Strategi Pengembangan Lahan Berbasis Agroforestri Dan
Agrowisata Kopi (Coffea Spp) Di Koridor Kawasan Penyangga
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Jawa Timur
Kelestarian kawasan TNBTS dan upaya konservasi keanekaragaman hayati di
TNBTS tidak terlepas dari kawasan pedesaan di sekitarnya, khususnya di kabupaten
Malang meliputi kecamatan Poncokusumo, Wajak, Jabung, Tirtoyudo, Dampit dan
Ampelgading. Kawasan pedesaan yang berbatasan langsung dengan TNBTS dan
Perhutani merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kawasan penyangga (Buffer zone).
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir beberapa kawasan khususnya di kawasan desa
yang berbatasan langsung dengan TNBTS banyak yang mengalami alih fungsi lahan
dalam pengelolaannya dan juga adanya penambangan pasir yang tentunya akan
memberikan ancaman terhadap kondisi biodiversitas yang ada pada TNBTS secara tidak
langsung. Dampak yang ditimbulkan antara lain: adanya degradasi lahan, penebangan
hutan, pembabatan hutan untuk konversi lahan pertanian dan penambangan pasir serta
adanya perubahan iklim global memberikan dampak terhadap produktivitas pertanian
masyarakat sekitar dan juga secara langsung akan memberikan dampak potensial atas
terancamnya biodiversitas.
Pendekatan berbasis lanskap diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pendekatan ini mencoba memfasilitasi berbagai kepentingan dalam pengelolaan wilayah
dalam skala lanskap. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di
atas adalah dengan melakukan Restorasi kawasan. Restorasi kawasan konservasi dapat
berupa pelibatan masyarakat melalui pemeliharaan, perlindungan, penanaman,
penangkaran satwa dan pelepasliaran fauna. Kegiatan restorasi harus melibatkan
masyarakat sekitar kawasan hutan, khususnya masyarakat eks perambah untuk
mendapatkan dukungan dan jaminan keberhasilan. Salah satu upaya restorasi yang sudah
pernah dilakukan adalah melakukan rehabilitasi melalui pola tanam sistem agroforestri,
salah satunya adalah dengan sistem agroforestri kopi.
Di samping adanya ancaman di kawasan TNBTS terutama di kawasan penyangga,
ada aspek lain yang berpotensi dalam pengembangan kawasan yakni di sektor pariwisata.
Oleh karena itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam dalam mengelola suatu
kawasan terutama kawasan penyangga (desa yang berbatasan langsung dengan TNBTS)
agar didapatkan strategi lahan agroforestri dan agrowisata berbasis kopi di kawasan
penyangga TNBTS dengan mengintegrasikan aspek lanskap kawasan, biodiversitas,
sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta potensi atraksi wisata sehingga dapat
dijadikan strategi pengembangan agrowisata berbasis kopi.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2022 di Kawasan desa penyangga TNBTS
di Kecamatan Poncokusumo (Sumberejo) dan Wajak (Patokpicis dan Bambang
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.