42 research outputs found

    Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Umbi Ubi Jalar Ungu dan Umbi Ubi Jalar Oranye (Ipomoea batatas L.)terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7

    Get PDF
    Breast cancer is a cancer that that is caused by abnormal cell growth into the breast tissue through the duct wall and invade the breast tissue. Breast cancer ranks first have a fairly high mortality rate in women in the world. Some anticancer treatment efforts have not given the maximum effect so that the necessary research anticancer drugs derived from natural materials. In this study was conducted test to determine the cytotoxic effect extract ethanol sweet potato tubers of purple and orange (Ipomoea batatas L.) on breast cancer cells MCF-7 and class of chemical compound contained in it. Sweet potato tubers of purple and orange extracted by maceration method use ethanol 96%. Extract ethanol sweet potato tubers of purple and oranye was conducted cytotoxic test with MTT method, followed by a qualitative class of chemical compound test by method of TLC (Thin Layer Chromatograpy). The results was obtained by the extraction yield of the extract ethanol sweet potato tubers of purple and orange respectively 20,50 and 20,39%. The results of cytotoxicity assay showed that the extract ethanol tubers of purple sweet potato (Ipomoea batatas L.) has cytotoxic effects that are moderate on breast cancer cells MCF-7 with IC50 value of 141.25 µg/mL. The extract ethanol of orange sweet potato tubers have IC50 value of > 200 µg/mL. TLC qualitative test results obtained most classes of compounds in the sample are flavonoids. Keywords: Ipomoea batatas L. Tuber, MCF-7 , cytotoxic, chemical conten

    Uji Aktifitas Sitotoksik Ekstrak Etanol, Fraksi Polar, Semipolar, dan Nonpolar Herba Kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.) terhadap Sel MCF-7

    Get PDF
    Breast cancer is a major cancer suffered and the most cause of death by women in the world. The existing drugs of anticancer are not selective, disturbing the growth of normal cells. It encourages researchers to explore a chemopreventive agent from the nature materials. This study was conducted to determine the cytotoxic activity of ethanol extract, polar fractions, semipolar, and nonpolar herb kitolod (Isotoma longiflora (L) Presl.) on MCF-7 cells. First, herb kitolod was dried, refined, and sieved using mesh number 40 and then macerated using 96% ethanol for 72 hours. Phytochemical screening was conducted with TLC using GF254 silica as stationary phase, n-hexane: ethyl acetate (7: 3) as mobile phase, then the result was visualized on UV 254nm, 366nm, and visible light. Anisaldehid, dragendroff, sitoborat, and FeCl3 reagents spray were used as visualizer of TLC spot results. Fractination using KCV method, then cytotoxic test using MTT assay. A result obtained, the ethanol extract of herb kitolod positively contains flavonoids, phenolics, alkaloids, terpenoids, saponins, steroids and tannins. IC50 value of the ethanol extract, polar fractions, semipolar, and nonpolar are 521,054; 213,294; 499,947; and 239,431 µg/mL. This study showed that the ethanol extract, polar fraction, semipolar, and nonpolar of herb kitolod had moderate cytotoxic activity on MCF-7 cells

    Aktivitas Biolarvasida Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus DAN Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya

    Get PDF
    Salah satu sumber daya alam Indonesia yang berpotensi menjadi biolarvasida adalah buah cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) dengan salah satu kandungan senyawa aktif yaitu piperin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas biolarvasida fraksi semipolar esktrak etanol 96% buah Piper retrofractum terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti dengan menghitung LC50 (50% kematian populasi larva) Buah Piper retrofractum diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak selanjutnya difraksinasi dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV). Elusi dilakukan dengan pelarut kepolaran meningkat yaitu nheksan: etil asetat (9:1), n-heksan:etil asetat (8:2), n-heksan:etil asetat (7:3), n heksan:etil asetat (5:5) masing-masing 3 kali elusi sebanya k 75 ml dimulai dari pelarut nonpolar ke polar dan etanol ditambahkan terakhir. Uji larvasida ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah Piper retrofractum menggunakan konsentrasi 10, 20, 30 dan 40 ppm terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus sedangkan pada larva nyamuk Aedes aegypti menggunakan konsentrasi 10, 30, 50 dan 80 ppm. Analisis senyawa alkaloid menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika GF254 nm dan fase gerak n-heksan:etil asetat (4:1) serta deteksi penampak bercak dengan pereaksi semprot dragendorf. Ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah Piper retrofractum mempunyai aktivitas biolarvasida dengan LC50 sebesar 46,484 ppm terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dan 11,36 ppm terhadap Anophele s aconitus. Sedangkan hasil identifikasi senyawa kimia menunjukkan adanya senyawa alkaloid dengan Rf 0,36, kuning jingga pada UV366 dan coklat pada sinar tampa

    Aktivitas Larvasida Ekstrak Etanol Daun Inggu (Ruta angustifolia L.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Anopheles maculatus Beserta Profil Kromatografinya

    Get PDF
    Pemberantasan nyamuk Anopheles spp telah banyak dilakukan terutama menggunakan larvasida kimia. Seringnya penggunaan bahan kimia menyebabkan pencemaran lingkungan. Pemakaian larvasida alami banyak dikembangkan untuk mengatasi kerugian penggunaan larvasida kimia. Tanaman inggu (Ruta angustifolia L.) bermanfaat sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas larvasida ekstrak etanol daun inggu terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Anopheles maculatus dan mengetahui kandungan senyawa di dalam ekstrak etanol daun inggu menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Daun inggu yang diperoleh dari BBPPTOOT Karanganyar diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% kemudian diuapkan hingga diperoleh ekstrak etanol daun inggu kemudian dibuat lima seri konsentrasi yaitu 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 500 ppm. Ekstrak etanol daun inggu diuji aktivitas larvasida terhadap nyamuk Anopheles aconitus dan Anopheles maculatus. Setiap seri konsentrasi diberi larva sebanyak 25 ekor dengan volume total media 100 mL. Masing-masing perlakuan direplikasi sebanyak empat kali dan diamati jumlah larva yang mati setelah 24 jam kemudian dihitung nilai LC50 menggunakan metode Miller Tainter. Uji kandungan senyawa dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), fase diam menggunakan silika dan fase gerak heksan:etil asetat (3:7) v/v. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun inggu mempunyai aktivitas larvasida terhadap Anopheles aconitus dan Anopheles maculatus dengan nilai LC50 berturut-turut sebesar 74,17 ppm dan 131,64 ppm. Identifikasi senyawa dalam ekstrak daun inggu dilakukan menggunakan KLT menunjukkan adanya flavonoid, alkaloid, kumarin, dan terpenoid. Dari uji tabung juga menunjukkan adanya saponin dalam ekstrak etanol daun inggu

    Aktivitas Biolarvasida Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya

    Get PDF
    Biolarvasida digunakan untuk memberantas nyamuk yang merupakan vektor penyakit malaria dan demam berdarah. Tanaman famili Piperaceae mempunyai aktivitas biolarvasida karena mengandung senyawa alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas biolarvasida fraksi nonpolar ekstrak etanol 96% buah Piper retrofractum Vahl. terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti serta profil kromatografi lapis tipisnya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan post test with control design. Simplisia kering buah Piper retrofractum Vahl. dimaserasi dengan etanol 96%. Ekstrak difraksinasi menggunakan metode KCV (Kromatografi Cair Vakum) dengan pelarut n-heksan:etil asetat (9:1; 8:2; 7:3; 5:5) v/v masing-masing 3 kali, kemudian dengan etanol sebanyak 2 kali. Fraksi nonpolar diuji aktivitas biolarvasidanya pada larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti dengan pengamatan setelah 24 jam. Konsentrasi yang digunakan untuk pengujian adalah 10, 20, 30, dan 40 ppm. Data dianalisis menggunakan analisis probit metode Miller Tainter. Fraksi nonpolar menunjukkan adanya aktivitas biolarvasida, dapat dilihat dengan nilai LC50 larva nyamuk Anopheles aconitus sebesar 10,09 ppm dan Aedes aegypti sebesar 22,08 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas biolarvasida fraksi nonpolar terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus lebih besar dibanding Aedes aegypti. Profil KLT senyawa alkaloid fraksi nonpolar ekstrak etanol 96% buah Piper retrofractum Vahl. ditunjukkan warna coklat muda pada sinar tampak dengan Rf 0,3 dengan fase diam silika GF254 dan fase gerak nheksan: etil asetat (4:1) v/v dengan pereaksi semprot Dragendorff untuk mendeteksi senyawa alkaloid

    Aktivitas Antibakteri Fraksi Nonpolar, Semipolar, Dan Polar Ekstrak Etanol Daun Buni (Antidesma Bunius (L.) Spreng) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Bacillus Subtilis Serta Bioautografinya

    Get PDF
    Daun buni (Antidesma bunius (L). Spreng) menurut masyarakat terbukti mampu mengobati sifilis. Infeksi terbesar disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni (Antidesma bunius (L). Spreng) terhadap bakteri Staphyloccus aureus dan Bacillus subtilis. Ekstrak difraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum dengan fase diam silika G60 dan fase gerak gradien menggunakan gradien kepolaran bertingkat perbandingan kloform:heksan (6:4, 7:3, 8:2, 9:1), kloroform:etil asetat (8:2) dan metanol. Hasil fraksinasi yaitu fraksi nonpolar, semipolar, dan polar kemudian diuji antibakteri dengan metode difusi sumuran. Fraksi-fraksi ekstrak dilarutkan dalam DMSO yang dibuat 5 seri konsentrasi 1; 2; 3; 4; dan 5mg/sumuran, volume sampel uji yang digunakan yaitu 20 μL dimasukkan ke dalam sumuran dengan kontrol negatif DMSO 2,5% dan kontrol positif Streptomisin 0,25%. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni terhadap bakteri Staphyloccus aureus dan Bacillus subtilis tidak poten karena tidak ditemukan zona hambat disekitar sumuran

    Aktivitas Larvasida Ekstrak Etil Asetat Batang Inggu (Ruta angustifolia L.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus dan Anopheles maculates Beserta Profil Kromatografinya

    Get PDF
    Ekstrak etil asetat batang inggu memiliki aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk Anopheles maculatus dan Anopheles aconitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas larvasida ekstrak etil asetat batang inggu terhadap larva nyamuk Anopheles maculatus dan Anopheles aconitus, nilai LC50 pada ekstrak tersebut dan golongan senyawa yang terdapat di dalam batang inggu. Ekstrak didapat dengan cara maserasi. Batang inggu diblender kemudian dimaserasi dengan menggunakan pelarut etil asetat. Kemudian diuji aktivitas larvasidanya terhadap larva nyamuk Anopheles maculatus dan Anopheles aconitus dengan metode bioassay. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 100, 250, 500, 750, dan 1000 ppm. Parameter yang digunakan adalah nilai LC50. Untuk analisis senyawa, digunakan metode pemisahan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fase gerak heksan-etil asetat (6:4). Ekstrak etil asetat batang inggu lebih efektif membunuh larva nyamuk Anopheles aconitus (LC50 467,34 ppm) dibandingkan dengan larva nyamuk Anopheles maculatus ( LC50 755,95 ppm). Berdasarkan dari hasil KLT, senyawa yang terkandung di dalam ekstrak tersebut adalah flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan kumarin dengan Rf berturut-turut 0,25;0,25; 0,73; dan 0,71

    Uji Aktivitas Antibakteri Secara In Vivo Fraksi Non Polar Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) Pada Mencit Yang Diinfeksi Staphylococcus aureus Dan Streptococcus mutans

    Get PDF
    Tanaman Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Bakteri tersebut merupakan penyebab penyakit infeksi serius di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri secara in vivo fraksi non polar ekstrak etanol batang inggu pada mencit yang diinfeksi bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Batang inggu yang telah diserbuk diekstraksi dengan metode maserasi. Serbuk batang inggu direndam dalam 7,5 bagian etanol 96 %. Proses fraksinasi dilakukan menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan pelarut heksan : kloroform dengan eluen bertingkat. Perlakuan uji antibakteri fraksi non polar batang inggu dilakukan secara in vivo dengan variasi dosis sebesar 0,3; 1,2 dan 2,14 g/kg. Kontrol positif yang digunakan adalah Gentamicin sedangkan untuk kontrol negatifnya menggunakan NaCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi non polar ekstrak etanol batang inggu memiliki persen penghambatan pada Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 73, 94 dan 99 %, sedangkan pada Streptococcus mutans sebesar 41, 81 dan 97 %. Staphylococcus aureus memiliki P-value 0,00 dan Streptococcus mutans memiliki p-value 0,01. Ini menunjukkan bahwa fraksi non polar ekstrak etanol batang inggu poten dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans secara in vivo karena fraksi tersebut mampu menghambat bakteri pada konsentrasi besar maupun kecil

    Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya

    Get PDF
    Beberapa penyakit tropis yang sering terjadi di Indonesia diperantarai oleh nyamuk seperti nyamuk Anopheles aconitus (malaria) dan Aedes aegypti (demam berdarah). Salah satu cara pemberantasan nyamuk yang paling sering dilakukan adalah dengan menggunakan larvasida. Tanaman famili Piperaceae diketahui mengandung senyawa alkaloid yang dapat berperan sebagai larvasida. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas biolarvasida ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. Penelitian dilakukan dengan menggunakan larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti instar III. Tingkat kematian larva nyamuk diamati setelah 24 jam perlakuan. Hasil data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis probit metode Miller Tainter. Analisis kualitatif senyawa alkaloid ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. dilakukan dengan metode KLT menggunakan fase diam silika GF254 dan fase gerak toluen : etil asetat (7:3) ⁄. Nilai LC50 larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti berturut-turut yaitu 4,69 ppm dan 26,12 ppm. Hal ini berarti ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. lebih toksik terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dibandingkan dengan larva nyamuk Aedes aegypti. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan semakin banyak jumlah larva nyamuk yang mati. Berdasarkan analisis KLT, di dalam ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. terdapat senyawa alkaloid

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daging Buah Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei Dan Staphylococcus aureus Serta Bioautografinya

    Get PDF
    Famili annonaceae mengandung alkaloid, asetogenin, karbohidrat, flavonoid, dan minyak atsiri yang dipublikasikan sebagai antitumor, antimikroba, serta pestisida. Daging buah sirsak selama ini umumnya dikonsumsi sebagai kebutuhan vitamin saja dan belum banyak penelitian mengenai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daging buah sirsak terhadap Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei dan Staphylococcus aureus serta mengetahui senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri. Daging buah sirsak diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode dilusi padat dengan konsentrasi 0,4% b/v, 0,5% b/v, 0,6% b/v, 0,7% b/v, 0,8% b/v untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan untuk Shigella sonnei dan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 0,1% b/v, 0,2% b/v, 0,3% b/v, 0,4% b/v, 0,5% b/v. Selanjutnya dilakukan KLT untuk identifikasi senyawa aktif, dengan fase diam silika GF 254 dan fase gerak etil asetat:kloroform:metanol (5:3:2) v/v/v. Uji bioautografi dengan metode bioautografi kontak. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etil asetat daging buah sirsak memiliki KHM terhadap Pseudomonas aeruginosa sebesar 0,6% b/v sedangkan KHM terhadap Shigella sonnei dan Staphylococcus aureus sebesar 0,4% b/v. Hasil uji KLT dan bioautografi ekstrak etil asetat daging buah sirsak terhadap Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei dan Staphylococcus aureus menunjukkan golongan flavonoid dan alkaloid yang memiliki aktivitas antibakteri
    corecore