11 research outputs found

    Uji Aktivitas Antibakteri Secara In Vivo Fraksi Non Polar Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) Pada Mencit Yang Diinfeksi Staphylococcus aureus Dan Streptococcus mutans

    Get PDF
    Tanaman Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Bakteri tersebut merupakan penyebab penyakit infeksi serius di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri secara in vivo fraksi non polar ekstrak etanol batang inggu pada mencit yang diinfeksi bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Batang inggu yang telah diserbuk diekstraksi dengan metode maserasi. Serbuk batang inggu direndam dalam 7,5 bagian etanol 96 %. Proses fraksinasi dilakukan menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan pelarut heksan : kloroform dengan eluen bertingkat. Perlakuan uji antibakteri fraksi non polar batang inggu dilakukan secara in vivo dengan variasi dosis sebesar 0,3; 1,2 dan 2,14 g/kg. Kontrol positif yang digunakan adalah Gentamicin sedangkan untuk kontrol negatifnya menggunakan NaCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi non polar ekstrak etanol batang inggu memiliki persen penghambatan pada Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 73, 94 dan 99 %, sedangkan pada Streptococcus mutans sebesar 41, 81 dan 97 %. Staphylococcus aureus memiliki P-value 0,00 dan Streptococcus mutans memiliki p-value 0,01. Ini menunjukkan bahwa fraksi non polar ekstrak etanol batang inggu poten dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans secara in vivo karena fraksi tersebut mampu menghambat bakteri pada konsentrasi besar maupun kecil

    Aktivitas Antibakteri Fraksi Nonpolar, Semipolar, Dan Polar Ekstrak Etanol Daun Buni (Antidesma Bunius (L.) Spreng) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Bacillus Subtilis Serta Bioautografinya

    Get PDF
    Daun buni (Antidesma bunius (L). Spreng) menurut masyarakat terbukti mampu mengobati sifilis. Infeksi terbesar disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni (Antidesma bunius (L). Spreng) terhadap bakteri Staphyloccus aureus dan Bacillus subtilis. Ekstrak difraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum dengan fase diam silika G60 dan fase gerak gradien menggunakan gradien kepolaran bertingkat perbandingan kloform:heksan (6:4, 7:3, 8:2, 9:1), kloroform:etil asetat (8:2) dan metanol. Hasil fraksinasi yaitu fraksi nonpolar, semipolar, dan polar kemudian diuji antibakteri dengan metode difusi sumuran. Fraksi-fraksi ekstrak dilarutkan dalam DMSO yang dibuat 5 seri konsentrasi 1; 2; 3; 4; dan 5mg/sumuran, volume sampel uji yang digunakan yaitu 20 μL dimasukkan ke dalam sumuran dengan kontrol negatif DMSO 2,5% dan kontrol positif Streptomisin 0,25%. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni terhadap bakteri Staphyloccus aureus dan Bacillus subtilis tidak poten karena tidak ditemukan zona hambat disekitar sumuran

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Buni (Antidesma Bunius L. Spreng) Terhadap Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Sensitif Dan Multiresisten Serta Bioautografinya

    Get PDF
    Penelitian pada beberapa tanaman yang termasuk genus Antidesma menunjukkan adanya aktivitas antibakteri diantaranya Antidesma madagascariensis, Antidesma ghaesembilla dan Antidesma venosum. Daun buni (Antidesma bunius L. Spreng) merupakan salah satu tanaman obat tradisional untuk mengobati infeksi bakteri namun belum terdapat penelitian secara ilmiah mengenai aktivitas antibakteri terhadap Antidesma bunius. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ektrak etanol daun buni terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus sensitif dan multiresisten. Ekstrak etanol daun buni diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak diuji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumuran dan bioautografinya, seri konsentrasi berturut - turut 1, 2, 3, 4 dan 5 mg/sumuran. Kontrol positif yang digunakan streptomisin 0,05 mg/sumuran dan kontrol negatif DMSO 0,25%. Uji kromatografi lapis menggunakan fase gerak heksan : etil (7 : 3) dan pereaksi semprot anisaldehid, sitroborat dan FeCl3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Antidesma bunius mengandung flavonoid, terpenoid, fenol dan saponin dan tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji

    Uji Aktivitas Antibakteri Secara In Vivo Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) Terhadap Mencit Yang Diinfeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans

    Get PDF
    Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol batang inggu memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri secara in vivo dari fraksi semipolar ekstrak etanol batang inggu terhadap mencit yang diinfeksi staphylococcus aureus dan streptococcus mutans, serta senyawa aktif yang bertanggung jawab sebagai antibakteri berdasarkan KLT. E kstrak etanol batang inggu didapat dari proses maserasi. Proses fraksinasi dilakukan dengan KCV menggunakan fase gerak heksan : kloroform. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode in vivo, yang merupakan metode yang menggunakan keseluruhan organisme hidup. Fraksi semipolar ekstrak etanol batang inggu dengan dosis 0,3;1,2 dan 2,14 g/kg diberikan pada mencit yang diinfeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Jumlah koloni dihitung setelah perlakuan selama 24 jam. Aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus yang iberikan fraksi semi polar ekstrak etanol batang inggu dengan dosis 0,3;1,2 dan 2,14 g/kg berturutturut adalah 80,27; 87,75dan 97,39%. Sementara aktivitas antibakteri pada Streptococcus mutans berturut-turut adalah 44,31; 84,56 dan 94,71%. Hasil identifikasi senyawa ditemukan senyawa flavonoid, terpenoid, alkaloid dan kuersetin

    Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) Terhadap Mencit Yang Diinfeksi Streptococcus mutans dan Staphylococus aureus

    Get PDF
    Kandungan utama pada tanaman inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) memiliki aktivitas antibakteri pada Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi dari eksrak etanol batang inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers) pada mencit yang diinfeksi Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol dari batang inggu difraksinasi dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) menggunakan pelarut heksan: kloroform untuk mendapatkan fraksi ekstrak etanol batang inggu. Uji aktivitas antibakteri menggunakan 10 kelompok perlakuan, yaitu kontrol positif (33 mg/kgBB gentamisin), kontrol negatif (0.4 mL normal salin), fraksi ekstrak etanol batang inggu dengan konsentrasi 0,3 ; 1,2 ; 2,14 g/kgBB yang disuntikkan secara intraperitoneal pada mencit. Cairan intraperitoneal yang diperoleh setelah perlakuan, dikultur pada media Mueller Hinton dan dihitung jumlah koloninya dengan colony counter. Hasil penelitian pada kontrol positif tidak terdapat pertumbuhan bakteri dan pada kontrol negatif terdapat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sebesar 3,14 x 107 CFU/mL dan bakteri Staphylococcus aureus sebesar 3,7 x 107 CFU/mL. Perlakuan fraksi ekstrak etanol batang inggu pada konsentrasi 0,3 ; 1,2; 2,14 g/kgBB terdapat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans 1,59 x 107 ; 8,05 x 106 ; 2,23 x 105 CFU/mL dan bakteri Staphylococcus aureus 6,4 x 106 ; 3,03 x 106 ; 2,23 x 105 CFU/mL. Fraksi ekstrak etanol batang inggu tidak memiliki aktivitas antibakteri yang secara signifikan menurunkan jumlah bakteri pada mencit yang diinfeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans

    Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Pegal Linu Yang Di Jual Di Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV

    Get PDF
    Bahan kimia obat yang sering ditambahkan dalam jamu pegal linu adalah natrium diklofenak dan fenilbutazon. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kandungan kadar natrium diklofenak dan fenilbutazon dalam jamu pegal linu. Jamu pegel linu yang digunakan pada penelitian ini yaitu 10 macam merek jamu pegel linu yang di jual di sekitar Surakarta. Dengan kriteria jamu pegal linu paling diminati masyarakat. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk analisis kualitatif natrium diklofenak dan fenilbutazon. Fase diam yang digunakan gel GF254 dan fase gerak menggunakan 3 sistem yang berbeda. Analisis kuantitatif menggunakan metode Spektrofotometri UV, untuk natrium diklofenak dengan λ maksimal 276 nm dan fenilbutazon dengan λ maksimal 264. Hasil penelitian menunjukkan adanya jamu yang mengandung natrium diklofenak dan fenilbutazon. Kadar natrium diklofenak pada jamu G 41,37 mg/tab dan jamu J 35,65 mg/tab. Presisi metode Spektrofotometri UV untuk penetapan kadar natrium diklofenak memenuhi syarat yaitu RSD 1,35% dan 1%. Kadar fenilbutazon pada jamu B 129,79 mg/tab dan jamu C sebesar 34,35 mg/tab. Presisi metode Spektrofotomeri UV untuk penetapan kadar fenilbutazon memenuhi syarat yaitu RSD 1,34% dan 1,86%

    Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Instalasi Rawat Inap Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Pada

    Get PDF
    Pengobatan pneumonia terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya. Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteri. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif dan tidak aman telah menjadi masalah tersendiri dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilaksanakan evaluasi ketepatan obat, ketepatan pasien dan ketepatan dosis untuk mencapai pengobatan yang efektif, aman dan ekonomis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi penggunaan obat antibiotik yang dijalankan pada pasien Pneumonia Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Pada Tahun 2010 dan mengetahui kesesuaian pengobatan pneumonia sesuai standar. Penelitian ini bersifat non eksperimental yang dilakukan dengan cara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisis meliputi tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis disesuaikan dengan standar terapi. Kriteria subyek penelitian meliputi pasien rawat jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta tahun 2010, diagnosis utama pneumonia dewasa dengan penyakit penyerta dan tanpa penyakit infeksi lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus pneumonia dengan komplikasi yang digunakan sebagai sampel sebanyak 100 kasus. Antibiotik yang banyak digunakan yaitu golongan sefalosporin sebesar 74%. Kasus pneumonia banyak di jumpai pada jenis kelamin laki-laki sebesar 37,5% dan pada usia 53-65 tahun sebesar 39%. Pasien dengan kejadian tepat pasien sebesar 100%, tepat obat sebesar 90% dan tepat dosis sebesar 88%

    Identifikasi Dan Kuantifikasi Bahan Kimia Obat Sibutramin Dalam Jamu Pelangsing Yang Beredar Di Sekitar Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS

    Get PDF
    Obat tradisional merupakan campuran bahan alami yang berupa simplisia, hewan, mineral, sarian atau galenik. Salah satu bentuk obat tradisional adalah jamu pelangsing. Dalam jamu pelangsing banyak ditemukan campuranbahan kimia obat untuk mendapatkan khasiat yang lebih cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan kimia obat sibutramin hidroklorida dan kadar yang terkandung dalam jamu pelangsing. Metode KLT digunakan untuk analisis kualitatif dan metode spektrofotometri UV-Vis untuk analisis kuantitatif. Fase gerak yang digunakan untuk KLT etil asetat : N-heksan (7:3), aseton : kloroform (7:3), aseton : kloroform: N-heksan (5:3:2) dengan sistem pemisahan secara ascending. Dari ketiga campuran fase gerak didapatkan dari 10 sampel ada 2 sampel jamu pelangsing yang positif mengandung sibutramin yaitu A dan F. Sampel yang positif mengandung sibutramin dibaca dengan pektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum 223,5 nm. Parameter keberulangan untuk sampel A dan F didapatkan RSD berturut-turut yaitu 0,33% dan 0,51%. Analisis dengan spektrofotometri UV-Vis didapatkan kadar sibutramin dalam A sebesar 24 mg/ kapsul dan pada F sebesar 19 mg/ kapsul. Kandungan sibutramin dalam jamu yang beredar di sekitar Surakarta cukup besar, karena dalam perdagangan sediaan sibutramin sebesar 15 mg. Hal ini perlu dilakukan pengawasan terhadap jamu pelangsing yang beredar di sekitar Surakarta

    Sintesis Senyawa Turunan Zerumbon [(1’z, 5’e, 8’e)-4’, 4’, 8’-Trimetil-7’-Oksosikloundeka-1’,5’,8’-Trien-1’-Il] Metil Propanoat Dengan Pereaksi Natrium Propanoat

    No full text
    Zerumbon can be obtained by maceration of dry powder of Zingiberzerumbet with methanol as pelarutnya. Zerumbon do conjugation with the rearrangement of the structure, for example with the addition of bromine, thereby increasing the reactivity of these tersebut. Konjugasizerumbon can increase biological activity (Kitayama et al., 2013) ,Zerumbon have poor solubility in water, so as to increase the solubility of zerumbon to do the synthesis of derivatives zerumbon with various salts. Based (Kitayama et al., 2013) have proven that this salt reagent can increase the solubility of derivatives zerumbon. The synthesis of target molecules involves reacting the starting material zerumbon pendant with sodium propanoat.Sintesis carried out with stirring for 16 jam. Detection results conducted with TLC (Thin Layer Chromatography) with two stationary phase system, solubility test and analysis of 13C NMR and 1H NMR. Synthesized in the form of brownish-yellow liquid with 0.5 mL. Target molecules have a log P of 4.38 with a solubility in water of 1: 100. Target molecule synthesized form a structure consistent with predictions based on the results 13C NMR and 1H NMR are typical of C atoms and protons that are not typical of the compounds contained in the starting material that used

    Sintesis Turunan Senyawa Zerumbon 1,2,3-Tris[(1Z,5E,8E)-4’,4’,8’-Trimetil-7’-Oksosikloundeka-1’,5’,8’-Trien-1”-Il]Metil 2-Hidroksipropana-1,2,3-Trikarboksilat Dapat Terbentuk Dengan Menggunakan Pereaksi Natrium Sitrat

    No full text
    Zerumbone including cyclic seskuiterpen which is the active ingredient and the main components as much as 46.83% in the rhizome of lempoyang (Zingiber zerumbet L, Smith) as well as having a variety of biological activities. Synthesis zerumbon derivatives to obtain compounds that have the physical and chemical properties better than the parent compound (zerumbone) without changing the active compound. Zerumbone have the difficult part to be reacted, to increase their reactivity made zerumbone pendan reacted with N-Bromosuccinimide through bromohidroksilasi reaction. Target molecules synthesized by reacting zerumbon pendan (3,0 mmol) with sodium citrate (1.0 mmol) for 16 hours at room temperature. Analysis was performed against the target molecule of the examination of the organoleptic, solubility, TLC profiles, and characterization of 1H and 13C NMR. The results of the analysis of a target molecule obtained yield of 2.27%. Organoleptic examination showed target molecule has better properties than the parent compound in terms of solubility. Characterization of target molecules using nuclear magnetic resonance spectroscopic analysis, shows peaks corresponding to the benchmark zerumbon, citric acid and a compound 6-Asetoksimetil-2,9,9-trimetilsikloundeka-2,6,10-trienon
    corecore