Buletin Psikologi
Not a member yet
324 research outputs found
Sort by
Stimulasi Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia Di Indonesia: Tinjauan Literatur
Stimulasi fungsi kognitif merupakan kegiatan yang berupa pemberian rangsangan atau stimulus kepada lanjut usia (lansia) untuk meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi kognitifnya. Banyak masyarakat yang menganggap penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Anggapan tersebut timbul akibat kurangnya pengetahuan dan perhatian dari pendamping dan orang di sekitar lansia. Stimulasi kognitif kepada lansia dapat dilakukan melalui aktivitas fisik dan non-fisik. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan kader di Posyandu Lansia mengenai ragam stimulus kognitif yang dapat diberikan kepada lansia untuk meningkatkan fungsi kognitifnya. Kajian literatur ini membahas empat stimulus yang dapat diberikan kepada lansia, yaitu Aktivitas fisik, Reminiscence Therapy, Memory Training, dan Puzzle Therapy, termasuk kelebihan serta kelemahan dalam segi durasi pelaksanaan, properti, teknis pelaksanaan, maupun faktor lainnya. Kajian literatur ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian terkait efektivitas stimulus untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia
Human Nature in Self-Identity Construct: A Meta-ethnography Study
The development of identity theories in psychology tends to be partial and incoherent, and are followed by various problems. This study uses meta-ethnography to deconstruct theories of self-identity in order to find common threads and relation between theories, including main theories on identity (Erikson’s; Marcia’s), and other related theories (Berzonsky’s, Grotevant’s, Waterman’s, McAdams’s), This study uses Hofstede's (2001) view on identity theories, and formulates a fundamental and comprehensive conceptualization of identity theory. This study formulates a model of the layers of identity which includes the identity of (1) human nature, (2) personal, and (3) social. This study also explains the dynamics of the self as ‘I’ and ‘Me’ in the formation of identity. This study discusses human nature in the discourse of identity and this provides further implications in the field of developmental psychology and educational psychology
Ageing in Place VS Panti Wreda: Menyatukan Dua Konsep yang Bertentangan
As the population of older people grows, ageing issue becomes a priority to overcome in order to facilitate well-being among older people in Indonesia. One of critical factors that contributes to well-being is living arrangement. Ageing in place is a concept that refer to the ability of older people to live safely, independently, and comfortably in their homes as long as possible. However, there are some of older people and families who experience scare resources in caregiving and housing. To overcome these issues, institutional care is provided by the government to assist older people who do not have sufficient social supports. However, transferring older people from home to institutional care are still being a debate in Indonesia. In another words, institutional care is considered taboo by most Indonesians. In addition, international literatures emphasized the important of ageing in place and regard institutional care quite opposite to ageing in place. Therefore, this literature study aims to discuss the concept of ageing in place, institutional care, and to propose the idea to integrate the two conflicting concepts in order to facilitate inclusiveness among older people. This article is also expected to contribute to facilitate well-being among older people in Indonesia
Paradigma Transformatif dan Relevansinya bagi Riset-Riset Psikologi tentang Disabilitas
Paper ini membahas sebuah kerangka konseptual bernama paradigma transformatif dan relevansinya bagi riset-riset tentang disabilitas. Paradigma transformatif merupakan sebuah kerangka kerja penelitian yang menekankan prinsip keadilan sosial dan konsep tanggung jawab sosial ilmu pengetahuan. Artikel ini berargumen bahwa paradigma transformatif dapat menjawab apa yang selama ini menjadi persoalan atau kesenjangan (research gap) dalam riset-riset tentang disabilitas di Indonesia. Persoalan atau kesenjangan tersebut adalah masih dominannya penggunaan perspektif patologis dalam riset-riset disabilitas di Indonesia, termasuk studi-studi yang dilakukan di ranah psikologi. Artikel ini disusun berdasar tinjauan literatur atas referensi-referensi utama tentang paradigma transformatif yang ditulis oleh Donna M. Mertens. Berpijak pada tinjauan literatur tersebut, artikel ini berargumen bahwa paradigma transformatif dapat mencegah terjadinya patologisasi dalam riset-riset disabilitas karena paradigma ini menawarkan orientasi axiologis, ontologis, epistemologis dan metodologis yang lebih adil dan kritis dalam melihat persoalan disabilitas
Keterikatan Kerja: Sebuah Reviu Konseptual
Artikel ini menjelaskan lima model konsepsi teoretis mengenai keterikatan kerja: job characteristic model (JCM), personal engagement model (PEM), work-life model (WLM), job demands-resources (JD-R), dan organizational engagement model (OEM). Tujuan dari artikel ini adalah mengajukan definisi yang lebih padat tentang keterikatan kerja melalui sintesa terhadap lima model ini untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif. Hasil analisis menunjukkan bahwa dinamika keterikatan kerja dipandang dari sisi anteseden (pendorong), kondisi psikologis, dan dampak (konsekuen). Kami mengajukan definisi konseptual keterikatan kerja sebagai "dorongan, niat, dan evaluasi yang positif pada pekerjaan untuk menghasilkan kondisi mental yang sehat." Tipikal keterikatan seseorang terhadap pekerjaannya dapat dimengerti secara lebih lengkap dengan mempertimbangkan dimensi dan lingkup keterikatan kerja sebagai konstruk yang multidimensi. Keterikatan psikologis terdiri atas dimensi: kognitif, emosi, fisik, perilaku, dan sosial. Konteks dan lingkup keterikatan dapat terjadi pada level tugas, pekerjaan, tim, unit, organisasi, dan/atau pembelajaran (peningkatan diri). Diantara lima model yang disintesakan, tulisan ini berkontribusi pada kelugasan definisi keterikatan kerja dan perhatian pada dimensi sosial, serta tambahan lingkup pembelajaran (peningkatan diri)
Sabda Pandita Ratu: Queen Bee dan Ostrasisme dari Perspektif Perempuan Pekerja
Kajian teoretis ini diarahkan untuk menelisik sebagian episode kehidupan antar perempuan dalam dunia kerja: “ratu lebah” (queen bee) dan ostrasisme dari perspektif pekerja perempuan (worker bee). Pembahasan diawali dengan perubahan eksistensi perempuan di tempat kerja dalam hierarki organisasi yang dominan laki-laki, yang berpotensi memunculkan ratu lebah yaitu senioritas pekerja perempuan terhadap junior sesama perempuan. Pembahasan berlanjut dengan ostrasisme oleh pemimpin yang diduga merupakan salah satu manifestasi unik dari ratu lebah. Telaah ditutup dengan rekomendasi untuk prevensi dan intervensi ostrasisme oleh ratu lebah. Dinamika kompetisi intragender perlu dipetakan sebelum berdampak negatif terhadap keputusan karir pekerja perempuan maupun kinerja organisasi
Differences in Organizational Behavior amongst Startup and Established Company: A Literature Review
Two business models differ significantly between an established company and a startup in the industrial world. There are notable distinctions between the two business models in several areas that, upon closer examination, can offer entrepreneurs, practitioners, researchers, and the government guidance in devising the most appropriate business model approach. The subsequent goal of this research is to conduct a more thorough analysis of the organizational behavior variations between startups and larger businesses. Because numerous research sources have been completed but have yet to be more thoroughly consolidated, this study uses a literature review approach to address the research issues posed. This approach is also capable of identifying variations from the given context. According to the study, established businesses and startups differ in three ways. The study's findings, to be more precise, revealed variations in the two business models' definitions and life cycles. Second, the social relations system and structure derived from these two company models differ. Finally, these two categories of businesses must deal with varying degrees of uncertainty in the workplace. This research suggests that by examining the distinctions between large and small companies which are just starting, business actors can benefit from this research and use it as a guide to improve organizational performance
Teori Perkembangan Tahap Hubungan Romantis Sebagai Acuan Orang Tua Mendampingi Remaja Berpacaran
Jika remaja memilih berpacaran apa yang sebaiknya dilakukan orang tua supaya perilaku berpacaran remaja tetap sehat dan aman? Teori perkembangan tahap hubungan romantis remaja dari Connolly et al. melihat perilaku pacaran remaja dari perspektif perkembangan yang positif dan pentingnya peran orang tua untuk membimbing remaja yang berpacaran. Apakah teori ini bisa diimplementasikan bagi orang tua di Indonesia? Sejauh ini, masih sedikit pembahasan mengenai bagaimana pendampingan orang tua Indonesia terhadap remaja yang berpacaran ditinjau dari teori perkembangan hubungan romantis. Artikel ini mengkaji teori perkembangan tahap hubungan romantis remaja dari Connolly et al. berdasarkan isi teori, pandangan di Indonesia mengenai pacaran dan bagaimana implementasi teori perkembangan tahap hubungan romantis remaja ini sebagai acuan bagi orang tua di Indonesia untuk mendampingi remaja yang berpacaran
Pengukuran Aktivitas Elektrodermal untuk Penelitian Psikologi
Aktivitas Elektrodermal (EDA), atau yang kerap pula disebut sebagai Galvanic Skin Response (GSR) merujuk pada pengukuran aktivitas elektris pada permukaan kulit. Sensor EDA mengukur properti kelistrikan pada kulit sebagai indikator banyaknya keringat pada kulit. Kadar keringat tersebut dapat mencerminkan aktivitas saraf simpatetik yang muncul dalam berbagai kondisi seperti stres, gugahan emosi, hingga beban kognitif. Karena sifatnya yang portabel, noninvasif, dan memberikan pengukuran yang objektif, EDA telah banyak digunakan dalam penelitian psikologi untuk menyelidiki proses-proses mental terkait dalam berbagai konteks. Artikel ini memberikan pengenalan mengenai pengukuran EDA yang terdiri atas dasar asumsi pengukuran, teknis pengukuran, kuantifikasi dan analisis data hingga contoh parameter konstruk psikologis yang dapat diteliti dengan metode EDA
Psikologi Kebangsaan di Indonesia : Sebuah Kajian Literatur Komprehensif dan Agenda Penelitian
Tujuan dari artikel ini adalah memberikan gambaran tentang perkembangan riset dan publikasi mengenai psikologi kebangsaan di Indonesia. Materi penelitian diambil dari berbagai publikasi ilmiah yang membahas topik tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa publikasi tentang psikologi kebangsaan mulai muncul pada awal 1990-an, meningkat pada awal milenium kedua, dan berkembang pesat selama satu dekade terakhir. Beberapa topik yang dominan diteliti meliputi nasionalisme, identitas nasional, multikulturalisme, ke-Pancasila-an, dan pengembangan alat ukur psikologis. Beberapa peneliti secara konsisten meneliti topik spesifik tentang psikologi kebangsaan, tetapi sejauh ini, belum banyak peneliti bekerja sama dengan peneliti dari bidang ilmu lain. Untuk mengembangkan penelitian ini, diperlukan upaya untuk memperluas jangkauan topik yang diteliti dan menggunakan metode penelitian yang lebih inovatif. Selain itu, penting untuk melakukan penelitian lintas disiplin keilmuan