Perancangan Peranti Substitusi Sensorik Sebagai Penunjang Pengalaman Musik Untuk Kelompok Demografis Tunarungu

Subtitusi sensorik merupakan sebuah konsep penyalurkan informasi kepada otak melalui kanal sensorik non-tipikal. Aksesibilitas dalam kegiatan apresiasi karya seni musik sejauh ini masih sangat minim. Solusi yang tersedia juga masih tergolong invasif dan berorientasi pada budaya Dengar; yang menganggap ketulian sebagai suatu kondisi medis melainkan budaya. Perancangan ini memandang Tuli melalui perspektif budaya sehingga menghasilkan purwarupa non-medis yang berorientasi pada kebiasaan individu Tuli. Diagram Double Diamond dipilih sebagai kerangka berpikir yang melandasi seluruh proses perancangan. Purwarupa yang dihasilkan sebanyak 5 peranti subtitusi sensorik indra pendengaran menuju indra peraba melalui pola getaran pada kulit dengan preferensi lokasi pemakaian yang berbeda, yaitu lengan, kepala, dan dada. Data perancangan didapat dari studi pustaka dan wawancara mendalam dengan sumber primer dan dianalisis melalui meteode grounded theory untuk menemukan pola berulang. Purwarupa menggunakan microcontroller untuk mengolah informasi suara dan memetakannya pada 5 (lima) vibrator yang tertanam pada perangkat. Pengolahan informasi suara dilakukan melalui sebuah algoritma yang melibatkan Transformasi Fourier Singkat (Fast Fourier Transform/FFT) dan intensitas getaran ditentukan oleh microcontroller menggunakan Pulse Width Modulator (PWM). Perancangan ini memberikan sebuah solusi non-medis dan non-invasif kepada kalangan Tuli dalam menikmati musik