Journal of diversity in learning (JD)
Not a member yet
69 research outputs found
Sort by
Examining the Types of Pronoun in Ancient ages
The pronoun is one of the independent words and is considered as a group of nouns and replaces nouns, prevents the repetition of nouns in words. Of course, the name that has already been mentioned in the word; Pronouns are divided into: personal or subject pronouns, sign pronouns, common pronouns, possessive pronouns, interrogative pronouns, important pronouns and pronouns. Personal pronouns in the ancient language did not have sex (male and female) and have three forms: singular, duplicate and plural. The pronoun is also used singular, duplicate and plural. The interrogative pronouns are who, what and which are and somehow come at the beginning of the sentence. Ambiguous pronouns are interrogative pronouns and have singular, masculine and Mont verb forms. The pronouns have different forms ta - ha, ha and fa, which are used for masculine, feminine and even. Possessive pronouns are used in different forms such as triple and triple gender, and common pronouns can also be utilized
Implementasi nilai karakter kejujuran melalui permainan tradisional congklak pada hari tumpah budaya (HTB) di TK Kusuma Bangsa Keben Turi Lamongan
Honesty is a very important moral value in human life. Without honesty, relationships between individuals, families and communities can be damaged. Therefore, it is important to teach the value of honesty to children from an early age so that they grow into honest and responsible individuals through traditional games. This study aims to describe the implementation of character education through the traditional congklak game on the Hari Tumpah Budaya (HTB) at TK Kusuma Bangsa Keben Turi Lamongan. The method used in this research is a qualitative research method, with a descriptive research type. As for the determination of research subjects using purposive techniques, with data collection techniques using observation, interviews and documentation. While the data analysis uses descriptive analysis with the Miles and Hubberman models, namely data condensation, presentation and conclusions. To test the validity of the data using source and technique triangulation. The results of this study are that there is an application of honest character, namely honesty in relationships between children and honesty in self-acceptance. In addition, the research also identified the impacts, problems and solutions that arise in the implementation of honest character values through the traditional congklak game on the Hari Tumpah Budaya (HTB) at TK Kusuma Bangsa Keben Turi Lamongan.
Keywords: implementation, honesty, congklakKejujuran merupakan nilai moral yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kejujuran, hubungan antar individu, keluarga, maupun masyarakat bisa rusak. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan nilai kejujuran kepada anak sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang jujur dan bertanggung jawab melalui permainan tradisonal. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan implementasi pendidikan karakter melalui permainan tradisional congklak pada hari tumpah budaya (HTB) di TK Kusuma Bangsa Keben Turi Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun penentuan subyek penelitiannya menggunakan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan analisis deskriptif dengan model Miles dan Hubberman yaitu kondensasi data, penyajian dan kesimpulan. Untuk menguji keabsahaan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat penerapan karakter jujur yakni kejujuran dalam hubungan antar anak-anak dan kejujuran dalam menerima diri sendiri. Selain itu, penelitian juga mengidentifikasi dampak, masalah serta solusi yang muncul dalam implementasi nilai karakter jujur melalui permainan tradisonal congklak pada hari tumpah budaya (HTB) di TK Kusuma Bangsa Keben Turi Lamongan.
Kata Kunci: implementasi, jujur, congkla
Embedding religious character education through Karawitan in children
Religious character education prioritizes character building in children without neglecting the child's formal education. Elementary schools develop and nurture Karawitan to know how to instil and the impact of cultivating a religious character through the Karawitan itself. The type of research used in this study used a qualitative field study at SDN 4 Krebet, Jambon, Ponorogo. Data collection techniques using documentation, interviews, and observation. Data analysis uses data presentation, conclusion verification, and data reduction. In addition, data validity is carried out by extension, increasing accuracy in the research, extending observations, and triangulation. The cultivation of religious character at SDN 4 Krebet Jambon is instilled through songs (gendhing) or songs, wearing closed uniforms when playing karawitan, conveying material (history of musical instruments and vocals) from the walisongo era, and getting used to the krama language when playing karawitan. From cultivating the Karawitan above, students become accustomed to singing Islamic songs with all their hearts, wearing closed or Muslim clothing, knowing the history of various musical instruments and vocals in Karawitan and are accustomed to speaking krama when conversing in everyday life. The religious character through this Karawitan is inspired by the struggles of the walisongo who spread the Islamic religion through the skills of the land of Java, which are popular with the community. Besides being able to shape the religious character of students, Karawitan can also foster a sense of love for culture and love for the motherland
Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS
The purpose of this study was to find out whether the application of the Problem Based Learning learning model had an effect on increasing the social studies activity and achievement in class VII students of SMP Negeri I Glagah. The results showed that using the Problem Based Learning learning model had a positive impact on increasing activity and achievement. learning Social Sciences (IPS) in class VII students of SMP Negeri 2 Lamongan. Cycles 1 and 2 of the learning outcomes obtained by students show that cycle 1 can be seen that classically the learning completeness has increased, namely 68.75%, compared to the learning outcomes before the cycle, but still has not reached the specified classical completeness, which is 85% and the average value is 78 ,41. Cycle 2 can be seen that classically the learning completeness has been achieved because it is more than 85%, namely 87.50% and the average value is 82.91. Problem-based learning model, gradually students are able to increase their activeness in discussions and improve their problem-solving skills.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri I Glagah .Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melalui model pembelajaran Problem Based Learning memiliki dampak yang positif untuk peningkatan keaktifan dan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lamongan. Siklus 1 dan 2 hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa siklus 1 dapat diketahui bahwa secara klasikal ketuntasan belajar sudah meningkat yaitu 68,75%, disbanding hasil belajar sebelum siklus, tetapi masih belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% dan nilai rata-rata78,41. Siklus 2 dapat diketahui bahwa secara klasikal ketuntasan belajar sudah sudah tercapai karena sudah lebih dari 85% yaitu 87,50% dan nilai rata-rata 82,91. Model pembelajaran berbasis masalah, secara bertahap siswa mampu meningkatkan keaktifan dalam berdiskusi dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Kreatifitas dalam uji perbandingan hukum penegakan tindak pidana narkoba di negara Indonesia dan Malaysia
Kepala Badan Narkotika Nasional mencatat bahwa persoalan narkotika di Indonesia memerlukan perhatian dan kewaspadaan tinggi. United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) mencatat ada 271 juta jiwa di seluruh dunia atau 5,5 % dari jumlah populasi global penduduk dunia dengan rentang usia antara 15 sampai 64 tahun telah mengonsumsi narkoba, setidaknya orang tersebut pernah mengkonsumsi narkotika pada tahun 2017. United Nation’s Convention Against Illicit Traffic in Narcotic drugs and Psychotropic substances 1988 dan United Nations Convention against Transnational Organized Crime (UNCTOC) sampai saat ini belum mampu membrantas tindak pidana narkotika sampai keakar-akarnya. Tindak pidana narkoba berkembang begitu pesat, sudah menyasar ke seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali pelajar atau mahasiswa. Tindak pidana narkotika di indonesia merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan kompleks. Saat ini mengalami kenaikan prosentasinya kurang lebih 24-28% dari tahun sebelumnya. Penelitian ini adalah penelitian normatif, dengan menggunakan pendekatan komparatif dengan Negara Malaysia. Peneliti mengetahui bahwa Negara Malaysia memiliki Peraturan terkait narkotika dan dapat diterapkan secara efektif. Dalam proses penelitian normatif perbandingan peraturan perundang-undangan antara Indonesia dan Malaysia dengan pendekatan micro-approaches guna untuk menemukan suatu solusi yang terbaik untuk Indonesia dalam menangani tindak pidana narkotika. Dalam penelitian perbandingan hukum penegakan tindak pidana narkoba di indonesia dan malaysia, setelah melakukan perbandingan Norma hukum di indonesia yaitu Undang-undnag Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sedangkan di malaysia menggunakan aturan hukum Dangerous Drugs Act 1952 menghasilkan kesimpulan bahwa dalam Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika belum memberikan batasan kuantitas antara pengguna, pemilik dan/atau pengedar narkotika. Hal ini perlu adanya merevisi Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, untuk memasukkan atau menambah aturan hukum baru tentang batasan kuantitas, untuk dapat membedakan secara tegas bahwa pelaku tersebut sebagai pengguna narkotika atau korban tindak pidana narkotika dan pemilik atau pengedar narkotika. Dengan adanya batasan secara tegas tersebut hakim dapat menggolongka tindak pidan tersebut sebagai pengguna, dan pemilik atau pengedar narkotika, untuk memberikan sangsi pidana dengan tegas dan memberikan efek jera kepada pelaku tindak pidan
Atribut Pengaruh atribut kreatif dalam dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa
Kondisi persaingan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang semakin kompetitif dan credible dibutuhkan peningkatan kualitas pelayanan untuk menggapai dan mempertahankan mahasiswa. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada mahasiswa, perguruan tinggi perlu secara teratur mengukur kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas pelayanan pendidikan tinggi sudut pandang mahasiswa, umumnya mengunakan metode SERVQUAL. Metode penelitian kuantitatif, analisa data dilakukan dengan tekhnik analisis statistik deskriptif, jumlah sample sebanyak 70 sample, dari hasil analisa uji validitas, uji reliabilitas dan analisisis regresi linier berganda ditemukan bahwa ada hubungan yang significant antara atribut kreatif dimensi kualitas pelayanan dengan kepuasan mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri (parsial) maupun secara bersama-sama (simultan)
Implementation of the cooperative learning model type decision-making to improve learning outcomes of islamic religious education
This classroom action research aims to apply a decision-making cooperative learning model to improve student learning outcomes in Islamic religious subjects, specifically classroom action research topics related to the meaning of faith in the Apostles of Allah SWT class XI. The research location was SMA Negeri 4 Kendari, with a total sample of 37 students. This type of research uses classroom action research with the plan, action, observer, and reflection stages. Data collection techniques used multiple-choice tests with test instruments, and data analysis techniques used descriptive analysis. The results of the analysis showed that there was an increase in learning outcomes starting from cycles one and two by applying the cooperative-type decision model. These results indicate that the cooperative decision-making learning model can improve student learning outcomes, especially in Islamic religious education lessons.
 
Studi kreatif: Pengaruh faktor produksi terhadap produksi kelapa sawit
Tujuan penelitian ini adalah : 1). untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat produksi kelapa sawit di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari . Penelitian ini dilakukan dilakukan pada Kecamatan Bajubang sebagai wilayah studi dan Desa Petajen sebagai wilayah referensi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan oktober 2021. Pada penelitian ini menggunakaan data yang telah dikumpulkan diteliti dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif berupa karakteristik sosial ekonomi petani dilakukan melalui proses penyaringan data, pengkategorian/penggolangan dan penyimpulan. Dalam proses analisis data kualitatif, setiap interpretasi logis atas data akan dilengkapi dengan data-data kuantitatif sepanjang data tersebut dapat mendukung, mempertajam dan memperjelas interpretasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data Hasil uji t (parsial) nilai t tabel adalah 1,746 dengan tingkat signifikasi 0,05 (alfa 5%) diperoleh thitung untuk variabel luas lahan adalah sebesar 2,511 dan signifikasi sebesar 0,004 (sig < 0,05), t hitung untuk variabel modal adalah sebesar 4,412 dengan nilai signifikasdi sebesar 0,000 (Sig<0,05), thitung untuk variabel tenaga kerja adalah sebesart 3,102 dengan nilai signifikasi sebesar 0,001 (sig<0,05). Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa luas lahan, modal dan tenaga kerja di Desa Petajen Kecamatan Bajubang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produksi kelapa sawit. Berdasarkan hasil uji F (uji serempak) diperoleh nilai Fhitung sebesar 18,733 atau lebih besar dari Ftabel yakni 3,24 maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan, modal dan tenaga kerja serempak memiliki pengaruh terhadap produksi kelapa sawit. Koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah sebesar 0,737 hal ini berarti 73,7% dari variasi variabel produksi kelapa sawit yang dapat dijelaskan oleh variabel independen luas lahan, modal dan tenaga kerja
Analisis kreatif persediaan usaha mikro kecil menengah by Goeboeg Dau
Dalam enjalankan sebuah bisnis, khususnya di bidang F&B (Food and Beverage), strategi dalam mengatur manajemen persediaan menjadi hal utama yang harus dipersiapkan secara matang oleh seluruh pelaku UMKM. Manajemen persediaan merupakan kunci dari proses bisnis yang meliputi proses pengadaan bahan baku sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk proses operasional sebuah usaha yang dijalankan oleh pelaku UMKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kreatif praktik manajemen persediaan yang dilakukan oleh para pelaku UMKM. Dengan jangka waktu berjalannya usaha yang tergolong masih dalam proses pengembangan, maka pelaku usaha harus lebih memperhatikan strategi yang tepat untuk UMKM tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh adalah hasil wawancara dan observasi. Dengan indikator perencanaan anggaran, pemenuhan bahan baku hingga pelaksanaan dan pelaporan pengelolaan persediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku UMKM telah menerapkan perencanaan anggaran dan persediaan dengan cukup baik, namun pelaksanaan dan pengendalian dalam proses pemenuhan bahan baku belum dilakukan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan sumber daya manusia, serta jangkauan jaringan yang terbatas
Pemanfaatan aplikasi tiktok terhadap peningkatan penjualan produk kreatif
Social media has a positive impact, namely making it easier to exchange information and making it easier to obtain online literature. Tiktok is a social networking application and music video platform from China which was launched in September 2016. This application is used by users to create their own short music videos. Welding at SMK Negeri 2 Lamongan in 2023. The hypothesis in this research is "H1: There is an influence of using the Tiktok application on increasing sales of creative products for Class XI students of welding techniques at SMK Negeri 2 Lamongan in 2022." "H0: There is no influence of using the Tiktok application on increasing sales of creative products for class XI students of welding engineering at SMK Negeri 2 Lamongan in 2022." The research method used, researchers used quantitative methods. The population and sample are Class XI Welding Engineering students at SMK Negeri 2 Lamongan in 2022, totaling 36 students. The results of using the TikTok application for class XI Welding Engineering students at SMK Negeri 2 Lamongan can be categorized as high after using the TikTok application. Sales of creative products for Class XI Welding Engineering students at SMK Negeri 2 Lamongan have increased after using the TikTok application. The use of the TikTok application to increase sales of creative products for classMedia sosial memberikan dampak positif yaitu mempermudah pertukaran informasi dan kemudahan mendapatkan literatur online. Tiktok merupakan aplikasi jejaring sosial dan platform video musik asal Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016. Aplikasi tersebut digunakan oleh penggunanya untuk membuat video musik berdurasi pendek sendiri. Pengelasan di SMK Negeri 2 Lamongan Tahun 2023. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “H1: Terdapat Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tiktok Terhadap Peningkatan Penjualan Produk Kreatif Siswa Kelas XI Teknik Pengelasan SMK Negeri 2 Lamongan Tahun 2022.” “H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan aplikasi Tiktok terhadap peningkatan penjualan produk kreatif siswa kelas XI teknik las SMK Negeri 2 Lamongan Tahun 2022.” Metode penelitian yang digunakan, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Populasi dan sampelnya adalah Siswa Kelas XI Teknik Pengelasan SMK Negeri 2 Lamongan Tahun 2022 yang berjumlah 36 siswa. Hasil penggunaan aplikasi tiktok pada siswa kelas XI Teknik Pengelasan SMK Negeri 2 Lamongan dapat dikategorikan tinggi setelah menggunakan aplikasi tiktok. Penjualan produk kreatif siswa Kelas XI Teknik Pengelasan SMK Negeri 2 Lamongan mengalami peningkatan setelah menggunakan aplikasi tiktok. Penggunaan aplikasi tiktok dalam meningkatkan penjualan produk kreatif siswa kelas XI Teknik Pengelasan memberikan pengaruh positif sebesar 54%, sehingga semakin meningkatnya penggunaan aplikasi tiktok mengakibatkan peningkatan penjualan produk kreatif siswa kelas XI Teknik Pengelasan di SMK Negeri 2 Lamongan