Sumber daya air harus dilindungi agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Kegiatan
industri, domestik, dan kegiatan lain yang negatif terhadap sumber daya air menyebabkan
penurunan kualitas air sehingga dibutuhkan pengelolaan kualitas air. Langkah utama
pengelolaan kualitas air yang dilakukan adalah pemantauan kualitas air. Untuk menghemat
waktu dan biaya pengeluaran biaya yang mahal dari pemantauan kualitas air yang dilakukan
secara langsung menggunakan alat, maka aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan (JST) sangat
membantu dalam proses pemantauan yang murah dan cepat
Dalam studi ini JST diaplikasikan untuk memprediksi kualitas air (DO, BOD, COD, pH
dan suhu) di titik pantau Jembatan Jrebeng berdasarkan parameter input kualitas air titik
pantau Canggu Tambangan dan Jembatan Perning. Dibuat 3 (tiga) konfigurasi prediksi yaitu
konfigurasi I untuk output DO, pH dan suhu Jembatan Jrebeng. Selanjutnya konfigurasi II
dan III untuk output BOD dan COD Jembatan Jrebeng namun dengan input yang berbeda.
Masing-masing konfigurasi dicoba menggunakan variasi persentase dataset (training, cross
validation, testing) 50:30:20,60:20:10 dan 60:20:20 dan berbagai epoch (1000, 5000, dan
10000). JST dimodelkan dengan bantuan software NeuroSolutions.
Selanjutnya hasil prediksi JST akan dibandingan dengan data aktualnya, lalu akan
dihitung persentase kesalahan relatif (KR). Sehingga terlihat kehandalan JST dalam
memprediksi kualitas air. Hasilnya, untuk Konfigurasi I, output DO, pH dan suhu yang
dihasilkan JST sangat baik dengan persentase KR < 10%. Untuk Konfigurasi II dan III,
output BOD dan COD yang dihasilkan JST memiliki KR masih > 10%. Rata-rata nilai KR
terendah didapatkan JST dengan persentase dataset 60-20-20 dengan epoch 5000
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.