4 research outputs found

    Pengujian Algoritma Load Balancing pada Virtualisasi Server

    Get PDF
    User internet lambat laun semakin bertambah, dengan kebutuhan yang banyak atau informasi yang harus dicari melewati internet sekarang tidak lagi jadi masalah dengan adanya penyedia layanan informasi seperti website. Masalah datang ketika user yang sangat banyak kecepatan mengakses sebuah website dalam waktu yang bersamaan atau concurrent acces menjadi kendala. Hal itu bisa ditangani menggunakan metode load balancing dan juga virtualisasi server. Load balancing adalah metode atau teknik mendistribusikan beban traffic pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang. Agar traffic berjalan optimal dan stabil dan mengatasi c10k problem, yaitu mengoptimalkan socket jaringan pada saat menerima request mencapai 10 ribu koneksi dalam waktu yang bersamaan. Virtualisasi server adalah metode yang dilakukan untuk menjadikan beberapa server fisik menjadi satu wadah server fisik, untuk membagi beban komputasi dalam satu wadah server fisik. Hasil yang didapat dengan uji kecepatan akses secara bersamaan menggunakan aplikasi webserver stress tool dengan simulasi user yang berbeda-beda yaitu 25 user, 55 user, 75 user, 100 user, 125 user, 250 user dan 1000 user. Hasil dari uji kecepatan akses tersebut di uji lagi perbedaan rata-rata menggunakan uji ANOVA, yang yang mana memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis perbandingan rata-rata lebih dari dua kelompok dari algoritma round robin, weighted round robin dan leastconn dengan hasil, bahwa pada saat 25 dan 55 user algoritma round robin lebih baik dari pada weighted round robin dan leastconn, namun pada saat 75, 100, 125, 250 dan 1000 user algoritma weighted round robin lebih baik dan optimal dari pada algoritma round robin dan leastconn pada saat akses ribuan data dari web server dan algoritma leastconn tidak memberikan performa yang baik terbukti dari ketujuh pengujian dan simulasi yang berbeda tetap tidak memberikan hasil rata-rata yang kurang dari algoritma round robin dan weighted roundrobin. Dari ketujuh simulasi yang telah dilakukan. Maka penggunaan algoritma weighted round robin lebih baik dari pada round robin dan leastconn.Kata Kunci : Virtualisasi Server, Website, Proxmox, Load Balancin

    IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY SERVER MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA VIRTUAL WEB SERVER CLUSTER

    Get PDF
    Saat ini Web menjadi media berorientasi bisnis dan antarmuka yang lebih disukai untuk sistem informasi terbaru . Semakin banyak yang mengakses melalui suatu situs web akan menyebabkan beban kerja suatu penyedia layanan yaitu web server menjadi lebih berat dan kurang optimal. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, besar kemungkinan akan terjadi overload dan server menjadi down sehingga request tidak dapat lagi dilayani. Server Clustering merupakan salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu suatu teknologi yang menggabungkan beberapa server yang bekerja bersama-sama yang seolah-olah merupakan satu sistem tunggal. Terdapat beberapa metode pada sistem clustering, yaitu load balancing dan failover. Dengan load balancing, sistem akan dapat melayani beban pengaksesan yang besar dan meminimalisir kegagalan dalam melayani request dari user karena load balancing bekerja dengan mendistribusikan secara merata beban trafik ke beberapa server lain yang terkluster. Failover berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan yang tinggi. Jika terjadi kegagalan sistem pada server utama, server cadangan akan langsung menggantikan server utama untuk tetap memberikan layanan. Pada tugas akhir ini telah diimplementasikan load balancing dan failover pada virtual server cluster. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kinerja server dengan menggunakan load balancing jauh lebih baik dibandingkan single server, dengan jumlah request per-detik maksimal yaitu sebesar 2352.937 request dan throughput sebesar 3.53 MB/s pada Haproxy penjadwalan least connection. Adanya pembagian beban ke tiga buah server memberikan penurunan terhadap nilai CPU utilization sebesar 21%. Untuk ketersediaan server pada skenario failover didapatkan nilai downtime rata-rata sebesar 1992.8 ms. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa load balancing dengan menggunakan Haproxy memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan dengan Nginx. Keyword: Cluster, Load Balancing, Failover, Virtual, Haproxy, Ngin

    A cluster-based Web system providing differentiated and guaranteed services

    No full text
    In a world where many users rely on the Web for up-to-date personal and business information and transactions, it is fundamental to build Web systems that allow service providers to differentiate user expectations with multi-class Service Level Agreements (SLAs). In this paper we focus on the server components of the Web, by implementing QoS principles in a Web-server cluster that is, an architecture composed by multiple servers and one front-end node called Web switch. We first propose a methodology to determine a set of confident SLAs in a real Web cluster for multiple classes of users and services. We then decide to implement at the Web switch level all mechanisms that transform a best-effort Web cluster into a QoS-enhanced system. We also compare three QoS-aware policies through experimental results in a real test-bed system. We show that the policy implementing all QoS principles allows a Web content provider to guarantee the contractual SLA targets also in severe load conditions. Other algorithms lacking some QoS principles cannot be used for respecting SLA constraints although they provide acceptable performance for some load and system conditions
    corecore