Jurnal Bumi Indonesia
Not a member yet
1068 research outputs found
Sort by
Pemanfaatan Citra VIIRS DNB untuk Estimasi dan Pemetaan Konsumsi Energi Listrik di Pulau Jawa
Citra Visible Infrared Imaging Radiometer Suite Day Night Band (VIIRS DNB) memiliki potensi yang besar dengan perekaman malam hari yang mendeteksi cahaya listrik. Penelitian ini mencoba melakukan estimasi dan pemetaan konsumsi energi listrik untuk skala menengah dengan area kajian Pulau Jawa. Estimasi konsumsi energi listrik dilakukan melalui model regresi dengan input konsumsi energi listrik yang berasal dari estimasi berdasarkan luas bangunan dengan harapan dapat menghasilkan data yang lebih detail. Estimasi konsumsi energi listrik dilakukan pada citra VIIRS DNB komposit bulan Januari 2015 hingga Mei 2020. Hasil dari penelitian ini yaitu estimasi konsumsi energi listrik di Pulau Jawa diperoleh melalui persamaan regresi y= 51520 x0,4157 dengan nilai Rsquare 0,4298. Secara spasial konsumsi energi listrik Pulau Jawa memusat pada kota-kota besar. Sedangkan secara temporal, total konsumsi energi listrik Pulau Jawa dari Januari 2015 hingga Mei 2020 selalu fluktuatif dengan kecenderuangan meningkat
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Lindung Sekitar Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas Tahun 2008 & 2019
Peningkatan kegiatan pertanian di daerah sekitar kawasan lindung yang terus berkembang ke arah hutan lindung, memicu adanya perubahan penggunaan lahan. Kegiatan pengolahan lahan untuk pertambangan juga ditemukan di kawasan hutan lindung Gunung Slamet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di Kawasan hutan lindung Gunung Slamet, sehingga dapat diketahui penggunaan lahan bukan hutan di Kawasan hutan lindung. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 11 tahun, terjadi perubahan penggunaan lahan di kawasan hutan lindung di sekitar Gunung Slamet sebesar 913,96 ha atau sekitar 9,24%. Lahan penambangan terbuka bukan sirtu merupakan perubahan penggunaan lahan yang cukup besar berada pada ketinggian kira-kira 1250-1950 meter di atas permukaan laut, menutupi 0,71% kawasan hutan atau 69,81 ha. Lokasi tersebut merupakan area eksplorasi awal dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden. Perubahan tertinggi terjadi pada penggunaan lahan semak/belukar yang dikonversi menjadi lahan hutan kembali sebesar 352,16 ha
Kajian Potensi Dan Arahan Penggunaan Airtanah Di Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul
Kecamatan Banguntapan terletak di pinggiran kota, hal ini menyebabkan pembangunannya cukup pesat. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 kecamatan ini menjadi rencana kawasan permukiman perkotaan. Hal ini dapat menjadi penarik masyarakat untuk bertempat tinggal di Kecamatan Banguntapan. Tingginya jumlah penduduk ini akan berdampak pada peningkatan penggunaan airtanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan airtanah bebas di Kecamatan Banguntapan, mengetahui kebutuhan air domestik di Kecamatan Banguntapan, dan menentukan arahan penggunaan airtanah untuk kebutuhan domestik di Kecamatan Banguntapan. Hasil perhitungan ketersediaan airtanah statis di Kecamatan Banguntapan memiliki potensi yang besar, yaitu sebesar 233.158.156 m3/tahun. Hasil kebutuhan domestik airtanah di Kecamatan Banguntapan diperoleh dengan menggunakan standar air menurut Mangku Sitepoe (1997) yaitu sebanyak 120 liter/kapita/hari, sehingga hasil kebutuhan domestik Kecamatan Banguntapan sebesar 6.392.873m3/tahun. Hasil aman penurapan air di Kecamatan Banguntapan sebesar 4.074.371m3/tahun. Penggunaan air di Kecamatan Banguntapan perlu dikontrol agar ketersediaan airtanah bebas tetap terjaga
Perbedaan Nilai Lahan Sekitar Kawasan Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman Tahun 2013 Dan 2018
Pembangunan Bandara diprediksikan mampu menyebabkan pergeseran cara pandang nilai lahan. Penelitian bertujuan untuk: 1. mengidentifikasi nilai lahan di sekitar kawasan bandara tahun 2013 dan 2018; 2. menjelaskan distribusi spasial nilai lahan, komposisi penggunaan lahan, dan dinamika nilai lahan di sekitar kawasan bandara tahun 2013 dan 2018; serta 3. menganalisis perbedaan nilai lahan di sekitar kawasan bandara tahun 2013 dan 2018. Identifikasi nilai lahan dilakukan menggunakan analisis kuantitatif berjenjang tertimbang. Indikator nilai lahan 2013 adalah produktivitas lahan pertanian, penggunaan lahan, dan aksesibilitas jalan sedangkan indikator nilai lahan 2018 adalah penggunaan lahan, aksesibilitas positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai lahan 2013 bervariasi dari 3 hingga 42 dan 2018 bernilai 19 hingga 56. Distribusi spasial didominasi pola mengelompok. Komposisi penggunaan lahan 2013 dan 2018 didominasi pertanian dan permukiman. Analisis GWR 2013 dan 2018 menghasilkan Adjusted R2 0,13 dan 0,44. Terdapat perbedaan yang signifikan nilai lahan 2013 dan 2018 dengan sig. <0,001
Evaluasi Oikonim Perumahan Di Sebagian Wilayah Kabupaten Sleman Terhadap Aturan Pembakuan Nama Geografis
Oikonim merupakan bagian khusus dari toponimi yang mempelajari tentang toponim pada tempat tinggal manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan oikonim perumahan; mengetahui makna oikonim dan mengelompokkannya berdasarkan kategori unsur geografi; dan mengkaji kesesuaian oikonim dengan aturan pembakuan nama geografis. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berdasarkan penelusuran daring. Citra SPOT-7 digunakan pada kegiatan interpretasi untuk pemetaan perumahan. Kaidah penulisan oikonim perumahan kemudian disesuaikan dengan Peraturan BIG No.16 Tahun 2017, Perpres No. 63 Tahun 2019, Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2021, dan Peraturan Gubernur DIY No. 39 Tahun 2015. Hasil dari penelitian menunjukkan total perumahan di daerah penelitian adalah sebanyak 231 perumahan. Sebanyak 168 perumahan termasuk kelompok fisik, 44 perumahan non fisik, dan 17 sisanya tidak terkategorikan. Sebagian besar oikonim perumahan tidak menggunakan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah, menggunakan nama diri, tidak menggunakan nama lokal, belum mengikuti pola diterangkan-menerangkan, tidak mencantumkan nama administrasi, dan menggunakan lebih dari satu nama resm
Studi Kerentanan Airtanah Menggunakan Metode Sintacs Di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul
Kecamatan Banguntapan merupakan salah satu daerah pinggiran kota yang terdampak dari adanya perkembangan Kota Yogyakarta. Hal ini berpotensi pada meningkatnya risiko pencemaran airtanah. Penerapan metode SINTACS. Hasil penilaian dan pemetaan kerentanan airtanah menunjukkan bahwa tingkat kerentanan airtanah intrinsik dan spesifik terdiri atas tiga kelas yaitu sangat rendah, cukup tinggi, dan sangat tinggi dengan nilai indeks kerentanan airtanah berturut-urut berkisar antara 113,875 – 146,375 dan 119,875 – 151,4. Hasil analisis matriks dan korelasi antara konsentrasi nitrat dengan tingkat kerentanan airtanah intrinsik dan spesifik menunjukkan nilai yang rendah. Rendahnya hasil validasi tersebut dikarenakan terdapat parameter yang kurang sesuai dengan kondisi lokasi penelitian yaitu infiltrasi dan konsentrasi nitrat serta adanya keterbatasan akses saat pandemi sehingga variasi penggunaan lahan saat pengambilan sampel airtanah terbatas. Parameter yang menjadi faktor dominan yang memengaruhi tingkat kerentanan airtanah di Kecamatan Banguntapan berdasarkan hasil analisis sensitivitas parameter tunggal adalah kedalaman muka airtanah
Analisis Perkembangan Ekonomi Wilayah Dan Hubungannya Dengan Investasi Di Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi investasi di Indonesia, mengetahui tingkat perkembangan ekonomi di Indonesia serta menganalisis hubungan antara perkembangan ekonomi wilayah dengan investasi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif, analisis laju pertumbuhan, tipologi klassen, dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi kondisi investasi antar provinsi di Indonesia. Perkembangan ekonomi wilayah di berbagai provinsi menunjukkan adanya variasi menjadi daerah maju cepat tumbuh, daerah berkembang cepat, daerah maju tapi tertekan, dan daerah relatif tertinggal
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas berada di posisi yang strategis serta didominasi oleh dataran tinggi dan saratan aluvial. Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten Banyumas memiliki potensi besar di sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pariwisata di Kabupaten Banyumas, mengetahui jenis objek wisata yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah, dan menganalisis kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Variabel yang digunakan adalah objek wisata, retribusi, pajak, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Cara analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis efektivitas, dan analisis kontribusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Banyumas mengalami perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah objek wisata, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah sarana dan prasarana, dan pendapatan objek wisata. Objek wisata yang memiliki kontribusi paling besar terhadap pendapatan daerah adalah objek wisata alam. Kontribusi keseluruhan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten masih rendah namun mengalami pertumbuhan setiap tahun
Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Kinerja Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Indonesia
Pembangunan manusia di Indonesia dalam tren yang meningkat pada beberapa tahun terakhir. Pembangunan manusia bisa menjadi faktor meningkatnya kinerja ekonomi suatu daerah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembangunan manusia terhadap kinerja ekonomi. Penelitian ini dilakukan pada kabupaten/kota di Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisis regresi robust. Kondisi pembangunan manusia kabupaten/kota di indonesia sedang mengalami kesenjangan. Kesenjangan terjadi antara Indonesia bagian timur da n bagian barat. Kinerja ekonomi kabupaten/kota di Indonesia mengalami fluktuasi. Suatu kabupaten/kota bisa mengalami penurunan dan kenaikan PDRB dalam 2 tahun beruntun. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan PDRB per kapita. Namun pembangunan memiliki pengaruh terhadapa persentase penduduk miskin. Pembangunan manusia yang semakin naik mampu menekan angka persentase penduduk miskin di Indonesia. Angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah merupakan variabel penyusun IPM yang mempunyai pengaruh terhadap persentase penduduk miskin
Sebaran dan Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Cafe di Kota Pekanbaru Riau
Cafe menjadi salah satu tempat yang persebaran dan pemanfaatannya semakin bertambah disetiap kecamatan dan kota yang ada di Kota Pekanbaru. Cafe menjadi pilihan utama untuk masyarakat menghabiskan waktu kosongnya untuk sekedar berkumpul bersama teman maupun mengerjakan sesuatu. Penelitian ini bertujun untuk mengetahui pola persebaran cafe, karakteristik cafe dan faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen untuk berkunjung ke cafe di Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan observasi, wawancara dan triangulasi dalam pengerjaannya. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif yang mendapatkan hasil bahwa peningkatan jumlah cafe berbanding lurus dengan pola persebaran yang semakin bertambah, perbulan September 2020 terdapat 75 cafe yang tersebar di Kota Pekanbaru Riau. Cafe yang menyajikan olahan minuman kopi menjadi yang terbanyak dipilih oleh konsumen untuk dikunjungi. Sebagian besar konsumen adalah anak muda yang berada di Kota Pekanbaru Riau dengan kisaran umur 19 hingga 21 tahun