Jurnal Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Not a member yet
    12 research outputs found

    KAJIAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI RANTAI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI TPI PAITON DAN TPI MAYANGAN PROBOLINGGO

    Get PDF
    Rantai distribusi merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan suatu kegiatan penyaluran hasil tangkapan untuk mencapai konsumen. Jumlah rantai yang ada didalam suatu kegiatan distribusi juga mempengaruhi dari harga dan kualitas barang yang di distribusikan. Ikan yang merupakan barang mudah rusak, memerlukan perhatian khusus untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensinya dalam proses distribusinya. Khususnya distribusi ikan berasal dari Tempat Pelelangan Ikan Paiton dan Tempat Pelelangan Ikan Mayangan yang ada di Probolinggo. Ikan tongkol (Auxis thazard), ikan layang (Decapterus ruselli), dan ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang merupakan beberapa hasil tangkapan yang didaratkan di TPI Paiton dan TPI Mayangan serta merupakan ikan yang digemari oleh semua kalangan masyarakat harus bisa diketahui tingkat kualitas maupun harga yang ada dipasaran. Melalui penelusuran tingkat efektivitas dan efisien yang ada di rantai distribusi tiga ikan tersebut, diharapkan akan dapat mendeskripsikan, menentukan harga, serta dapat mengetahui tingkat efektivitas dan efisien rantai distribusi yang ada pada TPI Paiton dan TPI Mayangan Probolinggo. Penelitian menggunakan indaktor efektivitas dan efisien yang dimodifikasi efektivitas dan efisien organisasi dan kemudian disesuaikan untuk kegiatan distribusi ikan.   Kata Kunci: Rantai distribusi, efektivitas, efisien, tempat pelelangan ika

    PENGARUH PERBEDAAN UKURAN UTAMA (PRINCIPAL DIMENSION) PUKAT TARIK CANTRANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN BRONDONG-LAMONGAN

    Get PDF
    Semakin pesatnya perkembangan teknologi penangkapan serta adanya larangan penggunaan alat tangkap trawl, maka nelayan lamongan terutama di perairan Brondong banyak yang menggunakan pukat tarik cantrang. Demi mendapatkan hasil tangkapan yang banyak para nelayan memodifikasi ukuran utama pada pukat tarik cantrang yang mereka gunakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pada ukuran pukat tarik cantrang yang berbeda ukuran utama serta yang paling dominan sehingga hasil tangkapan bertambah. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu Desa Brondong dan Desa Kandangsemangkon. Analisis data yang digunakan ada dua yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Dari hasil analisis regresi sederhana dan berganda terdapat persamaan hasil yaitu bagian pukat tarik cantrang yang paling berpengaruh terhadap hasil tangkapan adalah penambahan panjang tali penarik, dalam regresi sederhana mempunyai pengaruh terhadap hasil tangkapan sebesar 0,396 kg jika ada penambahan 1 m pada panjang tali penarik. Pada regresi berganda jika panjang tali penarik ditambah 1 m maka hasil tangkapan akan meningkat sebesar 0,323 kg. Jadi, bagian yang paling dominan mempengaruhi hasil tangkapan adalah panjang tali penarik.   Kata Kunci: ukuran utama cantrang, pengaruh ukuran utama, hasil tangkapa

    ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI SUNGAI RENGAS KABUPATEN KUBU RAYA-KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    oai:ojs.pkp.sfu.ca:article/1Penelitian strategi pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) bertujuan untuk mengetahui faktor SWOT(kekuatan, kelemahan, peluang ancaman), skenario dan merumuskan strategi pengelolaan Pelabuhan Perikan Pantai Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya – Kalimatan Barat:  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan teknik pengambilan data: Primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi pasif, wawancara, partisipasi langsung dan studi pustaka. Matriks SWOT merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengidentisifikasi kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman. Setelah mengetahui hal tersebut pemimpin dapat menetukan sebuah arahan strategi suatu organisisasi. QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk menentukan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi yang bervariasi. Nilai IFAS (Internal Factors Strategic Summary) yang diperoleh variabel kekuatan (1,6088) lebih besar dari pada kelemahan (1,4204). EFAS (Eksternal Strategic Analysis Summary) variabel peluang (1,3256) lebih besar dari ancaman (1,0164).Hasil tersebut menempatkan PPP Sungai Rengas pada kuadran I dengan strategi SO (Streght-Opportunities). Berdasarkan perolehan total nilai yang dihasilkan setiap strategi melalui analisa QSPM didapatkan 5 strategi yang memiliki daya tarik untuk implementasikan, antara lain : (1) Meningkatakatkan produksi perikanan, (2) Segmentasi pasar, (3) Penertiban penjualan ikan PPP Sungai Rengas, (4) Pembangun usaha di lingkungan pelabuhan, (5) Peningkatan dan menstabilkan pasokan BBM. Kata Kunci : Strategi, IFAS, EFAS, SWOT, QSP

    PENGARUH PEMASANGAN RUMPON PADA MUSIM BARAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP PAYANG DI PERAIRAN TUBAN JAWA TIMUR

    Get PDF
    Nelayan payang di perairan Utara Tuban menggunakan rumpon sebagai alat bantu pengumpul ikan. Rumpon umumnya dipasang pada saat kondisi perairan tenang. Diduga dengan pemasangan rumpon pada saat cuaca buruk (musim barat) produktivitas rumpon akan berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung dan membandingkan produktivitas alat tangkap payang yang beroperasi di area rumpon yang dipasang saat musim barat dan menghitung produktivitas alat tangkap payang dilokasi rumpon yang berbeda. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Untuk menghitung dan membandingkan produktivitas alat tangkap payang yang beroperasi di daerah rumpon hasil pemasangan saat musim barat menggunakan rumus CPUE, sedangkan untuk menghitung produktivitas alat tangkap payang dilokasi rumpon yang berbeda menggunakan analisa One Way ANOVA. Perhitungan perbandingan produktivitas alat tangkap payang yang beroperasi di area rumpon yang dipasang saat musim barat menunjukkan peningkatan CPUE dalam jangka pendek(1-3 bulan setelah pemasangan), sedangkan 4-7 bulan berikutnya terjadi penurunan CPUE secara drastis. Produktivitas dilokasi rumpon yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Disarankan kepada nelayan payang untuk tidak memasang rumpon pada saat musim barat atau jika memasang rumpon saat musim barat perlu pengaturan lebih lanjut agar tidak terjadi eksploitasi berlebihan. Kata Kunci: pemasangan rumpon, musim barat, payang, perairan Tuba

    STRATEGI OPTIMALISASI TAMBAT LABUH DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) PONDOKDADAP KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

    Get PDF
    Penelitian tentang strategi optimalisasi tambat labuh di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap Kabupaten Malang dilakukan pada bulan februari 2012. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan fasilitas tambat labuh dan merumuskan pilihan strategi perencanaan pengembangan tambat labuh kapal perikanan di Pondokdadap. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik yang menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Analisa data dalam penelitiain ini menggunakan analisa SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas tambat labuh seperti dermaga bongkar memenuhi kebutuhan, sedangkan dermaga apung dan kolam labuh kurang memenuhi kebutuhan. Untuk itu diperlukan perbaikan dermaga apung dan penambahan luas kolam. Dari hasil analisa SWOT menunjukkan bahwa optimalisasi tambat labuh menggunakan strategi Strength-Opportunity (SO). Pada analisa QSPM didapatkan alternatif strategi yang diimplementasikan terlebih dahulu adalah institution development sebesar 6,854 dan dilanjutkan strategi dari environment policy sebesar 6,363. Kata Kunci : pelabuhan, tambat labuh, SWOT, QSP

    KOMPOSISI DAN TRUSS MORFOMETRI IKAN HASIL TANGKAPAN ALAT CANTRANG (MODIFIKASI DANISH SEINE) DI PERAIRAN BRONDONG, JAWA TIMUR

    Get PDF
    Cantrang, nama lokal Danish Seine di Jawa Timur, ialah kategori alat tangkap yang ditujukan untuk menangkap ikan-ikan demersal. Penelitian dilakukan di sekitar perairan Brondong dengan tujuan untuk mengetahui laju tangkap, komposisi hasil tangkap dan truss-morfometri dari beberapa spesies ikan hasil tangkap. Sampling dilakukan pada bulan September – Desember 2012 dengan berpartisipasi pada 16 operasi (setting) penangkapan yang dilakukan nelayan lokal. Laju tangkap (catch rate) bervariasi antara 63.5 – 72.6 Kg/Km2 sapuan dasar. Hasil tangkap tersusun atas 16 family dan 21 spesies, beberapa jenis belum bisa dikonfirmasi sampai pada tingkat spesies. Hasil tangkap didominasi oleh family Leiognathidae (53.4%), terutama dari spesies Leiognathus bindus (Valenciennes, 1835). Perbandingan (ratio) antara panjang standar (SL) dengan tinggi badan maksimum (MBD) bisa digunakan sebagai penciri untuk membedakan spesies yang berekarabat dekat, terutama ikan-ikan yang mempunyai dorsal tunggal.   Kata kunci: truss morfometri, cantrang, brondon

    EFEKTIFITAS PERATURAN TENTANG JALUR, PENEMPATAN ALAT DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI SUB WPP-NRI 573 PERAIRAN PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK

    Get PDF
    Penelitian Efektivitas Peraturan Tentang Jalur, Penempatan Alat Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Sub WPP-NRI 573 Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2012. Tujuan dari penelitian ini : (1) Menginventarisasi alat penangkapa, alat bantu penangkapan, dan kapal perikanan yang digunakan di perairan Prigi. (2) Mengidentifikasi penempatannya pada jalur penangkapan dan menentukan ketidaksesuaiannya dengan peraturan menteri nomor PER.02/MEN/2011. (3) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan PER.02/MEN/2011. (4) Mendapatkan informasi tentang solusi-solusi dari kendala yang ada. Dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, purse seine 96.8% tidak sesuai, pukat pantai 62.6% tidak sesuai, pancing tonda 100% sesuai, payang 75% tidak sesuai, Gill net 75% tidak sesuai, dan jaring klitik 90% tidak sesuai. Pada akhirnya menunjukan bahwa masih banyak kendala dalam penerapan PER.02/MEN/2011, sehingga masih belum efektive diterapkan di Prigi.   Kata kunci : Efektivitas peraturan, jalur penangkapan, perairan Prigi

    PENGARUH RASIO GAYA APUNG DAN GAYA TENGGELAM SURFACE GILL NET TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

    Get PDF
    Tampilan gill net di dalam perairan dipengaruhi oleh gaya internal dan gaya eksternal yang bekerja pada alat tangkap. Gaya-gaya tersebut diantaranya gaya berat, gaya apung dan gaya hidrodinamika. Bekerjanya gaya tersebut akan mempengaruhi tampilan gill net didalam air. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian tentang rasio gaya apung dan tenggelam terhadap surface gill net. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh perbedaan gaya apung dan gaya tengelam surface gil net terhadap hasil tangkapannya. Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dengan menggunakanan metode deskriptif, analisa data yang digunakan adalah analisa komparatif yaitu membandingkan antara hasil pengamatan dengan literature dan menggunakan Rancangana Acak Kelompok (RAK) dengan uji Anova. berdasarkan hasil penelitian, penentuan besar kecilnya gaya apung dan gaya tenggelam pada gill net bergantung pada sasaran hasil tangkapan. Gill net yang dioperasikan di permukaan harus memiliki total gaya apung yang lebih besar dari total gaya tenggelamnya. Ikan-ikan yang tertangkap kebanyakan dengan cara terbelit atau terpuntal. Anova yang diperoleh yaitu Fhitung ˂ Ftabel, maka H0 diterima yang artinya dengan adanya perbedaan gaya apung dan tenggelam pada surface gill net yang ada di Desa Kranji tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapannya. Analisis hasil dari uji anova tidak berbeda nyata dengan perbandingan gaya apung dan gaya tenggelam pada jaring insang permukaan, dikarenakan perbedaan ketegangan dan terbukanya tubuh jaring di perairan tidak begitu besar sehingga kemampuan untuk menangkap ikan baik secara terjerat atau terpuntal dari ketiga sampel tidak berbeda. Ikan dominan tertangkap diantaranya adalah ikan kembung (Restreliger kanagurta), ikan layang (Decapterus ruselli), ikan layur (Trichiulus savala) dan ikan gulamah (Pseudocienna amovescis).   Kata kunci : gill net, gaya apung, gaya tenggelam, hasil tangkapa

    PENGARUH PANJANG JARING, UKURAN KAPAL, PK MESIN DAN JUMLAH ABK TERHADAP PRODUKSI IKAN PADA ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PERAIRAN PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK – JAWA TIMUR

    Get PDF
    Skripsi yang berjudul Pengaruh Panjang Jaring, Ukuran Kapal, PK Mesin, dan Jumlah ABK Terhadap Produksi Ikan Pada Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur pada bulan Juli 2012 Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh panjang jaring, GT kapal, PK mesin dan jumlah ABK terhadap produksi ikan, dan mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi ikan. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan deskriptif dengan data primer sebagai dasar pengambilan data. Data yang telah didapat dianalisa dengan metode analisa regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Dari hasil regresi masing-masing faktor yaitu Panjang Jaring, Ukuran Kapal, PK Mesin dan Jumlah ABK terhadap Produksi Ikan di dapatkan nilai R2 = 0,92 untuk panjang jaring dengan penambahan hasil sebesar 3.811 kg  per kapal tiap 10 trip dengan persamaan y = 7, 306x, untuk jumlah ABK nilai R2=0,88 dengan penambahan hasil 3758 kg per kapal tiap 10 trip dengan persamaan y = 155x, untuk PK mesin nilai R2=0,912 penambahan hasil sebesar 3697 kg per kapal tiap 10 trip dengan persamaan y = 28,6x, sedangkan GT kapal mempunyai nilai R2= 0,912dan penambahan hasilnya 3750 kg per kapal tiap 10 trip dengan persamaan y = 118,9x. Dari hasil pengujian maka faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil produksi ikan adalah panjang jaring dengan hasil penambahan produksi ikan 3.811kg per kapal tiap 10 kali trip penangkapan.   Kata Kunci : panjang jaring, ukuran kapal, PK mesin, jumlah ABK,  produksi ikan, dan purse sein

    TINGKAH LAKU PEMIJAHAN, PEMBENIHAN, PEMBESARAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO

    Get PDF
    Ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi. Produksinya berasal dari penangkapan dan budidaya. Saat ini tidak banyak yang memahami tentang tingkah laku ikan kerapu tikus. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian tentang tingkah laku ikan kerapu tikus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkah laku ikan kerapu tikus secara keseluruhan yang meliputi pemijahan, pembenihan, dan pembesaran. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo dengan menggunakan metode deskriptif,  analisa data yang digunakan adalah analisa komparatif yaitu membandingkan antara hasil pengamatan dengan literatur. Berdasarkan hasil penelitian, ikan kerapu tikus merupakan ikan hermaprodit protogini yang mengalami perubahan kelamin dari betina ke jantan setelah betina berumur 2 tahun dengan berat 2,5 kg. Pemijahan ikan kerapu terjadi pada bulan gelap (antara tanggal 25-5) antara pukul 22.00-02.00 wib pada suhu perairan 29 oC dan jumlah perbandingan jantan dan betina 1:2.  Ikan kerapu yang hendak memijah menjadi lebih sensitif terhadap suara dan cahaya. Ikan kerapu betina perutnya terlihat buncit, warna tubuhnya cerah dan pergerakannya lambat. Ikan kerapu jantan pergerakannya lebih agresif daripada ikan kerapu betina. Ikan kerapu jantan akan bergerak mengikuti ikan kerapu betina dan berenang bersama. Telur yang dihasilkan berkisar 100.000 – 300.000. Masa inkubasi telur 18-20 jam dengan tingkat penetasan 80% dan survival rate 5 %. Larva kerapu tikus bersifat pelagis, pemberian pakan disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Pakan yang diberikan berupa minyak cumi pada D1-D14, zooplankton jenis artemia pada D15-D40, fitoplankton jenis rotifera pada D15-35, pelet pada D17 -D50 dan rebon pada D40-D50.  Faktor lingkungan yang dibutuhkan pada pengamatan larva yaitu : suhu 29 oC, pH 7 , salinitas 32 ppt , dan nilai amoniak < 0,01 ppm. Pembesaran ikan kerapu tikus di karamba jaring apung (KJA) dipelihara mulai ukuran 10 cm (D70) dengan masa pemeliharaan 15 bulan.  Pemberian pakan dilakukan satu kali sehari berupa ikan selar. Ikan kerapu tikus makan dengan menyergap pakannya sebelum pakannya menuju ke dasar. Lingkungan di karamba jaring apung mempunyai suhu  perairan 29-31 oC dan salinitas 33 ppt. Kata Kunci : tingkah laku ikan, kerapu tiku

    12

    full texts

    12

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇