Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Not a member yet
    294 research outputs found

    PENGARUH DOSIS PUPUK DAN VARIETAS PADI PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI PULAU BANGKA

    No full text
    The effect of fertilizer dosage and rice varieties on productivity of rice in the new open paddy fields in Bangka island. Agriculture is a main sector in economic development in supporting food security in the Province of Bangka Belitung Islands. Food production, especially rice in the Bangka Belitung Province, has only been able to meet 45% of the total demand for rice in this area and the rest still has to be supplied from other regions. Efforts to increase rice production, the government continues to open new paddy fields to increase rice production. In the last 5 years, the area of new open paddy fields is 16,993 ha, of which 9,416 ha (55.41%) are located in South Bangka Regency and the rest are scattered in other districts. This study aims to determine the effect of giving several doses of fertilizers and varieties on rice production in new open paddy fields. The study design used a randomized block design with 2 factors, namely: The first factor was a fertilizer dose with 3 levels of treatment: a) Dose of fertilizer based on Katam / PUTS; b) The dosage of fertilizer based on recommendations from research institutes / universities / R&D; and c) Fertilizer dosage based on laboratory soil analysis results. The second factor was rice varieties with 3 treatment levels: a) Inpari 30 (V1); b) Inpara 2 (V2); and c) Local varieties of Beams (V3). The results of the study showed that the fertilizer dose treatment based on the analysis of the chemical properties of the soil and the Inpara 2 variety showed the highest production yield (5.02 t/ha) compared to other treatments. The Inpara 2 variety which is more adaptive to newly opened paddy fields with fertilizer application based on the results of the chemical analysis is recommended to increase the production. Keywords: fertilizer dosage, variety, paddy, new open paddy fieldsABSTRAK  Pertanian menjadi sektor andalan pembangunan ekonomi dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Produksi pangan khususnya beras di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga saat ini baru dapat mencukupi 45% dari total kebutuhan beras di daerah ini dan sisanya masih harus disuplay dari daerah lainnya. Salah satu upaya pemerintah untuk terus meningkatkan produksi beras adalah dengan melakukan pembukaan sawah baru. Pada kurun waktu 5 tahun terakhir luas sawah bukaan baru seluas 16.993 ha, dimana luas lahan tersebut 9.416 ha (55,41%) terdapat di Kabupaten Bangka Selatan dan sisanya tersebar di Kabupaten lainnya. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk dan varietas  terhadap produksi padi pada lahan sawah bukaan baru di Pulau Bangka. Rancangan pengkajian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor yaitu: Faktor pertama berupa dosis pupuk dengan 3 taraf perlakuan: a) Dosis pupuk berdasarkan Katam/PUTS; b) Dosis pupuk berdasarkan rekomendasi dari lembaga penelitian/Universitas/Litbang; dan c) Dosis pupuk berdasarkan hasil analisis tanah laboratorium. Faktor kedua berupa varietas padi dengan 3 taraf perlakuan: a) Varietas Inpari 30 (V1); b) Varietas Inpara 2 (V2); dan c) Varietas lokal Balok (V3). Dari hasil pengkajian menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk berdasarkan hasil analisis sifat kimia tanah dan varietas Inpara 2 menunjukkan hasil produksi paling tinggi (5,02 t/ha) dibandingkan perlakuan lainnya.Varietas Inpara 2 yang lebih adaptif pada sawah bukaan baru dengan pemberian pupuk berdasarkan hasil analisis sifat kimia tanam direkomendasikan untuk peningkatan produksi. Kata kunci: dosis, varietas, padi, sawah bukaan baru

    PENGARUH APLIKASI TRICHODERMA SP TERHADAP HASIL DAN PENEKANAN PENYAKIT MOLER PADA TANAMAN BAWANG MERAH DI LAHAN KERING PADA MUSIM PENGHUJAN

    Get PDF
    Effect of the Trichoderma sp Application on Yield and Moler's Disease Suppression of Shallot On Dry Lands in the Rainy Season. The high intensity of disease attacks is one of the obstacles in shallot cultivation during the rainy season. Trichoderma sp is one of the biological agents used to control plant pathogenic microbes. This study aims to determine the effect of the application of Trichoderma sp in suppressing moler disease (Fusarium oxysporum) as well as the growth and yield of two high yielding shallot varieties on dry land in the rainy season (off season). The research was conducted in the rainy season from April to June 2018 on dry land in Pappolo Village, Tanete Riattang Sub District, Bone District - South Sulawesi. The research used a factorial randomized block design and it was repeated three times. The first factor was variety (V), namely V1 = Trisula and V2 = Bima Brebes. The second factor was the  dose of Trichoderma sp for disease control  (P), namely P1 = Trichoderma dose of 10 kg/ha, P2 = Trichoderma 20 kg/ha, P3 = Trichoderma 30kg/ha and P4 = chemical method. The results showed that the interaction between varieties and dose of Trichoderma sp for disease control had no significant effect on the growth, yield and the suppression of shallots moller disease in the rainy season. Bima Brebes variety showed  a tuber yield of 7 t/ha which was 38% higher and significantly different than the Trisula variety (4.34 t /ha). Application of Trichoderma sp at a dose of 10, 20, 30 kg /ha was able to suppress the development of Moler disease until the age of 25 days after planting. Keywords: shallot, varieties, Trichoderma, off season ABSTRAK Tingginya intensitas serangan penyakit menjadi salah satu kendala dalam budidaya bawang merah pada musim hujan. Trichoderma sp merupakan salah satu agen hayati yang digunakan untuk mengendalikan mikroba patogen tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Trichoderma sp dalam menekan penyakit moler (Fusarium oxysporum) dan hasil dua varietas unggul bawang merah pada lahan kering di pertanaman off season (musim penghujan). Penelitian dilaksanakan pada musim hujan Bulan April - Juni 2018 di lahan kering Kelurahan Pappolo, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone- Sulawesi Selatan. Penelitian menggunakan rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah varietas (V), yaitu V1= Trisula dan V2 = Bima Brebes. Faktor kedua adalah dosis Trichoderma sp untuk pengendalian penyakit (P), yaitu P1= Trichoderma dosis 10 kg/ha, P2 = Trichoderma 20 kg/ha, P3= Trichoderma 30kg/ha dan P4= sintetik (kimia) (sebagai kontrol). Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara varietas dan dosis Trichoderma sp untuk pengendalian penyakit tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil serta penekanan penyakit moler bawang merah pada musim penghujan. Varietas Bima Brebes menunjukkan hasil umbi yaitu 7 t/ha lebih tinggi 38% dan berbeda nyata dibandingkan varietas Trisula (4,34 t/ha). Aplikasi Trichoderma sp dosis 10, 20, 30 kg/ha dapat menekan perkembangan penyakit moler hingga umur 25 hari setelah tanam.Kata kunci: bawang merah, varietas, Trichoderma, musim penghuja

    PENGARUH BAHAN KEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH BEBERAPA VARIETAS WIJEN (Sesamum Indicum.L)

    Get PDF
    The Effect of Packaging Materials On The Quality of Sesame Seed Varieties (Sesamum Indicum .L) Sesame is a plant that has high nutritional value and has a good impact on those who consume it. The success of any program to develop a commodity needs to be supported by the existence of superior varieties and quality seeds because superior varieties have been recognized as applicable, cheap, safe, environmentally friendly technology, and have high compatibility when combined with other advanced technologies. The research objective was to determine the best interaction between varieties treatment and seed packaging techniques on the quality of sesame seeds. This study used a factorial completely randomized design (CRD) consisting of 2 (two) factors and was repeated 4 (four) times. The results of the analysis showed that the interactions occurred in the germination parameters (viability) and the percentage of disease parameters. The highest viability was found in the treatment of the Sumberejo 1 sesame variety with sack packaging, and the Sumberejo 4 sesame variety with the sack package, while the lowest viability was in the treatment of the Winas 1 sesame variety with cloth packaging. The parameters of seed disease attack with the highest value were 100% in the Sumbberejo 1 variety with plastic sack packaging, the Sumberejo 2 variety with plastic sack packaging, the Sumberejo 2 variety with cloth plastic packaging, the Sumberejo 3 variety with cloth packaging, Winas 1 variety with sack packaging, and the lowest with a percentage of 0.35% in the Sumberejo 4 variety with plastic cloth packaging. This study shows that the best treatment combination is the varieties of Sumberejo 1, Sumberejo 3, and Sumberejo 4 with sack packaging. The best combination of varieties and packaging against disease is the Sumberejo 4 variety with plastic cloth packaging.Keywords: packaging, sesame seed, storage, varietiesABSTRAK Wijen merupakan tanaman yang memiliki nilai gizi tinggi dan memiliki dampak baik bagi yang mengkonsumsi. Keberhasilan setiap program pengembangan suatu komoditas perlu ditunjang adanya varietas unggul dan benih bermutu, karena varietas unggul telah diakui sebagai teknologi yang aplikatif, murah, aman, ramah lingkungan dan memiliki kompatibilitas yang tinggi bila dipadukan dengan teknologi maju lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui interaksi terbaik perlakuan varietas dan teknik pengemasan benih terhadap kualitas benih tanaman wijen. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (RAL) yang terdiri dari 2 (dua) faktor dan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi terjadi pada paramater daya kecambah (viabilitas) dan paramater prosentase cendawan berpotensi patogen. Viabilitas tertinggi terdapat pada perlakuan varietas wijen Sumberejo 1 dengan kemasan karung, dan varietas wijen Sumberejo 4 dengan kemasan karung, sedangkan viabilitas terendah pada perlakuan varietas wijen Winas 1 dengan kemasan kain.  Parameter serangan penyakit benih dengan nilai tertinggi 100% pada varietas Sumbberejo 1 dengan kemasan plastik karung, varietas Sumberejo 2 dengan kemasan plastic karung, varietas Sumberejo 2 dengan kemasan plastic kain, varietas Sumberejo 3 dengan kemasan kain, varietas Winas 1 dengan kemasan karung, dan terendah dengan prosentase 0,35% pada varietas Sumberejo 4 dengan kemasan plastic kain.  Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik adalah varietas Sumberejo 1, Sumberejo 3, dan Sumberejo 4 dengan kemasan karung.  Kombinasi varietas dan kemasan terbaik terhadap serangan cendawan berpotensi sebagai patogen adalah varietas Sumberejo 4 dengan kemasan plastic kain. Kata Kunci: kemasan, penyimpanan, varietas, biji wije

    DINAMIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NON PERTANIAN PADA RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH

    Get PDF
     Dynamics and Factors Affecting Non-Farming Income in Rice Farmer Household in Sigi District, Central Sulawesi Province. Agricultural business households that control relatively small rice fields (0.19 hectares) in Central Sulawesi Province amounted to 35,009 farmer households. Meanwhile, the increasing demands for living necessities encourage farmers to diversify their sources of income by working in the non-agricultural sector. This study aimed to analyze the dynamics and factors that influence farmers' household incomes from non-agricultural work. The study was conducted in 2016 carried out in Sigi District, Central Sulawesi Province. The study site was selected purposively using two time points data (2008 and 2015). Data were analyzed descriptively and quantitatively (regression with the Ordinary Least Square single equation model. The results of the study showed that diversification of livelihoods in non farming was done more by male household members than women. Nonfarm jobs tended to reduce the allocation of outpoured work in agriculture. The contribution of income from non farming was greater than men compared to women household time allocation on nonfarm jobs increases total household income of farmers. Factors affecting household income were the allocation of male and female workloads on non-agricultural work, labor costs on work in rice farming, male and female education in the household.Keywords: non farming income, rice farmers, labors  Abstrak Rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan sawah relatif sempit (0,19 hektar) di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 35.009 rumah tangga petani, sementara tuntutan kebutuhan hidup semakin meningkat mendorong rumah tangga petani untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan dengan bekerja di sektor non pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga petani dari pekerjaan non pertanian. Penelitian dilakukan pada tahun 2016 yang dilaksanakan di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja (purposive), menggunakan data dua titik waktu (2008 dan 2015).  Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif (regresi dengan model persamaan tunggal Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi mata pencarian di non pertanian lebih banyak dilakukan oleh anggota rumah tangga pria dibandingkan wanita. Pekerjaan non pertanian cenderung menurunkan alokasi curahan kerja di pertanian. Konstribusi pendapatan dari non pertanian lebih besar berasal dari pria dibandingkan wanita. Alokasi waktu rumah tangga pada pekerjaan non pertanian meningkatkan total pendapatan rumah tangga petani. Faktor-faktor mempengaruhi pendapatan rumah tangga yaitu alokasi curahan kerja pria dan wanita pada pekerjaan non pertanian, upah tenaga kerja pada pekerjaan di usahatani padi, pendidikan pria, dan wanita dalam rumah tangga. Kata kunci: pendapatan non pertanian, petani padi, tenaga kerj

    KERAGAAN MORFOLOGI DAN HASIL VARIETAS UNGGUL BARU PADI DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DILAHAN SAWAH TADAH HUJAN KABUPATEN JEPARA

    Get PDF
    Morphology Performances and Yield of New Superior Rice Variety with Integrated Crop Management in Rainfedland Jepara District. One constraint for increasing rice production in rainfedland Jepara District is the availability of adaptive improved rice varieties with high yield. The purpose of this assessment are: (1) to analyze the morphological performance and yield potential of some new superior varieties in rainfedland Jepara District (2) to assess the level of main rice pest and diseases attack and the presence of natural pest’s enemies, and (3) to assess the responses and perceptions of farmers towards integrated crop management applications in rice production. The assessment was conducted in ranfedland Mayong Kidul Village, Mayong Sub-district, Jepara District by involving Lestari Farmer’s Group on the second planting season of 2015. The assessment also employed A Randomized Block Design with three replications and rice variety as treament: Inpari-30, Inpari-31, Inpari-10, Conde, mekongga and varietas Ciherang as the control variety.  The collected data of morphology and rice yield were analyzed using analysis of variance,  then the mean difference values between treatments was further tested using the least significant difference test at p = 0.05. The results showed that there were influences of rice varieties on plant height, number of tillers, pests and diseaces as well as yield and yield component of the five rice varieties. The Mekongga variety is the most suitable rice variety that could be used in rainfedland in order to improve rice productivity in rainfedland of Jepara District. This variety could produce dry rice grain up to 6.8 tons/ha, with 105.5 cm plant height, 14.1 productive tillers, 23.7 cm panicle length 566 and 176 number of filled and empty grains 5 panicles respectively, 4.5 pest and diceases attack level, and is able to increase grain yield up to 30.7% compared to that of control variety. Respondent farmers have a positive perception to the concept of integrated crop management with a value of 68.3%. The implication of these results is that the utilization of new superior rice varieties especially Mekongga have a high potential for improving rice productivity in rainfedland of Jepara District.  Keywords: New Superior Rice Varieties, rainfedland, ICM, Jepara ABSTRAK Keragaan Morfologi dan Hasil Varietas Unggul Baru Padi dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Kabupaten Jepara.  Salah satu kendala peningkatan produktivitas padi di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Jepara adalah ketersediaan varietas unggul yang adaptif dengan produktivitas tinggi. Tujuan pengkajian ini adalah (1) mengkaji keragaan morfologi dan potensi hasil beberapa VUB padi di lahan sawah tadah hujan (2) mengkaji tingkat serangan hama dan penyakit utama padi serta keberadaan musuh alami hama, dan (3) mengkaji respon dan persepsi petani terhadap penerapan PTT padi. Pengkajian dilakukan di lahan sawah tadah hujan Desa Mayong Kidul Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, Kelompok Tani Lestari pada musim tanam ke-2 tahun 2015. Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dan sebagai perlakuan adalah varietas padi: Inpari-30, Inpari-31, Inpari-10, Conde dan mekongga serta varietas Ciherang sebagai pembanding. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis varian (anova), selanjutnya perbedaan nilai tengah antar perlakuan diuji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada p=0.05. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata varietas padi terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, perkembangan OPT, hasil dan komponen hasil gabah dari kelima varietas tanaman padi yang diuji. Varietas Mekongga merupakan VUB padi yang paling sesuai ditanam di lokasi pengkajian dalam rangka meningkatkan produktivitas padi. Varietas ini menghasilkan gabah kering giling hingga 6.8 ton/ha, tinggi tanaman 105.5 cm, jumlah anakan produktif 14.1, panjang malai  23.7 cm, jumlah gabah bernas 566 butir  per 5 malai, jumlah gabah hampa 176 gabah hampa per 5 malai dan tingkat serangan OPT 4,5%, serta  mampu meningkatkan hasil gabah hingga 30.7% dibanding kontrol. Petani juga memiliki persepsi positif terhadap konsep PTT dengan nilai mencapai 68.3%. Implikasi hasil kajian ini adalah pemanfaatan VUB padi terutama Mekongga memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan produktivitas padi di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Jepara. Kata kunci: VUB padi, tadah hujan, PTT, Jepara

    DAYA HASIL PADI LAHAN KERING VARIETAS INPAGO 9, INPAGO 11, DAN UNSOED DI PROVINSI ACEH

    Get PDF
    ABSTRACT Yield Performance of Inpago 9, Inpago 11, and Unsoed Varieties Dryland Rice in Aceh Province. The availability of large areas in dry land is not a limited factor in efforts to develop rice in Aceh. One of alternative in the development of rice cultivation in dry land can be done by using drought resistance varieties. The purpose of this study was to assess the best adaptive varieties to drought which can increase rice yield, thus it can be recommended to farmers to be developed in dryland. The study was conducted in dry land in Krueng Meriam Village, Tangse Sub district, Pidie District with an area of ± 2 ha from March to December 2018. The experimental farm design used was factorial Randomized Block Design (RBD) with three replications. The first factor was variety (V) consisting of  3 levels, namely V1 = Inpago 9, V2 = Inpago 11, V3 = Unsoed, while the second factor was the dose of fertilizers (P) which consisted of 2 factors namely P1 = Specific Location (Urea 200 kg/ha, NPK = 200 kg/ha) and P2 = Recommendation (Urea 250 kg, NPK 300 kg/ha). Data were analyzed using Microsoft Ecxel. Observation parameters included growth and yield components. The results showed that Inpago 9, Inpago 11 and Unsoed varieties displayed a high agronomic character and the number of tillers differed from one another, but the yield was not significantly different which was 4 tons/ha. All three varieties are adaptive to dry land in Aceh.Keywords: dryland rice, yield, Inpago 9, Inpago 11, Unsoed ABSTRAK Ketersediaan lahan kering yang luas tidaklah menjadi faktor pembatas dalam upaya pengembangan padi di Aceh. Salah satu alternatif dalam pengembangan budidaya padi pada lahan kering adalah dengan memanfaatkan varietas-varietas tahan terhadap kekeringan. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji varietas unggul adaptif kekeringan sehingga dapat meningkatkan hasil padi. Dengan demikian dapat dianjurkan kepada petani untuk dikembangkan di lahan kering. Penelitian dilaksanakan di lahan kering di Desa Krueng Meriam Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie dengan luas ± 2 ha yang dilakukan pada bulan Maret hingga Desember 2018. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu varietas (V) terdiri dari 3 taraf yaitu V1 = Inpago 9, V2 = Inpago 11, dan V3 = Unsoed, sedangkan faktor kedua yaitu dosis pemupukan (P) yang terdiri dari 2 faktor yaitu P1 = Spesifik Lokasi (Urea 200 kg/ha, NPK = 200 kg/ha) dan P2 = Rekomendasi (Urea 250 kg, NPK 300 kg/ha). Data dianalisis menggunakan microsoft ecxel. Parameter pengamatan meliputi pertumbuhan dan komponen hasil. Hasil penelitian menunjukkan varietas Inpago 9, Inpago, 11, dan UNSOED menampilkan karakter agronomis tinggi dan jumlah anakan yang berbeda satu dengan yang lainnya, namun memiliki daya hasil yang tidak berbeda nyata yang mencapai 4 ton/ha. Ketiga varietas tersebut adaptif pada lahan kering di Aceh.Kata kunci: padi gogo, hasil, Inpago 9, Inpago 11, Unsoe

    KELAYAKAN TEKNOLOGI PAKAN FERMENTASI PADA PENGGEMUKKAN DOMBA BATUR

    Get PDF
    Kajian bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekonomis dan teknis teknologi pakan yang difermentasi menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL) pada penggemukkan domba batur.  Pengujian dilaksanakan di kelompok tani Manunggal Mandiri Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah pada bulan Mei-September 2016. Kegiatan melibatkan peternak sebagai kooperator menggunakan 21 ekor domba Batur jantan umur 6 bulan dengan bobot awal 25-30 kg,  dikelompokkan menjadi 3 perlakuan masing-masing mendapat pakan lengkap yang mengandung MOL 0,3 %, 0,5 % dan 0,7 %. Sebagai kontrol dilakukan pengamatan terhadap 7 ekor domba yang dipelihara peternak (non kooperator). Pengamatan dilakukan setiap 10 hari dalam kurun waktu penggemukkan 3 bulan (90 hari). Bahan untuk membuat MOL adalah rumen domba batur, daun carica, bekatul padi, tetes tebu dan air.  Data yang dikumpulkan meliputi input produksi ternak yaitu: pakan, tenaga kerja, sewa kandang, obat-obatan, dan data output produksi berupa pertambahan bobot badan, kotoran, bulu domba dan urine.  Data input dan output  dinilai dalam bentuk rupiah. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif (B/C dan MBCR).  Dari hasil kajian  penggunaan pakan lengkap yang difermentasi dengan  MOL 0,7% pada penggemukkan domba batur yang terbaik dengan nilai keuntungan Rp 2.863.640 (B/C 2,16) dan nilai MBCR 5,15, sedangkan pola petani Rp 634.880 (B/C 1,23).  Teknologi pakan difermentasi menggunakan MOL untuk pengemukan domba batur layak dikembangkan.

    PENGARUH BATUAN INDUK DAN KIMIA TANAH TERHADAP POTENSI KESUBURAN TANAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA, PROVINSI MALUKU UTARA

    Get PDF
    ABSTRACT Effect of Source Rocks and Soil Chemical Towards Land Fertility Potential in Sula Kepulauan District, North Maluku Province. The study aimed to determine the condition of soil fertility potential. Parameters used as the basis of assessment of potential fertility of the soil were the type of main rock, weathering processes and mineral content of the native rock while chemically research was emphased on organic matter content, soil pH, CEC, base saturity and essential nutrients (N, P, K). General lithology in the study area were grouped into rocks and rock volkan sediman. Aluvio-marine sedimentary rocks and aluvio-collovium were deposition materials from a variety of rocks in the study contained a number of nutrients and organic matter. Meanhile volkan rocks included basalt and andesite-granidiorit neutral to alkaline. Contained elements that produced fertile lands both physically and chemically. Based on the analysis, the average soil was classified as slightly acid (pH 5.6). The lower layers of soil reaction on average relatively was acidic (pH 5.1). Soil organic matter in the form of organic-C showed the top layer of a low average (1.58%), whilst the layer below average was very low (0.83%). CEC soil layers above and below the average were moderate (20.66 me/100 g) and (19.6 me/100 g). Base saturations (KB) to these two layers of soil on top and below the average were classified as moderate (55%) and (51%). Levels of nitrogen (N-total) topsoil with layers below average are low valued (0.18%) and (0.11%). Classified as very low, phosporus level in both layers were above the average which were 5.40 ppm and 3.10 ppm respectively. Potassiums were very low in the second layer of 5.13 mg/100 g and 3.81 mg/100 g. The parameters used to assess soil fertility status were CEC, KB, P2O5 which were extracted with HCl 25%, and K2O was extracted with HCl 25% and C-organic soil. Potential assessment of soil fertility status based on lithology and soil chemistry acquired the status of soil fertility was low.Keywords: potential soil fertility, maint rock, chemical  ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesuburan tanah potensial. Parameter yang dijadikan dasar penilaian potensi kesuburan tanah adalah jenis, proses pelapukan, dan kandungan mineral batuan induk sedangkan secara kimia penelitian ditekankan pada kandungan bahan organik, pH tanah, KTK, KB, dan unsur hara esensial (N, P, K). Secara umum litologi di wilayah studi dikelompokan ke dalam batuan sediman dan batuan volkan. Batuan sedimen aluvio-marine dan aluvio-koluvium merupakan bahan-bahan endapan dari berbagai batuan di wilayah studi yang banyak mengandung unsur hara dan bahan organik. Batuan volkan meliputi andesit-basal dan granidiorit bersifat netral sampai basa, mengandung unsur-unsur yang menghasilkan tanah-tanah subur baik secara fisik maupun kimia. Berdasarkan hasil analisis tanah pH rata-rata tergolong agak masam (pH 5,6). Lapisan bawah reaksi tanah rata-rata tergolong masam (pH 5,1). Bahan organik tanah dalam bentuk C-organik menunjukkan pada lapisan atas rata-rata rendah (1,58%), sementara lapisan bawah rata-rata sangat rendah (0,83%). KTK tanah lapisan atas maupun bawah rata-rata tergolong sedang (20,7 me/100 gram) dan (19,6 me/100 gram). Kejenuhan basa (KB) tanah pada keduan lapisan atas dan bawah rata-rata tergolong sedang yaitu (55%) dan (51%). Kadar nitrogen (N-total) tanah lapisan atas sama dengan lapisan bawah rata-rata tergolong rendah (0,18%) dan (0,11%). Kadar fosor (P2O5) tergolong sangat rendah, di kedua lapisan atas rata-rata sebesar 5,40 dan 3,10 me/100g. Unsur hara kalium (K2O) sangat rendah pada kedua lapisan 5,13 mg/100 gram dan 3,81 mg/100 gram. Parameter yang digunakan untuk menilai status kesuburan tanah yaitu KTK, KB, P2O5 yang diesktrak dengan HCl 25%, sedangkan K2O diekstrak dengan HCl 25% dan C-organik tanah. Penilaian potensi status kesuburan tanah berdasarkan litologi dan kimia tanah diperoleh status kesuburan tanah tergolong rendah.Kata kunci: kesuburan tanah potensial, batuan induk, kimi

    ANALISIS FINANSIAL PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI BIODETAS PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

    No full text
    Financial Feasibility Study of Biodetas as a Soybean Production Technology Package on Rainfed Area. For achieving soybean self-sufficiency target in 2018-2020, the Government of Indonesia (the GoI) makes some efforts for increasing soybean production. The efforts require a significant increase in productivity as well as harvest area. The great potential for soybean cultivation area expansion in Indonesia is rainfed area. Soybean productivity in rainfed area is around 1.5 t/ha, which is expected to be increased in the range of 1.8-3.2 t/ha as some previous research results on the same soil type depending on input and cultivar used. Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute (Iletri) has supported the GoI program by doing the dissemination of soybean production technology packageon rainfed area namely Biodetas which was conducted during the dry season of 2017 in Tompobulu sub-district, Maros Regency, South Sulawesi Province. The dissemination development scale of Biodetas was 40 ha then compared to 5 ha of the existing cultivation and 5 ha of BiodetasPlus. Research aimed  to study the financial feasibility of Biodetas on rainfed area. The application of Biodetas and BiodetasPlus on rainfed alfisol with pH 6.2-6.7, sandy clay loam texture, and moderate fertility in Tompobulu ia able to increase soybean yield to respectively 2.7 t/ha and 3.2 t/ha, 71.1% and 101.3% higher than the existing producing 1.6 t/ha. Biodetas technology is efficient and economically feasible to be adopted by farmers with B/C ratio is 1.2 and MBCR is 2.2. Production cost of Biodetas for 1 kg of soybean is the lowest, respectively 81.5% and 82.1% production cost of existing and BiodetasPlus.Keywords: soybean, productivity, economic feasibility, rainfed areaABSTRAKDalam rangka mencapai target swasembada kedelai pada 2018-2020, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi kedelai nasional. Upaya ini memerlukan peningkatan produktivitas dan luas panen yang signifikan. Areal tanam kedelai di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk diperluas adalah sawah tadah hujan. Produktivitas kedelai di lahan sawah tadah hujan umumnya mencapai 1,5 t/ha, yang dapat ditingkatkan sampai 1,8-3,2 t/ha berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya bergantung pada input dan varietas yang digunakan. Balitkabi mendukung program pemerintah tersebut dengan melaksanakan diseminasi teknologi budidaya kedelai di lahan sawah tadah hujan (Biodetas) yang dilaksanakan pada musim kering 2017 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Skala pengembangan diseminasi teknologi Biodetas adalah 40 ha, yang kemudian dibandingkan dengan teknologi Rekomendasi 5 ha dan Biodetas Plus 5 ha. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kelayakan finansial teknologi Biodetas di lahan sawah tadah hujan. Penerapan teknologi Biodetas dan Biodetas Plus pada sawah tadah hujan alfisol pH 6,2-6,7 dengan tekstur tanah debu pasir berliat dan tingkat kesuburan sedang di Tompobulu  mampu meningkatkan hasil kedelai berturut-turut sebesar 2,72 t/ha dan 3,20 t/ha, 71,1% dan 101,3% lebih tinggi daripada teknologi Rekomendasi yang menghasilkan 1,59 t/ha. Teknologi Biodetas efisien dan secara ekonomi layak diadopsi oleh petani dengan B/C rasio 1,2 dan MBCR 2,2. Biaya produksi per kg kedelai dengan penerapan teknologi Biodetas adalah terendah, berturut-turut sebesar 81,5% dan 82,1% biaya produksi teknologi Rekomendasi dan Biodetas PlusKeywords: soybean, productivity, economic feasibility, rainfed are

    RESPONS PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL BARU PADI GOGO DI SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    ABSTRAKPadi gogo merupakan komoditas tanaman pangan yang turut mendukung swasembada pangan. Kebutuhan pangan, khususnya beras terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Karena semakin tingginga kebutuhan pangan dan semakin sempitnya lahan subur, karena alih fungsi lahan. Maka pemanfaatan lahan sub optimal dengan komoditas tanaman pangan yang sesuai. Potensi lahan sub optimal di Sulawesi Selatan mencapai 274.549 ha. tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan lahan sub optimal dan penilaian petani terhadap padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wajo dan Jeneponto pada bulan Januari hingga Desember 2017. Penelitian menggunakan metode survei dan displai tanaman padi VUB Badan Litbang Pertanian di lapangan. Jumlah petani yang diambil sebagai sampel sebanyak 80 petani. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara dan pengamatan vegetatif dan gereratif displai tanaman padi gogo. Data yang terkumpul kemudian ditabulasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan uji kesepakatan serta kelayakan usaha. Kegiatan usahatani padi pada lahan sub optimal dilakukan oleh petani yang memiliki usia produktif. Penerapan teknologi usahatani padi pada lahan sub optimal belum intensif. Displai tanaman padi gogo VUB hasil Badan Litbang Pertanian sesuai ditanam pada lahan sub optimal lahan kering maupun lahan sawah irigasi terbatas. Pemahaman petani terhadap padi gogo unggul belum optimal (77,50 %). Preferensi petani siqnifikan terhadap petani gogo unggul. Usahatani padi gogo yang dikelola oleh petani memberikan pendapatan (implisif) Rp. 4.575.000/ha, (eksplisif) Rp. 7.245.000/ha, dan R/C (implisif) 1,62 serta (eksplisif) 2,53.  Kata Kunci : Padi gogo, VUB, lahan, dan sub optimal. ABSTRACTThe Gogo rice is a food crop that contributes to food self-sufficiency. Food demand, especially rice continues to increase along with population growth. Because of the higher food needs and the narrowness of fertile land, due to land conversion function. So the utilization of sub-optimal land with appropriate food crops. The potence of sub-optimal area in South Sulawesi is 274,549 ha. The purpose of this research is to know how sub optimal land use and farmer appraisal to gogo rice. This research was conducted in Wajo and Jeneponto Regencyies in January to December 2017. The research used survey method and display of rice plant NSV of Agricultural Research Agency in the field. The number of farmers taken as a sample of 80 farmers. Technique of collecting data by interview method and observation of vegetative and gereratif of display gogo rice plant. The collected data are then tabulated and then analyzed descriptively and test the agreement and business feasibility. The activities of rice farming on sub optimal land are done by farmers who have productive age. The application of rice farming technology to sub optimal land has not been intensive yet. Displai VOG rice plant VUB results Agricultural Research Agency appropriate to be planted on sub-optimal land of dry land and irrigated rice fields limited. Understanding farmers on superior gogo rice is not optimal (77.50%). Farmer's preference to superior gogo farmers. Rice farming farmed by farmers provide income (implicative) Rp. 4.575.000 / ha, (explicit) Rp. 7.245.000 / ha, and R / C (implicative) 1.62 and (explicit) 2.53.Keywords: Upland rice, VUB, land, and sub optimal

    224

    full texts

    294

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇