44 research outputs found

    Kajian Kuat Lentur Pelat Bertulang Biasa dan Pelat Beton Bertulangan Kayu dan Bambu pada Tumpuan Sederhana

    Get PDF
    Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu yang selalu mengalami perkembangan. Struktur yang terbuat dari beton antara lain lantai, atap, plat lantai (decks) jembatan, dan bangunan gedung-gedung bertingkat. Karena perkembangan dan kebutuhan semakin besar, sehingga berpengaruh terhadap biaya yang semakin mengalami kenaikan. Oleh karena itu perlu dibuat jalan keluar dengan mengembangkan pembuatan pelat beton pra cetak menggunakan tulangan kayu dengan perkuatan bambu. Kayu dan bambu dipilih karena memiliki nilai ekonomis lebih dibanding dengan tulangan dari besi baja, sehingga tepat bila menggunakan kayu dan bambu sebagai alternatif tulangan pelat lantai beton. Sedangkan bambu dipilih sebagai perkuatan karena memiliki kuat lentur yang baik, sehingga tulangan dari kayu akan lebih kuat. Bambu yang digunakan sebagai tulangan dipecah, dibuat bentuk kotak (posisi kulit dibawah) setebal kira-kira 0,5 cm dengan lebar sesuai ukuran kayu, yang berasal dari Wonogiri, kayu dan bambu dalam keadaan kering udara. Perencanaan beton dengan berdasarkan perbandingan antara semen, pasir, dan kerikil adalah sesuai SK.SNI.T-15-1990-03 f’c = 20 MPa. Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk membandingkan kuat lentur pelat beton bertulangan baja dengan pelat beton bertulangan kayu yang memiliki kekuatan yang setara, untuk mengetahui kenaikan kuat lentur pelat beton bertulangan kayu, jika diperkuat dengan bambu, dan untuk mengetahui perbedaan kuat lentur pelat beton bertulang secara pengujian dengan kuat lentur pelat beton bertulang secara analisis. Dalam penelitian ini, kayu dan bambu yang digunakan adalah kayu Jati dan bambu Petung. Dimana metode penelitian ini ada beberapa tahap. Tahap pertama yaitu persiapan alat dan bahan. Tahap kedua meliputi: pemeriksaan bahan, perencanaan campuran dan pembuatan adukan beton. Tahap ketiga yaitu pembuatan benda uji dan perawatan. Tahap keempat yaitu pengujian kuat tekan beton dan kuat lentur pelat. Tahap kelima yaitu analisa data, pembahasan dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah: momen kapasitas pelat beton bertulang baja 13,256 kN.m, momen kapasitas pelat beton bertulang kayu 19,42 kN.m, sedangkan untuk momen kapasitas pelat beton bertulang kayu yang diperkuat dengan bambu 20,756 kN.m. Hasil momen kapasitas secara analisis, pelat beton bertulang baja 9,909 kN.m, momen kapasitas pelat beton bertulang kayu 20,378 kN.m, sedangkan untuk momen kapasitas pelat beton bertulang kayu yang diperkuat dengan bambu 22,052 kN.m

    Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Baja Dengan Penambahan Kawat Yang Dipasang Diagonal Di Tengah Tulangan Sengkang

    Get PDF
    Beton bertulang sebagai elemen balok umumnya diberi tulangan memanjang (lentur) dan tulangan sengkang (geser). Tulangan lentur untuk menahan pembebanan momen lentur yang terjadi pada balok, sedangkan tulangan geser untuk menahan pembebanan gaya geser. Pada waktu tertentu kekuatan suatu beton bertulang sangat mempengaruhi manfaat dari suatu bangunan yang ada. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat jalan keluar yaitu dengan pengembangan pembuatan balok beton bertulangan dengan penambahan kawat yang dipasang diagonal pada tulangan geser. Kawat mempunyai kelenturan yang cukup tinggi, dan keuletan yang sangat bagus, sehingga tepat bila menggunakan kawat untuk meningkatkan kekuatan balok beton tersebut. Perencanaan campuran beton dengan menggunakan metode SK.SNI.T-15-1990-03 yang menghasilkan f’c = 18,744 MPa. Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk membandingkan kuat lentur balok beton bertulangan baja normal dengan balok beton bertulangan baja dengan penambahan kawat yang dipasang diagonal di tengah tulangan sengkang, dan untuk mengetahui perbedaan kuat lentur balok beton bertulang secara pengujian dengan kuat lentur balok beton bertulang secara analisis. Dalam penelitian ini, kawat yang digunakan adalah kawat galvanis dengan ukuran ø1,02 mm, ø1, 29 mm dan ø1,63 mm. Metode penelitian ini ada beberapa tahap. Tahap pertama yaitu persiapan alat dan bahan. Tahap kedua meliputi: pemeriksaan bahan, perencanaan campuran dan pembuatan adukan beton. Tahap ketiga yaitu pembuatan benda uji dan perawatan. Tahap keempat yaitu pengujian kuat tekan beton dan kuat lentur balok. Tahap kelima yaitu analisa data, pembahasan dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah: momen kapasitas balok beton bertulang baja normal 10,408 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja dengan kawat ø1,02 mm 11,248 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja dengan kawat ø1,29 mm 12,276 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja dengan kawat ø1,63 mm 12,501 kN.m. Hasil momen kapasitas secara analitis balok beton bertulang baja biasa 9,809 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja dengan kawat ø1,02 mm 10,199 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja dengan kawat ø1,29 mm 10,206 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja dengan kawat ø1,63 mm 10,208 kN.m

    Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Penambahan Kawat Yang Dipasang Menyilang Dibawah Pada Tulangan Geser

    Get PDF
    Balokbeton merupakan salah satu elemen struktur portal dengan bentang yang arahnya horizontal. Beban yang bekerja pada balok biasanya berupa beban lentur, beban geser, maupun beban puntir, sehingga perlu baja tulangan untuk menahan beban-beban tersebut.Tulangan ini berupa tulangan memanjang (tulangan longitudinal) dan tulangan geser (begel). Kuat lentur balok harus lebih kuat dan mampu mendukung beban diatasnya. Oleh karena itu, tulangan balok perlu diperkuat menggunakan kawat untukmenambah kuat lentur balok tersebut.Perencanaan campuran adukan beton dengan menggunakan metode SNI.T-15-1990-03, sesuai dengan faktor air semen sebesar 0,5.Penelitian ini telah diketahui besarnya kuat lentur balok.Balok beton bertulang dengan penambahan kawat yang dipasang menyilang kenaikan kuat lentur balok beton bertulang secara pengujian dengan kuat lentur balok beton bertulang secara analisis.Dalam penelitian ini, kawat yang digunakan adalah kawat galvanis ukuran ø 1,02 mm, ø 1,29 mm, ø 1,63 mm. Dalam penelitian ada 2 variasi penambahan kawat yaitu Single dan Double. Hasil dari penelitian ini didapatkan momen kapasitas balok beton bertulang baja biasa 11,360 kN.m, momen kapasitas balok beton bertulang baja biasa dengan penambahan kawat ø 1,02 mm,single sebesar 11,842 kN.m., penambahan kawat ø 1,02 mm double sebesar 12,135 kN.m, balok beton bertulang baja biasa dengan penambahan kawat ø 1,29 mm sebesar 11,854 kN.m, penambahan kawat ø 1,29 mm double sebesar 12,191 kN.m,penambahan kawat ø 1,63 mm sebesar 11,913kN.m. penambahan kawat ø 1,63 mm double sebesar 12,588 kN.m

    Tinjauan Kuat Geser Balok Beton Sederhana dengan Sengkang Kombinasi Antara Sengkang “Alternatif” dan Sengkang Model “U” Atau “n” yang Dipasang Secara Miring Sudut Tiga Puluh Derajat

    Get PDF
    Beton bertulang memerlukan penulangan berupa penulangan lentur dan geser. Penulangan lentur dipakai untuk menahan momen lentur, sedangkan penulangan geser (sengkang) digunakan untuk menahan beban geser. Umumnya bagian tulangan sengkang yang berfungsi menahan beban geser adalah arah vertikal, sedangkan arah horisontal tidak diperhitungkan menahan beban gaya yang terjadi pada balok. Bagian tulangan sengkang arah vertikal mencegah terbelahnya balok akibat adanya geser. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang kekuatan sengkang kombinasi antara sengkang “alternatif” dan sengkang model “u” atau “n” dan membandingkan dengan kekuatan sengkang konvensional yang dipasang secara miring sudut 30°. Penelitian ini bertujuan mengetahui: beban geser maksimal, kuat geser, dan besar perbedaannya antara sengkang konvensional dan sengkang kombinasi antara sengkang “alternatif” dan sengkang model “u” atau “n” yang dipasang secara miring sudut 30° pada konstruksi balok beton sederhana. Penelitian dilaksanakan dalam 5 tahap yaitu: tahap persiapan bahan-bahan dan alat-alat penelitian, pemeriksaan kualitas bahan-bahan penelitian, penyediaan benda uji, tahap pengujian kuat tekan beton dan kuat geser sengkang balok beton bertulang; serta tahap analisis dan pembahasan. Lokasi penelitian adalah di Laboratorium Bahan Bangunan di Prodi Teknik Sipil FT UMS. Total sampel benda uji yang dibuat sejumlah 20 buah, tiap variasi dibuat 2 sampel. Variasi tersebut menggunakan spasi sengkang 75 mm dan 100 mm, ukuran balok lebar 15 cm dan tinggi 20 cm, dengan bentang balok 100 cm. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan kuat geser antara tulangan sengkang konvensional dan tulangan sengkang kombinasi antara sengkang “alternatif” dan sengkang model “u” atau “n” yang dipasang secara miring sudut 30°, yaitu selisih kuat geser maksimal berkisar berkisar antara 19,21% - 40,85% untuk spasi sengkang 75 mm dan 14,10% - 19,72% untuk spasi sengkang 100 mm. Secara umum dapat dinyatakan bahwa sengkang konvensional lebih kuat bila dibandingkan dengan sengkang kombinasi antara sengkang “alternatif” dan sengkang model “u” atau “n”

    Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Ijuk

    Get PDF
    Tugas akhir ini berlatar belakang genteng beton atau genteng semen adalah unsur bangunan yang dipergunakan untuk atap yang terbuat dari beton dan dibentuk sedemikian rupa serta berukuran tertentu. Genteng beton dibuat dengan cara mencampur pasir dan semen ditambah air, kemudian diaduk sampai homogen lalu dicetak. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat ijuk terhadap beban lentur, rembesan air, penyerapan air, sifat tampak, ukuran dan penyerapan panas. Tugas akhir ini adalah sebagai uji coba penggunaan bahan serat organik (ijuk) sebagai bahan tambahan dalam pembuatan genteng beton. Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode eksperimen. Variabel yang digunakan antara lain: variabel bebas, terikat dan pengendali. Variabel bebas dalam tugas akhir ini adalah variasi persentase penambahan serat ijuk, yaitu 1 PC : 2 KM : 3PS terhadap berat pasir 0%; 2,5%; 5%; 7,5%,dan 10% dengan jumlah sampel benda uji masing-masing 5 buah.. Variabel terikat dalam proyek akhir ini adalah jenis penelitian yang dilakukan pada genteng beton, yaitu beban lentur, rembesan air, penyerapan air, sifat tampak, ukuran dan penyerapan panas dengan jumlah sampel benda uji masing-masing 5 buah. Tugas akhir ini terdiri dari satu faktor yaitu perbandingan antara serat ijuk dengan semen Portland, kapur mill dan pasir pada komposisi campuran genteng beton, yaitu 1 PC : 2 KP : 3 PS dengan variasi penambahan serat 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Analisis data yang ditampilkan diskriptif kuantitatif dengan membandingkan SNI 0096-2007 dan PUBBI- 1982. Hasil penelitian genteng beton dengan penambahan serat ijuk 0%; 2,5%; 5%, 7,5%, dan 10%. Hasil penelitian beban lentur rata-rata pada penambahan serat 0 % = 220 kg, pada panambahan serat 2,5 % = 222 kg, pada penambahan serat 5 % = 226 kg, dan pada penambahan serat 7,5% = 230 kg dan pada penembahan serat 10% = 244 kg. Beban lentur dalam penelitian ini memenuhi syarat mutu tingkat I. Hasil penelitian porositas rata-rata genteng beton pada penambahan serat 0% = 8,76%, pada penambahan serat 2,5% = 8,89%, pada penambahan serat 5 % = 9,42%, pada penambahan serat 7,5% = 10,27% dan pada penambahan serat 10% = 10,75%. Hasil penelitian rembeasn genteng beton menunjukkan pada penambahan serat 0% tidak rembes, pada penambahan serat 2,5 % tidak rembes, pada penambahan serat 5% tidak rembes, pada penambahan serat 7,5 % tidak rembes dan pada penambahan serat 10% juga tidak rembes. Hasil pengujian penyerapan panas/kalor genteng beton pada penambahan serat 0% = 84,43%, pada penambahan serat 2,5% = 84,39%, pada penambahan serat 5% = 86,11%, pada penambahan serat 7,5% = 84,41% dan pada penambahan serat 10% = 87,74%. Hasil penelitian visual genteng mencapai panjang 42 cm dan lebar 33,5 cm. Dari penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penambahan serat ke dalam adukan genteng beton dapat menghasilkan genteng beton yang berkualitas dibandingkan dengan genteng beton tanpa bahan tambah serat

    Perencanaan Struktur Gedung Hotel 6 Lantai Dan 1 Basement Dengan Sistem Daktail Penuh Di Wilayah Gempa 3

    Get PDF
    Tugas akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan gedung hotel bertingkat dengan fasilitas tertentu dalam satu gedung. Perencanaan ini dibatasi pada perencanaan struktur dari gedung, yaitu struktur atap (kuda-kuda) dan beton bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom, dan perencanaan pondasi). Perencanaan gedung terletak di wilayah gempa 3 dengan faktor gempa sesuai dengan prinsip daktail penuh. Perencanaan pembebanan untuk gedung menggunakan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 dan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971. Analisis perhitungan struktur gedung menggunakan bantuan “SAP 2000” non linear dengan tujuan mempercepat perhitungan. Sedangkan penggambaran menggunakan program Autocad. Analisis beban gempa menggunakan metode statik ekivalen dengan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung SNI-1726-2002. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung mengacu pada SNI 03-2847-2002, sedangkan untuk perhitungan struktur rangka atap baja mengacu pada PPBBUG 1987 serta SNI 03-1729-2002. Mutu bahan untuk penulangan struktur beton bertulang dengan kuat tekan (f’c) = 25 MPa, fy plat = 400 MPa, fy balok = fy kolom = fy pondasi = 400 MPa, sedangkan untuk profil kuda-kuda baja menggunakan mutu baja Bj 37 (σijin = 1600 kgcm2). Hasil yang diperoleh pada perencanaan struktur gedung adalah sebagai berikut : Stuktur rangka kuda-kuda baja menggunakan profil 40.80.4 dengan alat sambung Baut 12 mm dan pelat buhul 10 mm. Ketebalan plat lantai 12 cm dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi D6. Ketebalan Plat tangga dan bordes 12 cm dengan tulangan pokok D14 dan tulangan bagi D8. Balok induk menggunakan dimensi 600/400, dan kolom rencana menggunakan dimensi 800/600. Dimensi pondasi tiang pancang 400/400 mm dengan tulangan pokok D13 dan tulangan geser 2 dp 6, plat poer (4 x 4) m2 setebal 1 m dengan tulangan pokok D19 dan tulangan bagi D19, sedangkan dimensi sloof 400/600 menggunakan tulangan pokok D25 dan tulangan geser 2 dp 10

    Pemanfaatan Limbah Aspal Hasil Cold Milling Sebagai Bahan Tambah Pembuatan Paving

    Get PDF
    Beton merupakan salah satu bahan struktur yang banyak digunakan dalam bidang konstruksi, karena beton banyak mempunyai keuntungan antara lain kuat tekan tinggi dan material mudah didapat, sedangkan kekurangan beton yaitu bila sudah mengeras sulit untuk diubah bentuknya. Paving block adalah salah satu komponen infrastruktur non struktural yang digunakan sebagai penutup permukaan tanah. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan paving block, diperlukan inovasi-inovasi baru untuk mendapatkan paving yang bermutu tinggi, pada penelitian ini pembuatan paving block menggunakan agregat halus pasir dengan penambahan aspal hasil cold milling sebesar 0%, 15%, 25%, 35%, 50%. Yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh aspal hasil cold milling tersebut cukup baik sebagai bahan tambah dan berapa persentase optimal penambahan aspal hasil cold milling yang baik untuk kuat tekan, penyerapan air, ketahanan terhadap natrium sulfat dan permeabilitas. Dalam penelitian ini menggunakan benda uji yang berukuran 10 x 6 x 21 cm, menggunakan nilai fas 0,4. Pengujian paving dilaksanakan setelah umur paving 28 hari di Laboratorium bahan bangunan jurusan teknik sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa campuran adukan paving yang baik dengan penambahan aspal hasil cold milling sebesar 35% dengan fas 0,4 karena mempunyai kuat tekan lebih besar dari yang disyaratkan SNI 03-0691-1996 yaitu 10 MPa termasuk paving kelas D, sedangkan paving dengan penambahan aspal hasil cold milling menghasilkan kuat tekan rata-rata 11,11 MPa, penyerapan air rata-rata sebesar 4,5174% dan ketahanan terhadap natrium sulfat keadaan paving masih utuh atau baik, dengan nilai permeabilitas 0,000239515 mm/dt. Jadi penambahan bahan tambah aspal hasil cold milling sebesar 35% dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 10% dari kuat tekan paving campuran biasa

    Tinjauan Kuat Lentur Pelat Beton Bertulangan Bambu Laminasi Diperkuat Dengan Kawat Galvanis Yang Dipasang Secara Menyilang

    Get PDF
    Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Perkembangan beton yang sangat dikenal adalah ditemukannya kombinasi antara material beton dan baja yang digabungkan menjadi satu kesatuan konstruksi dan dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang sebagai elemen pelat umumnya diberi tulangan memanjang (lentur) dan tulangan bagi. Tulangan lentur untuk menahan pembebanan momen lentur yang terjadi pada pelat, sedangkan tulangan bagi berfungsi untuk memperkuat kedudukan tulangan memanjang dan penahan retak beton akibat susut dan perbedaan suhu pada beton. Pada daerah tertentu harga tulangan baja sangat mahal. Oleh sebab itulah perlu diupayakan mencari alternatif baru pengganti tulangan baja pada beton. Adapun alternatif lain sebagai pengganti tulangan beton tersebut, diantaranya adalah bambu. Bambu yang digunakan sebagai tulangan bisa berupa bambu laminasi. Kekuatan bambu laminasi tersebut memiliki kekuatan yang hampir sama dengan baja sebagai struktur bangunan. Perencanaan beton dengan berdasarkan SNI 03-2834-2000 menghasilkan f’c = 21,24 MPa. Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5. Penelitian ini telah diketahui besarnya kuat lentur pelat beton bertulangan baja, pelat beton bertulangan bambu laminasi dan pelat beton bertulangan bambu laminasi dengan penambahan kawat yang dipasang menyilang, kenaikan momen lentur pelat beton bertulangan baja dengan pelat beton bertulangan bambu laminasi serta pelat beton bertulangan bambu lamiasi penambahan kawat yang dipasang menyilang dan perbandingan kuat lentur pelat beton bertulangan secara pengujian dengan kuat lentur maksimal pelat beton bertulang secara analisis. Dalam penelitian ini, bambu yang di buat laminasi berukuran lebar 2 cm dan tinggi 1,6 cm, kawat yang digunakan adalah kawat galvanis dengan ukuran ø 1,02 mm, ø 1, 29 mm dan ø 1,63 mm. Hasil dari penelitian ini didapatkan momen lentur maksimal pelat beton bertulangan baja biasa 5,175 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulangan bambu laminasi 5,771 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulangan bambu laminasi dengan kawat ø 1,02 mm 6,164 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulangan bambu laminasi dengan kawat ø 1,29 mm 6,458 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulangan bambu laminasi dengan kawat ø 1,63 mm 6,705 kN.m. Hasil momen lentur maksimal secara analisis pelat beton bertulang baja biasa 5,444 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulangan bambu laminasi 4,301 kN.m, momen lentur maksimal pelat bertulangan bambu laminasi dengan kawat ø 1,02 mm 4,398 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulang bambu laminasi dengan kawat ø 1,29 mm 4,360 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton bertulang bambu dengan kawat ø 1,63 mm 4,432 kN.m

    Perencanaan Gedung Perhotelan Empat Lantai Dan Satu Basement Di Pacitan Dengan Prinsip Daktail Parsial

    Get PDF
    Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan struktur beton bertulang empat lantai dan satu basement, yang merupakan gedung untuk perhotelan yang terdapat di daerah Pacitan (wilayah gempa 3) yang berdiri diatas tanah keras dan berdasarkan pada SNI 1726-2002 dengan nilai faktor daktalitas (μ) = 2 sehingga termasuk pada daktail parsial. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh suatu perbandingan atau efisiensi dari perencanaan struktur gedung berdasarkan tinjauan 3 dimensi, yang meliputi analisa mekanika struktur, distribusi beban geser/gempa dan kebutuhan tulangan. Perencanaan struktur beton bertulang digunakan Mutu bahan yang digunakan meliputi mutu beton f’c = 25 MPa, mutu baja untuk tulangan deform 390 MPa dan tulangan polos 240 MPa serta rangka atap baja digunakan mutu baja Bj 44. Peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan meliputi PPIUG-1983, SNI 03-1729-2002, PPBBI-1984, PBI-1971, SNI 1726-2002, SNI 03-2847-2002. Analisis mekanika struktur gedung menggunakan program “SAP 2000” 8 non linear. Perhitungan matematis agar mendapat hasil yang cepat dan akurat menggunakan program ”Microsoft Excel 2010”. Sedangkan penggambaran menggunakan program ”AutoCAD 2007”. Hasil yang diperoleh dari perencanaan Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1). Struktur atap menggunakan kuda-kuda rangka baja profil 40.40.5, 35.35.4. 2). Ketebalan tangga dan bordes 12 cm dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp8, plat dinding basement 12 cm dan lantai basement 20 cm dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp8, plat lantai dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp8. 3). Balok menggunakan dimensi 400/600 dengan tulangan pokok D22 dan tulangan geser 2dp10. Kolom menggunakan dimensi 500/500 dan 600/600 dengan tulangan pokok D25 dan tulangan geser 2dp10. 4). Pondasi menggunakan dimensi poer ukuran (2,5 x 2,5) m2 setebal 90 cm dengan tulangan D19, sedangkan tiang pancang dimensi 250/250 mm sepanjang 6 m dengan tulangan pokok D16 dan tulangan geser 2dp10

    Tinjauan Kuat Tekan Dan Keruntuhan Balok Beton Bertulang Menggunakan Pecahan Keramik Sebagai Pengganti Sebagian Agregat Kasar Dengan Bahan Tambah BV Special

    Get PDF
    Pada jaman modern sekarang ini perkembangan dibidang konstruksi bangunan semakin berkembang. Salah satu yang berkembang dibidang ini yakni teknologi betonnya. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton. Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya, yaitu agregat alam dan agregat buatan (pecahan). Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan keruntuhan yang terjadi pada balok beton bertulang dengan pecahan keramik sebagai pengganti sebagian agregat kasar dan bv special sebagai bahan tambah dengan nilai fas 0,40 pada umur pengujian 28 hari. Pada penelitian ini menggunakan variasi pemakaian pecahan keramik : 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dari total kebutuhan agregat kasar yang diperlukan dalam perancangan adukan beton dan pemakaian bv special 0,3% dari berat semen pada beton normal sesuai dosis. Tinjauan analisis penelitian adalah kuat tekan pada silinder beton dan keruntuhan pada balok beton bertulang. Benda uji berupa silinder beton diameter = 15 cm, h = 30 cm dan balok beton ukuran (10 x 15 x 100) cm3 dan tulangan diameter = 6 mm dan begel diameter = 4 mm. Metode perancangan campuran adukan beton menggunakan metode American Concrete Institute. Penambahan persentase variasi pecahan keramik menyebabkan penurunan kuat tekan beton sebaliknya pada kuat lentur beton variasi pecahan keramik membuat hasil pengujian meningkat. Penambahan bv special 0,3% menyebabkan adukan beton menjadi lebih lecak dan lebih mudah dikerjakan. Kuat tekan silinder beton pada variasi pengganti pecahan keramik 0% dan penambahan bv special 0,3% menghasilkan kuat tekan maksimum sebesar 30,086 MPa. Kuat lentur balok beton pada persentase variasi pengganti pecahan keramik 10% dan penambahan bv special 0,3% menghasilkan momen lentur maksimum adalah sebesar 2,728 kN-m. Adanya persentase pengganti pecahan keramik 10%-40% menghasilkan momen pengujian lebih meningkat dari momen teoritis. Hasil perbandingan selisih antara momen pengujian dengan momen teoritis berkisar antara 4,307% sampai 16,977%
    corecore