Autisme adalah gangguan saraf otak pada anak yang menghambat perkembangan sehingga tidak mampu berkembang secara normal. Kondisi ini dapat menyebabkan stres bagi orang tua yang akan mempengaruhi kualitas hidup pada orang tua yang memiliki anak autis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dan kualitas hidup pada orang tua yang memiliki anak autis di SLB Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional dan pendekatan cross-sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
Perceived Stress Scale (PSS-14) untuk mengukur tingkat stres dan WHOQOL
BREF untuk mengukur kualitas hidup. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square
untuk melihat hubungan antara kedua variabel. Sampel berjumlah 101 responden
yang dipilih menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Data
dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil
uji univariat yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar (82,2%)
orang tua mengalami stress sedang sebanyak 83 orang dengan hasil kualitas hidup
menunjukkan bahwa sebagian besar (72,3%) orang tua mengalami kualitas hidup
baik sebanyak 73 orang. Hasil uji bivariat yang didapatkan menujukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan kualitas hidup orang tua
yang memiliki anak autis dengan nilai p value 0,002 (p < 0,05). Orang tua yang
memiliki anak autis perlu mempertahankan kualitas hidup mereka dengan cara
memanfaatkan sumber dan dukungan yang ada, seperti mengikuti seminar dan
pelatihan terkait masalah anak
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.