INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling
Not a member yet
353 research outputs found
Sort by
Persepsi Remaja terhadap Keberfungsian Keluarga Ditinjau dari Keluarga Utuh dan Bercerai di Tangerang Selatan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi keberfungsian keluarga di kalangan remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai di Tangerang Selatan. Sebanyak 217 remaja berusia 15-18 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan 158 remaja berasal dari keluarga utuh dan 59 remaja berasal dari keluarga bercerai. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dan instrumen Family Assessment Device (FAD) digunakan untuk pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada keberfungsian keluarga yang dirasakan antara remaja dari keluarga utuh dan remaja dari keluarga bercerai di Tangerang Selatan, dengan tingkat signifikansi p = 0,022 < 0,05. Oleh karena itu, temuan ini menunjukkan bahwa struktur keluarga, baik pada keluarga utuh maupun yang bercerai, dapat mempengaruhi persepsi remaja terhadap keberfungsian keluarga. Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana struktur keluarga berdampak pada pandangan remaja terhadap keberfungsian keluarga mereka
Bimbingan dan Konseling untuk Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa
Prokrastinasi akademik merupakan tantangan signifikan dalam proses pembelajaran mahasiswa, yang dapat berdampak negatif pada aktivitas akademik dan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat prokrastinasi akademik yang dialami oleh mahasiswa Program Bimbingan dan Konseling. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi aspek-aspek perilaku prokrastinasi yang mungkin muncul pada mahasiswa, serta untuk mengatasi dan menangani prokrastinasi akademik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif melalui survei deskriptif, melibatkan 209 mahasiswa dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, angkatan 2020, 2021, dan 2022. Pengukuran tingkat prokrastinasi akademik mencakup aspek gangguan perhatian, keyakinan psikologis terhadap kemampuan, inisiatif personal, keterampilan mengatur waktu, faktor sosial prokrastinasi, dan kemalasan. Skala yang digunakan untuk mengukur kecenderungan prokrastinasi akademik adalah penskalaan model Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, tingkat kecenderungan prokrastinasi akademik mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Universitas Pendidikan Indonesia, yang diwakili oleh 209 mahasiswa, berada pada kategori sedang. Mayoritas mahasiswa, sebanyak 90% atau 188 orang, memiliki tingkat kecenderungan prokrastinasi akademik pada kategori sedang. Sedangkan, 2% atau 5 mahasiswa menunjukkan perilaku prokrastinasi akademik yang signifikan pada tingkat kecenderungan tinggi, dan 8% atau 16 mahasiswa menunjukkan perilaku prokrastinasi akademik yang minimal pada tingkat kecenderungan rendah
Strategi Coping Stress terhadap Perilaku Self Injury (Studi Fenomenologi pada siswa MAN 4 Bojonegoro)
Adapaun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui faktor-faktor self-injury pada siswa MAN 4 Bojonegoro (2) Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengurangi sebuah perilaku self-injury dengan strategi coping stress pada siswa MAN 4 Bojonegoro. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian fenomenologi terhadap siswa pelaku self-injury pada siswa MAN 4 Bojonegoro. Narasumber dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki perilaku self-injury dan memiliki upaya coping stress pada siswa MAN 4 Bojonegoro.. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber primer siswa berumur 16 Tahun bernama SN dan informan pendukung melibatkan orang terdekat dari narasumber, bernama NAM. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Faktor yang menjadikan narasumber melakukan perilaku self-injury adalah permasalahan percintaan, Faktor kedua berupa disharmonisasi keluarga SN. Disharmonisasi keluarga. (2) Upaya coping stress yang dilakukan adalah bercerita dengan seseorang. SN bercerita dengan NAM karena NAM menjadi tempat ternyaman bagi SN. Koping yang kedua dengan melampiaskan kepada boneka. SN sering memeluk dan memukul boneka untuk mengurangi stres yang dialami SN
Pengembangan Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Labschool Jakarta melalui Program Labschool Student Social Care (Labs Care)
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan peran program Labschool Student Social Care (Labs Care) dalam mengembangkan perilaku prososial peserta didik di SMP Labschool Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi dengan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya, dan dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perkembangan perilaku yang peserta didik rasakan atas pengalaman menjalani beberapa kegiatan selama program Labs Care. Temuan lain pada program ini adalah pada implementasinya, peneliti masih mendapati hal yang kurang tepat pada program Labs Care. Perilaku prososial yang muncul pada program ini meliputi berbagi, bekerja sama, menyumbang, menolong, jujur, dan berderma. Sedangkan level penalaran moral peserta didik berada pada tingkat self-reflective empathic orientation. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru BK untuk menyusun layanan bimbingan dan konseling seperti layanan orientasi dan layanan informasi serta melakukan upaya-upaya lainnya untuk mengelola program Labs Care dan membantu mengembangkan perilaku prososial peserta didik
Srategi Expressive Supressive untuk Menghadapi Toxic Relationship pada Salah Satu PTN di Jakarta
Penelitian ini mengeksplorasi strategi regulasi emosi pada mahasiswa Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling di Salah Satu Universitas di Jakarta yang mengalami toxic relationship. Penggalian data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada informan utama. Triangulasi data dilakukan melalui sumber data. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di mana penggalian data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada partisipan utama. Sedangkan triangulasi data dilakukan dengan informasi data yang didapatkan dari partisipan pendukung. Partisipan penelitian berjumlah 2 (dua) orang yaitu ACV dan F. Partisipan pertama, ACV, menghadapi beragam bentuk toxic relationship, mencakup pemaksaan, penolakan, penghinaan, kekerasan fisik, dan seksual, dengan dampak signifikan pada aspek psikologis, fisik, ekonomi, dan sosial. Partisipan kedua, F, mengalami penolakan dan penghinaan dengan dampak pada aspek psikologis, fisik, dan sosial. Keduanya cenderung menggunakan expressive suppression, tetapi juga terlihat menerapkan cognitive reappraisal. Temuan ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pengalaman dan strategi regulasi emosi mahasiswa dalam menghadapi situasi toxic relationship. Kecenderungan penggunaan expressive suppression oleh kedua partisipan dalam mengatasi emosi negatif akibat toxic relationship dapat memberikan kenyamanan sementara, tetapi mungkin juga menyebabkan stres psikologis jangka panjang dan memperburuk dampak negatif keterlibatan mereka dalam toxic relationship. Implikasi penelitian mencakup pengembangan program dukungan emosional, pelatihan strategi regulasi emosi, dan pengembangan pribadi untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang mengalami toxic relationship. Implikasi ini dapat membantu meningkatkan kemampuan regulasi emosi cognitive reappraisal karena dapat membantu individu untuk mengelola emosinya dengan cara yang lebih adaptif yang melibatkan perubahan pola pikir terhadap situasi yang sulit bagi mahasiswa yang mengalami toxic relationship
Pengaruh Pengendalian Diri dan Adiksi Media Sosial Terhadap Perilaku Phubbing pada Siswa SMA di DKI Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian diri dan adiksi media sosial terhadap perilaku phubbing pada siswa SMA di DKI Jakarta. Populasi penelitian adalah siswa SMA di Jakarta dengan sampel sebanyak 400 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik insidental sampling. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan BSCS, SMAS-SF, dan GSP. Pengumpulan data dengan BSCS, SMAS-SF, dan GSP yang telah dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Data dianalisis menggunakan uji analisis regresi linear berganda dengan spss versi 20. Hasil koefisien regresi antara variabel pengendalian diri dan adiksi media sosial terhadap perilaku phubbing menunjukkan nilai koefisien -0,296 dan 0,325 artinya jika pengendalian diri siswa rendah pada aspek ketahanan dan adiksi media sosial siswa tinggi pada aspek toleransi virtual maka perilaku phubbing siswa akan tinggi pada aspek nomophobia. Secara simultan, terdapat pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengendalian diri dan adiksi media sosial terhadap perilaku phubbing pada siswa SMA di DKI Jakarta sebesar 43,4%. Implementasi dapat dilakukan dengan menerapkan teknik podomoro, memasang aplikasi untuk mengurangi waktu penggunaan media sosial, dan pemberian treatment CBT oleh guru BK
Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing terhadap Peningkatan Kematangan Emosional Pada Siswa SMAS YKPP Dumai
Abstrak
Kematangan emosional memainkan peran penting dalam kehidupan, maka penting diketahui bagaimana perkembangan dan pengaruh emosional terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik role playing untuk meningkatkan kematangan emosional siswa SMAS YKPP Dumai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen. Subjek penilitian ini dipilih secara purposive sampling, sampel diambil sebanyak 8 siswa yang memiliki kematangan emosional rendah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan angket. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji analisis statistik non parametic uji wilcoxon dan n gain ternomalisasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,012 < α (0,05) yaitu adanya pengaruh antara bimbingan kelompok dengan teknik role playing terhadap kematangan emosional siswa. Hasil penelitian terdapat perbedaan hasil skor siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment. Dimana setelah diberikan treatment 86% siswa berada dalam kategori kematangan emosional tinggi dan 14% di kategori sedang
Gambaran Kepercayaan Diri Remaja yang Mengalami Tindak Kekerasan: (Studi Kasus pada Remaja di Salah Satu SMKN di Jakarta Timur)
Penelitian ini bertujuan menggambarkan dan menganalisis secara faktual tentang kepercayaan diri remaja yang mengalami tindak kekerasan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian adalah remaja siswa SMKN di Jakarta Timur sebagai informan kunci dan tiga informan pendukung yaitu ibu kandung, teman sebaya, dan guru BK. Proses penjaringan informan menggunakan Instrument Child Abuese Screening Tools-Children’s Version (ICAST-CH). Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori kepercayaan diri yang terdiri dari aspek kognitif, afeksi, dan behavioral. Hasil penelitian pada faktor penyebab tindak kekerasan yaitu sifat tempramental, kesalahpahaman, kesalahan subjek penelitian, dan triger parenting. Dampak yang dirasakan yaitu merasa takut dan gemetar jika berhadapan dengan orang yang meninggikan nada suaranya serta tidak ingin memiliki pasangan seperti ayahnya. Secara kognitif gambaran kepercayaan diri subjek saat ini berprestasi dikejuaraan silat tingkat sekolah, namun kesulitan dalam menunjukkan prestasi di kelas karena subjek memiliki pengalaman pernah dibentak ketika belajar dan merasa tidak fokus belajar di rumah disebabkan orang tua sering bertengkar sehingga prestasi belajar belum optimal. Aspek afeksi subjek mampu mengidentifikasi suasana hati dan memiliki keyakinan yang optimis. Subjek tidak menyukai penampilan fisiknya yang obesitas sehingga mengalami bullying. Pada aspek behavioral subjek sudah mampu menjalin hubungan sosial dan berbicara di depan umum namun kesulitan dalam menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis. Tindak kekerasan yang dilakukan ayahnya membuat subjek memiliki perspektif bahwa semua laki-laki sama saja, tidak mampu menghargai, kasar, keras, dan tidak mau kalah.
Kata Kunci: Kekerasan pada anak, Orang tua, Kepercayaan diri, Remaj
Profil Self-Compassion Peserta Didik SMAN 1 Nagrak dan Implikasinya Pada Bimbingan dan Konseling
Fase remaja sering kali mengalami tekanan emosional, akademik dan keluarga. Sering kali karena konsep diri remaja yang belum matang dalam menghadapi tekanan tersebut, remaja mengalami banyak kegagalan yang membuat remaja stres, cemas dan depresi. Oleh karena itu, remaja harus menguasai sikap self-compassion yakni baik kepada diri sendiri ketika mengalami kegagalan. Metode penelitian menggunakan kuantitatif survey dengan sampel 105 partisipan yang duduk di sekolah menengah atas dengan rata-rata usia 15-17 tahun, beretnis Sunda dan tinggal di wilayah pedesaan. Hasil analisis deskriptif dalam aplikasi JASP menunjukkan bahwa self-compassion remaja di SMAN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi masuk dalam kategori sedang. Namun laki-laki lebih tinggi sikap self-compassion dibandingkan dengan perempuan. Diperlukan pelatihan self-compassion seperti Workbook Mindful Self-Compassion, Workbook Compassionate Mind atau video tutorial Loving-Kindness Meditation untuk meningkatkan self-compassion pada remaja
Hubungan Tingkat Stres dengan Motivasi Belajar pada Siswa Kelas VIII di SMP Swasta IMELDA
Stres merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Stress adalah respon tubuh terhadap ketidakmampuan menghadapi tuntutan yang diterima yang bisa mengganggu kesehatan yang ingin dicapai. Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Swasta Imelda. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif jenis korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang berjumlah sebanyak 30 orang siswa. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah dengan menyebarkan angket pada siswa kelas VII C. Kemudian data hasil angket ini diolah menggunakan SPSS versi 22.0. Maka, berdasarkan analisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan korelasi uji spearman rank diperoleh hasil nilai sig = 0,324 dimana 0,324 > 0,05 yang artinya tidak terdapat korelasi antara tingkat stress dengan motivasi belajar siswa. Nilai correlation coefficient r ialah -0,186 dimana menunjukkan bahwa tingkat kekuatan korelasi adalah sangat lemah. Dan angka correlation coefficient pada hubungan di atas bernilai negatif, maka arah hubungan dari kedua variabel tersebut ialah tidak searah