2,371 research outputs found

    IMPLEMENTASI RIP PADA JARINGAN BERBASIS SOFTWARE DEFINED NETWORK (SDN)

    Get PDF
    ## ABSTRAK Pada jaringan konvensional dahulu, routing dinamis adalah hal yang penting dalam mengatur jaringan. Seorang Network Engineer harus mengkonfigurasi secara individual pada setiap intermediate device yang ada pada infrastruktur jaringan. Kemudian muncul lah sebuah konsep atau paradigma baru dalam mendisain, mengelola dan mengimplementasikan jaringan yang disebut dengan Software Defined Network (SDN). Konsep dasar SDN adalah melakukan pemisahan secara eksplisit antara control plane dan data plane, dimana pada jaringan konvensional control plane dan data plane berada dalam satu perangkat. OpenFlow merupakan salah satu komponen dari arsitektur SDN yang digunakan untuk protokol komunikasi antara control plane dan data plane. Routing Information Protocol v2 (RIPv2) merupakan perkembangan dari RIP yang merupakan protokol routing IPv4 pertama yang menggunakan algoritma distance-vector (Bellman Ford). Pada proyek akhir ini, simulasi dan implementasi untuk mengetahui kinerja protokol routing RIPv2 pada jaringan SDN skala kecil menggunakan emulator mininet sebagai simulasi dan TP-Link WR-1043ND v2 sebagai pengimplementasiannya. Controller yang digunakan adalah POX yang di install pada sistem operasi Ubuntu 12.04 menggunakan Virtual machine berupa VMware dan mengaplikasikan routing konvensional yaitu RouteFlow. Protokol routing yang digunakan pada simulasi dan implementasi jaringan SDN ini adalah Routing Information Protocol v2 (RIPv2). Pada proyek akhir ini telah didapatkan hasil pengujian performansi penerapan routing RIPv2 pada jaringan SDN menggunakan RouteFlow sebagai controller menunjukkan bahwa nilai convergence time 14,32 detik untuk simulasi dan 15,32 detik untuk implementasi. Nilai QoS pada simulasi yaitu 100,21 Mbps untuk throughput, 47,43 ms untuk delay, 0,018 ms untuk jitter, dan 0% untuk packet loss. Sedangkan nilai QoS pada implementasi yaitu 99,94 Mbps untuk throughput, 63,38 ms untuk delay, 0,332 ms untuk jitter, dan 0% untuk packet loss. Kata Kunci : sdn, rip, pox, routeflow, tp-link wr-1043nd v

    ANALISIS MULTICAST ROUTING PADA SOFTWARE DEFINED NETWORK (SDN) MENGGUNAKAN POX CONTROLLER

    Get PDF
    Data center merupakan pusat lalu lintas data yang memiliki topologi jaringan berskala besar. Desain topologi jaringan data center harus memenuhi kriteria high bandwidth dan low latency. Fattree menjadi pilihan yang cerdas. Trafik pada data center sangat padat, pengiriman data secara unicast sudah tidak efisien lagi karena akan menyebabkan jaringan menjadi penuh dengan tumpukan paket yang sama. Maka dari itu diperlukan komunikasi multicast untuk mengirimkan data ke banyak host yang tergabung dalam suatu grup sehingga akan meningkat efisiensi penggunaan bandwidth dan mencegah terjadinya congesti. Selain efisiensi penggunaan bandwidth, jaringan data center memerlukan pemrosesan yang cepat. SDN muncul dengan arsitektur baru yang memisahkan fungsi control plane dan data plane, tentunya pemrosesan rute menjadi lebih cepat karena hanya diatur oleh controller secara terpusat. Dengan begitu, penerapan jaringan multicast di data center dengan konsep SDN menciptakan jaringan yang lebih handal. Pada penelitian ini, diimplementasikan jaringan multicast pada SDN di data center dengan menggunakan topologi Fattree. Algoritma shortest path tree untuk membentuk multicast tree dari sumber ke banyak tujuan. POX controller berperan sebagai control plane dan Mininet emulator sebagai data plane. Penerapan jaringan multicast yang dilakukan menggunakan protokol IGMPv3 untuk membentuk grup multicast sebanyak empat grup. Untuk menguji performansi jaringan, terdapat tiga skenario yaitu saat kondisi jaringan normal, terjadinya link failure, dan terjadinya node failure. Hasil pengujian yang didapatkan adalah berupa parameter one-way delay yang telah memenuhi standar ITU-T G.114 yaitu di bawah 400 milidetik atau 150 milidetik, jitter dan packet loss yang telah memenuhi standar ITU-T G.1010 yaitu di bawah 1 milidetik untuk jitter dan zero packet loss, serta nilai throughput maksimal. Penelitian ini juga menguji parameter recovery time pada kondisi link failure dan node failure yang mempunyai waktu berbeda. Pada node failure, rata-rata waktu recovery yang dihasilkan adalah 86 milidetik hingga 106 milidetik, semakin meningkat terhadap jumlah switch yang bertambah. Pada link failure, waktu yang dihasilkan tidak menentu dengan rata-rata 11.7 detik jauh berbeda dari switch failure, hal ini dikarenakan lamanya waktu pendeteksian terhadap link putus

    Analisis Performansi Controller Openflow Pada Arsitektur Jaringan Software-Defined Network(SDN)

    Get PDF
    Software-Defined Network (SDN) merupakan sebuah pendekatan teknologi jaringan baru yang memberikan kompleksitas rendah dalam hal konfigurasi. Hal ini dikarenakan SDN memisahkan control plane dan data plane yang pada teknologi jaringan konvensional menjadi satu kesatuan. Dengan demikian, administrator dapat mengatur perangkat jaringan hanya melalui control plane, atau dengan kata lain SDN memberikan kemudahan konfigurasi dengan melakukan sentralisasi pengaturan pada control plane. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa controller banyak diteliti dan dikembangkan seperti controller OpenFlow POX, Ryu, OpenDaylight, Beacon, Maestro dan floodlight. Dengan banyaknya controller yang muncul sebagai opsi untuk digunakan, maka pertanyaanpun muncul, controller mana yang dapat dipilih jika ingin mendapatkan performansi jaringan terbaik? Bagaimana memilih dan menentukan controller mana yang akan digunakan untuk mencapai performansi maksimal? Sudah ada beberapa penelitian mengenai perbandingan controller ini dilakukan, namun lebih fokus terhadap performansi controller terhadap tingkat kompleksitas topologi jaringan, sementara aspek paket data belum diteliti. Sementara itu, paket data merupakan salah satu aspek yang dapat dijadikan indikator performansi suatu controller, karena dengan semakin suksesnya paket data diproses, maka semakin baik pula performansi controller pada suatu jaringan. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis terhadap empat controller open source terpopular tersebut dengan parameter QoS seperti latency, throughput, jitter dan packet loss yang banyak digunakan untuk mengukur performansi suatu jaringan dengan metode yang berfokus pada pengiriman paket. Dari hasil penelitian yang dilakukan, Ryu merupakan controller yang memiliki performansi unggul jika diukur dari nilai latency, jitter dan packet loss. Kata Kunci: Software-Defined Network (SDN), OpenFlow, QoS, floodlight, OpenDaylight, Ryu, POX

    Quality of Service (QoS) routing algorithm for Software Defined Network (SDN)

    Get PDF
    Due to the use of various technologies like mobile, cloud, big data. The network traffic has increased this has resulted in the  re examination of the working of  traditional network architectures as these are built as static architectures and cannot handle the rapid growing traffic on the internet. A dynamic architecture which can be programmed according to the traffic behaviour was the need. Software Defined Networking (SDN) was emerged to address the growing needs of the dynamic traffic which has been in the moonlight since 2010. SDN increase and makes the network as flexible to program according to the programmers needs by keeping the traffic in line. It gives the user flexibility of adjusting the network resources by separating the control plane and data plane. By using SDN networks can be managed dynamically. The capacity of a network to offer good services to the selected network traffic over various technologies is termed as Quality of Service (QoS). To transfer high-bandwidth video and multimedia information continuously QoS is of particular objective.Â

    Implementasi Intrusion Prevention System (IPS) pada Arsitektur Jaringan Software-Defined Network (SDN)

    Get PDF
    SDN atau Software Defined Network adalah arsitektur jaringan dimana adanya pemisahan antara control plane dan forwading plane. Jaringan SDN memiliki keunggulan dengan adanya pemisahan antara control plane dan forwarding plane membuat kontrol jaringan dapat dilakukan melalui pemrograman jaringan. Tetapi, disamping keunggulan yang ada, dengan tersentralisasinya jaringan tersebut, maka potensi ancaman keamanan akan meningkat. Sistem yang diusulkan yaitu dengan menerapkan IPS (Intrusion Prevention System) pada jaringan SDN. Intrusion Prevention System adalah sistem yang fokus untuk mengidentifikasi dan melakukan blokir jaringan yang dianggap jahat oleh sistem. Aplikasi IPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snort. Agar Snort mampu melakukan blokir akses, maka Snort harus dijalankan dalam mode IPS. Untuk mengintegrasikan Snort ke dalam jaringan SDN terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, seperti : Snort berjalan dalam mode passive (IDS) sehingga tidak melakukan blokir akses dan format log file dari Snort yang berbeda-beda. Pada tugas akhir sistem yang dibangun dengan mengkonfigurasi Snort mejadi mode IPS kedalam arsitektur jaringan SDN dan adanya modifikasi pada log file untuk penyeragaman format. Kata Kunci: Attacker, IPS, log file, SDN, Snort, Ryu

    Security Algorithm for Preventing Malicious Attacks in Software Defined Network (SDN)

    Get PDF
    This paper explores the success record of the Internet as well as its shortcoming in the area of network configuration, response to fault(s), load and change(s) that led to the concept of Software Defined Network (SDN).These are the factors that separated combined net­work’s control from forwarding planes for easier optimization, programming of network and centralization of control logic capabilities. These had also led to new different challenges, that open doors for new threats that were not existing or harder to exploit. SDN prototype embraces third-party improvementas a result of hard work, that later makes the SDN vulnerable to potential trust issue on its applications (apps).This makes it possible for an intruder toinsert malicious content/programs into the network packets and then forward into the network.Codes were written to implement the designed algorithm using white/blacklist source identification combined with Hash Bayes' Theorem (W/B+HBT) content filter as a security measure to prevent the malicious attack(s). It was shown that new transaction(s) from known attack source(s) are classified as Blacklist and dropped, while those known as whitelist are forwarded to their respective destination as a legitimate packet(s) (W/B). Those from unknown sources were treated using Hash Bayes’ Theorem (HBT) content filter. The result of the implementation is able to record 10% false positive (FP) and false negative (FN) and 90% true positive (TP) and true negative (TN) (accurate classification of packets) for the presented algorithm

    Studi Performansi Protokol Routing OSPF Pada Arsitektur Jaringan Software Defined Network (SDN)

    Get PDF
    Dengan perkembangan teknologi saat ini dibutuhkan jaringan yang memiliki performansi tinggi untuk dapat menangani kebutuhan performansi yang tinggi. Salah satu yang penting adalah network routing. Protokol routing intradomain yang paling banyak digunakan adalah OSPF. Dengan meningkatkanya kebutuhan performansi jaringan, maka dibutuhkan teknologi baru yang bisa menangani kebutuhan tersebut. Dalam tugas akhir ini disimulasikan penerapan protokol routing OSPF diatas arsitektur SDN. Terdapat 2 virtual mesin yang bekerja sebagai controller dan data plane. Analisis performansi juga dilakukan untuk mengetahui performansi dari parameter network convergence time, overhead traffic, dan quality of service. Sehingga didapatkan hasil bagaimana performansi protokol routing di arsitektur SDN. Hasil pengujian performansi dari parameter QoS masih dalam batas yang ditentukan oleh standar ITU-T G.1010. Delay rata-rata untuk data 0.06 ms, untuk VoIP yaitu 0.6 ms dan untuk Video yaitu 0.7 ms. Jitter yang dihasilkan untuk data rata-rata 0.0015 ms, untuk Voip 0.015 ms dan untuk Video 0.08 ms untuk nilai jitter VoIp ditentukan tidak lebih dari 1 ms untuk data dan Video tidak tidak ditentukan. Untuk packet loss semua jenis trafik berada ada diangka 0% sampai beban trafik sebesar 75 Mbps dengan ketentuan 3% untuk VoIP dan 6% untuk Video. Untuk hasil network convergence time didapatkan hasil dari rentang 4-4.5 detik. Lalu untuk overhead traffic didapatkan hasil sebesar 2340 bytes untuk 5 switch, 3042 bytes untuk 7 swtich dan 8502 bytes untuk 9 swtich

    ANALISIS LOAD BALANCING PADA JARINGAN SOFTWARE DEFINED NETWORK (SDN) MENGGUNAKAN ALGORITMA OPTIMASI KOLONI SEMUT

    Get PDF
    Perkembangan teknologi pada jaringan internet semakin meningkat. Peningkatan ini pun berdampak pada server karena server sulit mendistribusikan muatan. Untuk mencukupi kebutuhan internet, teknik yang dapat digunakan adalah load balancing. Load balancing merupakan teknik untuk menggunakan dua atau lebih jalur koneksi internet dan menyeimbangkan beban di antara kedua jalur koneksi internet tersebut. Pada tugas akhir ini, masalah utama yang dibahas adalah simulasi untuk meningkatkan throughput dan membuat utilisasi CPU merata menggunakan algoritma optimasi koloni semut pada load balancing. Nilai hasil throughput yang menggunakan algoritma optimasi koloni semut memiliki nilai throughput lebih besar dibandingkan nilai throughput yang dihasilkan oleh algoritma round-robin dan hasil dari kedua algoritma tersebut menyatakan bahwa algoritma optimasi koloni semut lebih seimbang dibanding algoritma round-robin karena algoritma optimasi koloni semut memiliki selisih nilai utilisasi CPU yang rendah pada tiap server nya
    • …
    corecore