Cerdas Sifa Pendidikan
Not a member yet
147 research outputs found
Sort by
Strength Training (Latihan Kekuatan)
Strength atau kekuatan, yaitu suatu kemampuan kondisi fisik manusia yang diperlukan dalam peningkatan prestasi belajar gerak. Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam berolahraga karena dapat membantu meningkatkan komponen-komponen seperti kecepatan, kelincahan dan ketepatan. Pate (1989: 181) menyatakan bahwa kekuatan diartikan sebagai tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk suatu benda. Harsono (1988: 47) mengartikan kekuatan sebagai energy untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan atau tension. Dengan demikian kekuatan adalah kemampuan yang sangat erat hubungannya dengan adanya proses kontraksi otot. Kekuatan berarti kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal dalam satu usaha, kemampuan kekuatan berarti terjadinya kontraksi otot pada manusia, menurut Thomas (2000: 5) menyatakan bahwa kontraksi otot manusia terdapat tiga jenis kontraksinya yaitu; statis, konsentris dan eksentris. Latihan-latihan kekuatan cepat yang khusus dapat juga diberikan paralel atau bersamaan dengan latihan-latihan untuk meningkatkan kekuatan maksimal. Semua pengendalian latihan kekuatan selain menuntut latihan kekuatan yang khusus juga membutuhkan latihan pelengkap di bagian. 1)     Daya tahan dasar (dari Faal yang dimaksud adalah penyediaan energi aerobe dan anaerob 2)     Latihan kelentukan/peregangan otot  Untuk cabang olahraga yang dominan kecepatan sangat membutuhkan latihan kekuatan.  Akan tetapi tidak serta merta kekuatan itu dilatihkan begitu saja tanpa menempuh parameter dan alur periodisasi yang sesuai. Adapun dalam periodesasi latihan strength terdiri: Fase Adaptasi AnatomiFase maximum strengthfase conversionFase maintenanceFase transitio
PENGARUH METODE LATIHAN ELEMENTER TERHADAP AKURASI GROUND STROKE FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh latihan ground strokeforehand dalam permainan tenis dengan menggunakan metode latihan elementer. Populasi dalampenelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UniversitasJambi yang mengikuti perkuliahan tenis, yaitu berjumlah 78 orang. Sampel penelitian ini adalahberjumlah 25 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportionalrandom sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Hipotesispenelitian adalah (1) Metode latihan elementer dapat meningkatkan akurasi ground stroke forehanddalam permainan tenis. Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji t. Berdasarkananalisis data yang dilakukan diketahui terjadi peningkatan antara tes awal dan tes akhir pada metodelatihan, yaitu untuk metode latihan elementer sebesar 8.58. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesisketiga dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis statistik uji t tes. Setelah dilakukanpengujian hipotesis diketahui nilai t-hitung adalah sebesar didapat t hitung = 17.17 lebih besar dari t tabel(ά=0.05:24) = 2.06. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa metode latihan elementer efektif dalammeningkatkan akurasi ground stroke forehand dalam permainan tenis mahasiswa Prodi PendidikanOlahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Jambi.Kata kunci: Tenis, groundstroke forehand, metode latihan elemente
KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PORKES UNJA
Kontribusi Status Gizi dan Motivasi Belajar Terhadap Kesegaran Jasmani Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Jambi. Masalah penelitian ini adalah rendahnya tingkat kesegaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Jambi. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang: (a) kontribusi status gizi terhadap kesegaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Jambi; (b) kontribusi motivasi belajar terhadap kesegaran jasmani; (c) kontribusi status gizi dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap kesegaran jasmani. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra semester 4 (empat) Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Jambi tahun akademik 2008/2009 yang berjumlah 122 orang mahasiswa. Penarikan sampel dengan mengunakan Proportional Random Sampling sebesar 50% dari populasi maka didapat sampel 61 orang mahasiswa. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi secara sederhana dan ganda. Hipotesis 1 dan 2 dianalisis dengan korelasi dan regresi sederhana formula Product Moment, sedangkan hipotesis 3 dianalisis dengan korelasi dan regresi ganda melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution for Windows versi 16). Hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) terdapat kontribusi yang signifikan antara status gizi terhadap kesegaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Jambi sebesar 10, 24%; (2) terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi belajar terhadap kesegaran jasmani sebesar 9, 61%; (3) terdapat kontribusi yang signifikan antara status gizi dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap kesegaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Jambi sebesar 45, 83%. Â Kata Kunci: Status Gizi, Motovasi Belajar, Kesegaran Jasmani, Mahasisw
PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN DITINJAU DARI SEGI SARANA DAN PRASARANA (SARANA DAN PRASARANA PPLP)
Akhir-akhir ini kita menyaksikan beberapa anak Indonesia mendapatkan penghargaan medali emas pada Olimpiade Fisika dunia. Ini menunjukkan bahwa mutu pengetahuan siswa Indonesia tidak kalah dengan anak-anak lain di dunia ini. Namun di banyak majalah dan jurnal pendidikan, tetap diungkap bahwa mutu pendidikan di Indonesia adalah rendah, termasuk rangking bawah dibandingkan pendidikan di beberapa Negara di Asia Tenggara, seperti dilaporkan Human Development Index (HDI), pada tahun 2009 angka Indeks pembangunan Manusia (IPM) Indonesia adalah 0,734. Laporan ini dikeluarkan oleh UNDP pada 5 Oktober 2009, Indonesia berada pada peringkat 111 di bawah Fhilipina yang berada dipeiringkat 105. Batasan untuk klasifikasi Negara maju adalah nilai IPM di atas 0.800. Meski laporan HDI bukan hanya mengukur status pendidikan (tetapi juga ekonomi dan kesehatan), namun ia merupakan dokumen rujukan yang valid guna melihat tingkat kemajuan pembangunan pendidikan di suatu negara. Beberapa anak yang mendapatkan medali emas dalam Olimpiade Fisika itu adalah memang beberapa siswa yang genius, yang sangat pandai. Maka dengan dibantu secara khusus lagi, mereka menjadi sangat brilyan. Mereka dapat mewakili bangsa ini dalam kancah lomba pengetahuan taraf anak. Namun kalau kita lihat secara menyeluruh pendidikan di Indonesia, kita akan melihat bahwa kebanyakan anak tidak seperti mereka termasuk siswa-siswa yang belajar dan berlatih di Pusat-Pusat Pembinaan dan Pelatihan Pelajar di seluruh pelosok tanah air. Mereka yang belajar di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) ini jauh dari apa yang diharapkan terutama di sektor sarana dan prasarana. Inilah yang menyebabkan secara menyeluruh mutu pendikan kita belum sesuai dengan harapan. Pemerintah sendiri sebenarnya sudah banyak mengusahakan agar mutu pendidikan sungguh meningkat dan berkembang. Pencantuman anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan APBD dalam UU Sisidiknas, penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan segala usaha evaluasi akhir (UN) yang menjadi problematik, dimaksudkan untuk menaikkan mutu pendidikan di Indonesia. Usaha tersebut kiranya ada sedikit kemajuan, hal ini dapat dilihat dari kecenderungan dari angka IPM Indonesia yang terus menerus naik (0.577 pada tahun 1999, 0.697 pada tahun 2005, 0.711 pada tahun 2006, 0.728 pada tahun 2006, 0.726) dan semakin mempersempit ketinggalanya dibanding negara-negara lain, tetapi di tahun 2009, menjadi 0,734 dan Vietnam bergeser ke peringkat 115. Suatu pendidikan dipandang bermutu meunut Soedijarto diukur dari perannya dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional, adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral, dan berkeperibadian. Untuk itu perlu dirancang suatu system pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang, dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya inilah pendidikan yang dmokratis menurut Soedijarto. Makanya dinegara maju seperti AS dan Jerman tidak mengenal UN untuk memilih dan memilah. Kebijakan yang diutamakan adalah membantu peserta didik dapat berkembang secara optimal, yaitu diantaranya: (1) menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik belajar dengan penuh kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang ruang bermain yang memadai dan ruang kerja guru; (2) Menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta didik terus-menerus belajar dengan membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku bacaan (termasuk novel), serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan, yang memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati belajar. Kita masih ingat dalam kurun waktu tahun 1984 sampai dengan 1999 prestasi sepakbola pelajar kita sangat disegani di tingkat Asia. Hal ini menunjukan bahwa tim pelajar kita sering menjuarai tournament tingkat internasional. Sebut saja pemain-pemain yang lahir menjadi pemain nasional diantaranya; Frans Sinatra, Feri Sandria, Kurniawan, Kurnia Sandi Gendut Doni dan Bambang Pamungkas. Namun perhatian terhadap prestasi yang diraih mereka di bidang sepakbola belum seimbang terhadap perhatian prestasi akademik mereka. Siswa PPLP di seluruh Indonesia selain siswa SMP dan SMA Ragunan pada umumnya mereka belajar di sekolah umum. Sementara di Ragunan siswa disekolahkan pada sekolah khusus di Ragunan itu sendiri. Siswa diluar Ragunan harus bekerja eksta keras di samping berlatih pagi sore mereka diwajibkan mengikuti pelajaran di sekolah mereka belajar. Dari pengalaman penulis selaku pelatih selama 11 tahun di PPLP keluhan guru-guru terhadap siswa adalah disiplin mengikuti pelajan yang sangat rendah. Rendahnya disiplin ini disebabkan frekuensi latihan yang diberikan terhadap mereka terlalu sering sampai 11 kali dalam satu minggu. Hal ini menyebabkan mereka menjadi letih sehingga konsentrasi mengikuti pelajaran akan menjadi hilang. Persoalan pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut soal pemerataan pendidikan, manajemen pendidikan, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dan latihan serta mutu pendidikan. Persoalan pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah, sedangkan persoalan manajemen menyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi agar kualitas dan pemerataan pendidikan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, berbicara tentang mutu pendidikan di Indonesia kiranya perlu dilihat beberapa unsur yang mempengaruhinya, seperti: (1) kurikulum, (2) isi pendidikan, (3) proses pembelajaran dan evaluasi, (4) kualitas guru, (5) sarana dan prasarana sekolah, dan (6) buku ajar. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan. Berhubung banyaknya faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan seperti yang diuraikan di atas, maka dalam penulisan makalah ini hanya membahas tentang pengembangan mutu pendidikan ditinjau dari sarana dan prasarana pendidikan termasuk sarana dan prasarana Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
Analisis Tujuan Materi Pelajaran dan Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health-related fitness) terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan aerobik, kelentukan dan komposisi tubuh. Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (Performance-related fitness) terdiri dari : kecepatan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan dan daya ledak. Â Kata Kunci: Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruha
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Daya Ledak Lengan dengan Kemampuan Tolak Peluru Pada Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Daya Ledak Lengan dengan Kemampuan Tolak Peluru Pada Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar. Permasalahan penelitian ini hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tolak peluru, hubungan antara kekuatan otot perut dengan kemampuan tolak peluru, hubungan antara daya ledak lengan dengan kemampuan tolak peluru, dan hubungan antara kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut dan daya ledak lengan dengan kemampuan tolak peluru pada Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar. Populasi penelitian ini adalah Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar. jumlah sampel putra sebanyak 40 orang. Hasil analisis data diperoleh nilai korelasi hitung (r) = 0.811 dan (p<0.05), dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tolak peluru. Hasil analisis data diperoleh nilai korelasi hitung (r) = 0.756 dan (p<0.05), berarti ada hubungan yang signifikan kekuatan otot perut dengan kemampuan tolak peluru. Hasil analisis data diperoleh nilai korelasi hitung (r) = 0.738 dan (p<0.05), maka berarti ada hubungan yang signifikan daya ledak lengan dengan kemampuan tolak peluru. Hasil analisis data korelasi ganda diperoleh nilai R hitung (R0) = 0.930 setelah dilakukan uji signifikan atau uji keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F regresi diperoleh nilai F hitung = 76.995 dengan tingkat signifikan 0.000. oleh karena nilai probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut dan daya ledak lengan dengan kemampuan tolak peluru. Nilai koefisien determinasi (R square) yang diperoleh = 0.865, ini berarti 86.05 % kemampuan tolak peluru dijelaskan oleh kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut dan daya ledak lengan, sedangkan 13.95% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.  Kata kunci    : Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Daya Ledak Lengan dan Kemampuan Tolak Pelur
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL TRAINING DAN FARTLEK TERHADAP DAYA TAHAN KORDIOVASKULER PADA ATLET JUNIOR PUTRA TEAKWONDO WILD CLUB MEDAN 2006/2007.
Perbedaan pengaruh latihan interval training dan fartlek terhadap daya tahankordiovaskuler pada atlet junior putra teakwondo wild club medan 2006/2007.Olahragabeladiri Teakwondo sebagai olahraga pertarungan yang berkarakter dasarnya adalahperkelahian bebas dengan tangan kosong dan kaki untuk memukul mundur lawan, dimanapertandingan memakan waktu 2 menit dalam 1 ronde dengan intensitas yang cukup tinggiyaitu atlet aktif dalam melakukan serangan dan balasan selama pertandingan denganmembutuhkan energi dan hal ini sangat memerlukan kondisi fisik yang baik. Penelitian inimenyangkut masalah daya tahan Cardiovaskuler Terhadap penggunaan di dalam cabangolahraga teakwondo ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruhlatihan Interval Training dan Fartlek terhadap daya tahan Cardiovaskuler pada atlet JuniorPutra Teakwondo Wild Club Medan 2006/2007. Penelitian ini menggunakan metodeeksperimen dengan rancangan pre test dan post test design. Pebelitian ini menyimpulkanbahwa : (1) Latihan Interval Training secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkandaya tahan Cardiovaskuler pada atlet Junior Putra Teakwondo Wild Club Medan2006/2007(thitung> ttabel = 7,00 ? 1,73), (2) Latihan Fartlek secara signifikan berpengaruh dalammeningkatkan daya tahan Cardiovaskuler pada atlet Junior Putra Teakwondo Wild ClubMedal 2006/2007 (thitung /ttabel = 6,89 ? 1,73). (3) Latihan Fraktlek tidaklebih baik dari latihanInterval Training terhadap peningkatkan kemampuan daya tahan Cardiovaskuler pada atletJunior Putra Teakwondo Wild Club Medan 2006/2007 (thitung< ttabel = 0,22< 1,70).Kata kunci :Interval Training, Fartlek, Cardiovaskule