (Studi Pendidikan Nonformal Di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab.Sragen)
Halaqah merupakan sebuah model pengajaran agama Islam yang memiliki sejarah tua. Dalam sejarah peradaban Islam, halaqah telah terbukti memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan pendidikan Islam sejak masa Rasulullah SAW. hingga berlanjut pada masa daulah Ummayah dan Abbasiyah.
Banyak para ulama’ dari berbagai disiplin ilmu pada saat itu, lahir atau digembleng oleh model pendidikan bernama halaqah. Majlis halaqah dilaksanakan dengan cara para murid duduk melingkar mengelilingi guru atau syaikhnya untuk
mendengarkan ilmu, mencatat, dan berdiskusi tentang jenis-jenis pengetahuan secara ilmiyah. Majlis halaqah memiliki jenis yang berbeda-beda, dan menjadi ciri
khas pendidikan Islam sebelum muncul pendidikan model madrasah, dan halaqah hingga kini masih berkembang dan menjadi salah satu aset kekayaan dunia pendidikan Islam.
Apa yang diuraikankan di atas menjadi dasar untuk melakukan sebuah penelitian terhadap sebuah model pendidikan yang ada di desa Pilang, kecamatan Masaran, kabupaten Sragen. Model pendidikan yang dikenal dengan istilah pengajian halaqah tersebut telah menjadi salah satu pioneer kemajuan pendidikan agama Islam di desa Pilang khususnya, dan juga di desa-desa lain di luar Pilang.
Kemajuan pendidikan Islam di desa Pilang ditengarai oleh majunya pemahaman Islam masyarakat desa Pilang, makmurnya masjid-masjid di desa tersebut,
anyaknya kegiatan-kegiatan keislaman terutama pengajian, serta berdirinya beberapa lembaga pendidikan formal atas usaha masyarakat desa Pilang dengan para aktifis pengajian halaqah sebagai penggeraknya.
Kondisi desa Pilang sebagaimana uraian di atas, dalam sejarahnya terwujud secara perlahan setelah muncul pendidikan model halaqah atau pengajian halaqah. Oleh karena itu aktifitas pengajian halaqah dan semua hal yang
berkaitan dengannya dijadikan objek dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pengajian halaqah di desa Pilang, kec. Masaran, kab. Sragen, apa perannya dalam meningkatkan pendidikan agama Islam di desa Pilang
dan sekitarnya, serta apa kelebihan dan kekurangannya.
Dari data-data yang bisa dikumpulkan baik dengan cara melakukan observasi secara langsung maupun dengan melakukan wawancara dengan segenap pengurus pengajian halaqah, dan juga tokoh serta warga desa Pilang, maka bisa dijelaskan bagaimana pelaksanaan pengajian tersebut, dan apa peran pengajian halaqah dalam meningkatkan pendidikan agama Islam di desa Pilang, dan apa kelebihan serta kekurangan pendidikan model halaqah. Pendidikan Islam model
halaqah merupakan salah satu sistem atau model pendidikan Islam yang layak untuk dikembangkan dan bisa menjadi aternatif pilihan dalam menentukan sistem dan jenis pendidikan yang efektif
Pemanfaatan Laboratorium Agama Untuk Meningkatkan Efektifitas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas Xi Di Sma Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016
Learning Islamic religious education (PAI) is currently just focus on material alone (cognitive). Learning material that requires the practice can not be done in the classroom, because it takes a long time to prepare. Thus, the role of learning media is one of important element to improve the effectiveness of learning. The use of religious laboratory helps students understand and master the materials relating to the practice of worship (fiqh). To realize an efficient and funny teaching learning activities, teachers should have the skills in presenting the materials, conditioning classes, the use of learning media and effective teaching learning process assisted by the use of religious laboratory. This study examines: the use of religious laboratory to improve the effectiveness of the learning of Islamic religious education at XI grade of SMA Negeri 3 Sukoharjo 2015/2016 Academic Year. With the formulation of the problems (1) How are the utilization of religious laboratory in SMA Negeri 3 Sukoharjo 2015/2016 academic year. (2) How are the effectiveness of the utilization of religious laboratory in learning Islamic religious education at XI grade of SMA Negeri 3 Sukoharjo 2015/2016 Academic Year. The objectives of the research (1) to describes the utilization of relious laboratory at SMA Negeri 3 SKH 2015/2016 academic year (2) To describes the effectiveness of utilization of religious laboratory in learning Islamic religious education at XI grade of SMA Negeri 3 Sukoharjo 2015/2016 Academic Year.
This research is a field research with a qualitative approach means that this research requires the writer to enter directly into the field of study, then interact directly to obtain valid and accurate data as needed. This data collection techniques using interviews, observation, and documentation. the technique of analyzing data is using descriptive qualitative inductive method, that is the pattern of reasoning starts with using statements which have a distinctive scope and limited in formulating arguments and ending with the general conclusion.
The results of this research shows that the utilization of religious laboratory (1) as a medium of learning is also functioned as a place of discussion and meetings Rohis (Islamic Spirituality), (2) Utilization of religious laboratory in studying Islamic religious education (PAI) helps students easily in increasing mastery and understanding of the materials PAI especially in the aspect of fiqh, organizing the material becomes increasingly attractive. Beside that, the utilization of religious laboratory is also used as outing class media that is replacing the atmosphere of learning from saturation, such as learning in classroom atmosphere and make enthusiastic of the students in learning becomes high, (3) Utilization of religious laboratory can improve the effectiveness of learning Islamic religious education at XI grade of SMA Negeri 3 Sukoharjo
Upaya Lembaga Pengembangan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Dalam Pembelajaran Baca Tulis Alqur’an Bagi Mahasisiwa Ums Tahun 2013
Al- Qur’an merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat Islam, dengan mempelajari Al-Qur’an Allah akan memberikan pertolongan kepada siapapun yang mengamalkan dan hati akan dipenuhi kebahagiaan karena mengamalkan perintah-perintah Allah. Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
manusia yang dimuliakan oleh Allah yang Maha Mulia yaitu Rasulullah saw, Muhammad bin Abdullah melalui Malaikat Jibril sebagai petunjuk hidup umat Islam dan bagi yang membacanya bernilaikan pahala. Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah kampus yang berbasis Islam yang sangat memungkinkan bagi mahasiswa maupun alumninya bisa membaca
Al-Qur’an, tetapi kenyataan yang didapat di lapangan sebagian dari mereka belum bisa membaca Al-Qur’an. pada tahun 2013 ada 20% mahasiswa baru (sekitar 1.200 mahasiswa) belum bisa membaca Al-Qur’an, sehingga harus ada
pembelajaran BTA bagi mahasiswa UMS. Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah upaya LPIK dalam pembelajaran BTA bagi mahasiswa UMS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan Upaya LPIK dalam Pembelajaran BTA bagi Mahasiswa UMS. Manfaat dari
penelitian ini secara teoritis untuk menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya serta sebagai tambahan dan masukan sekaligus bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan umumnya maupun
pendidikan Islam. Secara praktis dapat menjadikan rujukan yang dianggap lebih nyata apabila penulis berkecimpung dalam dunia pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data adalah dilakukan melalui tahap-tahap, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: upaya LPIK dalam pembelajaran BTA bagi mahasiswa UMS pertama adalah pelatihan pembelajaran (BTA) Baca Tulis Al-Qur’an, Mahasiswa yang
belum bisa membaca Al-Qur’an dilakukan pelatihan BTA selama 1 hari, yang bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPAQ) tartil utsma institute metode tarikh utsmani. Yang kedua pembelajaran (BTA) Baca Tulis Al-
Qur’an, setelah mengikuti pelatihan Mahasiswa mengikuti pembelajaran BTA selama 1 tahun 12 pertemuan dibuat kelompok. Yang ketiga waktu dan tempat, antara satu kelompok dengan kelompok yang lain berbeda dan diserahkan
sepenuhnya oleh pendamping dan peserta. Yang keempat metode pembelajaran BTA mengunakan metode tartil ustmani
Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas 8 MTs PPMI Assalam Surakarta (Tahun Pelajaran 2012/2013)
Aspek yang sangat penting dalam mempengaruhi keberhasilan sebuah
proses belajar adalah minat. Minat sendiri juga merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Selama ini kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran bahasa Arab di MTs PPMI Assalam berlangsung
dengan baik, dan terlebih lagi basic atau latar belakang dari MTs PPMI
Assalam adalah pesantren yang kental akan pembelajaran agama termasuk
pada mata pelajaran bahasa Arab. Akan tetapi tidak semua siswa menaruh
minat yang tinggi pada mata pelajaran tersebut. Tinggi rendahnya minat
belajar siswa akan sangat berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraih.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah Minat
Siswa Kelas 8 MTs PPMI Assalam Surakarta dalam belajar bahasa Arab. 2)
Apakah terdapat hubungan antara minat dengan prestasi belajar bahasa Arab
pada siswa kelas 8 MTs PPMI Assalam Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui 1) Minat Siswa
Kelas 8 MTs PPMI Assalam Surakarta dalam belajar bahasa Arab. 2) Apakah
terdapat hubungan antara minat dengan prestasi belajar bahasa Arab pada
siswa kelas 8 MTs PPMI Assalam Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan penyebaran angket, dokumentasi dan observasi yang
kemudian dianalisis dengan cara 1) Mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, 2) Mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, 3) Menyajikan data tiap variabel yang diteliti, 4)
Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan 5) Melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data
yang penulis gunakan dalam menyimpulkan hipotesis yaitu menggunakan
rumus prosentase dan product moment.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
1) Minat belajar bahasa Arab Kelas 8 MTs PPMI Assalam rendah. 2)
Terdapat hubungan antara minat dan prestasi belajar bahasa Arab pada siswa
kelas 8 MTs PPMI Assalam Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Ditemukan
bahwa interpretasi sederhana hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan r
tabel ternyata rxy adalah lebih besar dari pada r tabel, baik pada taraf
signifikan 5% maupun 1%. Karena perolehan rxy 0,707 sedangkan r tabel
pada taraf signifikan 5%= 0,304 dan pada taraf signifikan 1%=0,393. Dari
sini dapat diketahui terdapat korelasi yang tinggi atau kuat dalam hubungan
minat dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab. Karena
rxy lebih besar daripada r tabel baik pada taraf signifikan 5% maupun
signifikan 1%, maka hipotesis alternatif diterima, sedang hipotesis nihil
ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab mempengaruhi minat belajar
siswa
Peranan Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Shalat Dhuha Siswa Kelas VIII-A2 Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II Tahun Ajaran 2014/2015
Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkembangkan sifat dan sikap disiplin ibadah shalat dhuha terhadap peserta didiknya di sekolah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mendisiplinkan siswanya, yaitu membiasakan shalat dhuha
berjama’ah, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan suatu pengawasan. Dan yang paling mempengaruhi dalam pelaksanaan pendisiplinan adalah adanya unsur pendisiplinan itu sendiri, yaitu peraturan yang bersifat memaksa (wajib).
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II memiliki program kegiatan yang bertujuan agar siswa menjadi lebih disiplin, yaitu: melaksanakan shalat dhuha secara berjama’ah. Adapun permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini ialah: usaha apa yang dilakukan oleh guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswanya.
Sedang tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan guru dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II. Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu (1) manfaat teoritis, agar dapat memberikan sumbangan positif teruntuk
sekolah mengenai penanaman kedisiplinan terhadap siswanya; (2) manfaat praktis, sebagai masukan teruntuk pendidik mengenai pendisiplinan siswanya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research) karena data yang diambil langsung dari lapangan dengan metode penulisan
deskriptif kualitatif, adapun metode pengumpulan data yang dipakai ialah: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode analisis yang diambil adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis induktif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa usaha yang dilakukan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswanya adalah dengan melakukan langkah-langkah pendisiplinan, yaitu: mengadakan pembiasaan kegiatan, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan
pengawasan, sebagaimana yang telah penulis bahas dalam skripsi ini
Penggunaan Metode Drill Dalam Pembelajaran Balāgatul Qur’ān Di Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2015/2016
Al-Qur’an is the most supreme miracle of Rasulullah saw. The miracle of al-Qur’an can be seen from its language. The language contains a very beautiful literary value. When al-Qur’an was descended, there were many meanings that could not be understood directly by people, therefore, knowledge which can convey clearly the implied meanings in al-Qur’an is badly needed. One of knowledges is Balāgatul Qur’ān knowledge.
University Muhammadiyah of Surakarta is an Islam based college that has study program of Islamic Religion Education (PAI). One aim is to produce competent graduates as teachers of Islamic Religion Education (PAI) in junior and senior high school. As a prospective PAI competent educator, study program of PAI equipping students with the knowledge of Balāgatul Qur’ān. One of the methods used in the learning of Balāgatul Qur’ān is a method of drill. This method is used as a reinforcement of a lecture. As for the intended use of the drill method is to make students more proficient in identifying the verses of al-Qur'ān containing bayān, ma‘ānī, and badī‘, thus facilitate the achievement of learning objectives.
The purpose of this research is to describe the implementation of the method of drill in the learning of Balāgatul Qur’ān in the study program of PAI FAI UMS in the academic year 2015/2016, and its strenghts and weaknesses. This research is a field research using a qualitative approach. The data collection have used the methods of interview, observation, and documentation. Meanwhile, the method of data analysis have used descriptive qualitative analysis thorugh three stages: data reduction, data display, and conclusion. The conclusion drawing used the deductive-inductive method.
Based on the data from the results of the research, it can be concluded that the implementations of the method of drill in the learning of Balāgatul Qur’ān in the study program of PAI FAI UMS in the academic year 2015/2016 are as follow: first, the lecturer explains the learning material; second, the lecturer gives examples related to the learning materials; third, the lecturer gives opportunity to ask questions related to the materials which have not been understood, the lecturer gives exercise to the students; fifth, the lecturer corrects and clarifies the answer from every student. Then, the strengths of the method of drill are: easing in understanding the materials which are explained, reinforcing the memorizing power on the given materials, sharpening the skill in writing sentences containing balāgah, able to know directly examples from al-Qur’an, understanding more the meanings of al-Qur’an verses, increasing the students' understanding on the given material, training the students to learn autonomously, therefore the lecturer can know whether the learning is successful or not. Meanwhile, the weaknesses are: the exercises which are often given can cause boredom on the students, reducing the students' initiative