Jurnal Agro
Not a member yet
    204 research outputs found

    Biologi, infestasi dan musih alami Spodoptera frugiperda (J.E.Smith) pada pertanaman jagung di Kabupaten Banggai

    Get PDF
    Spodoptera frugiperda has a high potential to cause crop failure in corn plantations. However, information on this pest attack is still very limited in Central Sulawesi and there have been no reports of this pest attack in Banggai Regency. The purpose of this study was to analyze the biology, infestation and natural enemies of S. frugiperda in Banggai Regency. This study was conducted in corn plantations owned by the community in Boras village, Sepe village and Dolom village. Observation of the biology of S. frugiperda was done by calculating the time needed at each stage. Observation of infestation was done by observing sample plants that were attacked and observing natural enemies in the form of parasitoids by taking samples of eggs and larvae then observing the parasitoids that appeared, in observing predators by using pitfall traps to trap insects on the ground which were then identified and in observing entomopathogenic fungi by taking samples of infected S. frugiperda larvae in the field and then identifying them. The results showed that the life cycle of S. frugiperda lasts approximately 45 days. The infestation of S. frugiperda is considered very high with an average infestation in the last observation in Boras Village of 84%, Sepe Village of 76% and Dolom Village of 88%. 5 types of natural enemies were found, namely 1 type of egg parasitoid (Telenomus sp.), 1 type of larval parasitoid (Megaselia sp.), 2 types of predators (Lycosa sp. and Forficula sp.), and 1 type of entomopathogenic fungus (Metarhizium sp.). ABSTRAK Spodoptera frugiperda sangat berpotensi menimbulkan gagal panen pada pertanaman jagung. Akan tetapi, informasi mengenai serangan hama ini masih sangat sedikit di Sulawesi Tengah dan belum ada laporan mengenai serangan hama tersebut di Kabupaten Banggai. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis biologi, infestasi dan musuh alami S. frugiperda di Kabupaten Banggai. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman jagung milik masyarakat di Desa Boras, Desa Sepe dan Desa Dolom. Pengamatan biologi S. frugiperda yaitu dengan menghitung waktu yang dibutuhkan pada setiap stadianya. Pengamatan infestasi dilakukan dengan cara mengamati tanaman sampel yang terserang dan pengamatan musuh alami berupa parasitoid yaitu dengan mengambil sampel telur dan larva kemudian diamati parasitoid yang muncul, pada pengamatan predator yaitu dengan menggunakan pitfall-trap untuk memerangkap serangga permukaan tanah yang kemudian diidentifikasi dan pada pengamatan cendawan entomopatogen yaitu dengan mengambil sampel larva S. frugiperda yang terinfeksi di lapangan kemudian diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus hidup S. frugiperda berlangsung kurang lebih selama 45 hari. Infestasi S. frugiperda tegolong sangat tinggi dengan rata-rata infestasinya pada pengamatan terakhir yaitu di Desa Boras sebesar 84%, Desa Sepe sebesar 76% dan Desa Dolom sebesa 88%. Ditemukan 5 jenis musuh alami yaitu 1 jenis parasitoid telur (Telenomus sp.), 1 jenis parasitoid larva (Megaselia sp.), 2 jenis predator (Lycosa sp. dan Forficula sp.), dan 1 jenis cendawan entomopatogen (Metarhizium sp.)

    Kolonisasi mikoriza Claroideoglomus etunicatum dalam menurunkan penyakit busuk akar Rhizoctonia solani pada kacang hijau

    Get PDF
    Mung bean (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) is widely cultivated in Indonesia, but root rot disease caused by Rhizoctonia solani can decrease production. Arbuscular mycorrhiza can be an alternative biocontrol to control root rot. This research aimed to determine the character of R. solani, analyze the growth of mung bean infected by R. solani inoculated with mycorrhizal fungi Claroideoglomus etunicatum, and determine the severity suppression of root rot disease in mung bean inoculated with mycorrhizal fungi C. etunicatum. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with six treatments and four replications including control (without inoculation), R. solani, 120 spores of C. etunicatum, 180 spores of C. etunicatum, 120 spores of C. etunicatum + R. solani, and 180 spores of C. etunicatum + R. solani. This research showed that R. solani had white to brown colonies, cottony, septate hyphae with 90° branching, hyphae width 5.45 – 9.79 μm, multinucleate, slow growth with an abundant-aerial pattern. Inoculation of C. etunicatum on mung bean infected by R. solani had a significant effect on increasing shoot fresh weight, shoot dry weight, and pod length and C. etunicatum reduced the intensity of R. solani disease by 44.44 – 55.46% and reduced the infection of R. solani in mung bean root by 38.10 – 52.38%. In conclusion, C. etunicatum was able to suppress the severity of rot root disease caused by R. solani on mung bean. ABSTRAK Kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) banyak dibudidayakan di Indonesia, tetapi penyakit busuk akar akibat Rhizoctonia solani menyebabkan penurunan jumlah produksi. Mikoriza arbuskular dapat menjadi alternatif biokontrol untuk mengendalikan busuk akar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter jamur R. solani, menganalisis pertumbuhan kacang hijau terinfeksi R. solani yang diinokulasi jamur mikoriza Claroideoglomus etunicatum, serta mengetahui penekanan keparahan penyakit busuk akar pada kacang hijau yang diinokulasi jamur mikoriza C. etunicatum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan, yaitu kontrol (tanpa inokulasi), R. solani, 120 spora C. etunicatum, 180 spora C. etunicatum, 120 spora C. etunicatum + R. solani, dan 180 spora C. etunicatum + R. solani. Penelitian ini menunjukkan bahwa R. solani memiliki koloni putih hingga coklat, cottony, hifa bersekat dengan percabangan 90°, lebar hifa 5,45 – 9,79 μm, multinukleat, pertumbuhan slow dengan pola abundant-aerial. Inokulasi C. etunicatum pada kacang hijau terinfeksi R. solani berpengaruh nyata terhadap peningkatan berat basah tajuk, berat kering tajuk, dan panjang polong serta C. etunicatum menurunkan intensitas penyakit R.solani sebesar 44,44% – 55,56% dan menurunkan infeksi R. solani pada akar kacang hijau sebesar 38,10% – 52,38%. Kesimpulan penelitian ini, C. etunicatum mampu menekan keparahan penyakit busuk akar oleh R. solani pada kacang hijau

    Pengaruh herbisida bahan aktif glifosfat dan parakuat terhadap gulma dan hasil tanaman kacang hijau

    Get PDF
    Weed kontrol using herbicides is more efficient and effective. A combination of contact and systemic toxic active ingredients will be more effective in controlling weeds. This research aimed to determine the effectiveness of the combination of active ingredients (paraquat and glyphosate) to control weeds. This research used a Randomized Block Design with non-factorial patern, seven treatments, and was repeated four times. The treatments P1: control without weeding; P2: manual weeding; P3: paraquate 600 g ha-1+ glyphosate 0 g ha-1; P4: Paraquat 450 g ha-1+ glyphosate 360 g ha-1; P5: paraquate 300 g ha-1 + glyphosate 720 g ha-1. The variables observed Summed Domonace Ratio, weeds biomassa, community coeficient, soil bacteria population, and green bean yield. Data were analyzed using ANOVA, and if significantly different, continued with DMRT 5%. The research results showed that the application of a combination of herbicides was able to suppress weed growth in green bean plantings. The herbicide with active ingredient of paraquat 600 g ha-1 was able to suppress weed growth at the beginning of the growth of green bean plants and was able to support the growth and yield components of green bean plants with the highest yield reaching 1258.43 kg ha-1. Parakuat 600 g ha-1 can be used to control weeds. Pengendalian gulma menggunakan herbisida lebih efisien dan efektif. Kombinasi bahan aktif racun kontak dan sistemik akan lebih efektif dalam mengendlaikan gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kombinasi bahan aktif (parakuat dan glifosat) serta mengetahui dosis yang tepat untuk mengendalikan gulma dan pengaruhnya terhadap hasil tanaman kacang hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial, tujuh perlakuan, dan diulang empat kali. Perlakuan P1: kontrol tanpa penyiangan; P2: penyiangan manual; P3: parakuat 600 g ha-1+ glifosfat 0 g ha-1; P4: Parakuat 450 g ha-1+ glifosat 360 g ha- 1; P5: parakuat 300 g ha-1 + glifosfat 720 g ha-1. Variabel yang diamati antara lain summed dominace ratio, community coeficient, bobot kering gulma, kepadatan populasi bakteri tanah, dan hasil kacang hijau. Data dianalisis menggunakan ANOVA, dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi herbisida mampu menekan pertumbuhan gulma pada pertanaman kacang hijau. Herbisida dengan kandungan bahan aktif parakuat 600 g ha-1 mampu menekan pertumbuhan gulma pada awal pertumbuhan tanaman kacang hijau dan mampu mendukung komponen pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau dengan hasil tertinggi mencapai 1258,43 kg ha-1. Parakuat 600 g ha-1 dapat digunakan untuk mengendalikan gulma

    Estimasi Daya Gabung Galur Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Pada Karakter Kegenjahan Dan Hasil Dengan Menggunakan Genotipe+Genotipe x Environment (GGE) Biplot

    Get PDF
    Sweet corn is an important commodity in Indonesia, but its productivity is low due to the use of seeds that have undergone genetic degradation. This research aims to estimate general combining ability (GCA) and spesific combining Ability (SCA) on maturity characteristics and sweet corn yield. The research was conducted in Cikajang Village, Garut Regency, from April to July 2023, using a randomized block design with 40 treatments repeated three times. Analysis was carried out using the Genotype + Genotype x Environment (GGE) Biplot method. The variance results showed a significant effect of line, tester, and line x tester interactions on male flowering age, female flowering age, harvest age, and yield. From the GGE Biplot analysis, the "mean vs stability" pattern identified GCA, with 9 lines having good GCA at male flowering age, 14 at female flowering age, 7 at harvest age, and 10 at yield. The "Which Won Where/What" pattern identified SCA, where the 3 best line x tester combinations were found at male flowering age, 2 at female flowering age, 3 at harvest age, and 4 at yield. The use of GGE Biplot makes it easier to estimate combining ability, so that lines with good GCA are recommended as parents, and hybrids with the best SCA are recommended as superior cultivars that produce earliness and high yields. ABSTRAK Jagung manis merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia, namun produktivitasnya rendah karena penggunaan benih yang mengalami degradasi genetik. Penelitian ini bertujuan mengestimasi daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) pada karakter kegenjahan dan hasil jagung manis. Penelitian dilakukan di Desa Cikajang, Kabupaten Garut, dari April hingga Juli 2023, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 40 perlakuan yang diulang tiga kali. Analisis dilakukan menggunakan metode Genotipe + Genotipe x Lingkungan (GGE) Biplot. Hasil varians menunjukkan pengaruh signifikan dari line, tester, serta interaksi line x tester terhadap umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, dan hasil. Dari analisis GGE Biplot, pola "mean vs stability" mengidentifikasi DGU, dengan 9 galur memiliki DGU baik pada umur berbunga jantan, 14 pada umur berbunga betina, 7 pada umur panen, dan 10 pada hasil. Pola "Which Won Where/What" mengidentifikasi DGK, di mana 3 kombinasi line x tester terbaik ditemukan pada umur berbunga jantan, 2 pada umur berbunga betina, 3 pada umur panen, dan 4 pada hasil. Penggunaan GGE Biplot mempermudah estimasi daya gabung, sehingga galur dengan DGU baik direkomendasikan sebagai tetua, dan hibrida dengan DGK terbaik direkomendasikan sebagai kultivar unggul yang menghasilkan umur genjah dan hasil tinggi

    Front Cover and Preface Jurnal Agro 11 (1)

    No full text

    Respons pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merril) akibat cekaman kekeringan dan pemberian konsentrasi asam salisilat

    Get PDF
    Drought on agricultural land disrupts the growth and production of soybean plants, application of salicylic acid is thought to be able to suppress water stress. This research aimed to examine the growth and production of soybean plants due to drought stress and the application of salicylic acid. The research design used was 3 x 3 Factorial Complete Randomized Design, three repetitions, so there were 27 experimental units. The first factor was drought stress 80% field capacity, 60% field capacity, and 40% field capacity. The second factor was concentration of salicylic acid 0 mM (control), 0,5 mM, and 1 mM. Parameters observed were number of leaves, leave area, fresh weight of biomass, dry weight of biomass, fresh weight of root, dry weight of root, fresh weight of pod, and dry weight of pod. The results showed that 40% field capacity reduced all parameters observed, while the application of salicylic acid up to 1 mM was not able to increase the fresh weight of pods under conditions of 40% and 60% field capacity. The use of salicylic acid with a concentration of up to 1 mM in severe drought conditions has not been able to reduce the impact of drought stress and maintain the stability of soybean yields. Kekeringan pada lahan pertanian menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Aplikasi asam salisilat diduga mampu membantu menekan stress air. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai akibat cekaman kekeringan dan pemberian asam salisilat pada berbagai konsentrasi. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3 x 3, tiga kali ulangan dengan 27 unit percobaan. Faktor pertama cekaman kekeringan berdasarkan Kapasitas Lapang (KL), dengan tiga taraf yaitu 80% Kapasitas Lapang (KL), 60% Kapasitas Lapang (KL), dan 40% Kapasitas Lapang (KL). Faktor kedua konsentrasi asam salisilat, dengan tiga taraf yaitu 0 mM, 0,5 mM, dan 1 mM. Parameter yang diamati jumlah daun (helai), luas daun (cm2), bobot segar biomassa (g), bobot kering biomassa (g), bobot segar akar (g), bobot kering akar (g), bobot segar polong (g), dan bobot kering polong (g). Hasil penelitian menunjukan 40% KL menurunkan semua parameter yang diamati, sedangkan aplikasi asam salisilat hingga 1 mM belum mampu meningkatkan bobot segar polong pada kondisi 40% dan 60% KL. Pemanfaatan asam salisilat dengan konsentrasi hingga 1 mM pada kondisi cekaman kekeringan berat belum mampu menekan dampak stres air dan menjaga stabilitas hasil kedelai

    Respons jagung manis sebagai tanaman sela kelapa sawit belum menghasilkan terhadap pupuk kandang ayam

    Get PDF
    Sweet corn is a horticultural commodity that considerably has the development potential between immature oil palms (2 years). The experiment aimed to determine the response of sweet corn’s variety as an intercrop in immature oil palms to various doses of chicken manure. The research was conducted in Muhajirin Village, Muaro Jambi Regency in February-April 2023. The experiment was arranged in a factorial pattern group randomized design repeated three times. The first factor was sweet corn varieties consisting of "Perkasa", "Exotic" and "Bonanza", the second factor was the dosage of chicken manure namely 0 t ha-1, 10 t ha-1, 20 t ha-1, 30 t ha-1, and 40 t ha-1. The observation variables were plant height, number of leaves, leaf area,cob length, cob diameter, cob weight, and sweetness level. Variance’s data were analyzed followed by LSD test at 5% level. The optimum dose was obtained by regression analysis. The results showed differences in the sweetness level of corn varieties “Exotic†and “Bonanza†to chicken manure. Chicken manure independently affected all variables except cob diameter. The optimum dose of chicken manure has not been detected due to the variety of responses to the dose of chicken manure still showed a linear trend. Jagung manis merupakan komoditas hortikultura dengan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di sela tanaman kelapa sawit TBM 2. Percobaan bertujuan mengetahui respons varietas jagung manis sebagai tanaman sela pada kelapa sawit TBM 2 terhadap pupuk kandang ayam. Penelitian telah dilakukan di Desa Muhajirin, Kabupaten Muaro Jambi pada Februari-April 2023. Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial yang diulang tiga kali. Faktor Pertama adalah varietas jagung manis yaitu “Perkasaâ€, “Exotic†dan “Bonanzaâ€. Faktor kedua adalah lima taraf dosis pupuk kandang ayam yaitu 0 t ha-1, 10 t ha-1, 20 t ha-1, 30 t ha-1, dan 40 t ha-1. Variabel pengamatan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, dan tingkat kemanisan. Data dianalisis dengan analisis varians yang dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Dosis optimum diperoleh menggunakan analisis regresi. Hasil memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan respons varietas jagung terhadap pupuk kandang pada variabel tingkat kemanisan. Pupuk kandang hanya berpengaruh terhadap tingkat kemanisan pada “Exotic†dan “Bonanzaâ€. Pupuk kandang secara mandiri berpengaruh pada semua variabel kecuali diameter tongkol. Dosis terbaik pada penelitian ini adalah 40 t ha-1. Sedangkan, dosis optimum pupuk kandang ayam belum terdeteksi pada penelitian ini disebabkan respons varietas masih memperlihatkan trend linier

    Produksi tanaman kopi liberika hasil penyambungan intra- dan inter- spesifik pada aplikasi mikoriza dan pupuk anorganik di lahan gambut

    Get PDF
    Increasing the production of Liberica coffee plants in peatlands can be achieved by applying mycorrhiza and using superior plants resulting from intra- and inter-specific grafting. This research aimed to determine the interactions between intra- and inter-specific grafted Liberica coffee plant with combination of mycorrhiza and inorganic fertilizers in peatlands. The experiment was conducted for 6 months on 2-year-old coffee plants used a Split-Plot Design with two treatment factors. The first factor (main plot) consisted of two levels, namely the Liberica coffee plant grafted with Liberica coffee (intra-specific) and Liberica coffee plants grafted with Robusta coffee (inter-specific). The second factor (sub-plot) was the treatment combination of mycorrhiza (Glomus sp-1a and Glomus sp-3c isolate) and inorganic fertilizer, which consisted of six levels: without mycorrhiza + 100% inorganic fertilizer, mycorrhiza + without inorganic fertilizer, mycorrhiza + 25% inorganic fertilizer, mycorrhiza + 50% inorganic fertilizer, mycorrhiza + 75% inorganic fertilizer, and mycorrhiza + 100% inorganic fertilizer according to recommendations. The results showed that there was an interaction between grafted Liberika coffee plants and a combination of mycorrhiza and inorganic fertilizers on the production of Liberika coffee plants. Combining mycorrhiza and 50% inorganic fertilizer was the best combination for producing intra- and inter-specific grafted of Liberica coffee plant in peat land. Peningkatan produksi tanaman kopi Liberika di lahan gambut dapat dilakukan melalui aplikasi mikoriza dan penggunaan tanaman unggul hasil sambung intra- dan inter- spesifik. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan interaksi antara tanaman kopi liberika hasil sambung intra- dan inter- spesifik dengan kombinasi mikoriza dan pupuk anorganik di lahan gambut. Percobaan dilakukan selama 6 bulan pada tanaman kopi berumur 2 tahun menggunakan Rancangan Petak Terbagi faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu faktor pertama (petak utama), perlakuan jenis tanaman kopi hasil penyambungan terdiri dari dua taraf, yaitu tanaman kopi Liberika hasil penyambungan dengan kopi Liberika (intra-spesifik) dan tanaman kopi Liberika hasil penyambungan dengan kopi Robusta (inter-spesifik). Faktor kedua (anak petak) adalah perlakuan kombinasi mikoriza (isolat Glomus sp-1a dan Glomus sp-3c) dan pupuk an-organik yang terdiri atas enam taraf yaitu tanpa mikoriza + 100% pupuk an-organik, mikoriza + tanpa pupuk an-organik, mikoriza + 25% pupuk an-organik, mikoriza + 50% pupuk an-organik, mikoriza + 75% pupuk an-organik serta mikoriza + 100% pupuk an-organik sesuai rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara jenis tanaman kopi Liberika hasil sambung dengan kombinasi mikoriza dan pupuk anorganik terhadap produksi tanaman kopi Liberika. Kombinasi mikoriza dan 50% pupuk anorganik merupakan kombinasi terbaik untuk produksi tanaman kopi Liberika hasil sambung intra- dan inter-spesifik di lahan gambut

    Role of bokashi fertilizer in increasing growth and yield components of groundnut on marginal dry land in southeast Sulawesi

    Get PDF
    The low growth and production of groundnuts in Southeast Sulawesi are caused by land dominated by marginal dry land and low soil fertility. One of the efforts to overcome these problems is converting secondary vegetation into bokashi fertilizer, effectively improving soil's physical, chemical, and biological properties on marginal land. This study aims to determine the effect of bokashi fertilizer on the growth and yield of several ecotypes of groundnut plants on marginal dry land in South Konawe. This research was conducted in Baito-South Konawe. Laboratory analysis was conducted at the Agrotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, Halu Oleo University, Kendari. The design used a randomized block design with a factorial pattern of two factors, the first factor was groundnut ecotype, and the second factor was bokashi fertilizer. Parameters observed were relative growth rate, leaf area index, net assimilation rate, productive branches, number of young pods, seed weight per plant, the weight of 100 seeds, and plant production. The results showed that there was an interaction effect between the local groundnut ecotype Muna and bokashi fertilizer on the relative growth rate, leaf area index, net assimilation rate at 56 DAP, productive branches, number of young pods, seed weight per plant, the weight of 100 seeds and production. The application of bokashi fertilizer 15 t ha-1 showed the best response of groundnut plants to the ecotypes of Wadaga, Parigi, and Lasehao. Rendahnya pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh lahan yang didominasi lahan kering marginal dengan kesuburan tanah yang rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pemanfaatan limbah pertanian menjadi pupuk bokashi yang efektif memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pupuk bokashi terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa ekotipe tanaman kacang tanah pada lahan kering marginal. Penelitian lapangan dilaksanakan di Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Universitas Halu Oleo, Kendari. Desain penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor yaitu pertama faktor ekotipe kacang tanah dan kedua faktor dosis pupuk bokashi. Parameter yang diamati yaitu laju tumbuh relatif, indeks luas daun, laju asimilasi bersih, cabang produktif, jumlah polong muda, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara ekotipe kacang tanah lokal Muna dan pupuk bokashi dalam mempengaruhi laju tumbuh relatif, indeks luas daun, laju asimilasi bersih pada umur 56 HST, cabang produktif, jumlah polong muda, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji. Pemberian pupuk bokashi 15 t ha-1 menunjukkan respon tanaman kacang tanah terbaik pada ekotipe Wadaga, Parigi dan Lasehao

    The influence of ameliorant, nutrient solution and bioferilizer on soil P, plant P uptake, and yield of red chili.

    Get PDF
    The productivity and quality of red chili are greatly influenced by soil conditions and the availability of nutrients. Nutrients play a critical role in the growth and development of red chili plants. This experiment aimed to determine the combination of ameliorant, nutrient solution, and biofertilizer on the population of phosphate-solubilizing bacteria (PSB), available P, P-uptake, and red chili production in Inceptisols. The experiment was conducted at the experimental field of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The experiment used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with seven treatments and four replications, consisting of control, NPK, and nutrient solution (NS) with doses of 0, 6, and 12 kg ha-1 biofertilizers. The dosage used in a single application was 15 g plant-1 of NPK fertilizer and 300 mL plant-1 of nutrient solution. The base fertilizer consisted of manure in the control treatment and an ameliorant in other treatments at a dose of 4 t ha-1. The results showed that the combination of ameliorant + NPK + 6 kg ha-1 biofertilizer increased PSB population (4.93 x 106 CFU mL-1), available P (15.4 ppm), and P-uptake (0.74 g plant-1). Meanwhile, the combination of ameliorant + nutrient solution + 6 kg ha-1 biofertilizer increased fruit diameter (15 mm), and length of red chili (17.3 cm). Correlation analysis indicated positive correlation between red chili production with stem diameter and fruit length, but a negative correlation with P-uptake. Regression analysis indicated that stem diameter and PSB population had the most dominant effect on red chili yield. Produktivitas dan kualitas cabai merah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah dan ketersediaan unsur hara. Unsur hara memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai merah. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi amelioran, larutan hara dan biofertilizer terhadap populasi bakteri pelarut fosfat (BPF), P tersedia, serapan P, dan produksi cabai merah pada tanah Inceptisols. Percobaan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tujuh perlakuan dan empat kali ulangan, terdiri dari: kontrol, NPK dan Larutan Hara dengan dosis 0, 6, dan 12 kg ha-1 pupuk hayati. Dosis yang digunakan dalam satu kali aplikasi adalah pupuk NPK 15 g tanaman-1 dan larutan hara 300 mL tanaman-1. Pupuk dasar berupa pupuk kandang pada perlakuan kontrol dan amelioran pada perlakuan lain dengan dosis 4 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi amelioran + NPK + 6 kg ha-1 pupuk hayati mampu meningkatkan populasi BPF (4,93 x 106 CFU mL-1), P tersedia (15,4 ppm), dan serapan P (0,74 g tanaman-1). Sementara itu, kombinasi amelioran + larutan hara + 6 kg ha-1 pupuk hayati mampu meningkatkan diameter buah (15 mm), dan panjang cabai merah (17,3 cm). Analisis korelasi menunjukkan korelasi positif antara produksi cabai merah dengan diameter batang dan panjang buah, tetapi korelasi negatif dengan serapan P. Analisis regresi menunjukkan bahwa diameter batang dan populasi BPF memiliki pengaruh paling dominan terhadap hasil cabai merah

    199

    full texts

    204

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Agro
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇