Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI
Not a member yet
    78 research outputs found

    ANALISIS STRATEGI BEKERJA MUNDUR DAN EKUIVALENSI PADA PERMASALAHAN NON RUTIN SISTEM PERSAMAAN

    Get PDF
    Non-routine issues related to equation systems are often tested in National Mathematics Olympiad as well as College Entrance Test. The usual strategy to solve the system of equations is by the method of elimination, substitution, the mixture of elimination and substitution, and the method of graph or by substitution of variables from one equation to another so as to produce new equations and then searched the roots and newly substituted into things asked. But if the system of equations contains a higher rank of two, one tends to have difficulty in finding its roots, so another more efficient strategy is needed. The combination of backward-working strategies and applying equivalence in solving non-routine problems form the system of equations can be more effectively used. The purpose of writing this article is to know and analyze how the use of reverse working strategy and applying equivalence to solve system equality problems based on Polya step and analyze the effectiveness of the strategy. The type of research used in this study is Research and Development (RnD). From this article it can be concluded that the combination of strategies working backward and applying equivalence is quite effective because it does not take much time as well as fewer calculation steps in solving non routine problems of equation syste

    EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TSTS BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui manakah yang prestasi belajar yang lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) berbasis pendekatan kontekstual, model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau model pembelajaran langsung pada materi trigonometri, manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik, siswa dengan keaktifan belajar tinggi, sedang atau rendah pada materi trigonometri serta apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran (TSTS-kontekstual, TSTS, langsung) dan keaktifan belajar terhadap prestasi belajar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 3x3. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dengan sampel penelitian adalah kelas X MIPA 1, X MIPA 3 & X MIPA 5. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, angket dan tes. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalan sel tak sama. Kesimpulan dari penelitian yaitu model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) berbasis pendekatan kontekstual, Two Stay Two Stray (TSTS) dan pembelajaran langsung menghasilkan prestasi belajar yang sama, siswa dengan tingkat keaktifan belajar berbeda (tinggi, sedang dan rendah) memiliki prestasi belajar yang sama serta pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar tidak bergantung pada tingkatan keaktifan belajar siswa, dan pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar tidak bergantung pada model pembelajaran

    ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI MENERKA LALU MENGUJI KEMBALI DAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG LAIN DALAM MATEMATIKA NON RUTIN UNTUK PENYELESAIAN MENCARI NILAI x PADA SUATU PERSAMAAN

    Get PDF
    Terdapat berbagai strategi dalam memecahkan masalah matematika, diantaranya adalah menerka lalu menguji kembali dan melihat dari sudut pandang lain. Penelitian ini akan menjelaskan tentang bagaimana memecahkan suatu permasalahan tentang mencari nilai x pada suatu persamaan dengan menggunakan kombinasi dua strategi sekaligus yakni menerka lalu menguji kembali dan melihat dari sudut pandang lain. Permasalahan yang disajikan merupakan soal olimpiade SMA baik tingkat kabupaten, tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Metode penelitian menggunakan metode research and development yang berbasis kajian teori. Strategi menerka lalu menguji kembali dan melihat dari sudut pandang lain lebih efektif untuk menyelesaikan permasalahan tentang mencari nilai x pada suatu persamaan karena banyak manipulasi aljabar yang bisa dilakukan sehingga soal yang dikerjakan akan lebih mudah untuk diselesaikan. Pelaksanaan pemecahan masalah ini juga harus disesuaikan dengan langkah Polya yang terdiri dari empat tahapan. Langkah Polya dipakai agar cara menjawab permasalahan yang disajikan lebih terstruktu

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Delanggu, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) dan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat berdampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan metode observasi dan tes. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 75%. Selanjutnya dari peningkatan aktivitas belajar diharapkan berdampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa yaitu banyaknya siswa yang tuntas minimal 70% dengan KKM sebesar 81.Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu dimulai dengan pembagian kelompok kecil dan pasangan asal sesuai model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC), selanjutnya siswa menyelesaikan LKS dengan berdiskusi dengan pasangan asal, siswa mengkomunikasikan hasil pekerjaannya kepada temannya, siswa mengerjakan soal secara individu dengan informasi yang telah diperoleh, siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Berdasarkan pembelajaran tersebut, persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 21% menjadi 63,5% apabila dibandingkan dengan sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) yaitu sebesar 42,5%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,5% menjadi 77%. Sedangkan dari hasil tes, persentase siswa yang tuntas pada siklus I adalah 44%, pada siklus II persentase siswa yang tuntas menjadi 80%

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA SURAKARTA TAH

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe SFE (Student Facilitator and Explaining) dengan pendekatan problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X MIA 2 SMA MTA Surakarta dan mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis lisan dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe SFE (Student Facilitator and Explaining) dengan pendekatan problem solving. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Subyek penelitian terdiri dari 29 siswa kelas X MIA 2 SMA MTA Surakarta tahun akademik 2015/2016. Sumber data berasal dari guru dan siswa.Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.Validitas data menggunakan triangulasi waktu dan triangulasi sumber.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe SFE (Student Facilitator and Explaning) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa X MIA 2 SMA MTA Surakarta tahun akademik 2015/2016

    PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-MIA MA AL-ISLAM JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini bermaksud untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa kelas X-MIA MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi Everyone is a Teacher Here dalam pembelajaran matematika. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan metode observasi dan tes. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran dan data kemandirian belajar matematika. Sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang merupakan salah satu indikator dari kemandirian belajar matematika siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika setiap indikator berada dalam kategori baik, yaitu persentasenya lebih dari 60%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Everyone is a teacher Here dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa kelas X-MIA MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil penelitian yang menyebutkan: 1) Indikator 1 yaitu mengikuti pelajaran dengan antusias, sudah meningkat dari 47,92% pada prasiklus menjadi 73,76% pada siklus I dan menjadi 81,43% pada siklus II. 2) Indikator 2 yaitu mengajukan pertanyaan kepada teman atau guru, sudah meningkat dari 33,33 % pada prasiklus menjadi 46,33% pada siklus I dan menjadi 66,73% pada siklus II. 3) Indikator 3 yaitu menyampaikan pendapat, sudah meningkat dari 25% pada prasiklus menjadi 29,95% pada siklus I dan menjadi 65,15% pada siklus II. 4) Indikator 4 yaitu mengerjakan soal tugas/ulangan secara mandiri, sudah meningkat dari 28,13% pada prasiklus menjadi 54,50% pada siklus I dan menjadi 82,56% pada siklus II. 5) Indikator 5 yaitu hasil belajar siswa aspek kognitif, sudah meningkat dari 15,63% pada prasiklus menjadi 15,63% pada siklus I dan menjadi 75,00% pada siklus II

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E yang dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa kelas VIII C SMP N 1 Karanganyar, untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E dan untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data pemahaman siswa dan kreativitas belajar siswa. Data pemahaman diperoleh dari hasil tes akhir siklus, sedangkan data kreativitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa setidaknya 75% mencapai kategori tinggi ( skor tes ≥ 75) dan setidaknya 75% mencapai kategori tinggi ( skor tes ≥ 66,67%) untuk kreativitas belajar siswa pada akhir siklus.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E yang dapat meningkat pemahaman konsep siswa dan kreativitas belajar siswa adalah: 1) Elicit, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan untuk merangsang pengetahuan awal siswa. 2) Engage, meliputi a) guru memotivasi siswayang berkaitan dengan materi yang akan dibahas agar dapat membangkitkan minat siswa, b) guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu. 3) Explore, meliputi a) guru membagi kelas dalam 5 kelompok, b) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa. 4) Explain, meliputi a) Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, b) guru mengklarifikasi hasil diskusi yang telah dipresentasikan dan memastikan semua siswa memahaminya. 5) Elaborate, meliputi a) guru meminta siswa untuk berdiskusi menyelesaiakan masalah yang ada pada Lembar Kerja Siswa (2), b) guru meminta siswa untuk mengerjakan hasil diskusi di depan kelas, c) guru bersama siswa membahas jawaban di depan kelas. 6) Evaluate, memberikan kuis kepada siswa dan menyuruh agar dikerjakan secara individu. 7) Extend,  guru memberikan contoh-contoh permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan pada materi yang sedang diajarkan.Berdasarkan pembelajaran tersebut, rata-rata prosentase pemahaman siswa pada siklus I sebesar 57,14% pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33% menjadi 90,47%. Sedangkan hasil kreativitas belajar siswa pada siklus I 23,81% pada siklus II mengalami peningkatan 61,36% sebesar menjadi 85,71%. Hal ini berarti semua indikator sudah terpenuhi.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan pemahaman  dan kreativitas belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri1 Karanganyar tahun ajaran 2012/2013

    PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi REACT dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII E SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015, untuk mengetahui keaktifan siswa setelah mengikuti pelajaran yang menerapkan strategi REACT dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika setelah mengikuti pelajaran yang menerapkan strategi REACT dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data keaktifan siswa, dan data kemampuan pemecahan masalah matematika. Data keterlaksanaan pembelajaran dan keaktifan diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran, sedangkan data kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Hasil observasi keaktifan yang telah dilakukan berupa persentase untuk masing-masing aktivitas yang diamati adalah: 1) Aktivitas visual pada pra siklus sebesar 58,49% mengalami peningkatan 9,32% pada siklus I menjadi 67,81%  kemudian meningkat 9,64% pada siklus II menjadi 77,45%. 2) Aktivitas lisan pada pra siklus sebesar 48,53% mengalami peningkatan 12,63% pada siklus I menjadi 61,16%  kemudian meningkat 9,06% pada siklus II menjadi 70,22%. 3) Aktivitas menulis pada pra siklus sebesar 61,11% mengalami peningkatan 8,82% pada siklus I menjadi 69,93%  kemudian meningkat 6,84% pada siklus II menjadi 76,47%. 4) Aktivitas motorik pada pra siklus sebesar 38,89% mengalami peningkatan 37,58% pada siklus I menjadi 76,47%  kemudian meningkat 5,88% pada siklus II menjadi 82,85%. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan hasil tes pada pra siklus tidak ada siswa yang memperoleh skor maksimal 20 kemudian pada siklus I 6% siswa memperoleh skor maksimal 20, pada siklus II mengalami kenaikan 11,65% sehingga diperoleh 17,65% siswa mendapatkan skor maksimal 20. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi REACT dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa keals VIII E SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2014/201

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (Think Talk Write) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA (Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII F SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017)

    Get PDF
    This research aims to 1) describe the application of cooperative learning type TTW (Think Talk Write) to improve students’ mathematics communication ability and activity of class VIII F SMP Negeri 17 Surakarta in academic year 2016/2017; 2) know the improvement of mathematics communication ability after following the learning of mathematics with cooperative learning type TTW; 3) know the improvement of students activity after following the learning of mathematics with cooperative learning type TTW. This research was a classroom action research conducted in 2 action cycles, with each cycle consisted of 3 meetings. The subjects of the research were 26 students of class VIII F SMP Negeri 17 Surakarta. The data which was collected in this research was learning implementation data, the results of mathematical communication skills test and data of students’ activity. This research used observation to collect data of learning implementation and students’ activity, then it used test to collect mathematical communication skills data. The indicators of success of this research are 1) the number of students who reach at least 50 % on minimum 2 criteria in each indicator of mathematical communication ability, 2) the number of students who have high activity category at least 60%. The result of the research concludes 1) the learning steps with cooperative learning type TTW could improve students’ mathematical communication skills and  activity consisted of: a) Introduction activity; b) Core activity, which is (1) the teacher delivers the material to be learned; (2) Stage 1: Think, students read and think about solving problems independently;    (3) Stage 2: Talk (Speak), students work in groups, the formation of heterogeneous groups considered  by the psychological aspects of students; (4) Stage 3: Write, the students rewrite the results of their discussion independently; (5) Stage 4: Presentation, c) Conclusion. 2) The percentage of mathematical communication ability in pre-action test is 3.85%, in the final test of the first cycle the percentage increased to 15.4% and in the final test of second cycle the percentage increased again to 57.7%. 3) The percentage of high category students activity on pre-action was 8.3%, in the first cycle percentage increased to 55.8% and in cycle II the percentage increased again to 86.2%. Based on the result of research, it can be concluded that the application of cooperative learning model of TTW type can improve students’ mathematics communication ability and activity of  class VIII F SMP Negeri 17 Surakarta in academic year 2016/201

    UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN STRATEGI MOTIVASI ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 PETANAHAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi motivasi ARCS dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Petanahan tahun pelajaran 2017/2018. 2) Dampak prestasi belajar matematika dari siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Petanahan tahun pelajaran 2017/2018 setelah diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi motivasi ARCS. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan proses pembelajaran, data motivasi belajar matematika dan data prestasi belajar siswa. Cara untuk mendapatkan data keterlaksanaan proses pembelajaran dan motivasi belajar matematika menggunakan metode observasi, sedangkan untuk data prestasi belajar dengan metode tes. Indikator ketercapaian penelitian ini adalah setidaknya 60% siswa mencapai motivasi belajar kategori tinggi (indikator yang dilakukan sebesar 66,67% atau lebih dari keseluruhan indikator). Hasil penelitian adalah: 1) Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi motivasi ARCS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Petanahan tahun pelajaran 2017/2018 hingga memenuhi indikator ketercapaian penelitian pada siklus II yaitu sebesar 64,29% siswa memiliki motivasi kategori tinggi. 2) Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, berdampak pula pada meningkatnya prestasi belajar. Pada siklus I sebanyak 7,14% siswa mencapai KKM, sedangkan pada siklus II, sebanyak 28,57% siswa mencapai KK

    77

    full texts

    78

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇