19 research outputs found

    Rest Area KM 59 JalanTol Solo-Ngawi (DenganPendekatanGreen Architecture)

    Get PDF
    Transportation is a human need that almost every day can not be abandoned. In this day, everyone needs a means of transportation to move from one place to another. East Java has a Trans Java toll lane. One of the toll roads is the Solo-Ngawi toll road. Solo-Ngawi toll road along 90.25 km connecting Central Java with East Java. With so many volumes of vehicles crossing the highway it can lead to accident vulnerability due to user fatigue. According to Law No. 14 of 1992 there is a provision stipulating that every 4 hours of driving a car must rest for at least half an hour, to release fatigue. Therefore, it takes facilities and infrastructure that aims to support the needs of road users in order to rest for a moment that is Rest area. The rest area facility on this highway in Ngawi Regency is not only equipped with facilities such as restaurant and vehicle parking, but also equipped with lodging, workshop, mini market, and various other facilities. All this is provided so that visitors feel comfortable and refreshed and can meet their needs and continue the journey to the destination safely. From the description, it is necessary facilities and infrastructure in the form of building rest area in Ngawi District. Therefore, it is necessary to plan and design a rest area for users of Ngawi-Solo Toll Road with emphasis on green architecture design

    Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Pusat Kebudayaan Seni Tradisional Jawa “Surakarta” Di Taman Semar Karangpandan

    Get PDF
    Jawa Tengah adalah sebuah provinsi yang memiliki banyak kebudayaan seni lokal. Namun kebudayaan seni tradisional tersebut terancam punah. Yang menjadikan penyebab dari kepunahan tersebut adalah minimnya perhatian pemerintah terhadap kebudayaan seni tradisional tersebut. Berdasarkan lingkup budaya dibedakan menjadi 3 lingkungan budaya Jawa Tengah yaitu Pesisir Utara (Tegal), Negeri Gung (Surakarta), Banyumas/Bagelen. Jadi kata Surakarta pada judul bukan merupakan daerah pemerintahan melainkan lingkup budaya. Saat ini taman budaya Jawa Tengah tidak hanya digunakan untuk kesenian Jawa Tengah saja. Namun Taman Budaya Jawa Tengah namun memfasilitasi semua elemen seni. Taman Budaya tidak ada hubungannya dengan pariwisata, karena biasanya pariwisata lebih melihat dunia seni pada aspeknya yang sudah jadi sedangkan taman budaya lebih pada apa yang sedang terjadi. Dan Taman Budaya hanya berfungsi sebagai pusat seni. Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan diatas bahwasanya Surakarta memerlukan suatu wadah yang bisa dijadikan objek tujuan wisata yang mana disitu disuguhkan pertunjukan berbagai seni tradisi dari Surakarta. Seperti halnya Bali, dimana wisatawan yang datang berkunjung ke Bali bisa datang kesuatu tempat yang mana disitu disuguhkan pertunjukan tarian khas Bali dan drama musikal tradisional Bali yang menceritakan kisah atau cerita rakyat Bali Oleh sebab itu perlu adanya perencanaan dan perancangan suatu wadah tujuan wisata yang mana dalam wadah tersebut wisatawan domestic maupun manca Negara bisa mengetahui dan belajar mengenai kebudayaan seni tradisional Jawa, khususnya Surakarta. Alasan pemilihan lokasi/site, yang mana di jatuhkan pilihan pada Taman Semar Di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Yang pertama karena memang lahan di Solo kota sudah sangat penuh, yang kedua ingin mengangkat bangunan icon Patung Semar yang sudah ada agar menjadi objek wisata yang menghasilkan, alasan yang ketiga karena letak Patung Semar itu sendiri berada di daerah dataran tinggi, yang memiliki suhu udara yang masih sejuk dan pemandangan yang masih alami. Diharapkan dengan adanya perencanaan dan perancangan ini mampu menghasilkan suatu wadah pendidikan, pelatihan, dan pertunjukan bahkan wisata dengan konsep alam sehingga memberi suasana yang berbed

    "Djogja Freestyle Park" (Pendekatan pada Konsep Arsitektur Kontemporer)

    Get PDF
    Kawasan pusat kota memerlukan ruang publik yang dapat digunakan oleh warga kota untuk bersosialisasi, serta melakukan bermacam aktivitasnya ataupun sekedar melepas lelah (Trancik,1986). Salah satu bentuk ruang publik adalah “djogja freestyle park”. Freestyle park bisa berarti taman permainan atau olahraga - olahraga freestyle (gaya bebas) yang kami fokuskan pada layaknya “skatepark (taman skate)”. Yaitu permainan – permainan seperti permainan skateboard, inlineskate (sepaturoda), dan sepeda (BMX). Kebutuhan freestyle park merupakan salah satu bagian dari kebutuhan pemenuhan ruang publik bagi warga kota Yogyakarta, khususnya anak - anak muda dalam melakukan aktivitas dan kegiatannya. Anak - anak muda disini dapat diartikan suatu golongan berusia antara 15-30 tahun. Kebutuhan djogja freestyle park diperlukan karena adanya perkembangan permainan skateboard, inlineskate (sepaturoda), dan BMX di kota Yogyakarta semakin berkembang dan tidak mempunyai wadah atau arena permaianan khusus. Perkembangan olahraga ekstrim ini terlihat dari semakin bertambahnya anak muda yang memainkannya di arena ruang terbuka publik di kota Yogyakarta yang sudah ada, namun tidak didukung adanya suatu ruang atau tempat khusus yang dapat mengakomodasi aktivitas mereka. Keberadaan “djogja freestyle park” sebagai sarana permainan freestyle dirasa diperlukan karena jika mereka memainkannya di ruang terbuka publik yang ada, dirasa akan mengganggu aktifitas umum karena akan membahayakan pengguna ruang publik yang lain. Keberadaan djogja freestyle park dapat digunakan sebagai ruang interaksi dan rekreasi warga kota, orang tua dapat menonton anaknya yang sedang bermain, warga kota dapat duduk di sitting place untuk mengobrol dengan melihat sesuatu yang lain, yaitu permainan freestyle. Dengan melihat kondisi permasalahan tersebut, dilakukan penelitian terhadap peluang pengembangan djogja freestyle park di Pusat kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang pengembangan taman di Pusat kota Yogyakarta. Survey ini menggunakan pendekatan fenomenologis, dengan melihati fenomena perkembangan olahraga skateboard, inlineskate, sepeda BMX sebagai demand dan fenomena permainan freestyle yang ada di kota Yogyakarta sebagai supply. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa banyak ruang terbuka publik di pusat kota Yogyakarta ini yang digunakan untuk arena permaianan freestyle sehingga menggangu aktifitas pengguna fasilitas publik yang lainnya..Oleh karena itu, seiring berkembangnya permainan freestyle di kota Yogyakarta pada beberapa tahun kedepan dirasa membutuhkan suatu arena publik atau komersil yang dapat mengakomodasi permainan - permainan freestyle. Diharapkan dengan adanya arena permainan tersebut dapat membentuk suatu sistem publik freestyle park di kota Yogyakarta yang diharapkan dapat mengakomodasi olahraga skateboard, inlineskate, sepeda BMX di seluruh penjuru kota Yogyakarta

    Tirtomoyo Sport and Wellness Center Surakarta

    Get PDF
    Swimming pool facility in the form of sport buildings in the city of Surakarta is located in four places excluding the swimming pool facilities provided by the hotels around the city. Tirtomoyo Jebres Swimming Pool is the first swimming pool facility in Surakarta City which was used for the first National Sports Week (PON) in 1948 and never been renovated until now. Over time, many swimming pools with more attractive facilities emerged thus the Tirtomoyo Jebres Swimming Pool was left behind because it was neglected and had been closed for several years. The PDAM, the owner of Tirtomoyo Jebres Swimming Pool, create Tirtomoyo Manahan Swimming Pool located closer to the center of Surakarta City around the Manahan Surakarta Stadium later on. The plan to divert the Swimming Pool Tirtomoyo Jebres which doesn't make any profits every year to be a hotel had appeared but never been realized because the plan disapproved by Parliament Surakarta City given the history of the National Sports Week (PON). The purpose of planning and designing this building is to provide sport facility which are swimming, leisure, and educational facilities for the community around the city of Surakarta by reviving the Tirtomoyo Jebres Swimming Pool. Design processing occurred by finding source of useful review and study case from buildings with similar concept and function. The concept of design is done by combining old building with new building using the trace of memory concept and adaptive re-use to provide a more complex building that is Tirtomoyo Sport and Wellness Center

    Paud di Pasaman Barat Dengan Pendekatan "Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah"

    Get PDF
    Early childhood education (PAUD) is a level of education before the level of basic education which is a coaching effort intended for children from birth until the age of six years which is carried out through the provision of educational stimuli to help physical and spiritual growth and development so that children have readiness in entering further education, which was held on formal, informal and informal channels. According to article 28 of Sidiknas Law No.20 / 2003 paragraph 1, PAUD (Early Childhood Education) is intended for children aged 1-8 years. Where age is the golden age of children in thinking and knowing many things. You can put children in PAUD schools so that their thinking intelligence will be honed and quickly receive new knowledge. However, actually kindergarten and playground are still included in one PAUD institution. The difference is that TK is on the formal track while KB / Playground is on the non-formal track. Early childhood education is one form the implementation of education that focuses on laying the foundation to direction of physical growth and development (fine motor coordination and rude), intelligence (power of thought, creativity, emotional intelligence, intelligence spiritual), socio emotional (attitude and behavior as well as religion) language and communication, according to the uniqueness and stages of development traversed by early childhood. Keywords: Kata Kunci :Paud, Minangkabau, Pasaman Bara

    Perancangan Waduk Brambang Sebagai Waterfront Recreation Area Dengan Pendekatan Ekowisata Di Sragen

    Get PDF
    Sragen Regency is one of the regencies located in Central Java Province which has various potentials to be designed as a source of the country's economy. In order to improve the welfare of the community and increase the income of the village and local government in the Brambang Reservoir, it is necessary to design an area to maximize existing resources and potential. The Brambang Reservoir, which is located in Brambang Village, Kedawung District, Sragen Regency, has great tourism potential but is lacking in management resulting in limited facilities for visitors. Therefore it is necessary to add facilities around the Brambang Reservoir to improve supporting facilities and infrastructure, identify the natural potential that exists in the Brambang Reservoir and examine the concept of ecotourism and its application in the Brambang Reservoir. This design method uses an ecotourism approach that refers to the typology of the Waterfront recreation area which functions as a riverside recreation and tourism area that can provide education to visitors through the role of the surrounding natural environment and humans. This can be realized through an ecotourism approach applied to the design of waterfront recreation areas. By applying the ecotourism approach, it is expected to be able to make the Brambang Reservoir area a recreation area oriented towards buildings, culture and natural balance

    Klaten Transit Hotel (Penekanan Pada Konsep Green Building)

    Get PDF
    Transit hotels are one of the temporary housing service facilities to realize the vision and mission that reflects Klaten Regency to become a city that creates the prosperous Klaten people who are godly, smart, independent and cultured. Located south of Klaten Station with a distance of 53 m from Klaten Hotel Transit. This hotel has a concept on the emphasis of Green Building with the theme of neo-vernacular, transit oriented development, COVID-19 pandemic response buildings, which have a 2-star hotel classification. Klaten Regency has good potential in cultural, natural and architectural heritage so it is very support in transit hotel planning. So that this hotel develops a commuter line function, one of PT KAI's programs at Klaten Station, to rest in transit at the hotel with facilities that support the needs of visitors on an ongoing basis

    Surakarta Cat And Dog Center Dengan Pendekatan Arsitektur Tropis

    Get PDF
    Surakarta Cat and dog center is a shelter that has a broader meaning (in this study). Not only as a temporary home for abandoned dogs and cats, the cat and dog center provides other additional facilities such as a vet room, grooming room, cat and dog food and accessories, play room, isolation room (for dogs and cats who are sick or need special care). ), as well as a cat cafe that provides a place for cat lovers to enjoy caffe-style dishes and interact with cats there. The building's point of view is made based on tropical architectural patterns, namely the type of architecture that provides answers/adaptations to the shape of the building to the influence of the tropical climate, where the tropical climate has certain characteristics caused by the heat of the sun, high humidity, rainfall, wind movement, and so on. Literature studies are carried out in several ways, including surveys conducted by taking existing data based on the location to be designed to get an overview of spatial planning, special requirements, etc. Comparative study by taking building design data that was built in several surrounding locations to get the boundaries and design functions that will be applied in the design. Analysis or synthesis is to get data by detailing the object under study by sorting out information or collecting and combining information

    Fisheries Research Center Di Gresik

    Get PDF
    Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia menyimpan kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, baik sumberdaya alam darat yang meliputi pertanian dan perkebunan dan sumberdaya alam laut yang meliputi perikanan, rumput laut, terumbu karang dan lain-lain. Sesuai dengan visi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu “Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015“. Indonesia sangat potensial mengembangkan sektor tersebut dengan melihat jumlah pulau dan panjang garis pantai yang dimiliki oleh Indonesia. Terdapat 4 komoditas produk kelautan dan perikanan yang ditetapkan sebagai komoditas industrialisasi budidaya tahun 2012 yaitu udang, bandeng, patin dan rumput laut. Kabupaten Gresik merupakan salah satu penghasil kelautan dan perikanan yang cukup menyumbang besar akan produksi kelautan dan perikanan di Indonesia. Gresik dikenal penyuplai ikan terbesar di Jawa Timur. Luas lahan tambak di kabupaten ini mencapai 28 ribu hektare, atau sekitar 46 persen dari total luas area tambak di Jawa timur. Produksi budi daya ikan bandeng di Gresik sendiri mencapai 382.877 ton per tahun.1. Dalam workshop Jaringan dan Produksi Induk Unggul dengan tema “Melalui Gerakan Penggunaan Induk Unggul Nasional (GAUL) Kita Dukung Program Percepatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya dalam Rangka Industrialisasi Perikanan Budidaya” dilaksanakan pada tanggal 27 - 29 Nopember 2011 di Hotel Cendana Surabaya, Gresik menjadi daerah percontohan industrialisasi perikanan budidaya ikan bandeng, oleh karena itu Gresik sebagai sentral pengembangan komoditas ikan bandeng yang dapat menyediakan benih unggul dan calon indukan unggul bagi petambak atau petani bandeng yang membutuhkan untuk pengembangan produksi yang lebih baik dan berkualitas. Selain produksi budidaya ikan bandeng, di Kabupaten Gresik terdapat banyak terdapat pembudidayaan perikanan seperti budidaya udang vaname, udang windu, kepiting dan perikanan tangkap ikan laut. Proses pembudidayaan tidak terpusat pada suatu tempat atau dipusatkan pada suatu lembaga melainkan dikoordinasi oleh para petani tambak yang berinisiatif untuk mengembangkan sendiri proses pembudidayaan perikanan mereka. Oleh karena itu, Perencanaan yang tercamtum pada judul di atas ditujukan untuk memusatkan kegiatan-kegiatan pengembangan perikanan di Kabupaten Gresik, sehingga akan lebih mudah bagi petani tambak dari seluruh Gresik ataupun petani tambak dari Jawa Timur maupun kalangan umum yang ingin mempelajari dan memahami proses pengembangan perikanan untuk pengembangan tambak mereka sendiri ataupun menambah ilmu tentang perikanan untuk kalangan umum. Global warming atau pemanasan global menjadi isu hangat dalam perbincangan permasalahan lingkungan di dunia. The US Snow and Ice Data Centre di Colorado mencatat pencarian es telah mencapai 4.28 juta km2. Akibat pemanasan global ini, perubahan cuaca ekstrem akan sering terjadi. Para ilmuwan berpendapat, peningkatan CO2 dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca (greenhouse gases) ke atmosfer merupakan penyebab pemanasan global. Krisis energi ini ternyata memacu perkembangan arsitektur baru dengan desain sadar energi (energy conscious design). Hal ini juga diikuti dengan perubahan langgam arsitektur yang merupakan wujud kebosanan terhadap kekakuan arsitektur modern sejak abad 20. Berawal dari rekonseptualisasi tentang arti arsitektur di tengah lingkungan global alami, kontemporer, inovasi desain berorientasi pada energi, desain sadar energi (energy conscious design) mulai mendapat tempat dan parameter hemat energi mulai menjadi salah satu kriteria dalam perancangan arsitektur

    Pengembangan Pesantren SMP TQS (Tahfidzul Quran dan Sains) Assalaam di Tepus, Gunungkidul dengan Pendekatan Ergo-Environmental

    Get PDF
    Pesantren SMP TQS (Tahfidzul Quran and Science) Assalaam in Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta has been standing for 2 years by building supporting facilities (PBM). Given the development process in the early and new stages, ergo-environmental development planning is very important to create a safe, convenient, and comprehensive learning environment. In achieving its objectives, the factual data is required related to the SMP TQS Assalaam Tepus profile, a review of buildings and the environment as the supporting theory of Ergo-Environmental so as to meet the aspirations of users both in the behavioral, structural, security, and comfort aspects. The resulting output is the design of SMP TQS Assalaam Tepus in the form of infrastructure facilities that prioritize approach of Ergo-Environmental tailored to international standards of SPECIAL (SBI) and region of Gunungkidu
    corecore