22 research outputs found

    Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai dari angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode stratified sampling. Pada masing-masing angkatan diambil 20 orang sebagai sampel penelitian. Skala yang digunakan adalah skala dukungan sosial dan skala kesejahteraan subjektif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment Pearson untuk menguji hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Korelasi product moment Pearson menunjukkan koefisien sebesar rxy = 0,613 dengan p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian diterima. Koefisien determinan (r²) sebesar 0,376 sehingga sumbangan dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 37,6%. Tingkat dukungan sosial mahasiswa tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar = 147,03 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 108 yang berada pada kisaran 122,4 ≤ x < 151,2. Kemudian variabel kesejahteraan subjektif memiliki rerata empirik (RE) sebesar 48,16 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 39 berkisar antara 44,2 ≤ x < 54,7 yang berarti kesejahteraan subjektif mahasiswa tergolong tingg

    Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Subjective Wellbeing Siswa SMA Negeri 1 Belitang

    Get PDF
    Self-efficacy adalah keyakinan pada diri seseorang didalam menyelesaikan tugas tertentu dengan baik untuk mencapai tujuan tertentu. Subjective well-being merupakan penilaian individu mengenai kehidupannya yang dinilai dari penilaian secara kognitif dan emosional. Remaja yang memiliki Subjective well-being biasanya memiliki kualitas yang mengagumkan, namun untuk mencapai kualitas tersebut tidak mudah karena Subjective well-being dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya Self-efficacy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Self-efficacy dengan Subjective well-being siswa SMA N 1 Belitang. Hipotesis “ada hubungan positif antara Self-efficacy dengan Subjective well-being. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling dimana populasi penelitian tergabung dalam kelompok-kelompok. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random dengan cara undian. Subjek yang digunakan untuk penelitian adalah siswa SMA N 1 Belitang kelas X dan XI yang berjumlah 797 siswa, adapun sampel yang digunakan untuk penelitian berjumlah 169 siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala yang terdiri dari skala Selfefficacy dan skala Subjective well-being. Berdasarkan analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,341 p-value =0,000 <0,05 yang artinya bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara Self-efficacy dengan Subjective well-being siswa SMA N 1 Belitang. Semakin tinggi Self-efficacy siswa maka semakin tinggi pula Subjective well-being yang dirasakan, demikian pula sebaliknya semakin rendah Self-efficacy siswa maka semakin rendah Subjective wellbeing yang dirasakan. Berdasarkan hasil analisis Self-efiicacy siswa tergolong tinggi dilihat dari rerata empirik sebesar 58,24 (tinggi) dan Subjective well-being siswa juga tergolong tinggi dilihat dari nilai rata-rata empirik affect scale 60,96 (tinggi) dan satisfaction scale 88,52 (tinggi). Sumbangan efektif variable Self-efficacy terhadap Subjective well-being sebesar 11,7% sisanya 88,3% dipengaruhi variabel lain diluar model

    Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra

    Get PDF
    Kepercayaan diri penyandang masih kurang optimal padahal di dalam diri penyandang tunanetra memiliki berbagai macam potensi dalam akademik, olehraga, maupun keterampilan – keterampilan lain. Kepercayaan diri penyandang tunanetra meningkat apabila lingkungan sekitar terutama keluarga dan teman memberikan dukungan pada penyandang tunanetra serta penyandang tunanetra memiliki konsep diri yang positif. Dukungan sosial yang diterima dan kosep diri yang positif pada penyandang tunanetra menumbuhkan rasa kepercayaan diri penyandang tunanetra sehingga individu tersebut dapat yakin dalam mengatasi masalah, selalu bereaksi positif seperti tabah, sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri pada penyandang tunanetra, seberapa besar peranan dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri, tingkat dukungan sosial, tingkat konsep diri, dan tingkat kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri pada penyandang tunanetra serta ada peranan konsep diri yang lebih besar dibanding dukungan sosial terhadap kepercayaan diri. Sampel dalam penelitian ini adalah penyandang tunanetra yang berusia antara remaja- dewasa awal sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala dukungan sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda. Berdasarkan hasil anlisis data diperoleh R sebesar 0.599, Fregresi sebesar 10.373 dengan p= 0.000 (p< 0.05). Hipotesis pertama diterima, ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri. Hasil analisis data menyatakan bahwa konsep diri lebih tinggi dalam memberikan peranan terhadap kepercayaan diri dibandingkan dukungan sosial berarti hipotesis kedua diterima peranan konsep diri lebih tinggi terhadap kepercayaan diri dibanding dukungan sosial. Konsep diri dan dukungan sosial memberikan sumbangan efektif terhadap kepercayaan diri. Tingkat dukungan sosial terhadap kepercayaan diri tergolong tinggi, tingkat konsep diri terhadap kepercayaan diri tergolong sedang. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri pada penyandang tunanetra

    Hubungan Antara Optimisme Dan Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Remaja SMA Program Akselerasi Di Kota Surakarta

    Get PDF
    Pengadaan program akselerasi dalam dunia pendidikan memberikan dampak psikologis bagi peminatnya, khususnya bagi remaja. Berbagai permasalahan muncul di kalangan remaja yang menempuh pendidikan program akselerasi. Optimisme dan dukungan sosial dapat memberikan sumbangan yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan subjektif seorang remaja, khususnya remaja yang mengambil program pendidikan akselerasi. Sikap optimisme sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai tuntutan tugas yang mereka hadapi sebagai siswa berbakat istimewa. Selain itu, tuntutan tugas yang cukup berat membuat mereka membutuhkan dukungan lebih dari orang lain sehingga mereka merasa nyaman dan sejahtera dalam menjalani tugas perkembangannya sebagai seorang remaja berbakat istimewa dan memilih untuk mengikuti program akselerasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi di SMA Negeri 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi 1 dan kelas XI akselerasi 2 dengan jumlah subjek 46 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi populasi, yaitu menggunakan semua anggota populasi yang ada sebagai subjek penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah skala optimisme, skala dukungan sosial, skala kesejahteraan subjektif, dan wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara optimism dan kesejahteraan subjektif remaja SMA program akselerasi di kota Surakarta. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.00 dengan teknik analisis regresi ganda, maka hasil perhitungan diperoleh yaitu nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,34; p = 0,071 (p > 0,05). Sumbangan efektif variabel optimisme dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan remaja SMA program akselerasi sebesar 11,5 %. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel optimisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 83,11 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 67,5 yang berarti sikap optimisme pada subjek tergolong tinggi. Variabel dukungan sosial diketahui rerata empirik (RE) sebesar 99,72 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti dukungan sosial pada subjek tergolong tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara optimisme dan dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif remaja SMA program akselerasi di kota Surakarta

    Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Kompetensi Guru TK Di Kecamatan Laweyan

    Get PDF
    Guru merupakan bagian yang penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah sosok seorang figur pemimpin, seorang arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak serta membangun kepribadian dari anak didik menjadi seorang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan juga agama. guru TK yang profesional diharapkan memahami dan menguasai kompetensi yang menjadi tuntutan profesi yang dijalaninya, sehingga dengan kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. Kompetensi guru akan terbentuk dengan maksimal jika didukung oleh kecerdasan emosi yang baik pula sehingga tujuan dari pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kompetensi pada guru TK. Hipotesis yang diajukan penulis adalah ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan kompetensi guru TK di Kecamatan Laweyan. Subjek penelitian adalah guru TK yang ada di Kecamatan Laweyan yang memiliki ciri-ciri atau kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis. Subjek penelitian ini berjumlah 71 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive non random sampling. Metode penelitian adalah kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis product moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada koefisien korelasi antara kecerdasan emosi dengan kompetensi guru TK di Kecamatan Laweyan yang ditunjukan dengan (r) sebesar 0,752 dengan nilai Sig. 0,000(p<0,01). Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap kompetensi guru sebesar 56,5%, dan sisanya 43,5%. Hasil analisis kategorisasi diketahui bahwa variabel kecerdasan emosi memiliki rerata empirik sebesar 148,3 dan rerata hipotetik sebesar 115 yang berarti tergolong tinggi. Pada variabel kompetensi guru didapatkan hasil rerata empirik sebesar 184,7 dan rerata hipotetik sebesar 137,5 yang berarti tergolong tinggi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan kompetensi guru TK di Kecamatan Laweyan

    Hubungan Antara Persepsi Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja

    Get PDF
    Juvenile delinquency from year to year is increasingly better along with the progress the days of .Supposed to be when perception harmonious family building high the juvenile delinquency low .In fact juvenile delinquency the meninggkat , how perception harmonious family building .This study aims to to look back on perception harmonious family building had a role on juvenile delinquency .Researchers chose quantitative methods to achieve the purpose of this research . The subject of study used in this research was a student of class x SMK Batur Jaya 1 Ceper Klaten batur consisting of three classes : x tpm class b , tpl x b , and x tkr d who is a total of 87 people .Engineering the sample used in this research is clusters of random sampling .This study using a scale perception harmonious family building and juvenile delinquency that are analyzed with employing correlation product moment pearson . Based on the analysis of using a technique that has been done with correlation product moment pearson then obtained the results of the value of a correlation coefficient ( r ) as much as -0,641 with p value = 0,000 & it; 0.01 that means that there are very significant negative relationship between perception harmonious family building with juvenile delinquency .Based on the analysis of variable known perception harmonious family building have empirical average ( RE ) as much as 65.98 and hypothetic average ( RH ) as much as 52.5 which means perception harmonious family building a subject of study considered to be high .Variable juvenile delinquency have empirical average ( RE ) as much as 25,44 and hypothetic average ( RH ) as much as 42,5 which means juvenile delinquency on the subject of study is considered to be very low .Effective contributions perception harmonious family building against juvenile delinquency reached 41 % .This indicates variable variable perception harmonious family building affect juvenile delinquency . Keywords: juvenile delinquency, family harmony, perceptio

    Regulasi Emosi Pada Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Proses Pembuatan Skripsi

    Get PDF
    Banyak mahasiswa yang mengalami hambatan dalam menyelesaikan studinya. Beragam faktor yang menjadi penghambat dalam penyelesaian studi. Faktor dalam penyelesaian studi adalah diri mahasiswa itu sendiri maupun faktor dari luar diri mahasiswa. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui regulasi emosi pada mahasiswa yang sedang menjalani proses pembuatan skripsi. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana regulasi emosi pada mahasiswa yang sedang menjalani proses pembuatan skripsi. Fenomena penelitian yang ingin diteliti yaitu regulasi emosi pada mahasiswa yang sedang menjalani proses pembuatn skripsi. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode wawancara open ended, melakukan wawancara (inquiri) dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa yang sedang dalam tahap pembuatan skripsi (wawancara open ended) dan 6 orang wawancara (inquiri) dengan karakteristik, sebagai berikut: a) Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, b) Mahasiswa yang pada saat penelitian ini berlangsung sedang menyusun skripsi, yang biasanya dimulai pada semester 7, c) terdiri dari mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, dan d) bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis data diperoleh gambaran bahwa reaksi untuk mengatasi emosi yang muncul dalam menjalani proses pembuatan skripsi dilakukan dengan cara positif maupun dengan cara negative. Cara positif yang dilakukan yakni acceptance, refocus on planning, positive reappraisal, positive refocusing, dan putting into perspective, sedangkan cara-cara negative yang dilakukan dalam meregulasi emosi yakni pada aspek self blame, blaming others, dan rumination or focus on thought

    Makna Hidup pada Perempuan Single Parent karena Bercerai

    Get PDF
    This study discusses the meaning of life female single parent because of divorce, aims to identify and describe the meaning of life in the female single parent because of divorce. The approach in this study used a qualitative method with the number of respondents as many as seven people. Selection of informants was done by purposive sampling. Measurements were made using interviews with women who act as a single parent because of divorce. Data analysis method used in this research is data organization, coding, determine the theme, do category, and describe the category. The results showed that: 1) the meaning of life gained female single parent due to divorce is the belief that it can raise and educate a child, can be a happy family, can be useful for others, it could become a person who is more religious and has the will to become better individuals 2) the achievement of the meaning of life by women single parent is to rise from adversity and realize the factors of the meaning of life as self-understanding, act positive, intimate relationships, deepening chess value (creative values, experiential values, attitudinal values, and hopeful values ), after which the individual is able to find the wisdom behind events experienced. Keyword: the meaning of life, single parent, divorce

    Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook

    Get PDF
    Pengungkapan diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kepribadian ekstraversi dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Dugaan awal yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kepribadian ekstravert dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Semakin tinggi kepribadian ekstraversi maka semakin tinggi pula pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook sebaliknya semakin rendah kepribadian ekstraversi semakin rendah pula pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berusia antara 18-21 tahun yang aktif sebagai pengguna facebook dengan total subjek berjumlah 150. Alat pengumpulan data berupa skala kepribadian ekstraversi dan skala pengungkapan diri. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil analisis data diketahui bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepribadian ekstraversi dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook, ditunjukkan dengan nilai (rxy) sebesar 0, 740 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Jadi hipotesis penelitian diterima. Sumbangan efektif yang diberikan variabel kepribadian ekstraversi terhadap pengungkapan diri dalam menggunakan faceboook sebesar 54,8%, ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r2) = 0,548. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepribadian ekstraversi dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook dan peran kepribadian ekstraversi cukup besar terhadap kecenderungan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook

    Pengaruh Pelatihan Regulasi Emosi Terhadap Kebahagiaan Remaja Panti Asuhan Yatim Piatu

    Get PDF
    Kebahagiaan merupakan hasil penilaian umum atas emosi positif dan negatif (afektif) dan gambaran terhadap kepuasan hidup seseorang terhadap keseluruhan kehidupan. Orang yang bahagia menunjukkan kecenderungan emosi positif lebih tinggi daripada emosi negatif. Kehidupan anak di panti asuhan cenderung mengalami emosi negatif dibanding emosi positif. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif adalah dengan pelatihan regulasi emosi. Pelatihan regulasi emosi berisi memonitor emosi, mengevaluasi emosi dan memodifikasi emosi sehingga diharapkan dapat menurunkan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap kebahagiaan remaja panti di Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Daarul Hadlonah YKMNU Kendal. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan desain Randomized Control Group Pretest-Pots Tets Design. Subjek penelitian ini adalah remaja panti asuhan yatim piatu berusia 13-16 tahun, masih duduk di bangku SLTP baik laki-laki maupun perempuan dan jumlah subjek 19 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kebahagiaan remaja panti asuhan yatim piatu
    corecore