Technospace di Yogyakarta merupakan suatu tempat untuk mewadahi fasilitas
kegiatan yang positif bagi anak-anak muda yang dapat menunjang pendidikan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi yang sedang berkembang saat ini yaitu era komputerisasi
dan juga sebagai sarana untuk dapat mengapresiasi prestasi yang telah diraih oleh anak
muda khususnya pelajar di Yogyakarta, sehingga dapat memunculkan motivasi untuk lebih
lagi berpacu dalam hal meraih prestasi di bidang akademik maupun non akademik.
Rancangan Technospace di Yogyakarta yang berfungsi sebagai fasilitas hiburan dan
juga wadah apresiasi pendidikan, dapat mengekspresikan semangat kedinamisan dan
kemajuan teknologi, melalui pengolahan bentuk fasad dan suasana ruang dalam dengan
pendekatan Arsitektur Dekonstruksi.
Perancangan Technospace yang dapat mengekspresikan karakter remaja yang
dinamis, bebas dan tidak suka terkekang dengan berbagai macam aturan yang ada diolah
dengan pendekatan prinsip-prinsip aliran Arsitektur Dekonstruksi yaitu Differance,
Dissemination, De-Centering dan Discontinuity. Dekonstruksi adalah bagian dari Arsitektur
Post-Modern, yang berprinsip pada kebebasan dan keluar dari aturan atau jalur yang ada.
Adapun proses analisis yang dilakukan adalah dengan pengolahan fasad dan juga suasana
ruang dalam yang sesuai dengan penerapan dengan karakteristik remaja yaitu kedinamisan
dan juga kemajuan teknologi, sesuai dengan prinsip Arsitektur Dekonstruksi.
Konsep perencanaan dan perancangan Technospace ini adalah pengolahan bentuk
fasad bangunan yang menerapkan prinsip Differance yaitu tidak sama dan juga tidak monoton
untuk menghindari kesan membosankan dan mengekspresikan kedinamisan. Untuk konsep
suasana ruang dalam yang nyaman dan menarik, diekspresikan dengan permainan warna
yangn ceria dan berbeda beda untuk menghindari kejenuhan, pemanfaatan view ke dalam dan
keluar bangunan dan permainan level lantai. Pemanfaatan cahaya dan penghawaan alami
menggunakan prinsip Dissemination yang menyebar ke luar bangunan dan tidak terpaku
dengan arah tertentu. Pengaturan peruangan atau organisasi ruang menggunakan prinsip De-
Centering yang tidak terpaku pada sumbu tertentu dan berbentuk asimetri mengikuti fungsi
ruang yang ada. Bentuk bukaan dan fasad bangunan menggunakan prinsip Discontinuity yang
mengekspresikan kedinamisan dan fleksibilitas, menghindari kemonotonan dan perulangan
sehingga menghasilkan bentuk yang bervariasi dan beragam. Sedangkan untuk penunjang
sistem bangunan menggunakkan sistem sensor, komputerisasi dan jaringan Internet. Sistem
pemisahan ruang dalam bangunan atau Zoning dalam bangunan ini terdapat lima kategori
yaitu: Zona Service, Zona Officer, Zona Entertain, Zona Apresiasi dan Zona Digital. Pada
akhirnya bangunan Technospace ini dapat mengekspresikan karakteristik remaja yang
dinamis, bervarias dan beragam dan ditunjang dengan kemajuan teknologi yang ada
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.