3 research outputs found

    Pemanfaatan Wireless Sensor Network Berbasis Internet Of Things Untuk Monitoring Lahan Gambut Jarak Jauh

    Get PDF
    Lahan gambut di Indonesia tersebar di beberapa pulau, yaitu Kalimantan, Sumatera dan Papua. Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki lahan sawah dan lahan gambut terbesar di Indonesia, yaitu sekitar 250.000 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten. Ada banyak manfaat dari lahan gambut, dua manfaat utamanya adalah kemampuan menyimpan sejumlah besar karbon dan kemampuan untuk menyimpan air hingga 13 kali beratnya. Sayangnya, lahan gambut setiap tahunnya mengalami penurunan, baik dari segi ukuran maupun kualitasnya. Upaya pemulihan telah dilakukan oleh pemerintah dan juga pengamat lingkungan baik Nasional maupun Internasional. Meski begitu, kondisi lahan gambut masih belum bagus. Banyak kendala yang dihadapi seperti luas lahan dan sulitnya lokasi menyebabkan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengawasan dan pemeliharaan lahan gambut cukup tinggi. Untuk mengembalikan ratusan ribu lahan gambut dibutuhkan triliunan rupiah. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk melestarikan lahan gambut adalah dengan pemantauan lahan gambut secara langsung dan teratur. Khususnya pada musim kemarau, lokasi lahan gambut awal dengan potensi kebakaran bisa dideteksi. Penelitian ini mengusulkan penggunaan Wireless Sensor Network (WSN) berbasis Internet of Things (IoT) untuk pemantauan lahan gambut terpencil. Dalam perkembangannya, diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan prototipe peralatan pemantauan nirkabel untuk pemantauan lahan basah terutama lahan gambut

    Reliable Fault-tolerant Pada Jaringan Sensor Nirkabel Berbasis Clustering

    Get PDF
    Pada umumnya Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) digunakan untuk meneliti lingkungan yang keras dan sulit dijangkau oleh manusia oleh karena itu JSN rentan terhadap fault. Metode Reliable Fault-Tolerant(RFT) diusulkan untuk mengatasi permasalahan ini. Metode ini terdiri dari dua bagian yaitu proses clustering dan mekanisme fault-tolerant. Pada proses clustering, pemilihan Cluster Head (CH) dilakukan oleh Base Station(BS) berdasarkan data yang didapat dari node-node pada JSN. Selanjutnya, mekanisme fault-tolerant akan memastikan apakah CH dapat mengakomodasi semua node di dalam klasternya. Jika terjadi fault pada CH, Cluster Member(CM) yang memiliki jarak terdekat ke BS akan dipilih sebagai CH yang baru. Agar penggunaan energi lebih merata, pada setiap round dilakukan pergantian CH, member yang memiliki energi terbesar akan dipilih sebagai CH yang baru. Dari hasil yang diperoleh, jumlah data yang didapatkan pada metode RFT hingga 12 persen lebih baik dari metode LEACH-C
    corecore