AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Not a member yet
443 research outputs found
Sort by
BAGAIMANA SISWA MEMECAHKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA
Ekspolrasi tentang pemecahan masalah matematis yang dilakukan oleh siswa pada saat menyelesaikan aritmatika sosial yang ditinjau dari kemampuan matematika siswa sangatlah diperlukan. Dengan mengetahui tahapan bagaimana siswa memecahkan masalah aritmatika sosial akan memudahkan guru dalam menyusun, serta merencanakan pembelajaran aritmatika sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mencapai tujuan penelitian ini, subjek dalam penelitian ini adalah siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dimana hasil wawancara dan hasil pengerjaan tes oleh subjek dengan kajian mendalam dari beberapa penelitian-penelitian terkait sesuai dengan tahapan kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada siswa yang tinggi. Kontribusi penelitian ini adalah mengetahui bagaimana profil pemahaman pemecahan masalah siswa pada materi aritmatika sosial berdasarkan tingkat kemampuan matematis siswa
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA SOAL CERITA MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa pada soal cerita matematika pada pemilihan materi persamaan dan fungsi kuadrat. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang pertama dilakukan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan tiga kegiatan yaitu mereduksi data, penyajikan data, dan menarik kesimpulan yang selanjutnya keabsahan data menggunakan triangulasi. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa kelas XI Seni Lukis. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam soal cerita persamaan dan fungsi kuadrat. Siswa kesulitan dalam pemahaman konsep yaitu mengidentifikasi persamaan kuadrat dengan presentase 45 %, kemudian mencari akar-akar persamaan kudrat dengan presentase 80 %, kemudian pada tahap analisis yaitu saat menentukan persamaan kuadrat baru dengan presentase 90%, dan membuat persamaan grafik fungsi kuadrat yang disajikan dalam soal cerita. Kesulitan terbesar siswa yaitu membuat grafik fungsi kuadrat karena kurangnya pemahaman terhadap konsep pembelajaran matematika pada materi persamaan dan fungsi kuadrat. Faktor-faktor lain yang menyebabkan siswa kesulitan belajar matematika dalam mengerjakan soal cerita adalah kurangnya berlatih soal, sering lupa rumus, kurangnya kemampuan berhitung cepat dan kurangnya minat untuk belajar metematika.This study aims to identify students' learning difficulties in mathematical story problems in the selection of equations and quadratic functions. This type of research used in this research is descriptive qualitative research. The first data collection techniques performed were tests, interviews, and documentation. Analysis of the data in this study with three activities, namely reducing data, presenting data, and drawing conclusions which then validation of the data using triangulation. The subjects of this study were 20 students of class XI Painting. The results of the study can be concluded that students have difficulty learning in the matter of story equations and quadratic functions. Students have difficulty in understanding the concept of identifying quadratic equations with a percentage of 45%, then looking for the roots of the equations with 80% percentage, then at the analysis stage which is when determining a new quadratic equation with a percentage of 90%, and making a graph of quadratic functions presented in a matter of story. The biggest difficulty of students is to graph quadratic functions due to lack of understanding of the concept of learning mathematics in the material equation and quadratic functions. Other factors that cause students difficulty learning mathematics in working on equations and quadratic functions are lack of practicing problems, often forgetting formulas, lack of ability to count quickly and lack of interest in learning mathematics
PENGEMBANGAN EMOMETRI (E-MODUL TRIGONOMETRI) DENGAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS STEAM
Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran trigonometri. Media pembelajaran yang dikembangkan ialah Emometri ankronim dari E-modul Trigonometri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu R & D dengan model ADDIE dengan 5 tahap yakni 1) analisis, 2) desain, 3) pengembangan, 4) implementasi, dan 5) evaluasi. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah media e-modul dengan model Project Based Learning berbasis pendekatan STEAM pada peserta didik kelas X. Berdasarkan uji pakar media dan uji pakar materi, media dinyatakan valid dengan rata-rata 89,32% yang berkategori sangat baik. Media pembelajaran dinyatakan praktis berdasarkan uji kepraktisan oleh validator dengan rata-rata 90% yang berkategori sangat baik. Emometri dinyatakan efektif berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Pretest dan Posttest peserta didik. Emometri terbukti valid, praktis, dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran pada materi trigonometri.The purpose of this research and development is to develop a valid, practical, and effective trigonometry learning media. The learning media developed is the acronym Emometri of the E-module Trigonometry. This study uses a research method that is R & D with the ADDIE model with 5 stages namely 1) analysis, 2) design, 3) development, 4) implementation, and 5) evaluation. The results of this research and development are e-module media with a Project Based Learning based on the STEAM approach to class X students. The subjects of this research are 25 students of class XI BDP 1 SMK Diponegoro Salatiga. The instruments used are validity sheets, practicality sheets, effectiveness sheets obtained from the results of the pretest and posttest with the Wilcoxon test, and student response sheets. Based on the media expert test and the material expert test, the media was declared valid with an average of 89.32% which was categorized as very good. The learning media is declared practical based on the practicality test by the validator with an average of 90% which is categorized as very good. Emometry was declared effective based on the results of the Wilcoxon Pretest and Posttest of students. Emometry is proven to be valid, practical, and effective for use in learning trigonometry material
IMPROVED PROBLEM SOLVING SKILLS SLOW LEARNER STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL THROUGH THE USE OF CONSTRUCTIVISM LEARNING MODEL
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa SD yang termasuk dalam kategori lambat belajar yang menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dan konvensional. Peneliti mengolah data menggunakan program SPSS 16 for Windows dan Microsoft Office Excel 2007 untuk mencapai tujuan tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa slow learner kelas V SDN Adabiah Padang. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara dengan pedoman observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pre-test dan post-test keterampilan pemecahan masalah pada akhir pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan pembelajaran konvensional. Data tes keterampilan pemecahan masalah diperoleh dari 16 siswa, 8 siswa kelas eksperimen yang menerapkan Model Pembelajaran Konstruktivisme, dan 8 siswa kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Data tes keterampilan pemecahan masalah diperoleh dari 16 siswa, 8 siswa kelas eksperimen yang menerapkan Model Pembelajaran Konstruktivisme, dan 8 siswa kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Penerapan model pembelajaran ini terjadi peningkatan keterampilan pemecahan masalah, termasuk pemahaman perencanaan masalah untuk pemecahan masalah berupa pemecahan masalah dari penerapan beberapa konsep pembelajaran matematika. Bukti dari data skor gain yang dinormalisasi (N-gain) antara kedua kelas dapat dilihat.The purpose of this study is to study the improvement of problem-solving skills of elementary students who fall into the category of slow learners who apply to learn using constructivism and conventional learning models. Researchers processed data using the SPSS 16 for Windows and Microsoft Office Excel 2007 programs to achieve these goals. The subjects in this study were students of slow learner class V Adabiah Padang Elementary School. Data collection techniques with observations and interviews with observation and interview guidelines. The results showed that through pre-test and post-test problem-solving skills at the end of learning using the Constructivism Learning Model and conventional learning. The problem-solving skills test data were obtained from 16 students, 8 experimental class students applying the Constructivism Learning Model, and 8 control class students who applied conventional learning. The problem-solving skills test data were obtained from 16 students, 8 experimental class students applying the Constructivism Learning Model, and 8 control class students who applied conventional learning. The application of this learning model occurs an increase in problem-solving skills, including understanding problem planning for problem-solving in the form of problem-solving from the application of several mathematical learning concepts. The evidence from data on normalized gain scores (N-gain) between the two classes may be seen
PENGEMBANGAN LKPD MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR BERBASIS FILSAFAT UNTUK MENGETAHUI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis filsafat yang valid, praktis, dan memiliki efek potensial pada kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi operasi bentuk aljabar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri 1 Tanjung Lubuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan dua tahapan yaitu preliminary (tahap persiapan, analisis dan desain) dan formative evaluation (self evaluation, expert review, one to one, small group, dan field tes). Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu walkthrough, angket, tes, dan wawancara. Hasil lembar validasi diperoleh persentase rata-rata sebesar 84% dengan kriteria cukup valid atau dapat digunakan dengan revisi berdasarkan saran, koemntar, dan kesulitan yang siswa alami pada tahap expert review dan one to one. Dan hasil penilaian angket yang dilakukan diperoleh persentase dengan rata-rata sebesar 82,92% dengan kriteria praktis dan telah direvisi berdasarkan saran dan komentar pada tahap small group. LKPD juga memiliki efek potensial terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dilihat dari hasil tes siswa terdapat 18 siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal dengan persentase 56,25%, serta kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi operasi bentuk aljabar termasuk kategori cukup dengan rata-rata 66,6. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD berbasis filsafat dapat membantu siswa dalam memahami konsep pada materi operasi bentuk aljabar.This study aims to produce a philosophy based worksheet that is valid, practical, and has a potential effect on students' conceptual understanding abilities of algebraic form operations. The subjects of this study were students of class VII.1 SMP Negeri 1 Tanjung Lubuk. This type of research is development research which two stages, namely preliminary (preparation, analysis and design) and formative evaluation (self evaluation, expert review, one to one, small group, and field test). Data collection techniques were walkthrough, questionnaire, test, and interview. The validation results obtained an average percentage of 84% with valid criteria or can be used with revisions based on suggestions, comments, and difficulties the student experienced at expert review and one to one. And the results of the assessment carried out obtained an average of 82.92% with practical criteria and have been revised based on suggestions and at the small group stage. LKPD also has the potential for students' conceptual understanding abilities, seen from the results of student tests, there are 18 students had achieved a minimum completeness score with a proportion of 56.25%, as well as students' conceptual understanding skills on algebraic form operations including the category enough with an average of 66.6. This shows that philosophy based worksheets can assist students understanding the concept of algebraic forms operations
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PADA PENINGKATAN MINAT BELAJAR
Pembelajaran matematika pada masa pandemi sangat berdampak bagi siswa. Siswa yang mendapati kesulitan dalam belajar mempengaruhi minat pada dalam diri siswa. Guru memberikan media pembelajaran yang kurang cocok bagi siswa menyebabkan penurunan dalam minat belajar. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripskan minat siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam belajar matematika melalui video pembelajaran. Penelitian ini jenis penelitian pengembangan melalui model ADDIE. Penelitian menggunakan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Maospati yang berjumlah 60 orang sebagai subjek serta objek pada penelitian ini adalah minat belajar. Data yang diperoleh terkait video pembelajaran dinyatakan valid oleh dua validator. Pengumpulan data menggunakan teknik berupa angket dan wawancara, untuk analisis data melalui hasil wawancara, hasil observasi, persentase dan rata-rata skor. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini memperlihatkan rata-rata berdasarkan empat indikator sangat baik, yaitu perasaan senang dengan rata-rata 3,03 kategori sangat baik, ketertarikan dengan rata-rata 3,06 kategori sangat baik, perhatian dengan rata-rata 3,11 kategori sangat baik, dan keterlibatan dengan rata-rata 3,15 kategori sangat baik. Rata-rata dari empat indikator tersebut 3,09 kategori sangat baik. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa SMP Negeri 3 Maospati menunjukkan minat belajar siswa melalui video pembelajaran berdasarkan empat indikator yang telah ditetapkan adalah sangat baik. Learning mathematics during pandemics is very influential on students. Students who have difficulty in learning. Teachers providing learning media that are less suitable for students lead to a decrease in learning interest. This research aims to describe the interest of students in Junior High School (SMP) in learning mathematics through learning videos. This research is a type of development research through the ADDIE model. The study used 60 grade VII students of SMP Negeri 3 Maospati as subjects and the object in this study was a learning interest.the data obtained related to the learning video was declared valid by two valisators. Data collection uses techniques in the from of questionnaires and interviews, for data analysis through interview results, observation results, percentages and average scores. The results obtained in this study showed an average of four excellent indicators, including feeling happy with an average of 3.03 excellent categories, interest with an average of 3.06 excellent categories, attention with an average of 3.11 excellent categories, and engagement with an average of 3.15 excellent categories. The average of the four indicators is 3.09 with excellent categories. This can be interpreted that students of SMP Negeri 3 Maospati showed interest in learning students through learning videos based on four indicators that have been established is very good
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)
AbstrakKemampuan berpikir kritis dengan tahapan focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview serta kemampuan daya juang (adversity quotient) memiliki peranan sangat penting dalam aktivitas memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari adversity quotient (AQ). Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan di sebuah SMP di Jember, Indonesia, pada bulan September 2021. Pengumpulan data menggunakan metode angket Adversity Response Profile (ARP), tes tertulis berpikir kritis, serta wawancara. Hasil pemberian angket ARP kepada 31 siswa kelas IXB, diketahui ada 10 siswa dengan tipe climber, 18 siswa dengan tipe camper, dan 3 siswa dengan tipe quitter. Dari tipe AQ tersebut dipilih enam siswa dengan 2 siswa tipe climber, 2 siswa tipe camper, dan 2 siswa tipe quitter untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara. Triangulasi menggunakan triangulasi metode, yaitu mencari kesesuaian antara data dari hasil tes tertulis dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tipe climber memenuhi seluruh kriteria berpikir kritis FRISCO, yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview. Siswa dengan tipe climber mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan tepat waktu dan mengecek kembali jawaban. Siswa dengan tipe camper dapat memenuhi 5 dari 6 kriteria berpikir kritis FRISCO, yaitu focus, reason, inference, situation dan clarity. Siswa dengan tipe camper mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan tepat waktu. Kekurangannya adalah siswa camper tidak melakukan overview, yaitu tidak mengecek kembali jawaban sesudah menyelesaikan masalah. Adapun siswa dengan tipe quitter hanya mampu memenuhi 2 dari 6 kriteria berpikir kritis FRISCO, yaitu mereka hanya mampu melakukan focus, dan clarity, serta kesulitan memahami permasalahan sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dari hasil ini, maka guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk mempunyai daya juang tinggi agar memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dalam memecahkan masalah matematika.AbstractCritical thinking skills which include the stages of focus, reason, inference, situation, clarity, and overview as well as the ability to fight (adversity quotient) have a very important role in solving mathematical problems. This study aims to describe students' critical thinking skills in solving problems in terms of the adversity quotient (AQ). This descriptive qualitative research was conducted at a junior high school in Jember, Indonesia, in September 2021. The data was collected using the Adversity Response Profile (ARP) questionnaire, a written critical thinking test, and interviews. The results of giving ARP questionnaires to 31 students of class IXB, it is known that there are 10 students with the climber type, 18 students with the camper type, and 3 students with the quitter type. From the AQ type, six students were selected with 2 climber type students, 2 camper type students, and 2 quitter type students to take written tests and interviews. Triangulation uses the triangulation method, which is to find a match between the data from the results of the written test and the interview. The results showed that the climber type students met all of the FRISCO critical thinking criteria, namely focus, reason, inference, situation, clarity, and overview. Students with the climber type are able to solve the problems given in a timely manner and recheck the answers. Camper type students can fulfill 5 of 6 FRISCO critical thinking criteria, namely focus, reason, inference, situation and clarity. Camper type students are able to solve the problems given on time. The drawback is that camper students do not do an overview, that is, they do not re-check the answers after solving the problem. As for students with the quitter type, they are only able to meet 2 of the 6 criteria for FRISCO critical thinking, namely they are only able to focus and clarity, and have difficulty understanding problems so they cannot solve the problems. From these results, the teacher needs to motivate students to have a high adversity quotient in order to have high critical thinking skills in solving mathematical problems. Keywords: Adversity Quotient, Critical Thinking, Mathematical Problem Solving
PENELUSURAN POLA ASOSIASI PENALARAN ADAPTIF DENGAN ALGORITMA APRIORI
Penalaran adaptif adalah salah satu komponen kunci dari kemahiran matematika. Dalam perkembangannya diketahui penalaran adaptif didukung oleh aspek non-kognitif individu yakni affective dan behavioral. Sejumlah teori mengungkapkan peluang optimalisasi aspek non-kognitif untuk pengembangan kemampuan penalaran adaptif. Tujuan penelitian ini adalah menelusuri faktor non-kognitif yang berpeluang memberi dampak pada optimalisasi kemampuan penalaran adaptif melalui pola asosiasi yang muncul pada basis data. Pendekatan penelitian data mining dengan teknik penemuan pola asosiasi (Association Rule Mining) atau Algoritma Apriori digunakan sebagai metode penelusuran faktor. Langkah penelitian yang dilakukan yakni persiapan data (fiksasi instrumen dan penentuan sampel penelitian), pengolahan data (preprocess dan transformation), dan mining dan analisa (menentukan nilai support dan nilai confidence serta interpretasi hasil). Subjek penelitian yakni siswa Sekolah Menengah Atas di lingkungan Kota Serang yang memiliki rentang usia 16-17 tahun. Adapun untuk sampel penelitian diambil sebanyak 100 orang siswa yang mengisi tes kognitif dan non-kognitif. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diketahui bahwa seorang siswa memiliki kemungkinan 100% berada di level tinggi kemampuan penalaran adaptif jika memiliki dominasi penggunaan otak kiri, self-efficacy di level yang minimal sedang, kecenderungan kepribadian Melankolis dan self-directed learning berada di level tinggi. Adaptive reasoning is one of the key components of mathematical proficiency. In its development, it is known that adaptive reasoning is supported by individual non-cognitive aspects, namely affective and behavioral. A number of theories reveal opportunities for optimizing non-cognitive aspects for the development of adaptive reasoning skills. The purpose of this study is to explore non-cognitive factors that have the possibility to impact on optimizing adaptive reasoning skills through association rule appeared in the database. Data mining research approach with association rule mining technique or Apriori Algorithm is used as a factor tracing method. The research steps carried out were data preparation (fixation of instruments and determination of research samples), data processing (preprocess and transformation), and mining and analysis (determining support values and confidence values and interpretation of results). The research subjects were high school students in Kota Serang who have an age range of 16-17 years. As for the research sample, 100 students were taken who filled out cognitive and non-cognitive tests. Based on the results of testing and data analysis, it is identified that a student has a 100% probability of being at a high level of adaptive reasoning skills if he has left brain dominance, self-efficacy is at a minimum level of moderate, Melancholic personality tendencies and self-directed learning are at a high level
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA
Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting untuk dikuasai siswa. Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis salah satunya adalah minat belajar siswa. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian dipilih secara purposive sampling. Subjek penelitian yang dipilih adalah kelas XI AKL-2 SMK Negeri 1 Enam Lingkung tahun pelajaran 2021/2022. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu soal tes kemampuan pemecahan masalah, angket minat belajar, dan pedoman wawancara. Soal tes pemecahan masalah dianalisis berdasarkan pengkategorian kemampuan pemecahan masalah tinggi, sedang, dan rendah. Angket minat belajar dianalisis berdasarkan kriteria pengelompokkan minat belajar tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil penelitian, diperoleh siswa dengan minat belajar tinggi memiliki kemampuan pemecahan tinggi sebanyak 10,53%. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi sebanyak 21,05%. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah sedang sebanyak 42,10%. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah sebanyak 15,79%. Siswa dengan minat belajar rendah memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah sebanyak 10,53%.Math problem-solving skills are one of the competencies that are very important for students to master. Factors that affect mathematical problem-solving ability one of them is the student's learning interest. This research was conducted to analyze problem-solving skills reviewed from students' learning interests in math learning. This research uses descriptive methods with quantitative approaches. The study subjects were selected by purposive sampling. The selected research subjects were class XI AKL-2 SMK Negeri 1 Enam Lingkung school year 2021/2022. The instruments used to collect data are problem-solving skills tests, learning interest questionnaires, and interview guidelines. Problem solving tests are analyzed based on categorizing high, medium, and low problem-solving capabilities. Learning interest questionnaires are analyzed based on the criteria of grouping high, medium, and low learning interests. From the results of the study, students with a high interest in learning have high solving ability as much as 10.53%. Students with a moderate interest in learning have a high problem-solving ability of 21.05%. Students with a moderate interest in learning have a moderate problem-solving ability of 42.10%. Students with a moderate interest in learning have a low problem-solving ability of 15.79%. Students with low interest in learning have a low problem-solving ability of 10.53%
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Matematika dianggap sebagai salah satu pembelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa, karna melibatkan banyak rumus. Maka dari itu disini peran seorang guru sangat penting dalam membimbing siswa nya dalam pembelajaran matematika ini. Pemahaman yang tidak tuntas menjadi kendala untuk mempelajari materi selalanjutnya. Dalam menyelesaikan soal matematika masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit. Kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam memahami maksud dari soal yang diberikan, apa yang ditanyakan dalam soal tersebut, dan masih banyak pula terdapat kesalahan dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar segiempat dengan subjek siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Inuman Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 16 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar segi empat. Instrument tes yang diberikan berupa tes uraian. Berdasarkan hasil analisis data berupa hasil tes yang diberikan ditarik kesimpulan bahwa ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal terkait dengan materi bangun datar segiempat yaitu kesalahan konseptual, kesalahan prosedural dan kesalahan teknikal. Kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dari menjawab soal adalah kesalahan konsep yaitu sebesar 43,73%. Sedangkan untuk kesalahan teknikal sebanyak 30,32% dan kesalahan prosedural sebanyak 25,94%. This study aims to determine the types of errors made by students in solving quadrilaterals. The subjects in this study were 16 students of class VIII SMP Negeri 1 Inuman, Kuantan Singingi Regency. This study uses a qualitative descriptive approach that describes students' errors in solving quadrilaterals. The test instrument given in the study was in the form of a description test. Based on the results of data analysis in the form of test results, it was concluded that there were errors made by students in solving questions related to the rectangular shape material, namely conceptual errors, procedural errors and technical errors. The most mistakes made by students in answering the questions were conceptual errors, which amounted to 43.73%. As for technical errors as much as 30.32% and procedural errors as much as 25.94%