Badan Tenaga Nuklir Nasional: Jurnal BATAN
Not a member yet
4187 research outputs found
Sort by
MODEL MATEMATIK ALAT PENYERAP KEJUTAN MOBIL YANG MENGGUNAKAN PADUAN SHAPE MEMORY
MODEL MATEMATIK ALAT PENYERAP KEJUTAN MOBIL YANG MENGGUNAKAN PADUAN SHAPE MEMORY. Telah disusun model matematik alat penyerap kejutan yang menggunakan paduan Shape memory. Paduan shape memory merupakan paduan yang memiliki sifat yang unik dan mempunyai aplikasi yang luas. Paket Program Simulasi Tak Linier (SIMNON) digunakan untuk mengolah model matematik tersebut. Hasil perhitungan simulasi menunjukkan bahwa secara teoritis aplikasi paduan shape memory pada alat penyerap kejutan adalah layak. Hal ini terlihat bahwa walaupun temperatur naik, koefisien redam konstan
PENGARUH PENAMBAHAN OKSIDA PERAK TERHADAP RAPAT ARUS KRITIS PADA SUPERKONDUKTOR Tc TINGGI YBa2Cu3O7-x
PENGARUH PENAMBAHAN OKSIDA PERAK TERHADAP RAPAT ARUS KRITIS PADA SUPERKONDUKTOR Tc TINGGI YBa2Cu3O7-x. Superkonduktor YBa2Cu3O7-x telah dibuat melalui reaksi padatan dengan campuran Ag2O masing-masing 0, 5 , 10, dan 20 persen berat dari setiap 2 gram prekursor YBa2Cu3O7-x. Pencampuran dilakukan di dalam mortal agate, yang kemudian diikuti dengan kalsinasi pada 900 oC selama 4 jam dan sintering pada 940oC selama 10 jam. Karakterisasi dilakukan dengan difraksi sinar x, scanning electron microscopy dan teknik probe empat titik. Hasil pengukuran cuplikan menunjukkan bahwa superkonduktor Tc tinggi YBa2Cu3O7-x dan YBa2Cu3O7-x/Ag2O memiliki struktur kristal orthorombik yang dicirikan oleh adanya puncak pola difraksi (003), (110/103), (005), (113), dan (006). Temperatur kritis (Tc) YBa2Cu3O7-x dan YBa2Cu3O7-x/Ag2O diperoleh masing-masing 89 K dan 88 K dan rapat arus kritis meningkat dengan kenaikan penambahan Ag2O
PENGARUH LAKU PASIF PADA PERTUMBUHAN KOROSI SUMUR BAJA KARBON DALAM LARUTAN PEKAT LiBr YANG MENGANDUNG LiOH DAN LiNO3
PENGARUH LAKU PASIF PADA PERTUMBUHAN KOROSI SUMUR BAJA KARBON DALAM LARUTAN PEKAT LiBr YANG MENGANDUNG LiOH DAN LiNO3. Pada hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa timbulnya korosi sumur karena potensial korosi alami yang terjadi melampaui harga potensial kritis untuk terjadinya korosi sumur. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperdalam pengamatan pengaruh laku pasif pada permukaan bebas baja karbon (luas 5,0 dan 30,0 cm2) yang dicelup dalam larutan uji 60% LiBr + 0,2% LiOH + 0,2% LiNO3 terhadap pertumbuhan korosi sumur. Menurut hasil percoban laku pasif pada kisaran potensial katodik —900 hingga —700 (mV vs SCE) dengan waktu penahanan 1 jam, diperoleh harga potensial spontan maksimum (Esp,mAx) pada-750 mV dengan kedalaman korosi sumur 8 mm. Penelitian lebih lanjut pada laku pasif —750 mV dengan variabel waktu penahanan 1 hingga 100 jam menunjukkan bahwa semakin lama waktu penahanan semakin tinggi harga ESP maupun kedalaman korosi sumur yang dicapai. Hal ini dapat dilihat dari hasil penahanan selama 100 jam, diperoleh harga EsP sebesar 0 mV dengan kedalaman korosi sumur 40 um
FABRIKASI LAPISAN TIPIS CuInS2 MENGGUNAKAN METODA REACTIVE SPUTTERING
FABRIKASI LAPISAN TIPIS CuInS2 MENGGUNAKAN METODA REACTIVE SPUTTERING. Lapisan tipis CuInS2 telah dipreparasi di atas Pyrex slide glass dengan menggunakan metoda reactive sputtering, dengan temperatur substrat 200-350°C dimana sebagai gas pereaksi digunakan CS2. Kecepatan pertumbuhannya adalah 0,5 — 1 pm/jam. Film kristal yang diperoleh mempunyai orientasi (112) sejajar dengan substrat
KARAKTERISASI PRESIPITAT AgI PADA (AgI)0,7(AgP03)0,3 DENGAN TEKNIK HAMBURAN NEUTRON SEBAGAI FUNGSI SUHU
KARAKTERISASI PRESIPITAT AgI PADA (AgI)0,7(AgP03)0,3 DENGAN TEKNIK HAMBURAN NEUTRON SEBAGAI FUNGSI SUHU. Gelas konduktor superionik (AgI)0,7(AgP03)0,3 telah dibuat ntelalui inetoda pendinginan cepat. Pada suhu ruang struktur yang terjadi incrupakan campuran antara gelas (AgI)0,7(AgP03)0,3 dan presipitat kristalin b-AgI. Secara insitu telah dipelajari perubahan struktur yang terjadi pada saat pemanasan dari suhu ruang sampai suhu diatas suhu fasa transisi beta ke alfa AgI, dengan metoda hamburan neutron. Percobaan dilakukan dengan menggunakan High Resolution Powder Diffractometer(HRPD) pada Nuclear Research Reactor Chalk River Laboratory Canada. Hasil percobaan menunjukkan adanya transisi ke fasa alfa-AgI pada suhu 435 K pada saat pemanasan, sedangkan pada saat pendinginan suhu transisi dari fasa alfa ke beta Agl diperoleh pada suhu 415 K. Pada bagian gelas. yaitu pada puncak tajam difraksi pertama dengan daerah Q=0,7 A tampak adanya kristalisasi pada suhu sekitar 390 K. yang kemudian meleleh pada suhu 544 K. pada saat pemanasan. Pada penelitian ini telah diamati pula perubahan posisi yang terjadi baik pada puncak Bragg maupun pada puncak gelas selama proses ini berlangsung
ANALISIS STATIK SAMBUNGAN PIPA BERTEKANAN DENGAN PENDEKATAN METODA ELEMEN HINGGA
ANALISIS STATIK SAMBUNGAN PIPA BERTEKANAN DENGAN PENDEKATAN METODA ELEMEN HINGGA. Analisis statik dalam perancangan struktur merupakan hal yang penting. Analisis elemen hingga sebagai bagian dari proses perancangan dengan menggunakan simulasi komputer dapat menghemat waktu dan biaya. Makalah ini membahas tentang analisis statik, dengan menggunakan simulasi komputer yang dilakukan terhadap benda uji sambungan pipa-T. Pipa ini dimodelkan dengan silinder yang pada kedua ujungnya ditahan. FEMAP digunakan untuk membuat pemodelan elemen hingga, dimana elemen padat digunakan untuk membuat model pipa silinder. Beban yang diberikan pada model ini adalah tekanan yang diberikan pada semua elemennya. Hasil analisis statik ini berupa distribusi tegangan dan deformasi akibat adanya beban yang terjadi pada permukaan pipa. Tegangan pada sambungan pipa yang diperoleh dari perhitungan analisis dan pengujian menunjukkan perbedaan yang kecil. Hal ini berarti bahwa data yang diperoleh dari metode analisis cukup baik
THE KINETICS OF PRECIPITATE COARSENING IN ZIRCALOY-2
THE KINETICS OF PRECIPITATE COARSENING IN ZIRCALOY-2. Zircaloy-2 has been used as fuel element cladding material in both light and heavy water power reactors. The aims of the experiment are to study the kinetics of precipitate coarsening during isothermal a-annealing and to characterize the nucleation and growth of precipitate affected by the variations of cold work and heat treatment. The results of the experiment show that all specimens annealed at 650°C have the average precipitate diameter less than 0.1 um whereas those at 750°C have the average size larger than 0.1 .tm except for one annealed for less than 5 hours. The average size of precipitates is 0.07 um for specimens deformed before 0-quenching and 0.168 .tm for specimens deformed after 0-quenching. The deformed specimens after 13-quenching have more homogeneous size distribution than that of undeformed specimens and specimens deformed before 0-quenching. The kinetics of precipitate coarsening depends on the changes in annealing temperature and time, and cooling rate from the 0-phase region. The nucleation and growth of precipitates have been influenced by the variations of cold work and heat treatment