Perlakuan Umur Bibit dan Dosis Pupuk Organik Cair Kulit Pisang terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Abstract

Choy sum is an annual plant with a short root system. Seedling age will determine the cultivation success by using heat-tolerant choy sum cultivars. Inappropriate seedling age will inhibit the plant’s growth and development. This study aimed to assess choysum’s growth and productivity due to the influence of seedling age and banana peels as liquid organic fertilizer. The study was conducted in two factors completely randomized design (CRD) experimental design. The first factor was seedling age with three levels (2, 3, and 4 weeks after planting) and the second factor was liquid organic fertilizer with three levels (0, 40, and 60 ml/polybag). Heat-tolerant cultivars were used in this experiment. Parameters observed included plant height, number of leaves, leaf area, shoot wet weight, shoot dry weight, root wet weight, and root dry weight. Observational data were analyzed using variance analysis. Once the treatment significantly affected choy sum’s growth and development, a further test was carried out using the Least Significant Difference (LSD). Results showed an interaction between seedling age and liquid organic fertilizer dose on choy sum’s height at 21 and 28 days after planting. Seedling age treatment (B3) produced tall choy sum, broad leaves, and high dry weight of shoots and roots.Sawi hijau merupakan jenis tanaman semusim dengan sistem perakaran pendek. Pemilihan umur bibit yang tepat menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman ini. Pemilihan umur bibit yang tidak tepat akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman. Penelitian bertujuan mengetahui peningkatan pertumbuhan dan produktivitas sawi hijau akibat pengaruh umur bibit dan pupuk organik cair menggunakan kulit pisang kepok. Penelitian ini menggunakan bibit sawi hijau dengan kultivar toleran suhu tinggi. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor, faktor pertama adalah umur bibit dengan 3 taraf perlakuan (2, 3, dan 4 MSS) dan faktor kedua berupa dosis POC kulit pisang dengan 3 taraf (0, 40, dan 60 ml/polybag). Parameter pengamatan antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk, bobot basah akar dan bobot kering akar. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap hasil pengamatan, akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Hasil pengamatan menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan umur bibit dan dosis POC limbah kulit pisang terhadap tinggi tanaman 21 dan 28 HST. Perlakuan umur bibit 4 MSS (B3) menghasilkan tanaman sawi hijau yang tinggi, berdaun luas, dan memiliki bobot kering tajuk serta akar yang tinggi

Similar works

This paper was published in Jurnal Universitas Kadiri Kediri.

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.