Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
Not a member yet
88 research outputs found
Sort by
Pengaruh model pembelajaran blended learning berbantuan google classroom terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau dari self esteem dan kecerdasan intelektual
terhadap hasil kemampuan berpikir kritis ditinjau dari self esteem dan kecerdasan intelektual. Serta mendeskripsikan sumbangan variabel self esteem dan kecerdasan intelektual terhadap hasil kemampuan berpikir kritis. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA Negeri 1 Srandakan. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner dan tes. Kuisioner digunakan untuk mengetahui gaya belajar dan self esteem. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Sedangkan data kecerdasan intelektual diperoleh dari data sekolah. Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas oleh ahli dan uji coba ke peserta didik. Setelah data diperoleh dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas menggunakan SPSS 23. Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA) perhitungan menggunakan Microsoft excel dan SPSS 23. Diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,2295 sedangkan Ftabel untuk taraf signifikan 0,05 adalah 3,24. Karena Fhitung kurang dari Ftabel sehingga tidak ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil kemampuan berpikir kritis ditinjau dari self esteem dan kecerdasan intelektual. Terdapat sumbangan kedua variabel kovariat dengan nilai R2y(1,2) sebesar 0,22 untuk kecerdasan intelektual memberikan sumbangan efektif sebesar 0,2% dan self esteem memberikan sumbangan efektif sebesar 0,01%.Kata kunci : blended learning, google classroom, gaya belajar, self esteem, kemampuan berpikir kritis
Analisis Potensi Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-dipole di Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan Jawa Timur
Kabupaten Pacitan merupakan wilayah dengan tingkat bahaya longsor paling tinggi di Provinsi Jawa Timur, salah satunya di Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo. Secara umum daerah ini tersusun oleh batuan sedimen klastik, batuan vulkanik, dan batuan-batuan terobosan. Secara fisiografi daerah penelitian termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan yaitu Zona Bagian Selatan Jawa Timur. Zona ini mempunyai topografi yang terjal. Bagian selatannya berupa dataran eolian yang tersusun oleh endapan aluvial, batugamping dan batuan vulkanik. Tingginya kejadian longsor pada wilayah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya yaitu tingkat pelapukan, jenis litologi, kondisi geologi dan faktor-faktor lainnya. Telah dilakukan pengukuran sebanyak dua lintasan dengan panjang 560 meter di daerah penelitian dengan target kedalaman sekitar 200 meter di bawah permukaan. Berdasarkan hasil interpretasi data, daerah tersebut memiliki nilai resistivitas rendah sekitar 20-50 Ωm yang diduga berupa batuan yang telah mengalami pelapukan tinggi dan atau mengandung air. Ketebalan lapukan ini sekitar 100 meter serta berada di sekitar atau bahkan di atas batuan dengan resistivitas tinggi 500-1200 Ωm. Batuan ini diduga berupa batuan vulkanik yang belum lapuk serta berperan sebagai bidang gelincir saat lapisan lapuk diatasnya terisi oleh air di musim hujan sehingga terjadi longsor.Kata kunci : longsor, dipole-dipole, tegalombo pacita
Remediasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI) pada Materi Usaha dan Energi Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa melalui remediasi pembelajaran Fisika menggunakan model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI) pada materi Usaha dan Energi kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 5 Surakarta semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan rancangan pre-test and post-test group. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, pre-test dan post-test. Validasi data menggunakan teknik validasi instrumen yang terdiri dari tingkat kesukaran, daya pembeda, uji validitas, uji reliabilitas, dan efektivitas distraktor. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remediasi pembelajaran Fisika menggunakan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018. Siswa yang mencapai KKM pada saat pre-test sebesar 3,125 %. Setelah dilakukan pembelajaran remediasi dengan model pembelajaran SAVI, siswa yang mencapai KKM pada saat post-test meningkat menjadi 90,625 %.Kata kunci : remediasi, SAVI, kognitif, Usaha dan Energ
Pengembangan modul pembelajaran mata kuliah Fisika Atom dan Inti pada pokok bahasan Reaksi Inti untuk mahasiswa S-1 Pendidikan Fisika
Fisika Atom dan Inti adalah salah satu mata kuliah wajib pada program studi S-1 Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Dalam kegiatan pembelajaran mata kuliah tersebut, penulis mengamati bahwa mahasiswa kurang memiliki motivasi untuk belajar secara mandiri. Sebagai salah satu alternatif solusi masalah ini telah dikembangkan suatu modul pembelajaran pada pokok bahasan Reaksi Inti dalam bahasa Indonesia yang disajikan dengan ringkas, menarik dan praktis. Model pengembangan yang digunakan adalah ADDIE, yang terdiri atas tahap-tahap Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Untuk mengetahui kelayakan modul, dilakukan validasi oleh dua orang dosen ahli materi, dan uji coba modul oleh pengguna sebanyak 10 orang mahasiswa. Persepsi para ahli digali melalui angket dan dianalisis secara deskripstif menggunakan persentase tingkat kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelayakan menurut ahli materi rata-rata sebesar 85,42%, sedangkan dari respon pengguna diperoleh tingkat kelayakan rata-rata sebesar 88,33 %. Dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan sangat layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri.Kata kunci: modul pembelajaran, Fisika Atom dan Inti, Reaksi Inti
Pembuatan Alat Eksperimen Induksi Magnet Pada Toroida Menggunakan Arduino dan Hall Effect Sensor
Pembuatan alat eksperimen induksi magnet pada toroida ini bertujuan untuk membuat alat peraga induksi magnet yang siap digunakan dan untuk mengetahui hubungan jumlah lilitan maupun kuat arus dengan besar induksi Magnet pada toroida. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Alat eksperimen induksi magnet pada toroida ini terpisah menjadi 3 bagian yaitu rangkaian sumber daya, toroida, dan sensor induksi magnet. Rangkaian sumber daya terdiri dari adaptor untuk mengubah tegangan, resistor, potensio untuk mengubah besar hambatan, mini voltmeter amperemeter untuk mengetahui tegangan dan kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut. Pada toroida terdapat 5 variasi jumlah lilitan yaitu 100 lilitan, 200 lilitan, 300 lilitan, 400 lilitan, dan 500 lilitan. Pada sensor induksi magnet terdapat hall effect sensor UGN3503 dan Arduino yang disertai LCD yang digunakan untuk mengetahui besar induksi magnet. Untuk melakukan kegiatan percobaan yaitu dengan menggabungkan ketiga bagian tersebut. Variabel bebas dari percobaan tersebut adalah jumlah lilitan dan kuat arus, sedangkan variabel terikatnya adalah induksi magnet. Berdasarkan hasil penelitian, alat eksperimen induksi magnet pada toroida telah berhasil dibuat dengan error sebesar 6,22% pada variasi jumlah lilitan, dan error sebesar besar 9,39% pada variasi kuat arus. Induksi magnet yang dihasilkan pada toroida, berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan kuat arus.Kata kunci : Induksi Magnet, Toroida, Arduino, Hall Effect Sensor
Remediasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI) pada Materi Usaha dan Energi Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa melalui remediasi pembelajaran Fisika menggunakan model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI) pada materi Usaha dan Energi kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 5 Surakarta semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan rancangan pre-test and post-test group. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, pre-test dan post-test. Validasi data menggunakan teknik validasi instrumen yang terdiri dari tingkat kesukaran, daya pembeda, uji validitas, uji reliabilitas, dan efektivitas distraktor. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remediasi pembelajaran Fisika menggunakan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018. Siswa yang mencapai KKM pada saat pre-test sebesar 3,125 %. Setelah dilakukan pembelajaran remediasi dengan model pembelajaran SAVI, siswa yang mencapai KKM pada saat post-test meningkat menjadi 90,625 %.Kata kunci : remediasi, SAVI, kognitif, Usaha dan Energ
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Gerak Parabola dan Fluida Berbasis Mobile Learning untuk Pelaksanaan PPL di SMA
Penelitian bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis mobile learning yang layak digunakan oleh mahasiswa PPL dengan pokok bahasan Gerak Parabola dan Fluida serta mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran tersebut.Penelitian ini merupakan penelitian R & D dengan desain ADDIE, aplikasi yang dikembangkan diujicobakan kepada siswa kelas X, dan XI. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian lembar validasi kepada ahli materi, ahli media, guru fisika, dan peer reviewer untuk menilai kelayakan produk serta angket respon siswa untuk memberi masukan produk yang dikembangkan. Pengadaan test , pengisian angket, observasi di kelas, dan wawancara untuk mengetahui hasil belajar siswa.Hasil penelitian menunjukan bahwa perangkat pembelajaran mobile learning terpasang di Play Store (FISIKA ASYIK) layak digunakan untuk pembelajaran Gerak Parabola dan Fluida. Sebagai media pembelajaran dengan pokok bahasan Gerak Parabola kelas X dan Fluida kelas XI yang terpasang pada Play Store, dan mampu membatu siswa untuk mencapai KKM dengan persentase sebesar 60,7% pada materi Gerak Parabola di SMAN 4 Yogyakarta, 39,3% di SMA N 1 Sewon, 30,1 % pada materi Fluida statis di SMA N 4 Yogyakarta dan 35,5% pada materi Fluida Dinamis di SMA N 1 Depok. Kata Kunci : Mobile Learning, Gerak Parabola-Fluida, PP
Remediasi Pembelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi Kelas X MIA 2 SMA Batik 2 Surakarta
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas X MIA 2 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Pendekatan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran remedial. PTK ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Batik 2 Surakarta yang berjumlah 31 siswa. Sumber data diambil dari Narasumber yaitu Guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya penelitian, dan dokumen atau arsip yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan tes tertulis. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi yaitu pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan tes tertulis. Instrumen penelitian terdiri dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data berupa tes obyektif yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis data secara deskriptif kualitatif dengan didukung data kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada pembelajaran remedial dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus bersifat teacher centered sehingga siswa menjadi kurang aktif dan pemahaman terhadap materi masih kurang yang mengakibatkan belum tuntasnya hasil belajar siswa sesuai dengan standar yang ditentukan. Pada prasiklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 0% dari keseluruhan siswa. Peningkatan terjadi pada siklus I, sebanyak 22,58% dari keseluruhan siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hasil ini meningkat pada siklus II menjadi 64,52% dari keseluruhan siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hal ini dikarenakan pada siklus II dilakukannya perbaikan pada sintaks TAI tahapan team, placement test, dan team study yang menjadikan siswa lebih aktif berdiskusi dalam kelompoknya sehingga pemahaman terhadap materi menjadi lebih maksimal