Jeneponto Dalam Dua Dimensi Tradisi: Suatu Tinjauan Arkeologi

Abstract

ABSTRAK  Masyarakat Jeneponto dianggap sebagai penganut agama Islam yang fanatik, namun dalam kehidupan sehari-hari, mereka belum mampu melepaskan diri dari kepercayaan  yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.  Oleh karena itu, tampak adanya dualisme dalam kepercayaan. Di satu pihak mempercayai aturan agama dan di pihak lain kebanyakan mereka juga mempercayai kekuatan gaib atau benda-benda serta tempat keramat. Upacara-upacara tradisional yang meru-pakan perwujudan dan dari kepercayaan warisan leluhur dan Islam tampak demikian kompleks, sehingga kebanyakan dari mereka itu sudah tidak dapat membedakan lagi mana kepercayaan yang bersumber dari Islam, dan mana yang bersumber dari tradisi leluhur. Oleh karena itu, kiranya yang perlu mendapat perhatian kaitannya dengan masalah ini ialah mengungkapkan hal-hal yang melatari gejala tersebut.  Dari data yang ada juga menunjukan adanya tanda-tanda tradisi megalitik yang pernah berkembang di daerah ini, misalnya, selain peninggalan makam Islam yang memperlihatkan tradisi megalitik juga ditemukan peninggalan-peninggalan lain, seperti susunan batu temugelang yang oleh penduduk disebut bata atau baliung; batu tegak yang disebut batu pattudang; batu dakon atau   ganreco. Peninggalan-peninggalan di atas mengingatkan kita pada peninggalan tradisi megalitik yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Kata Kunci: tradisi, kepercayaan, megalitikABSTRACT  Jeneponto society is regarded as the fanatic followers of Islam, but in everyday life, they have not been able to escape the belief that has been passed down by their ancestors. Therefore, it appears the dualism in the trust. On the one hand, they believe the religion’s rules. On the other hand, they also believe in supernatural powers or objects and sacred places. Traditional ceremonies and which the embodiment of ancestral beliefs and Islam seem so complex, so most of them is no longer able to distinguish which comes from Islam, and which derives  from ancestral traditions. Therefore, it seems that this problem needs attention to express the things that underlie these symptoms. From the available data also showed signs of megalithic tradition that ever developed in this area, such as the tomb of the Islamic heritage that showing the megalithic tradition, also found other relics, such as the composition of the  temugelang  stone that society called it brick or baliung; upright stone called pattudang stone; and dakon stone or ganreco. Relics above remind us on the tradition megalithic relics that scattered in various places in Indonesia. Keywords: tradition, trust, megalithi

Similar works

Full text

thumbnail-image

TERBITAN BERKALA ILMIAH ONLINE FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HALU OLEO

redirect
Last time updated on 11/05/2020

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.