Agrikultura
Not a member yet
    310 research outputs found

    Keanekaragaman Tumbuhan Bawah dan Implikasinya terhadap Serangga di Kawasan Budi Daya Tanaman di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

    Get PDF
    Lanskap di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung terdiri dari kawasan konservasi, kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dan serangga yang terdapat di kawasan budi daya. Metode yang digunakan adalah eksploratif deskriptif dengan pengambilan sampel secara transek garis berjalur sejauh radius 500m di empat lokasi kawasan budidaya yang berbeda, yaitu di dekat Cagar Alam (CA), Taman Wisata Alam (TWA), lahan pertanian dan Hutan Lindung (HL). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga November 2022. Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya 41 famili dan 96 spesies tumbuhan bawah serta tiga famili yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yaitu Asteraceae, Fabaceae, dan Poaceae. Tumbuhan bawah Ageratina riparia banyak ditemukan di dekat CA dan TWA, sedangkan Imperata cylindrica banyak ditemukan di dekat lahan pertanian dan HL. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah terkategori tinggi dan tersebar di semua lokasi secara merata. Kelompok serangga yang ditemukan termasuk ke dalam 9 ordo dan 78 famili dan tiga famili dengan nilai INP tertinggi yaitu Cicadellidae, Acrididae dan Drosophilidae.  Famili Cicadellidae banyak ditemukan di dekat CA dan HL, Acrididae di dekat TWA dan Drosophillidae di  dekat lahan pertanian. Sebagian besar serangga memiliki peran fungsional sebagai herbivor (32 famili) dengan INP tertinggi yaitu Cicadellidae, predator (11 famili) dengan INP tertinggi yaitu Formicidae, parasitoid (16 famili) dengan INP tertinggi yaitu Braconidae, dan polinator (3 famili) dengan INP tertinggi yaitu Syrphidae. Serangga lainnya memiliki peranan sebagai dekomposer, netral, hama ternak, serangga air, vektor entomopatogen, dan vektor penyakit. Keanekaragaman jenis serangga terkategori sedang dan menyebar secara merata

    Efikasi Asap Cair dari Kayu Akasia (Acacia crassicarpa) dan Kayu Jelutung (Dyera costulata) terhadap Jamur Schizophyllum commune Fries

    Get PDF
    Kerusakan kayu yang disebabkan oleh jamur merupakan masalah serius karena menurunkan kualitas kayu. Pengawetan kayu menggunakan bahan kimia sintetis selama ini menimbulkan dampak terhadap lingkungan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat antijamur asap cair dari kayu akasia (Acacia crassicarpa) dan kayu jelutung (Dyera costulata) dalam menghambat pertumbuhan jamur S. commune yang dilaksanakan secara vitro. Asap cair dari kayu akasia diperoleh dari pembakaran secara konvensional tanpa pengontrolan suhu, sementara asap cair dari kayu jelutung diproduksi melalui proses pirolisis pada suhu 400°C. Penelitian ini terdiri dari dua set percobaan berdasarkan jenis asap cair yang digunakan. Setiap percobaan disusun menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari lima perlakuan, yaitu perlakuan kontrol (0%, tanpa asap cair), dan empat konsentrasi asap cair dengan konsentrasi 1,0; 2,0; 3,0 dan 4,0 %, v/v. Percobaan dilaksanakan dengan metode pengujian makanan beracun secara in vitro menggunakan media potato dextrose agar (PDA) sebagai media pertumbuhan jamur S. commune. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair dari kayu akasia tidak mampu menghambat pertumbuhan jamur sampai konsentrasi tertinggi, sementara asap cair dari kayu jelutung memiliki aktivitas antijamur dan telah mempu menghambat pertumbuhan jamur S. commune secara maksimal (100%) pada konsentrasi 2%

    Atensi Pelaku Usaha Hortikultura terhadap Teknologi Pembiayaan

    Get PDF
    Teknologi pembiayaan merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang dapat diakses oleh pelaku usaha. Namun demikian, pelaku usaha masih belum familiar dengan teknologi pembiayaan sehingga atensi terhadap teknologi pembiayaan rendah dan lebih memilih mengakses pada sumber informal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi atensi pelaku usaha hortikultura terhadap teknologi pembiayaan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada bulan Agustus-November 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei. Sampel ditentukan dengan teknik stratified random sampling dengan ukuran sampel 68 yang meliputi 4 penyedia input pertanian, 50 petani, 10 pengolah hasil pertanian, dan 4 pemasar hasil pertanian. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel usia, pengalaman usaha, dan kemudahan mengakses teknologi pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap atensi pelaku usaha hortikultura terhadap teknologi pembiayaan

    Pola Usahatani Sayur di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa

    Get PDF
    Pengelolaan usahatani sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Salah satu cara yang dilakukan petani sayur dalam meningkatkan pendapatannya adalah dengan melakukan pola usahatani. Penelitian ini akan mengkaji tentang pola usahatani dan pendapatan petani sayur di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah petani sayur sebanyak 301 dengan sampel yang diambil sebesar 10% dari total populasi. Jumlah sampel 30 orang petani sayur ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola usahatani sayur di Desa Erelembang yaitu tumpang sari kentang dan buncis, tumpang sari tomat dan kubis serta pergiliran tanaman pada lahan berpengairan dan lahan nonirigasi. Total pendapatan petani sayur di lokasi penelitian sebesar Rp 168.720.042 per musim per ha dengan pendapatan berdasarkan lahan berpengairan sebesar Rp 92.009.664 dan lahan nonirigasi sebesar Rp 76.710.378 per ha

    Kejadian dan Uji Hipersensitivitas Bakteri yang Berasosiasi dengan Penyakit Busuk Batang Jagung di Sumbawa Nusa Tenggara Barat

    Get PDF
    Jagung merupakan salah satu komoditas penting yang mendukung perekonomian nasional di Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Keberadaan penyakit tanaman pada tanaman jagung dikhawatirkan menjadi ancaman terhadap produktivitas jagung di NTB. Salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kerugian hasil yang tinggi pada tanaman jagung adalah penyakit busuk batang yang dilaporkan disebabkan oleh patogen bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kejadian penyakit dan menguji hipersensitivitas bakteri yang berasosiasi dengan penyakit busuk batang pada tanaman jagung di Kabupaten Sumbawa. Observasi di lapangan dilakukan di Kabupaten Sumbawa NTB sementara percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Karantina Tumbuhan Sumbawa dan Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada rentang waktu dari Februari hingga April 2023. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa gejala penyakit busuk batang ditemukan pada 13 lokasi pertanaman jagung di Kabupaten Sumbawa termasuk Kecamatan Moyo Hulu, Utan, Labangka, Labuhan Badas, Unter Iwes dan Potatano dengan kejadian penyakit yang masih rendah. Hasil uji Gram menunjukkan 13 isolat yang diperoleh adalah Gram negatif yang merupakan karakteristik umum bakteri patogen. Hasil uji hipersensitivitas pada daun tembakau menunjukkan gejala positif untuk 13 isolat bakteri tersebut

    Hubungan Kekerabatan Genetik Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Berdasarkan Lima Marka RAPD (Random Amplified Polimorphic DNA)

    Get PDF
    Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan salah satu tanaman tropis Indonesia yang mempunyai banyak potensi ekonomi sebagai upaya diversitas buah-buahan. Pelestarian plasma nutfah rambutan perlu dilakukan lebih lanjut baik secara kualitas maupun kuantitas. Metode RAPD digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keragaman genetik antar jenis tanaman rambutan. Penelitian dilakukan menggunakan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dengan 20 primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seleksi 20 primer menghasilkan 5 primer terbaik yaitu (OPD 2, OPD 5, OPD 6, OPD 10, OPD 12), pada ukuran 50-2000 bp dengan total 48 pita (42 pita polimorfik dan 6 pita monomorfik). Tingkat polimorfisme keragaman antar jenis rambutan sebesar 86,24%. Hasil uji dendogram UPGMA menunjukkan adanya keragaman genetik yang tergolong tinggi pada rambutan. Terbentuk dua klaster utama dengan tingkat kesamaan antara 56-77%. Rambutan jenis Rapiah berkerabat dekat dengan Sibatuk Ganal sebesar 77%

    Biologi Predator Eocanthecona furcellata Wolff (Hemiptera: Pentatomidae) dengan Mangsa Ulat Grayak Spodoptera frugiperda J. E. Smith di Laboratorium

    Get PDF
    Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan utama di Provinsi Riau. Budidaya kelapa sawit tidak terlepas dari serangan hama ulat api, Setora nitens. Pengendalian hama ini umumnya menggunakan insektisida sintetik sehingga diperlukan alternatif pengendalian dengan menggunakan musuh alami seperti predator Eocanthecona furcellata Wolff. Akan tetapi, pengaplikasiannya memerlukan jumlah predator yang banyak, sehingga perlu dilakukan upaya perbanyakan yang menemukan kendala dalam ketersediaan mangsa sebagai bahan makanannya. Mangsa alternatif yang dapat digunakan adalah Spodoptera frugiperda J. E. Smith. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data biologi E. furcellata yang diberi mangsa larva S. frugiperda. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Penelitian ini menggunakan metode observasi yakni mengamati perkembangan E. furcellata pada 100 sampel pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan keperidian E. furcellata mencapai 85,77 telur/imago dan persentase telur menetas sebesar 86,20%. Stadia nimfa terdiri dari lima instar dengan periode waktu nimfa 18,69 hari. Jumlah keturunan betina lebih banyak dari jantan dengan persentase sex ratio kelamin jantan: betina yakni 42,65%: 57,35%. Lama hidup imago betina lebih panjang dibandingkan dengan imago jantan yakni 26,05 hari dan 23,93 hari. Siklus hidup predator E. furcellata selama 49,43 hari. Larva S. frugiperda dapat digunakan sebagai mangsa alternatif dalam perbanyakan predator Eo. Furcellata

    Dinamika Populasi Kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust sebagai Polinator Utama pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya

    Get PDF
    Secara alami, kelapa sawit adalah tanaman menyerbuk silang. Oleh karena itu, kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust sangat berperan dan paling efektif sebagai serangga penyerbuk utama pada tanaman kelapa sawit karena berkaitan langsung dengan proses polinasi dan fertilisasi yang sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika populasi kumbang E. kamerunicus sebagai polinator utama pada tanaman kelapa sawit di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sitiung pada tiga Nagari (Desa/Kelurahan) yang berbeda yaitu di Siguntur, Sitiung dan Sungai Duo. Metode scan sampling digunakan dalam pengamatan dan tahapan dalam penelitian meliputi penentuan lokasi, penentuan bunga kelapa sawit betina dan jantan, serta pengamatan frekuensi kunjungan dan kelimpahan populasi kumbang E. kamerunicus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah populasi kumbang E. kamerunicus lebih dari 20.000 ekor per hektar artinya peran serangga ini sudah cukup efektif di lahan/lokasi penelitian. Frekuensi kunjungan E. kamerunicus tertinggi (432 kumbang/tanaman/jam) ditemukan pada pagi hari pukul 09.00-10.00 WIB dan terendah (96 kumbang/tanaman/jam) pada sore hari pukul 16.00-18.00 WIB di Siguntur. Kelimpahan populasi E. kamerunicus terbesar (23.144 individu/tandan) ditemukan di Sungai Duo pada pagi hari sekitar pukul 08.30-10.00 WIB

    Aplikasi Paket Pemupukan Organik dan Hayati Berbasis Bahan Lokal dalam Menekan Penggunaan Pupuk Fosfor Anorganik pada Tanah Calcarosol di Timor-Barat

    Get PDF
    Calcarosol merupakan istilah yang merujuk pada tanah-tanah yang terbentuk di atas formasi batuan kapur (limestone). Permasalahan utama yang ditemui dalam kegiatan budidaya jagung di tanah Calcarosol adalah ketersediaan hara fosfor (P) yang rendah. Aplikasi pupuk organik dan pupuk hayati diketahui dapat meningkatkan hara P pada tanah Calcarosol melalui beberapa mekanisme. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji keefektifan paket pemupukan organik dan hayati (PPOH) dalam menekan penggunaan pupuk P-anorganik (SP-36) pada Calcarosol di Timor Barat. Penelitian dilaksanakan melalui kegiatan percobaan di lahan milik petani di Kelurahan Penfui, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).  Perlakuan yang dicobakan meliputi: tanpa aplikasi pupuk (P0); PPOH tanpa penambahan pupuk sintetis (P1);  PPOH + 50 kg/ha SP 36 (P2);  PPOH + 100 kg/ha SP-36 (P3); PPOH + 150 kg/ha SP-36 (P4); PPOH + 200 kg/ha SP-36 (P5); dan PPOH + 250 kg/ha (P6). Hasil penelitian menunjukkan: (1) kandungan hara P jaringan tanaman pada perlakuan aplikasi PPOH + 50 kg/ha SP-36  yang tidak berbeda secara signifikan dengan perlakuan PPOH + 250 kg/ha SP-36 membuktikan bahwa dengan aplikasi PPOH, penggunaan pupuk SP-36 dapat dikurangi hingga 80% dari dosis yang umum digunakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan hara P tanaman; (2) bobot biji pipilan kering jagung pada perlakuan PPOH saja yang tidak berbeda secara signikan dengan perlakuan PPOH + 250 kg/ha SP-36 membuktikan bahwa aplikasi PPOH mampu mensubtitusi penggunaan pupuk SP-36 di tanah Calcarosol pada musim tanam pertama pasca aplikasi

    Pengaruh Subletal Nanosuspensi Lantana camara Linnaeus dalam Menghambat Perkembangan dan Lolos Hidup Larva Croccidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Crambidae)

    Get PDF
    Aplikasi insektisida sintetik pada tanaman kubis seringkali mendapatkan kendala, salah satunya karena insektisida tidak dapat merekat dengan baik pada permukaan daun kubis yang mengandung lapisan lilin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan formulasi nanosuspensi bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan larva Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis. Nanosuspensi Fraksi Etil Asetat (FEA) daun Lantana camara telah diketahui berpotensi sebagai antifidan terhadap larva C. pavonana. Formula nanosuspensi dengan rasio surfaktan (SOR 9, 11, 12, dan 14) di formulasikan dalam media air menggunakan metode emulsi sederhana energi rendah ditambah dengan interferensi ultrasonikasi. Uji bioassay dilakukan untuk menentukan kategori toksisitas dan bioaktivitas nanosuspensi pada konsentrasi subletal terhadap perkembangan larva hingga pupa C. pavonana. Formula nanosuspensi FEA L. camara  dengan variasi SOR 11 (D= 76,6 nm; PI= 0,589; Z = -4,4 mV) diketahui terdispersi dalam media air yang terbaik diantara variasi komposisi formula lainnya. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa efek subletal nanosuspensi (SOR 11) LC50 48 jam (2.948 ppm) dan LC50 72 jam (3.897 ppm) dikategorikan sebagai toksikan sedang, dan secara nyata menghambat perkembangan dan lolos hidup larva C. pavonana instar 3 menuju pre-pupa (P<0,05), dengan rata-rata waktu perkembangan terlama 6,5 hari (SOR 11), dan persentase lolos hidup terendah instar 4 menuju fase pupa pada perlakuan SOR 11 (13,33%). Pupa diketahui tidak mampu berkembang ke tahap imago pada semua variasi SOR, yang diindikasikan melalui cacat dan kematian pupa. Dengan demikian, toksisitas nanosuspensi FEA L. camara  yang rendah menjadikannya formula yang efektif dan berpotensi utuk mencegah resistensi C. pavonana

    294

    full texts

    310

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Agrikultura
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇