2 research outputs found
Klasifikasi Citra Mutu Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Di PT. Perkebunan Nusantara 12 Kabupaten Malang Menggunakan Deep Convolutional Neural Network (DCNN).
Pada tanaman cengkeh, salah satu bagian tanaman yang dimanfaatkan yaitu
bunga cengkeh. Proses pemanenan bunga cengkeh dengan cara memetik bunga
cengkih yang masih kuncup. Bunga cengkeh akan dikeringkan sampai berwarna
kecloklatan sesuai dengan standart mutunya. Standart mutu cengkeh kering yaitu
SNI 01-3392-1994 dan ISO 2254-2004. Kualitas dari bunga cengkeh kering
mempengaruhi harga jual untuk ekspor dan untuk dalam negeri. Kondisi saat ini
pada petani dan di PTPN 12, proses klasifikasi mutu cengkeh dilakukan secara
manual dengan tenaga manusia. Hal ini membuat permasalahan yaitu kualitas
mutu bunga cengkeh kering yang tercampur dengan mutu lain. Karena hanya
mengandalkan keterampilan dan ketelitian dari tenaga manusia. Kajian ilmu yang
membahas tentang klasifikasi mutu cengkeh sudah banyak dilakukan, namun
masih memiliki kekurangan berupa jumlah sampel yang digunakan masih sedikit
dan proses klasifikasi yang membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan mengklasifikasi cengkeh dengan menggunakan metode Deep
Convolutional Neural Network (DCNN) yang dapat mengolah data berjumlah besar
serta proses klasifikasi yang lebih cepat tanpa melakukan ekstraksi data gambar.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model CNN untuk klasifikasi mutu cengkeh
produk dari PTPN 12 Kabupaten Malang, menganalisis parameter dalam
pembuatan model CNN dan menguji performansi model CNN dalam
mengklasifikasi mutu cengkeh.
Pada penelitian ini menggunakan 4 klasifikasi mutu produk PTPN 12 yaitu
kuncup 1, kuncup 2, biji mati dan polong. Dengan jumlah keseluruhan data gambar
yang digunakan sebanyak 1600 gambar yang dibagi menjadi 900 data training,
300 data validasi dan 400 data testing. Data training dan data validasi digunakan
untuk membuat model CNN, sedangkan data testing digunakan untuk menguji
akurasi model CNN. Dalam pembuatan arsitektur CNN dilakukan analisis yaitu
hyperparameter CNN atau analisa sensitivitas. Parameter arsitektur CNN yang
dianalisis yaitu epoch, jumlah layer, ukuran gambar, ukuran kernel, strides,
padding, dropout dan learning rate. Nilai terbaik pada setiap parameter akan
digunakan dalam membuat arsitektur CNN. Kemudian dilakukan pengujian model
CNN menggunakan data testing.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai parameter arsitektur CNN. Pada
pengujian nilai epoch mencapai konvergen yaitu epoch 1300. Pengujian jumlah
layer didapatkan akurasi terbaik dimiliki oleh penggunaan 2 layer dengan 32 dan
64 feature maps. Pengujian ukuran input gambar didapatkan nilai akurasi terbaik
pada ukuran gambar 128×128 pixel. Pengujian ukuran kernel diperoleh akurasi
terbaik pada ukuran 5×5 pixel. Pengujian nilai stride atau langkah, didapatkan nilai
akurasi terbaik pada nilai 1×1 pixel. Pengujian pengaruh penggunaan padding,
didapatkan akurasi terbaik pada penggunaan padding. Pengujian nilai dropout,
didaptkan pada nilai dropout 0,4 yang memiliki akurasi terbaik. Pengujian learning
rate, akurasi terbaik pada learning rate sebesar 0,0001. Parameter tersebut
kemudian diujikan menggunakan data testing yang menghasilkan akurasi sebesar
87,75
A novel adaptive learning rate algorithm for convolutional neural network training
In this work an adaptive learning rate algorithm for Convolutional Neural Networks is presented. Harvesting already computed first order information of the gradient vectors of three consecutive iterations during the training phase, an adaptive learning rate is calculated. The learning rate is increasing proportionally to the similarity of the direction of the gradients in an attempt to accelerate the convergence and locate a good solution. The proposed algorithm is suitable for the time-consuming training of the Convolutional Neural Networks, alleviating the exhaustive and critical for the performance of trained network heuristic search for a suitable learning rate. The experimental results indicate that the proposed algorithm produces networks having good classification accuracy, regardless the initial learning rate value. Moreover, the training procedure is similar or better to the gradient descent algorithm with fixed heuristically chosen learning rate. © Springer International Publishing AG 2017