JURNAL KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK
Not a member yet
    175 research outputs found

    Diabetes melitus tipe 2 dan perilaku dokter keluarga di Kota Manado

    Get PDF
    Background: Diabetes Mellitus (DM) is one of the non-communicable diseases included in the top 10 causes of death worldwide, with 6.7 million reported cases. The prevalence of DM in North Sulawesi Province ranks 4th, with a prevalence of 2.3%, exceeding the national average. Comprehensive treatment, which does not solely focus on the patient's disease aspect, is needed to address the increasing cases of DM. The Indonesian government, through the Social Health Insurance Administration Body (BPJS), operates a primary care system that utilizes family physicians as the frontline in serving the community. However, several conducted studies reveal a lack of frequency in the knowledge, attitude, and practice of family physicians towards DM management.Aim: To determine the behaviour (knowledge, attitude, and action) of family physicians management of type 2 DM in Manado City.Methods: This study is a descriptive study with a cross-sectional research design.Results: The level of knowledge, attitude, and practice of family physicians in type 2 DM management was categorized as good at 98.2% and sufficient at 1.8%.Conclusion: The behaviour of family physicians in Type 2 DM management in Manado City is considered good.Keywords: behaviour, type 2 diabetes mellitus, family physiciansLatar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang termasuk dalam 10 besar penyebab kematian di dunia dengan 6,7 juta kasus kematian. Prevalensi kasus DM di Provinsi Sulawesi Utara berada pada urutan ke-4 dengan prevalensi 2,3%, melebihi prevalensi nasional. Penanganan secara komprehensif yang tidak hanya fokus pada aspek penyakit pasien sangat dibutuhkan dalam menghadapi kasus DM yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjalankan suatu sistem pelayanan primer dengan mendayagunakan peran dokter keluarga sebagai garda terdepan dalam melayani masyarakat. Namun, beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil frekuensi yang kurang dari pengetahuan, sikap, dan tindakan dokter keluarga terhadap penanganan DM. Tujuan: Untuk mengetahui perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dokter keluarga dalam penanganan DM tipe 2 di Kota Manado. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Hasil: Tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dokter keluarga dalam penanganan DM tipe 2 berada pada kategori baik sebesar 98% dan cukup sebesar 2%. Kesimpulan: Perilaku dokter keluarga dalam penanganan DM tipe 2 di Kota Manado secara keseluruhan mendapatkan hasil yang baik.Kata Kunci: diabetes melitus tipe 2, dokter keluarga, perilaku

    Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat tentang malaria di Lingkungan VI Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manado

    Get PDF
    Background: Until now, malaria has become an infectious disease and a global health problem, including in Indonesia. Factors such as community knowledge, attitudes, and actions have an important role in the incidence of malaria. Based on data from the Tikala Baru Primary Health Center, during the period January 2023 to August 2023, 6 cases of malaria were recorded, of which 3 cases came from Neighborhood VI of Taas Village. Aim: To assess the knowledge, attitudes, and practice of the community towards malaria. Methods: The method used was descriptive analytic with a cross-sectional approach. Data analysis was conducted through a univariate analysis approach.Results: This study included 90 respondents as samples. The level of knowledge of respondents in Neighborhood VI of Taas Village was classified in the good category (72%), the attitude of the community was positive (100%), and the level of action was moderate (50%).Conclusion: Respondents in Neighborhood VI of Taas Village had good knowledge, positive attitudes, and moderate actions.Keywords: malaria, knowledge, attitude, practice, neighborhood VI, Taas VillageLatar Belakang: Hingga saat ini, malaria menjadi suatu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Faktor-faktor seperti pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat memiliki peran penting terhadap kejadian malaria. Berdasarkan data dari puskesmas Tikala Baru, selama periode Januari 2023 hingga Agustus 2023, tercatat 6 kasus malaria, di mana 3 kasus tersebut berasal dari Lingkungan VI Kelurahan Taas.Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat terhadap malaria.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Analisis data dilakukan melalui pendekatan analisis univariat.Hasil: Penelitian ini melibatkan 90 responden sebagai sampel. Didapatkan tingkat pengetahuan responden di Lingkungan VI Kelurahan Taas tergolong dalam kategori baik (72%), sikap masyarakat positif (100%), dan tingkat tindakan cukup (50%).Kesimpulan: Responden di Lingkungan VI Kelurahan Taas memiliki pengetahuan baik, sikap positif, dan tindakan cukup.Kata Kunci: malaria, pengetahuan, sikap, perilaku, lingkungan VI, Kelurahan Taa

    Perilaku dokter keluarga dan asma di Kota Manado

    Get PDF
    Background: Asthma is a heterogeneous disease typically characterized by chronic inflammation of the airways, manifested by respiratory symptoms such as wheezing, shortness of breath, and coughing. Data from Social Security Administrative Body for Health (BPJS Kesehatan) in 2019 showed significance increase in this province reached 1974 cases. Lifestyle in big cities like Manado City can increase the risk factors for asthma. The management of asthma requires a holistic approach, starting at the Primary Health Care Facilities (FKTP—Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), such as community health centres and private practices doctors. However, studies have found that family physicians’ behaviour have limited knowledge concerning their knowledge, attitudes, and practices in asthma management.Aim: To assess the overview of behaviour (knowledge, attitudes, and practice) of family physicians regarding management of asthma in Manado City. Methods: This study was a descriptive study with a cross-sectional research design.Results: The level of knowledge was in the good category for 82% of family doctors in Manado City and in the sufficient category for 18% of family doctors. Attitude was categorized as good for 39% of family doctors and fair for 61% of them. The proportion of family doctors who had actions in the good category was 75%, 23% in the fair category, and 2% in the poor category.Conclusion: The behaviour of family doctors in the aspect of asthma knowledge was considered good, attitudes were at a sufficient level, and actions were concluded to be good.Keywords:behaviour; family physicians; asthmaLatar Belakang: Asma adalah adalah penyakit heterogen yang biasanya ditandai dengan peradangan saluran nafas yang bersifat kronik dengan ditemukannya gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, dan batuk. Data BPJS menunjukkan kasus asma mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2019 dengan total 1974. Pola hidup di kota besar seperti Kota Manado dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya penyakit asma. Pengendalian penyakit asma diperlukan pendekatan secara holistik dimulai di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas dan praktik mandiri. Penelitian-penelitian menemukan bahwa perilaku dokter keluarga memiliki keterbatasan dalam pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam penatalaksanaan asma.Tujuan: Untuk mengetahui perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dokter keluarga dalam penatalaksanaan asma di Kota Manado.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang.Hasil: Tingkat pengetahuan dalam kategori baik pada 82% dokter keluarga di Kota Manado dan kategori cukup pada 18% dokter keluarga. Sikap dikategorikan baik pada 39% dokter keluarga dan kategori cukup pada 61% dari mereka. Proporsi dokter keluarga yang memiliki tindakan kategori baik sebesar 75%, kategori cukup 23%, dan kategori kurang 2% Kesimpulan: Perilaku dokter keluarga dalam aspek pengetahuan asma dinilai baik, sikap pada tingkat cukup, dan tindakan disimpulkan baik.Kata Kunci: asma, perilaku, dokter keluarg

    Holistic approach on pulmonary tuberculosis: a case study

    Get PDF
    Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Pulmonary TB remains a major public health problem in Indonesia. According to data from the Indonesian Ministry of Health, by 2022, there were approximately 694,808 cases of TB in Indonesia. Symptoms of TB can vary depending on the infected part of the body and the severity of the disease. Acid-resistant bacteria microscopic sputum examination, tuberculin test, TB blood test are methods to diagnose tuberculosis. This case is a person who has been diagnosed with TB for 4 months. The patient still complains of coughing. The patient is still regularly taking the TB drug package provided by the health center. The patient's family is very supportive of the patient's treatment. The environment around the patient is also positive towards the patient. This discussion is a holistic diagnostic approach to the patient's illness. Family doctor management and related factors in the course of the patient's illness are part of this case based discussion.Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2022, terdapat sekitar 694.808 kasus TB di Indonesia. Gejala TB dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi dan tingkat keparahan penyakit. Pemeriksaan dahak mikroskopis bakteri tahan asam (BTA), Uji tuberculin, Tes darah TB merupakan metode untuk mendiagnosis tuberculosis. Pada kasus ini merupakan seorang yang telah didiagnosis TB selama 4 bulan yang lalu. Pasien masih mengeluhkan batuk. Pasien masih rutin mengonsumsi paket obat TB yang diberikan oleh puskesmas. Keluarga pasien sangat mendukung pengobatan pasien dengan baik. Lingkungan disekitar pasien juga bersikap positif terhadap pasien. Pembahasan ini merupakan pendekatan diagnostik holistik terhadap penyakit yang sedang diderita oleh pasien. Penatalaksanaan dokter keluarga dan faktor-faktor terkait dalam perjalanan penyakit pasien menjadi bagian dari case based discussion ini. &nbsp

    Gambaran kualitas hidup remaja yang overweight di SMA Unklab Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Background: Adolescence represents a transitional phase between childhood and adulthood, which spans from ages 10 to 19. One of the health issues faced by adolescents is overweight. Overweight continues to be a global concern, enduring as a persistent health challenge for low-income countries, including Indonesia. Research conducted in Manado City shows that approximately 14.9% of adolescents are overweight. The impact of being overweight can significantly affect an individual's quality of life. Studies have demonstrated that overweight adolescents tend to have a lower quality of life compared to their counterparts with normal body weight. This phenomenon arises from weight-based victimization experienced by overweight adolescents.Aim: To ascertain the quality of life among overweight adolescents at SMA Unklab Airmadidi, North Minahasa Regency.Methods: This research employs a descriptive research design with a cross-sectional approach, involving 364 respondents, including 63 overweight students.Results: The findings of this research show that overweight adolescents have moderate quality of life in the domains of physical health, psychology, and social aspects. However, in the environmental domain, the quality of life is good.Conclusion: The majority of overweight adolescents have moderate quality of life in the domains of physical health, psychology, and social well-being. Conversely, they exhibit good quality of life in the environmental domain.Keywords: adolescents; overweight; quality of lifeLatar Belakang: Remaja merupakan fase masa kanak-kanan dan dewasa dengan rentang usia 10 hingga 19 tahun. Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi remaja salah satunya overweight. Overweight masuk pada masalah global sampai saat ini sementara dihadapi dan masih menjadi tantangan kesehatan bagi negara-negara yang berpenghasilan rendah, termasuk Indonesia. Penelitian di Kota Manado menjelaskan ada sekitar 14,9% remaja yang mengalami overweight. Dampak overweight salah satunya memengaruhi kualitas hidup seseorang. Pada beberapa penelitan menunjukan remaja yang overweight memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan remaja yang memiliki berat badan normal. Hal ini dikarenakan viktiminasi berbasis berat badan bagi remaja yang mengalami overweight.Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup remaja yang overweight di SMA Unklab Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional melibatkan 364 responden dengan 63 siswa di antaranya mengalami overweight.Hasil: Penelitian ini menunjukan remaja dengan overweight memiliki kualitas hidup sedang pada domain kesehatan fisik, kualitas hidup sedang pada domain psikologi, dan kualitas hidup sedang pada domain sosial. Sedangkan untuk domain lingkungan memiliki kulitas hidup baik.Kesimpulan: Mayoritas remaja yang overweight memiliki kualitas hidup sedang pada domain kesehatan fisik, psikologi, dan sosial. Sedangkan kualitas hidup baik dalam domain lingkungan. Kata Kunci: remaja; overweight; kualitas hidu

    Gambaran kualitas hidup remaja yang memiliki berat badan berlebih di SMA Negeri 7 Manado 2023

    Get PDF
    Pendahuluan: Kualitas hidup sebagai persepsi seseorang dalam konteks budaya dan norma di mana mereka hidup dan terhubung dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian dalam hidupnya. Ini adalah sebuah konsep yang digabungkan dengan berbagai cara seseorang untuk memperoleh kesehatan fisik, kondisi psikologi, tingkat kemandirian, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan sekitar. Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup antara lain yaitu berat badan berlebih. Ketidakseimbangan konsumsi kalori dan aktivitas fisik menyebabkan kelebihan berat badan sehingga mengakibatkan penurunan kualitas.Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup remaja yang memiliki berat badan berlebih di SMA Negeri 7 Manado 2023.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan desain cross-sectional dengan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner World Health Organization Quality of life-BREF (WHOQOL-BREF) dan pertanyaan yang menanyakan tinggi dan berat badan.Hasil: Total sebanyak 223 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Terbanyak adalah usia 16 tahun yaitu 80, jenis kelamin perempuan yaitu 121, dan penyumbang responden terbanyak adalah kelas X yaitu 92 orang, dengan kualitas hidup yang sedang pada semua domain kualitas hidup, kecuali pada domain lingkungan yang mendapat hasil kualitas hidup baik.Kesimpulan: Remaja dengan yang memiliki berat badan berlebih memiliki kualitas hidup yang sedang.Kata Kunci: kualitas hidup, remaja, berat badan berlebi

    Prevalensi miopia pada murid SD GMIM II Kauditan Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara

    Get PDF
    Myopia umumnya dideraita oleh usia usia sekolah antara 7 – 17 tahun. Walaupun gangguan penglihatan ini masih bisa dikoreksi dengan pe,berian kaca mata, akan tetapi gangguan ini banyak menimbulkan masalah belajar pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kesehatan mata khususnya gambaran kemampuan visus pada murid sekolah SD GMIM II Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi myopia pada SD GMIM II Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara sebesar 25,3%, dengan sebaran merata pada murid laki-laki dan perempuan, dan terjadi pada satu mata atau kedua mata. Kesimpulan bahwa gangguan visus myopia masih kerap terjadi pada anak usia sekolah, dan perlu penelitian lanjut tentang faktor resiko terjadinya myopia ini sehingga edukasi dan tindakan khusus lainnya bisa diambil untuk penanganan masalah gangguan visus ini.  Myopia umumnya dideraita oleh usia usia sekolah antara 7 – 17 tahun. Walaupun gangguan penglihatan ini masih bisa dikoreksi dengan pe,berian kaca mata, akan tetapi gangguan ini banyak menimbulkan masalah belajar pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kesehatan mata khususnya gambaran kemampuan visus pada murid sekolah SD GMIM II Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi myopia pada SD GMIM II Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara sebesar 25,3%, dengan sebaran merata pada murid laki-laki dan perempuan, dan terjadi pada satu mata atau kedua mata. Kesimpulan bahwa gangguan visus myopia masih kerap terjadi pada anak usia sekolah, dan perlu penelitian lanjut tentang faktor resiko terjadinya myopia ini sehingga edukasi dan tindakan khusus lainnya bisa diambil untuk penanganan masalah gangguan visus ini.

    Hubungan antara kecanduan internet (internet addiction) dengan fear of missing out (FoMO) pada mahasiswa FK UNSRAT angkatan 2021

    Get PDF
    Background: The rapid development of technology in the current era of modern digitalization has a huge impact on human life. One of them is the internet which makes it easier to find information and communicate. Despite its benefits, the internet can cause addiction which has negative impacts such as depression, anxiety, dysfunctional cognitive control and other health problems. Internet Addiction is a dependence on the Internet characterized by increased activity and duration of use. FoMO is characterized by feelings of fear of missing out on valuable time with other people. Several studies have stated that there is a link between internet addiction and FoMO. This research aims to determine the relationship between internet addiction and FoMO in Faculty of Medicine UNSRAT Class of 2021 students.Method: The research carried out was a quantitative study with a cross sectional research design and used the Spearman rank correlation test on 275 students of Faculty of Medicine UNSRAT Class of 2021.Results: In the Spearman Rank correlation test, the results obtained were that there was a relationship between internet addiction and FoMO with a value of p=0.000 (p<0.05) and a correlation coefficient of 0.255. The level of internet addiction among students is mostly at a medium level, namely at a percentage of 65.1%. The student's FoMO level is also at a medium level, namely 76.7%.Conclusion: There is a correlation between internet addiction and Fear of Missing Out (FoMO) in Faculty of medicine UNSRAT class of 2021 students with a weak correlation level.Keywords: Internet addiction, fear of missing out (FoMO), medical studentsLatar Belakang: Berkembangnya teknologi dengan pesat di era digitalisasi modern saat ini sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Salah satunya dengan adanya internet yang mempermudah dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Terlepas dari manfaatnya, internet dapat menyebabkan kecanduan yang memiliki dampak negatif seperti depresi, kecemasan, disfungsional kontrol kognitif, dan masalah kesehatan lainnya. Kecanduan internet adalah suatu ketergantungan terhadap internet ditandai dengan peningkatan aktivitas dan durasi penggunaannya. FoMO ditandai dengan perasaan takut kehilangan waktu berharga bersama orang lain. Beberapa penelitian menyatakan adanya keterkaitan antara kecanduan internet dengan FoMO.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan internet dengan FoMO pada mahasiswa FK UNSRAT Angkatan 2021.Metode: Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional dan menggunakan uji korelasi rank spearman pada 275 mahasiswa FK UNSRAT Angkatan 2021.Hasil: Pada uji korelasi Rank Spearman di dapatkan hasil yaitu terdapat hubungan antara kecanduan internet dengan FoMO dengan nilai p = 0.000 (P < 0.05) dan koefisien korelasi 0.255. Tingkat Kecanduan internet dari mahasiswa sebagian besar ada pada tingkat sedang yaitu pada persentase 65.1%. Tingkat FoMO mahasiswa pun berada di tingkat sedang, yaitu di angka 76.7%. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecanduan internet (internet addiction) dengan fear of missing out (FoMO) pada mahasiswa FK UNSRAT angkatan 2021 dengan tingkat korelasi yang lemah.Kata Kunci: kecanduan Internet, fear of missing out (FoMO), mahasiswa kedoktera

    Pengaruh penyuluhan 3M terhadap kepatuhan pelaksanaan pemberantasan jentik nyamuk di Desa Tolong Kabupaten Pulau Taliabu

    Get PDF
    Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that is difficult to cure, this is because until now there has not been found a drug or vaccine to control DHF. DHF is transmitted through the Aedes aegypti mosquito which contains the dengue virus. The Aedes aegypti mosquito only lives at temperatures between 80C–37°C. There are various breeding-places for mosquitoes, for example those found in bathtubs, jars/storage places for drinking water, empty cans, plastic drinking water, used tires and other artificial containers.Aim: To determine the effect of 3M Counseling on Compliance with the Implementation of Mosquito Larva Eradication in Help Village, Taliabu Island Regency.Methods: This type of research uses quantitative methods with a quasi-experimental approach. The sample in this study uses purposive sampling technique, the number of samples is 83 respondents.Results: Based on the results of statistical tests using paired t test, the value of ρ-value = 0.000 is smaller than the value of α = 0.05, meaning that H0 is rejected, then 3M counseling affects the compliance of mosquito larvae eradication implementation in Tolong Village, Taliabu Island Regency.Conclusion: This study concludes that adherence to the implementation of mosquito larvae before 3M counseling in the village of Help, Taliabu Island Regency. The results of non-adherence were 45 respondents (54.2%) and before 27 respondents (32.5%). This research can be used as one of the data in conducting counseling interventions to reduce dengue fever.Keywords: DHF, 3M, Compliance with mosquito larvae eradicationLatar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sulit disembuhkan, hal ini disebabkan oleh belum ditemukannya obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD sampai saat ini. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue Nyamuk Aedes aegypti hanya hidup pada suhu antara 80C – 370C. Nyamuk ini berkembangbiak di berbagai tempat seperti bak mandi, tempayan atau wadah penyimpanan air minum, kaleng bekas, botol plastik air minum, ban yang sudah tidak terpakai, dan berbagai jenis kontainer buatan lainnya.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan 3M terhadap kepatuhan pelaksanaan pemberantasan jentik nyamuk di Desa Tolong Kabupaten Pulau Taliabu.Metode: Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel berjumlah 83 responden.Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t test diperoleh nilai ρ-value = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05, Berarti H0 ditolak, maka penyuluhan 3M berpengaruh terhadap kepatuhan pelaksanaan pemberantasan jentik nyamuk di Desa Tolong Kabupaten Pulau Taliabu.Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan kepatuhan pelaksanaan pemberantasan jentik nyamuk sebelum penyuluhan 3M di Desa Tolong Kabupaten Pulau Taliabu. Hasil tidak patuh sebanyak 45 responden (54,2%) dan sesudah 27 responden (32,5%). Data dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan intervensi penyuluhan untuk mengurangi penyakit DBD.Kata Kunci: DBD, 3M, Kepatuhan pemberantasan jentik nyamu

    Hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien BPJS di Puskesmas Wenang

    Get PDF
    Background: It is important for healthcare centers to pay attention to their quality of care as it serves as a foundation in maintaining and enhancing care quality, for the sole purpose of increasing the overall health of the population. Over 93,47% of Indonesia’s population uses national health insurance administered by BPJS. SERVQUAL is used in this study to measure quality of care which consists of reliability, responsiveness, empathy, assurance, and tangibles.Aim: The objective of this research is to see if there is any relationship between quality of healthcare and BPJS patient’s satisfaction at Wenang Health Center, Manado city.Methods: Quantitative and analytical research is used in this study with cross sectional study design. Survey questionnaires were distributed to a total of 110 people who received healthcare in Wenang Health Center.Result: The result of this study indicates that there is a relationship between all dimensions of healthcare service quality and BPJS patient’s satisfaction.Conclusion: As such, Wenang Health Center should pay attention to all the dimensions of healthcare services as to give better care to BPJS patients and in return, increase the overall health of its community.Keywords: health service quality, patient’s satisfaction, BPJSLatar Belakang: Penting bagi puskesmas untuk memperhatikan kualitas perawatan karena fungsinya sebagai dasar dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan keseluruhan populasi. Lebih dari 93,47% penduduk Indonesia menggunakan jaminan kesehatan nasional yang dikelola oleh BPJS. SERVQUAL digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari kehandalan, daya tanggap, empati, jaminan, dan bukti fisik.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien BPJS di Puskesmas Wenang, kota Manado.Metode: Penelitian kuantitatif dan analitik digunakan dalam penelitian ini dengan desain studi cross-sectional. Survei kuesioner didistribusikan kepada total 110 orang yang menerima pelayanan kesehatan di Puskesmas Wenang.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara semua dimensi kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien BPJS.Kesimpulan: Oleh karena itu, Puskesmas Wenang harus memperhatikan semua dimensi pelayanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien BPJS dan untuk meningkatkan keseluruhan kesehatan masyarakat.Kata Kunci: kualitas pelayanan kesehatan, kepuasan pasien, BPJS

    155

    full texts

    175

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    JURNAL KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇