Studi Mekanisme Kegagalan Las Pada Riser Wall Tube Nomor 2 Astm A210 Grade A-1 Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit 2 Pt X

Abstract

Riser wall tube merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada boiler di PLTU PT X dimana fungsinya adalah menyalurkan uap dari furnace menuju steamdrum. Kasus yang didapatkan pada boiler ini adalah bocornya riser wall tube nomor dua pada saat proses sedang berjalan. Untuk mengetahui penyebab bocornya tube tersebut dan mencegah terjadinya kasus yang sama, maka analisa kegagalan terhadap riser wall tube tersebut perlu dilakukan. Pada penelitian ini dibuat spesimen pembanding sebagai acuan. Beberapa pengujian seperti pengujian liquid dye penetrant, pengujian tarik dilakukan pada spesimen las pembanding serta pengujian metalografi dan pengujian kekerasan dilakukan pada kedua spesimen juga dengan tambahan pengujian spektrometri, pengujian SEM dan pengujian XRD untuk spesimen yang mengalami kegagalan. Spesimen las pembanding dibuat sesuai dengan WPS yang ada. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada daerah las di kedua spesimen. Keduanya memiliki struktur mikro dan nilai kekerasan yang berbeda. Pengujian SEM pada spesimen las yang mengalami kegagalan menunjukkan adanya porositas dan hasil pengujian XRD-nya menunjukkan adanya senyawa korosi. Porositas, korosi, serta hasil las yang tidak memenuhi standar menyebabkan kualitas las menjadi tidak maksimal. =========================================================== Riser wall tube merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada boiler di PLTU PT X dimana fungsinya adalah menyalurkan uap dari furnace menuju steamdrum. Kasus yang didapatkan pada boiler ini adalah bocornya riser wall tube nomor dua pada saat proses sedang berjalan. Untuk mengetahui penyebab bocornya tube tersebut dan mencegah terjadinya kasus yang sama, maka analisa kegagalan terhadap riser wall tube tersebut perlu dilakukan. Pada penelitian ini dibuat spesimen pembanding sebagai acuan. Beberapa pengujian seperti pengujian liquid dye penetrant, pengujian tarik dilakukan pada spesimen las pembanding serta pengujian metalografi dan pengujian kekerasan dilakukan pada kedua spesimen juga dengan tambahan pengujian spektrometri, pengujian SEM dan pengujian XRD untuk spesimen yang mengalami kegagalan. Spesimen las pembanding dibuat sesuai dengan WPS yang ada. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada daerah las di kedua spesimen. Keduanya memiliki struktur mikro dan nilai kekerasan yang berbeda. Pengujian SEM pada spesimen las yang mengalami kegagalan menunjukkan adanya porositas dan hasil pengujian XRD-nya menunjukkan adanya senyawa korosi. Porositas, korosi, serta hasil las yang tidak memenuhi standar menyebabkan kualitas las menjadi tidak maksimal

Similar works

This paper was published in ITS Repository.

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.